Cinderella dan Calon Ketua Mafia
Cinderella, panggil saja Ella, menatap lekat pusaran sang Ayah yang meninggal beberapa tahun lalu. Hanya tampak gundukan tanah dengan beberapa bunga kamboja. Ingin rasanya Ella memberi taburan bunga untuk sang Ayah, tapi Alena si Ibu tiri tidak pernah memberikan uang sepeserpun padanya.
Semenjak kepergian sang Ayah, Ella di perlakukan buruk bak pembantu. Lena sengaja tidak memberi uang pada Ella agar gadis yang di sebutnya sumber kekayaan tidak bisa kabur.
Sang Ayah mewariskan rumah dan isinya pada Ella. Sebuah usaha mini market juga sudah atas nama Ella sehingga mau tidak mau, Lena harus memikirkan cara untuk menyingkirkan Ella lebih dulu sebelum menguasai harta nya.
Saat niat untuk membunuh terencana, Lena malah berbalik haluan ketika seorang pengusaha minyak menginginkan Ella menjadi Istrinya. Kehidupan mewah sudah pasti melambai-lambai ke arahnya. Lena mengurungkan niatnya, dia ingin merawat Ella sampai berumur 19 tahun lalu menjodohkannya dengan si pengusaha minyak tersebut.
"Ayah. Bisakah Ayah kirimkan penolong untukku." Ucap Ella pelan dengan berderai air mata. Dia berusaha mengeringkan pipinya namun air dari sudut matanya tidak juga berhenti mengalir." Aku tidak mau menikah dengan lelaki yang seumuran dengan Ayah. Wanita itu memaksa ku. Satu bulan lagi. Aku hanya punya waktu satu bulan." Eluhnya seakan berbicara dengan sang Ayah.
Sebuah kebebasan di janjikan tapi apa bedanya? Toh Ella akan menjadi Istri si pemilik perusahaan minyak bernama Prapto. Mungkin saja kehidupannya semakin buruk sebab Prapto memiliki puluhan Istri.
"Apa aku salah Yah. Ingin hidup normal. Menyelesaikan kuliah dan menikah dengan orang yang ku inginkan."
Tidak adanya tempat berkeluh kesah membuat Ella kerapkali datang ke pemakaman. Lena membatasi pergaulan karena tidak ingin Ella memiliki hubungan dengan lelaki lain. Jangankan untuk berpacaran, berteman dengan sesama gadis pun di larang keras. Sampai-sampai Lena mewajibkan Ella memakai pewarna kulit agar kecantikannya tertutupi.
"Tolong kirim seseorang Yah. Aku mohon."
Setelah mengucapkan itu, Ella terlihat berdiri lalu mengusap nisan sejenak kemudian berjalan pergi. Besok adalah hari pertama dia masuk kuliah ke universitas ternama. Lena bilang jika itu hadiah karena kepatuhan Ella. Tapi entahlah? Sebab mimik wajah Ella tidak memancarkan kebahagiaan.
🌹🌹🌹
Nay menatap lemah ke arah Darrel yang tidak menunjukkan sikap menyesal. Dia kembali terlibat perkelahian hanya karena berebut wanita. Sungguh sikapnya jauh dari Kai yang cenderung dingin. Anak semata wayangnya bak penjahat wanita yang suka bergonta-ganti pasangan.
"Tundukkan kepalamu Darrel!!!" Teriak Kai geram. Menatap tajam ke arah Darrel yang malah tersenyum simpul.
"Papa bilang aku tidak boleh menundukkan kepala."
"Tapi aku orang tua mu!!" Sungguh Kai merasa muak melihat kelakuan Darrel. Meskipun untuk hal ketangkasan sudah teruji, namun yang melemahkan adalah ketika Darrel di hadapkan dengan seorang wanita.
"Sudahlah Pa. Aku menyukai gadis itu. Papa bilang harus mengejarnya sampai dapat."
"Hanya untuk satu nama bukan banyak nama!"
"Mereka semua sangatlah cantik." plaaaaaakkkkkk!!! Meski tamparan di hadiahkan. Kepala Darrel masih tegak menatap Kai. Dia sudah terlatih menerima berbagai kekasaran." Aku serius Pa." Imbuhnya malah tersenyum simpul. Nay mendekat lalu menatapnya tajam. Sehingga seketika kepala Darrel di tundukkan.
Sungguh aneh, sebab Darrel lebih patuh pada Nay daripada Kai. Padahal seharusnya dia memperlakukan keduanya sama rata. Tapi nyatanya dia hanya tunduk pada Ibunya saja.
"Astaga Nak. Kenapa kamu mengucapkan itu."
"Aku sudah jujur Ma."
"Lihat Mama! Jangan menunduk!" Pinta Nay setengah berteriak. Rasanya dia terlalu memanjakan Darrel sampai membuatnya menjadi lelaki brengsek.
"Ya. Mama sangat cantik." Alan tertunduk menahan tawa sementara Kai duduk lemah sambil mencengkram erat kepalanya yang mendidih.
"Berapa umurmu?"
"27."
"Berhentilah bermain-main." Pinta Nay tegas.
"Kata Mama tidak masalah asal masih dalam batas normal."
Nay membebaskan Darrel berpacaran asalkan jangan sampai mengenal adegan ranjang. Nay mengira jika Darrel tidak mungkin bisa menjadi play boy mengingat watak Kai begitu kaku. Tapi rupanya kebebasan itu membuat Darrel lepas kendali sampai-sampai kerapkali membuat masalah.
"Cukup Darrel. Mama bilang berhenti memacari mereka. Kamu itu penerus kekuasaan Papamu."
"Darrel paham Ma. Aku sudah terlatih. Tanyakan pada Paman." Menunjuk ke arah Alan.
"Ya lakukan sesuai keinginan. Kau lupa kalau Mamamu juga seorang wanita?" Seketika mata Darrel membulat ketika menyadari manik Nay yang berkaca-kaca. Dia tidak sampai hati melihat Nay bersedih.
"Maaf Ma. Jangan menangis." Pintanya pelan.
"Fokus pada kuliahmu. Tahun ini kamu harus lulus dengan nilai terbaik. Kalau tidak, Mama tidak mau lagi melihat mu." Nay beranjak dari tempatnya lalu berjalan menaiki anak tangga. Darrel hendak menyusul tapi teriakan Nay menghentikan langkahnya." Jangan ikuti Mama." Kai tampak berdiri, menatap Darrel sejenak kemudian mengikuti langkah Nay.
"Kenapa begini sih Paman? Apa salahku?" Alan merangkul pundak Darrel seraya tersenyum.
"Wanita satu-satunya obyek yang bisa melemahkan."
"Aku hanya bermain-main."
"Silahkan berprotes pada Mamamu." Darrel menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sebejat apa perbuatan, sekalipun dia tidak pernah membantah permintaan Nay.
"Ini tidak seru."
"Daripada membuang waktu, akan lebih baik kamu fokus belajar dan melatih ketangkasan."
Gelar Mafia yang di sandang Kai membuat Alan menempatkan orang untuk mengawal Darrel ketika berada di lingkungan Universitas. Beberapa dari mereka menjadi mahasiswa di sana. Mereka membentuk organisasi untuk melatih Darrel jika nantinya Kai memberikan kekuasaan penuh.
"Paman tahu kalau untuk hal itu aku sudah terlatih? Apa salahnya memberi warna pada hidup. Aku hanya tidak ingin menjadi patung seperti Papa." Alan tersenyum simpul. Tangannya menepuk-nepuk punggung Darrel lembut.
"Orang yang kamu sebut patung sudah memberikan kemudahan untuk hidup mu."
"Bisakah kehidupan ku berkurang warna merahnya."
Terkadang Darrel belum memahami akan takdir yang harus di jalani. Dia masih saja sulit untuk di kendalikan ketika Kai menyuruhnya bersembunyi sedikit dari publik.
Darrel tidak tahu kalau semenjak dia lahir di dunia, banyak kalangan yang menginginkan dia mati. Butuh ekstra kerja keras untuk melindunginya dari musuh-musuh Kai yang tentu menginginkan kematian Darrel, satu-satunya penerus kekuasaan sang ketua Mafia.
🌹🌹🌹
Lena meletakkan sebuah botol kecil ke pangkuan Ella yang tengah duduk merenung di kamarnya. Dia memang bahagia sebab esok hari pertama memasuki kuliah. Namun pernikahan yang sudah terencana satu bulan lagi, memberatkan otaknya.
"Gunakan itu pada wajahmu besok." Menunjuk ke pipi.
"Apa ini?" Tanya Ella pelan. Dia enggan memanggil Lena dengan sebutan Ibu atau Mama.
"Kau tidak boleh tampil cantik. Kau tidak boleh punya teman karena hidupmu sudah menjadi milik Prapto." Ella tertunduk. Sengaja dia memakai baju lusuh begitupun warna kulit yang sengaja di buat gelap. Tapi rupanya itu tidak cukup untuk memuaskan hasrat penyiksa si Ibu tiri.
"Kulitku sudah seperti ini. Apa harus di tambah?" Segera saja Lena menempeleng kepala Ella hingga sampai terjungkal.
"Buat tanda lahir yang besar agar penghuni kampus menjauhi mu. Ingat ya Ella. Kuliah ini hanya agar lelaki dungu itu tidak curiga." Ucapan Lena di tujukan pada Arya, orang kepercayaan Almarhum Ayahnya yang bertugas memantau keadaan Ella agar hak waris tidak di salahgunakan.
"Bagaimana kalau Kak Arya tahu?"
"Jangan sampai dia tahu! Kau yang akan ku bunuh." Ella mengangguk patuh. Seraya melirik ke sebuah buku yang tergeletak di meja.
Semoga dia tidak melihatnya. Buku itu mungkin bisa menjadi jalan agar aku bisa terlepas dari sini..
Tanpa Lena ketahui, Ella kerapkali mempelajari sebuah buku bela diri yang di dapatkannya dari seorang pedagang kaki lima. Tidak ada lagi yang bisa Ella lakukan kecuali berusaha menjaga dirinya sendiri. Dia berencana kabur pada malam pernikahannya. Namun jika itu gagal di lakukan, tidak ada pilihan lain kecuali menerima.
🌹🌹🌹
Mohon dukungannya agar cerita ini bisa berlanjut 🤗🙏 Terimakasih ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Oh Dewi
Dicari: Naskah yang layak terbit untuk dijadikan buku.
Syarat dan ketentuan:
Sudah tamat dan Penulis belum di kontrak/sedang tidak terikat kontrak dengan penerbit manapun.
Jenis naskah yang dicari:
1. Novel;
2. Kumpulan Puisi;
3. Kumpulan Cerpen;
4. Naskah non Fiksi, dll.
Jika bersedia harap segera menghubungi saya via DM instagram (@dwafril) atau laman chat yang tersedia pada platform ini.
AE Publishing Cab. Gresik
*paling lambat 15 Agustus 2023
2023-08-10
0
ERNY TRY SANTY
hai kak aq mampir LG nih,aduh seneng nya ada ceritanya ank kai ,nai😍😍. semngt kak💪
2023-07-17
1
Yunita Indriani
halo kak aku mampir, di cerita Bella n Nathan pun masih ada nay n kai
2023-04-08
1