Ekspresi wajah Rizki bener bener tampak kesal dan marah, pikiran di otak nya semerawut, namun di kehidupan yang lalu, perempuan seperti ini bukan satu kali dua kali dia menghadapi nya. Seribu cara licik yang ada di otaknya agar perempuan itu mau meminum obat yang telah di buat oleh kakek nya atas resep dari milik nya sendiri.
"Benar kah. Kalau kamu tidak ingin obat dalam. Apakah kau mau ku oles Kam obat luar.?" Seperti nya Sang Dewi masih ingin merasakan pengalaman sebelumnya.?" Apa kau ingin sekali lagi memeriksa luka mu.?" Kata Rizki bertanya kepada gadis keras kepala itu dengan seringai wajah licik nya itu.
Kesya seketika tersentak kaget, keringat nya kembali bercucuran di wajahnya dan kedua pipi nya merona merah. Lelaki mesum itu perkataan nya tak bisa di anggap enteng dan akan melakukan bagaimana cara nya agar keinginan nya tercapai.
"Jan... Jangan mendekat. Kau jangan mendekati. Baiklah aku akan meminumnya.." Pasrah Kesya menjauh sedikit dari lelaki mesum anggapan dirinya.
"Hehehehe.. Itu lebih baik, nie mangkuk obat nya.." Rizki menyodorkan kearah Kesya.
"Baiklah. Aku akan minum, apa masih belum cukup, hah.." Keluh Kesya tapi Ia mengambil mangkuk yang di berikan oleh Rizki.
"Bener bener, apa dia menjadi ketagihan melepas celanaku.! Dasar hidung belang mesum." Umpat Kesya dalam hati seraya meminum obat.
"Anak muda. Luka Cucu ku tidak parah kan..?" Tegur Kakek tua dari belakang punggung Rizki.
"Tidak apa apa, hanya saja masih butuh proses pemulihan. Saat ini juga aku tidak memiliki tempat tinggal.. Kau tidak keberatan kan. Aku menumpang di rumah mu beberapa hari saja.?" Kata Rizki menjelaskan sekaligus meminta ijin untuk sementara waktu tinggal seraya mengobati Cucu Kakek tua itu sampai pulih seutuhnya.
"Tidak masalah, asalkan bisa menyembuhkan gadis kecil. Menumpang berapa lama pun tak masalah." Ucap Kakek tua itu dengan perasaan yang sangat lega.
"Terima Kasih..!
###
Malam pun telah tiba, semua sudah terlelap dalam tidurnya masing masing, di sebuah kamar berukuran kecil seorang gadis yang mungkin usia belasan tahun itu dan baru saja masuk kuliah semester satu, dengan pakaian tidur yang begitu sexsi tertidur seraya mengigau dengan apa yang telah terjadi siang itu.
"Hidung Belang uhkk...."
"Tidak boleh melepas celana ku.." Dalam mata terpejam dan pikiran terbawa akan mimpi yang mungkin indah ayah menakutkan yang di rasakan oleh Kesya gadis berusia 19 tahun itu.
Sedangkan di kamar sebelahnya, pemuda dewasa berusia 25 tahun dengan membaringkan tubuh di atas kasur lantai, dan hanya bertelanjang dada saja, kedua mata masih terbelalak belum terpejam karna pikiran dan hati yang terus menghantui apa yang sebenarnya terjadi.
"Kalau memang aku bener bener melewati ruang dan waktu... Lalu kalau begitu siapa sebenarnya pemilik tubuh ini.
"Menurut Kesya dan Kakek nya, aku bukan lah penduduk dari desa ini. Kalau begitu, kenapa aku bisa terbangun di atas gunung ini.? Dan aku merasa tubuh ku sangat lemah, seperti setelah meminum banyak minuman beralkohol. "Astaga. Terlalu banyak minum alkohol.." Ucap hati Rizki refleks dia bangun dari tempat tidur nya dan exfresi wajah nya sulit untuk di artikan.
"Pantas saja saat melihat Kesya. Aku merasa sangat bergairah ternyata karena tubuh ini. Aku yang dulu, walaupun jarang dekat dengan perempuan, tapi aku tidak pernah merasa semesum ini." Ucap lagi Rizki dalam hati dan merasa kesel dengan tubuh yang kini menimpa roh nya itu.
Rizki bangkit dan berdiri pikiran pikiran nya terus memacu pada sebuah pertanyaan tentang pemilik tubuh ini."
"Jangan jangan aku berada di dalam tubuh seorang buaya darat yang sangat mesum sekali.?" Aku jadi khawatir kalau pemilik tubuh ini telah di bunuh dan mayat nya di buang di atas Gunung.
"Tidak bisa. Aku harus mencari tahu kebenaran nya.." Ucap nya lalu merebahkan kembali diri nya di atas kasur lantai.
***
Tak terasa pagi pun telah datang mentari di pagi itu sudah menyinari Bumi di perdesaan tempat di mana pemuda jenius itu hidup kembali dengan tubuh orang lain.
"Kakek Tua Kes. Cepat keluar.." Teriak sangat keras dari luar rumah.
"Kalau kau tidak keluar, kami akan menerobos masuk.." Teriak terdengar kembali oleh Rizki yang masih terbaring di kasur lantai.
"Sial.! Pagi pagi begini mengganggu orang tidur saja.." Rutuk Rizki dengan mata masih terpejam.
Sementara di luar rumah, Kakek tua yang mendengar teriakkan beberapa orang langsung keluar dan menghadapi seorang diri.
"Kakek Tua Kes. Jangan salahkan aku tidak memperingati mu. Batas waktu dua hari telah sudah berlalu." Kata lelaki setengah tua seumuran Kakek Kes, berdiri dengan angkuh.
Kakek, Kes. Hanya berdiri mematung, Ia bener bener bingung saat ini.
"Kembalikan uang nya, atau kau serahkan cucu mu itu kepada kami." Lelaki tua itu berjalan dengan di ikuti oleh para anak buahnya.
"Setan Tua, Mid. Apa maksud mu membawa begitu banyak orang bersama mu.?" Apakah kau ingin melakukan kekerasan hah.." Teriak Kakek Kes itu dengan tubuh gemetaran.
"Hei Setan Tua Hamid. Ku beri tahu kau. Uang tidak ada. Apalagi cucuku.! Aku tidak akan menyerahkan cucu ku untuk membayar hutang.." Ucap Kakek Kes dengan berterus-terang.
Gadis kecil yang ada di kamar itu, lalu bangkit dari tidur nya dan membuka jendelanya, untuk mengatakan sesuatu agar lelaki yang seumuran dengan Kakek nya itu bisa meredakan emosi nya.
"Kakek Hamid.... Apakah kau bisa memperpanjang batas waktunya. Aku jamin akan mengembalikan segera saat kami memiliki uang yang cukup.." Pinta Kesya dengan senyuman di buat.
"Gadis kecil, kau sebaiknya menerima Hugo.! Dia telah menyukai mu sejak kecil, dan dia pasti akan memperlakukan mu dengan baik.." Saran dari kakek Hamid kepada Kesya yang meminta kebijaksanaan dari dirinya.
"Ya.. Kesya.. Aku Hugo berjanji pasti akan memperlakukan mu dengan baik.." Kata pemuda yang di kenalkan oleh Kakek Hamid dengan postur tubuh tinggi dan berotot.
"Kakak Hugo. Aku sudah berkali kali mengatakan kepada mu.! Aku tidak memiliki perasaan seperti itu terhadap mu. Kumohon kau jangan seperti itu.." Ujar Kesya tersenyum pias serta kedua tangannya di lipatkan tanda memohon maaf.
Kakek Hamid mendengar jawaban dari gadis kecil yang di sukai oleh Cucu nya itu, seketika murka dan langsung membalikkan badannya untuk memberi perintah kepada orang orang yang telah ia bawa.
"Tidak tau di untung. Cepat masuk dan ambil Kesya, hari ini kita harus menikah kan mereka berdua." Kakek Hamid semangat empat lima memberi perintah.
"Hahahahahah... Kesya akhir menjadi milikku. Semua nya cepat masuk.." Teriak Hugo.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Rafi Saputra
ups
2023-04-29
4
anugrah
Mantul gass
2023-04-18
5
Kar
lanjut
2023-04-08
10