Semua menatap kepergian pemuda itu dengan tatapan yang penuh arti, kesombongan yang di tunjukkan oleh Rizki Nasir berbeda tanggapan dengan warga penduduk desa nelayan dan para wartawan itu, bahkan Direktur Zink itu, juga menganggap anak muda Ki terlalu sombong namun karna dirinya sudah merasakan manis pait nya kehidupan, maka sipat yang di milik oleh Rizki Nasir mempunyai alasannya.
Riani langsung membalikkan badannya dan memohon kepada Pak Tua Zink untuk menyembuhkan kedua tangannya yang berubah menjadi hitam lebam.
"Paman Zink. Tolong bantu aku bagaimana menyembuhkan kedua tangan ku ini.."
"Ini...........!!
Exfresi yang di perlihatkan oleh Pak Tua Zink membuat pikiran Riani sedang tersambar petir yang begitu banyak.. Tampak ketakutan tersirat di wajahnya.
"Ah... Aku bener bener sudah Tua. Aku hanya tahu penyebab adalah beberapa jenis obat yang di campur menjadi satu. Tapi jangan kan menyembuhkan nya. Bahkan obat apa saja yang akan menyembuhkan kedua tangan ini, aku bener bener tidak tahu.." Terang Pak Tua Zink menjelaskan nya.
"Tidak mungkin, bahkan Paman Zink. Tidak dapat menyembuhkan nya...." Batin Riani bener bimbang di buat nya.
"Paman sarankan, lebih baik kau masuklah ke dalam bersama nya. Walau pun cara berbicara nya sedikit kasar tapi dia bukan orang jahat. Kalau dia orang jahat, dia tidak akan membereskan masalah wabah di desa ini tanpa pamrih." Ujar Paman Zink memberi saran.
"Uh.... Orang ini sangat menyebalkan sekali.." Keluh Riani.
"BAIKLAH. AKAN KU LIHAT APA YANG AKAN DIA LAKUKAN."
Riani berjalan masuk ke rumah dan tak lama kemudian Ia sudah berada di kamar, tampak pemuda itu membelakangi diri nya.
"Reporter Riani, aku ingin meminta bantuan mu. Sebagai gantinya aku akan menyembuhkan kedua tangan mu." Ucap Rizki setelah tahu wanita reporter itu masuk seorang diri.
"Tangan ku menjadi begini juga karena perbuatan mu. Kau pikir aku akan setuju hah.." Sergah Riani
"Tentu saja kau harus menyetujui nya. Kalau dalam satu jam tidak segera di tangani. Maka kedua tangan mu selamanya akan berubah menjadi seperti itu.." Ancam Rizki dengan kesombongan yang di miliki nya.
Reporter itu diam tak bisa menjawab, di sisi lain apakah Ia akan percaya dengan ucapan yang di katakan oleh pemuda itu, atau kah hanya sebuah omongan belaka dan mengancam dirinya nya saja. Namun Paman Zink pun tidak bisa menyembuhkan nya.
"Aku ingin kau membantu menyelidiki satu orang." Tolong selidiki identitas ku ini.." Ucap Rizki hingga Riani pun tersentak kaget.
"Hah...............!
"Apakah otak mu terganggu! Kau orang yang seperti apa,! Haruskah aku yang menyelidiki nya? Dan apa yang membuatmu berpikir kalau aku dapat menyelidiki nya..?" Tanya Riani bener bener tak masuk akal dan sedikit gila dengan pemuda di hadapannya itu.
"Jangan berpura pura bodoh di hadapan ku Nona Riani. Aku tahu kau bukan lah orang biasa. Kalau tidak mana mungkin orang yang memiliki sipat buruk seperti mu dapat menjadi reporter."
"Aku yakin orang seperti mu, lambat laun pasti akan segera di pecat. Dan juga aku mendengar kalau Tetua Zink itu adalah orang yang sangat penting dan di hormati di dunia kedokteran. Kau bisa begitu dekat dengan nya, bahkan memanggil nya saja Paman Zink serta bisa manja padanya, Kau pasti bukan lah orang biasa.." Kata Rizki menebak Riani dan menjelaskan nya.
"Orang ini bener bener bukan orang sembarangan.." Ucap hati Riani.
"SEJUJURNYA AKU HILANG INGATAN.." Ungkap Rizki.
"Perlu kamu tahu aku tersadar di desa nelayan ini. Ada kemungkinan sebelum nya ada orang yang membuang ku ke laut."
"Awalnya aku berencana bersembunyi di desa ini dan mengumpulkan petunjuk secara perlahan lahan. Namun kedatangan kalian merusak rencana ku. Insting ku mengatakan aku pernah mati sekali dan aku tidak ingin mati untuk kedua kalinya.." Terang Rizki menjelaskan alasan memanggil Riani masuk hanya seorang diri.
"Ka... Kau sedang tidak bercanda kan. Kau bener bener hilang ingatan.?" Tanya Riani terbata bata setelah mendengar penjelasan dari Rizki.
"Kalau dia bener di buang ke laut oleh seseorang musuh yang mendendam pada nya. Kalau begitu orang itu pasti tidak membiarkan diri nya hidup.
"Aku hanya ingin mewawancarai nya bukan bermaksud untuk mencelakai seseorang.." Ucap Riani dalam hati.
Rizki masuk ke dalam WC dan tak lama keluar Ia membawa baskom berisi air serta sudah di campur oleh serbuk obat penawar yang akan menyembuhkan kedua tangan Riani.
"Aku sedang tidak berbohong, lagi pula kalau bukan karena kau bersikeras seperti itu. Keaadaan ku pasti aman aman saja. Jadi kau harus membantu ku.." Kata Rizki seraya menyodorkan baskom yang berisi air dan tampak air itu begitu jernih serta harum tercium oleh hidung Riani.
"Apakah ini obat penawarnya.." Pikir Riani kaget.
"Masukan kedua tangan mu ke baskom ini selama tiga menit.." Titah Rizki.
Riani bener bener terhipnotis oleh obat penawar yang di berikan oleh Rizki tanpa sadar kedua tangannya masuk kedalam baskom itu selama tiga menit.
Luar biasa. Reaksi nya cepat dan hebat sekali seperti cerita dalam novel.
"Aku sudah menyampaikan semua yang ingin ku sampaikan, sisanya ku serahkan kepada mu.." Ujar Rizki, lalu membukakan pintu kamar nya dan mengusir dengan cara halus.
Riani langsung berjalan keluar kamar, melewati Rizki yang berdiri di samping pintu, dengan perasaan malu malu, walaupun awalnya Ia merasa kesal dan emosi kepadanya, namun setelah menjelaskan panjang lebar dari Rizki, dirinya merasa bersalah dan berusaha menebus kesalahannya dengan menyetujui permintaan dari nya.
Sesampainya di luar rumah.. Para warga dan yang lainnya bener bener takjub di buatnya ketika Kedua tangan reporter Riani sudah sembuh, dan para warga pun memuji keahlian tabib Dewa Ki.
"Lihat... Lihat Kedua tangan reporter Riani.." Ucap satu penduduk, melihat reporter itu keluar dari rumah Kakek Kes.
"Bener bener telah kembali seperti semula.." Timpal warga lain.
"Bener seperti Dewa. Tidak di ragukan lagi julukan yang pantas baginya. Tabib Dewa Ki. " Kakek Kes, memuji anak Muda Ki yang tinggal bersama dengan dirinya.
"Rizki Nasir... Mengenai masalah itu. Aku akan berusaha untuk membantu mu.." Riani sesaat menoleh kearah Rizki dan langsung pergi.
"Ayo semua nya kita pergi.." Perintah dari Reporter Riani pun langsung membawa team nya meninggalkan halaman rumah Kakek Kes.
Pak Tua Zink pun menghampiri Rizki untuk bertanya." Anak Muda Ki. Apa yang kau bicarakan dengan Riani.?" Kau meminta nya untuk melakukan apa..?"
"Tetua Zink.. Tidak ada hubungan nya denganmu.! Apakah kau ada masalah..?" Tanya Rizki menatap tajam lelaki bergelar Dokter itu.
"Aku hanya khawatir kalian menimbulkan masalah yang kedepannya akan sulit di bereskan. Apa kau tahu identitas yang sebenarnya wanita itu..?" Tanya Tetua Zink.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
kiara_payung
keren👍👍👍👍👍👍👍
2023-04-30
9
Muhammad aka
gasss
2023-04-21
7
Fina
Mantul lanjut
2023-04-15
9