"Anak itu sebenarnya berasal dari mana. Tidak ada yang menyangka dia berasal dari desa kecil ini." Direktur Zink berkata seraya geleng geleng kepala nya, apa yang di berikan oleh Rizki mampu mengatasi masalah yang mustahil akan pulih lebih cepat.
Pria berusia di atas dua puluh lima tahun yang berdiri sambil memperhatikan pasien yang terkena virus mematikan sedang di periksa kondisinya setelah di beri Sup Listrik Penyambung Nyawa oleh pemuda yang tadi bersitegang dengan nya.
Setelah melihat pasien itu dan di nyatakan sembuh, kini lelaki itu tampak gelisah dan pikiran serta hatinya berkecamuk tak karuan.
"Jangan jangan dia bener bener seorang tabib dewa. Kalau begitu penyakit ku ini.." Ucap Patrick dalam hati ketakutan yang teramat dalam.
"Tabib Dewa Ki.." Patrick mencoba untuk berbicara sopan. Dan Rizki pun bangkit dari duduknya dan menoleh kearah dokter muda yang dari tadi merendahkan nya.
"Sebenarnya hari ini sikap ku menyebalkan begini, karena kemarin malam Istri ku marah dan aku di tendang turun dari ranjang, semoga kau dapat memaafkan ku.." Pinta Patrick berkata dengan pura pura bodoh di hadapan Rizki.
"Tidak akan aku sembuhkan.." Tatapan Rizki begitu sinis kearah Patrick.
"Tabib Dewa Ki. Aku baru berusia 28 tahun dan masih banyak pose dan gaya yang belum pernah kami coba. Aku tidak ingin berakhir menyedihkan seperti ini. Kumohon tolong sembuhkan aku.." Ucap Patrick.
"Asalkan kau mau membantu ku. Aku akan membayar mu dengan harga berapa pun juga.." Sambung Patrick.
"Wajah mu pucat dan bagian bawah mu tidak bertenaga. Salah mu sendiri karena terlalu sering minum alkohol. Aku tidak peduli dengan masalah mu.." Ujar Rizki dengan kesombongan yang di milikinya.
Rizki melangkah menuju pintu keluar sambil berkata.." Aku Bukan Dokter. Tidak memiliki keharusan untuk menyembuhkan orang sakit. Apa yang kulakukan semua atas dasar kemauan dari diriku sendiri.
Patrick dan orang yang ada di ruangan ini hanya bisa terdiam mendengarkan apa yang di katakan oleh Pemuda itu. Buah kesombongan yang di miliki oleh Patrick mampu membuat kerugian bagi dirinya sendiri.
"Sekarang wabah ini telah di tangani. Pasien yang lain nya juga dapat meminum obat dari resep yang telah ku berikan selamat tinggal semuanya.." Ujar Rizki dengan gaya angkuhnya seraya tangannya di naikan ke atas.
"Aku memang buta. Aku justru mencari masalah dengan seorang tabib Dewa. Gawat Gawat penyakit ku ini pasti tidak akan dapat di sembuhkan.." Ucap hati Patrik penuh dengan rasa penyesalan.
Setiap manusia yang mempunyai rasa sipat sombong, arogan dan angkuh, tidak akan membuahkan hasil yang menggembirakan yang ada hanya merugikan diri sendiri.
"Anak muda ini bener bener misterius sangat sulit di tebak. Aku harus bisa berteman dengan nya.." Gumam Direktur Zink melihat kepergian dari Rizki Nasir.
################
Tujuh hari telah berlalu.
Setelah meminum obat dari resep Rizki Nasir sepuluh lebih penduduk desa yang terjangkit virus. Kondisi nya semakin hari semakin membaik. Dan menurut catatan para dokter tidak ada lagi penduduk yang terjangkit.
Krisis wabah yang mematikan itu dapat di selesaikan, para penduduk desa nelayan datang berbondong-bondong untuk sekedar mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas resep obat dari Rizki Nasir itu.
"Tabib Dewa Ki. Aku mewakili seluruh penduduk Desa nelayan ingin berterima kasih.."
"Sudah aku katakan berkali kali. Aku Bukan Dokter atau pun tabib Dewa... Kalian semua terlalu sungkan.." Jawab Rizki Nasir kikuk dengan semua ini.
Kini di desa tempat Rizki Nasir tinggal mulai menyebut Rizki dengan sebutan Tabib Dewa.
Hari pun berlalu, detik berganti menit dan menit pun berubah menjadi jam.. Kini kehidupan di desa nelayan sudah pulih sepenuhnya.
Di halaman rumah Kakek Kes. Pemuda berusia 24 tahun itu sedang bertelanjang dada, dengan di kulit tubuh nya beberapa lintah penyengat darah di simpan.
Tujuan utamanya agar lintah lintah pemakan darah itu, untuk uji coba exfrerimen nya, menguatkan seluruh tubuh nya agar tidak mudah lemah.
"Hiattt...................!
"Isap... Isap...... Isap sekuat tenaga.." Teriak Rizki dengan berdiri dan memasang kuda kuda.
"Fuhhh ..... Satu jam berlalu metode latihan untuk menguatkan anggota tubuh nya selesai juga.
"Karena beberapa hari aku melakukan perawatan. Tubuh yang lemah ini akhirnya menjadi sehat bugar kembali. Tentu saja tidak hanya bagian atas ku saja.." Ucap Rizki seraya tersenyum dan langsung berteriak kencang.
"BERDIRILAH.."
Tongkat panjang di balik celana pun tiba tiba langsung menjadi keras dan Rizki pun tersenyum mengembang.
"Hehehehe bahkan di saat seperti ini dan hanya membayangkan tubuh indah wanita. Adik laki lakiku mengeras berdiri tegak."
"Seorang pria. Tubuh adalah modal yang berharga. Siapa pun tidak ada yang bisa menghalangi adik laki laki ku untuk menerobos setiap inci goa rimbun hitam milik wanita wanita cantik.." Rizki tampak terlihat seringai licik di wajahnya.
**
"Hidung belang ada kabar gembira ada wartawan yang ingin..............
"Mewawancarai mu.........." Mata nya membelalak mulutnya menganga dan seluruh tubuh nya bergetar hebat. Kesya menatap tajam kearah celana Rizki yang tampak terlihat menonjol berdiri keras ke depan.
"DASAR MESUM................!
"Kau melihatku yang sangat menjijikkan dasar mesum.." Teriak Kesya, sambil melempar botol yang ada di hadapannya dan lemparan itu tepat mengenai pusaka warisan milik Rizki Nasir hingga Ia meringis kesakitan.
"Arhk.....................!
"Sial adik laki laki ku yang sudah susah payah aku buat menjadi kuat dan kokoh... Di hancurkan oleh mu dengan cara yang sangat keras.." Ringis Rizki seraya memegang erat celana bagian depannya.
Rizki pun langsung masuk kedalam rumah untuk berganti baju dan menemui para wartawan yang ada di halaman rumah Kakek Kes..
Dua puluh menit kemudian, Rizki pun langsung keluar rumah dan tampak beberapa reporter stasiun televisi sudah menunggu bersama para penduduk Desa nelayan.
"Halo. Nama ku Riani Wang seorang reporter stasiun televisi. Hari ini kami datang untuk melakukan wawancara. Apakah anda punya waktu. Wanita cantik yang memperkenalkan dirinya bernama Riani Wang itu melangkah sambil menyodorkan mic kearah Rizki yang berdiri di hadapan dengan gaya angkuh nya itu.
"Kau mencari ku.?' Pertama tama, ku beritahu. Aku bukan lah seorang tabib dewa. Bahkan seorang tabib pun bukan.! Yang kedua. Aku tidak punya waktu. Silahkan pergi dari sini." Kata Rizki Nasir mengusir wartawan itu.
"Pemilik tubuh ini mungkin di bunuh oleh orang yang mempunyai dendam. Kalau sampai wajah nya tersiar di televisi... Posisi ku akan mudah di ketahui dan orang yang membunuh nya pasti akan datang kembali. Aku tidak ingin hal itu terjadi." Itu yang menjadi alasan ku tidak ingin di wawancarai.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Fina
Ups
2023-05-19
5
kiara_payung
Haha ada saja
2023-04-30
7
Muhammad aka
lanjutkan
2023-04-21
9