"Asalkan aku masih hidup. Kalian tidak akan kubiarkan masuk melewati pintu ini.." Gertak Kakek Kes, dengan memasang kuda kuda untuk mempertahankan mereka untuk masuk kedalam rumah nya.
Hugo, langsung maju ke depan, dan dengan satu tangannya Ia mampu membuat Kakek Tua yang berdiri di depan pintu pun di angkat, seraya berkata.
"Kalau hanya kau yang tua renta begini tentu akan mudah sekali."
"Ceklek.. Kreaat.!!
Pintu terbuka, muncul sosok lelaki yang tak jauh berbeda usia nya dengan pemuda yang sedang mengangkat Kakek Kes.
"Hei apa yang kau lakukan pada Kakek tua.." Sosok Pemuda keluar dari pintu hingga Hugo dan orang orang nya di buat rasa penasaran.
"Aku tidak peduli masalah kalian. Tapi Kesya adalah pasien ku! Sebelum kesehatan nya pulih, aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh nya." Tegas Rizki dengan gaya angkuh nya dan tak ada rasa takut sedikit pun kepada orang orang yang berusaha menindas Kakek tua itu.
"Siapa kau.?" Apa hubungan mu dengan Kesya..?" Tanya Hugo dengan kedua mata melotot tersirat ketidaksukaan nya kepada pemuda yang baru keluar dari rumah Kakek tua Kes.
"Kau hanya perlu tahu, bahwa Kesya sedang terluka, dia sekarang adalah pasien ku. Tidak ada izin dari ku kalian tidak boleh menyentuh nya.." Kata Rizki
"Apakah hidung belang itu sedang mencoba melindungi ku.?" Padahal ini tidak ada hubungannya dengan diri nya." Kesya yang bersembunyi di balik tirai jendela dan mendengarkan ucapan dari pemuda mesum itu.
"Hahahahaha.. Mau menakut-nakuti ku.! Di desa nelayan ini aku tidak takut kepada mu.." Tawa Hugo menganggap enteng pemuda itu.
"Kau ingin berkelahi.?" Nyali mu besar juga rupa nya.." Rizki mengeluarkan satu tangannya dari saku celana dan tampak mengepal erat tangannya.
"Apa kau melihat gumpalan debu di tangan ku ini..?" Tanya Rizki setelah kepalan erat itu Ia buka dan perlihatkan kepada Hugo.
"Apa itu..?" Hugo bertanya.!
Rizki langsung meniup nya, ketika Hugo memperhatikan gumpalan debu itu semakin dekat.
"Puhhh...............! Gumpalan debu itu langsung menyebar dan mengenai pada kedua mata dan wajah Hugo.
"Ku beri tahu kau, menyiksa mu itu, hanya perlu sedikit tenaga sebesar meniup debu saja.." Seringai licik di bibir Rizki.
Hugo tampak begitu marah, pada pemuda itu, Ia lalu mengepalkan erat tangannya sambil berkata lantang.
"Sialan kau... Sudah cukup bertingkah. Detik ini akan ku habisi kau.."
Hugo langsung melayangkan tinju nya, namun buru buru di cegah oleh Kakek Hamid.
"Hugo tenanglah..!
"Anak muda kau bukan lah penduduk desa kami. Mengapa kau harus ikut campur.! Jangan jangan kau menyukai gadis itu..?" Tanya Kakek Hamid, exfresi nya penuh dengan rasa penasaran kepada pemuda itu.
"Cara anak muda ini membuat Hugo marah, agak terlihat sedikit aneh.." Batin Kakek Hamid bergejolak.
"Aku tahu apa yang ingin kau katakan, tenang saja.... Wanita seperti itu. Aku sama sekali tidak menyukai nya." Kata Rizki seraya jemput nya menunjuk kearah jendela dimana Kesya sedang mengintip.
"Hei... Hidung belang apa maksudmu.?" Apa maksudmu dengan. WANITA SEPERTI ITU. " Teriak Kesya tidak terima dengan perkataan Rizki.
Rizki hanya mengacuhkan teriakan dari Kesya, Ia justru ingin mengetahui seberapa besar Kakek Tua Kes meminjam uang pada nya.!
"Memang nya.... Kakek Kes sudah meminjam uang berapa banyak.?" Apakah perlu sampai membawa orang sebanyak ini.?" Tanya Rizki santai cara bertanya dan membereskan permasalahan yang sedang terjadi.
"Hmmmmmmm.. Ini... Dua juta rupiah..!
"Apa kata mu dua juta. Utang sebesar dua juta dan kau menginginkan cucu orang lain.." Rizki bener bener marah kepada lelaki tua kakek dari Hugo itu.
"Kalian... Kalian bener bener tidak tahu malu. Kalian semua dari penduduk desa yang sama dan menindas Kakek dan cucu nya. Apakah otak kalian di simpan dalam dengkul.." Teriak Rizki.
Darah mendidih di tubuh dan pori pori Hugo, perkataan dari pemuda itu telah tertutup hati nurani nya. Ia mengepalkan erat tangannya.
"Tidak peduli apa yang kau katakan. Hari ini Kesya akan menjadi milikku.." Hugo maju dua langkah dan hendak memukul Rizki dari arah belakang.
"Hidung belang hati hati.." Teriak Kesya dari jendela.
"Tidak ku sangka dan duga kau memperdulikan ku.." Ucap Rizki tersenyum manis.
"Hah, siapa yang memperdulikan mu.! Cepat sembunyi.! Tubuh mu yang kecil itu tidak akan dapat menahan serangan nya.." Kata Kesya memberitahu kan nya.
"Yaa terima kasih atas pemberitahuan nya itu, tapi kamu lihatlah apa yang akan terjadi.." Kata Rizki, lalu kedua matanya terpejam.
"A... Apa yang telah terjadi... Tubuh ku tiba tiba tidak dapat bergerak." Hugo berkata terbata bata.
Rizki membuka matanya dan membalikkan badannya, lalu ia berkata dengan tersenyum sinis kepada Hugo.
"Sudah ku katakan kepada mu. Menyiksa mu hanya sedikit tenaga sebesar meniup debu saja.
Semua mata menatap tajam kepada Hugo yang tak bisa bergerak tersungkur ke tanah serta menahan rasa sakit yang teramat dalam, seluruh tubuh nya bergetar hebat.
"Hugo kau tidak apa apa kan.?" Cepat bangun." Kata Kakek Hamid kebingungan.
"Kakek..... Aku tidak bisa bangun dan seluruh tubuhku tidak ada tenaga sama sekali.." Ucap Hugo masih bersimpuh di atas tanah.
"Kenapa kau tiba tiba bisa jatuh seperti itu.! Pasti anak sialan itu yang melakukan nya." Timpal lelaki tua lainnya yang di datangkan oleh Kakek Hamid.
"Anak sialan itu mengerikan sekali.." Timpal yang lain nya juga.
"Apa yang telah kau lakukan pada Cucu ku.?" Cepat pulih kan dia.! Kalau tidak, aku akan melakukan perhitungan dengan kalian.." Gertak Kakek Hamid seraya mengancam.
Tak ada rasa takut sedikit pun di hati Rizki ancaman dari Kakek Hamid itu, Ia diam membisu bukan takut tapi sedang memikirkan cara, untuk melunasi hutang Kakek Kes yang kini dia hidup di rumahnya.
"Anak muda Ki. Kita semua adalah penduduk dari desa yang sama. Tidak perlu membuat masalah sampai sebesar ini... Lihatlah Kakek tua ini." Pinta Kakek Kes, mencoba untuk memulihkan anak muda bernama Hugo itu dan seraya memegang pundak Rizki.
"Hmmmm..." Rizki bergumam seraya memaksa dengan kasar tangan Kakek Kes untuk lepas dari pundaknya dan memperlihatkan tangannya sebelah kanannya sedang mengepal erat.
Kakek Kes melihatnya itu, seolah olah anak muda yang berusaha melindungi dirinya dan Cucu nya itu tersinggung akan sikap permohonan yang di katakan oleh nya.
"Karena aku tidak mendapatkan kerugian apa pun.. Kali ini aku tidak akan melakukan perhitungan dengan kalian.." Kepalan erat itu lalu Ia buka dan di arahkan kepada tubuh Hugo, tampak serbuk hitam warna warni terlihat dan menyebar keseluruh tubuh Hugo.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
anugrah
gasss
2023-04-18
4
anugrah
aku suka gaya mu Rizki
2023-04-18
4
Kar
lanjut
2023-04-08
10