"Kau........ Siapa yang kau bilang mulut bau. Cepat katakan dengan jelas.." Kerah baju Rizki di tarik paksa oleh dokter arogan itu dengan amarah yang meluap luap, akibat perkataan nya menusuk ke dalam hati dokter muda itu.
"Ditambah dengan Cinnabar, Mutiara Nacre, Polygala Tenuifolia dan Fushen. Dapat membuat mu tidak menjadi terlalu kering.
"Plakk..!!
"Tidak ada yang lebih memahami obat herbal di bandingkan aku. Kalau aku tidak bisa, maka kau lebih parah.." Kata Rizki seraya melepaskan cengkraman tangan dokter muda itu dengan kasar.
Direktur Zink melompat cepat, menarik paksa Patrick untuk menyingkir lalu Ia berkata kepada Rizki dengan exfresi terkejut.
"Anak muda kau adalah seorang tabib.?"
"Tidak. Aku bukan lah seorang tabib. Namun aku hanya saja paham mengenai obat herbal." Ujar Rizki dengan gaya angkuh nya.
"Kalau bukan seorang tabib, bagaimana dengan sangat mudah menyebutkan resep yang sangat sulit begitu. Kau tidak perlu merendah.." Kata Direktur Zink itu.
"Ayo anak muda, ku antar kau untuk melihat penduduk yang terjangkit." Ajak Direktur Zink.
"Mari..." Balas Rizki singkat.
Mereka berjalan keruangan di ujung dari ruangan isolasi, Patrick pun penasaran dan mengikuti dari belakang. Tak lama kemudian mereka sudah tiba, Direktur Zink pun membawa Rizki ke salah satu warga yang sangat parah kondisinya.
"Anak muda bagaimana.?" Apakah kau mengetahui penyebab nya..?" Tanya Direktur Zink setelah memperlihatkan seorang wanita yang terbaring lemas di ruangan itu.
"Bagaimana menurut Direktur Zink..?" Rizki balik bertanya kepada lelaki tua itu, walaupun dirinya sudah mengetahui keadaan pasien itu.
"Cuhh... Ku kira memang memiliki kemampuan, tapi ternyata hanya omongan besar. Kalau tidak mengerti untuk apa kau disini." Timpal Dokter muda dari arah belakang.
Rizki yang sedari tadi memperhatikan kondisi pasien, mendengar suara lalat yang terus menerus mengiung ngiung, menoleh pelan dan berkata.
"KAU BERISIK."
"Kau........ " Tubuh nya gemetaran kata kata Dokter muda itu terbata bata, kini keringat pun bercucuran deras ketika Direktur Zink mulai menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.
"Tidak punya otak dan mengagetkan orang saja. Pada waktu itu memilih dia untuk mendidik nya, seperti merupakan sebuah kesalahan besar.." Rutuk Direktur Zink dalam hati.
"Demam, sakit kepala, pegal linu dan sebagainya adalah gejala yang umum di jumpai pada beberapa penyakit. Kami curiga penyakit ini di sebabkan oleh infeksi virus. Harus menunggu hasilnya keluar baru bisa di pastikan." Terang Direktur Zink menjelaskan kepada Rizki.
"Direktur Zink, aku punya resep obat yang mungkin bisa di coba. Tolong pinjamkan aku kertas dan pena.." Pinta Rizki.
"Baik... Baik.... Itu sangat bagus.."
Tak lama kertas dan pena pun sudah di berikan oleh perawat, Rizki pun langsung menulis nya.
"Ephedra 20 gram. Gingseng 20 gram, Baikal Skullcap 15 gram. Kayu manis 10 gram. Peony Putih 25 gram. Almond 10 gram. Siler 15 gram.
"Rebus dengan tiga liter air, didalam satu mangkuk, di minum sehari tiga kali dan resep ini bernama......
"SUP LISTRIK PENYAMBUNG NYAWA.." Kata Rizki sambil memberikan kertas dan pena nya kepada Direktur Zink itu yang tampak terkejut kaget mendengar resep nama nya itu.
"Sup ini bisa di sebut juga dengan nama SUP PEMBANGKIT NYAWA. Nama itu aku telah mencarinya di data tapi menang tidak pernah ada sebelumnya. Tidak ku sangka ilmu kedokteran yang anak muda miliki memang hebat." Puji Direktur Zink itu.
"Perawat bawa ini dan buatlah sesuai resep, nanti sudah sup nya kasih tahu kepada saya.." Titah Direktur Zink.
"Baik..!
Di meja lain yang di tempati oleh Rizki dan masih satu ruangan dengan Direktur Zink, Patrick hanya bisa meledek dan meremehkan apa yang di katakan dan di perbuat oleh pemuda itu yang mencoba menolong orang orang yang terjangkit.
"Sup Listrik Penyambung Nyawa.! Nama yang jelek dan aneh.." Kata Patrick.
"Hehehehe.. Patrick.. ( Arogan ) kemampuan mu tidak seberapa, tapi kalau soal menghina orang kau memang tidak terkalahkan.." Kekeh Rizki.
"Bajingan kau....." Kesal Patrick.
"Aku bertanya kepada mu. Apakah kau punya istri.?" Kalau punya cepat lah bercerai, kau bisa mencelakai istri mu." Saran Rizki yang membuat Patrick pun marah besar.
"Kurang Ajar.! Apa maksud mu.? Kalau kau tidak menjelaskan perkataan mu barusan. Aku akan melakukan perhitungan dengan mu.." Ancam Patrick.
"Apa saat ini kau merasakan pinggang berat. Kaki bengkak dan buang air kecil tidak lancar. Dan tubuh bagian bawah sering merasakan kedinginan.
"Kau... Kau bagaimana bisa tahu.?" Tanya Patrick tergagap.
"Tidak hanya itu kau juga sering pusing, kualitas tidur mu tidak baik dan sering bermimpi buruk. Jumlah urin yang kau keluarkan di malam hari sangat banyak serta wajah mu pucat.." Terang Rizki, hal itu membuat Patrick berkeringat apa yang di katakan nya memang bener.
"Ini poin pertama buat dirimu dokter arogan dan bodoh. Ada kerusakan dalam ginjal mu, lalu tidak bisa berdiri dengan kondisi mu seperti itu. Kau tidak akan dapat memuaskan istri mu."
"Jadi aku bilang lebih baik kau segera bercerai.!
Penjelasan yang di berikan oleh Rizki semuanya bener tapi karna sipat sombong dan arogansi kekuasaan sebagai dokter muda, membuat dirinya tak mau mengakui nya.!
"O..... Omong kosong.! Aku setiap malam memanjakan nya dan Istri ku selalu sampai memohon mohon belas kasihan.. Kau.. Kau... Jangan bicara sembarangan." Perkataan nya penuh dengan kepalsuan hingga Rizki tersenyum sinis hal itu juga para dokter yang mendengar kan nya ikut berkomentar pedas.
"Di lihat dari exfresi Patrick, sepertinya semuanya memang bener.." Timpal Dokter lain.
"Padahal exfresi wajahnya menunjukkan dia sangat galak, tapi ternyata dia tidak dapat merawat ginjalnya sendiri.. Kasihan sekali.." Komentar komentar pedas pun Ia dapatkan dari para teman dokter nya itu. Hingga wajah nya pucat.
****
"Obat nya sudah siap.." Kata perawat itu datang tiba tiba, membuyarkan perdebatan antara Rizki dan Patrick.
"Cepat... Cepat.... Cepat...."
"Berikan kepada para penduduk yang terjangkit.." Titah Direktur Zink. Antusias semangat empat lima.
Para staf dan perawat serta di bantu oleh dokter dokter ahli, pun hampir satu jam lamanya menunggu reaksi beberapa penduduk yang terjangkit virus mematikan menunggu hasil resep dari master obat.
"Direktur Zink.. Coba anda lihat.." Pinta Suster yang merawat pasien terjangkit virus itu.
Lelaki berusia lima puluh tahunan itu pun bergegas kearah pasien yang terbaring itu.." Wajah nya sudah berubah kemerahan, nafas nya pun lebih teratur saat ini pasien terlihat seperti sedang tertidur. Resep itu ternyata manjur Direktur Zink.." Ujar Suster itu menerangkan kondisi pasiennya yang telah di beri sup obat resep dari pemuda itu.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Fina
mantull
2023-05-19
3
Achmad dadan Ismawan
lanjutkan
2023-05-10
5
Muhammad aka
hahahaha
2023-04-16
9