Bagian 9

"Saya mencintai nya." Jawab Ella lirih hampir tak terdengar. Dia menganggap jika Nay juga Kai sama halnya seperti Prapto yang suka mengunakan kekuasaan untuk menjerat dalam hal keburukan.

Aku tidak mau mengenal siapapun di sini. Mereka hanya akan menambah berat masalahku.

Ella menyamakan rasa ketika dirinya baru bertemu Pak Prapto dulu. Dia ingat lelaki itu sering datang ke rumah. Mengobrol banyak hal dengan sang Ayah mengenai perkerjaan atau sekedar membicarakan hobi. Dia tidak menyangka jika lelaki yang cukup di hormati malah melingkarkan belenggu yang terasa memuakkan.

Sama halnya seperti sikap Prapto. Ella menganggap jika kehangatan dan rasa simpati yang di tunjukkan Nay adalah hanya cover untuk mencapai tujuan tertentu.

Aku tidak yakin dengan jawaban itu. Batin Nay mencoba memasang senyum meski dia tidak menerima jawaban dari Ella.

"Berapa umurmu Ella." Tanya Nay lebih lanjut. Terdengar hembusan nafas berat berasal dari Kai yang sebenarnya malas ikut campur.

"19 tahun."

"Kamu suka menikah muda."

"Sudahlah Baby. Kenapa menanyakan hal itu." Sahut Kai menegur.

"Tidak apa kan Pak Prapto saya bertanya?"

"Oh tidak masalah silahkan." Jawabnya dengan senyum palsu.

Sementara Darrel sendiri lebih fokus pada kedua tangan Ella yang memegang lengan Prapto. Sedikit ganjil sebab jemari Ella terkadang merenggang seakan tidak nyaman. Wajah tertunduk juga senyum canggung tentu menyita perhatian Nay yang sejatinya seorang wanita berhati peka.

Kenapa dia berbohong? Batin Darrel bertanya-tanya.

"Mungkin Em dengan menikah dengan Pak Prapto.. Saya.. Menemukan figur seorang Ayah." Nay mengangguk-angguk seraya tersenyum dan menatap mimik wajah Ella. Dia ingin mendapatkan jawaban dari sana.

"Mau ikut dengan ku. Kita berjalan-jalan di sekitar sini." Nay mengulurkan tangannya ke arah Ella.

"Saya..."

"Tidak apa sayang. Bu Naysila orang yang baik." Setelah mendapatkan persetujuan dari Prapto. Perlahan jemari Ella terlepas dari lengan yang sebenarnya tidak ingin di sentuh.

"Ingat Baby kita hanya sebentar." Jika bukan karena laporan dari Alan, Kai tidak mungkin menghadiri pesta. Dia hanya ingin tahu penampakan Ella dengan jelas. Sesuai penjelasan Darrel, Kai juga mengira tidak ada yang mencurigakan dari sosok Ella. Dia hanya seorang gadis rapuh dengan postur tubuh kecil.

"Iya sayang. Hanya sebentar." Hembusan nafas kasar kembali lolos. Kai merasa muak. Tentu saja begitu. Berada di sekeliling orang yang tengah memakai topeng kepalsuan.

Tapi rupanya di balik persetujuan Prapto terselip niat terselubung. Jarang sekali dia bisa bertatap muka dengan Kai sehingga Prapto berusaha menahan sedikit kepergiannya dengan memanfaaatkan Ella.

Setelah kepergian Nay juga Darrel, Alan terlihat mendekat. Bukan hanya itu saja, beberapa anak buah sudah tersebar di sekitar dan membaur dengan para tamu undangan.

"Kapan-kapan kita bisa liburan ke luar negeri bersama. Saya mengharapkan itu terjadi agar hubungan kerja sama semakin erat." Kai tersenyum simpul. Maniknya memperhatikan Nay yang tengah menawari Ella dengan berbagai sajian yang ada di sana.

"Istriku tidak suka berpergian."

"Oh begitu." Prapto terkekeh seraya memikirkan topik obrolan selanjutnya." Mungkin sesekali saya di perbolehkan datang ke rumah." Lanjutnya tidak menyerah meski sesungguhnya dia muak melihat kekakuan sikap Kai.

"Aku tidak berminat." Prapto mati gaya. Jawaban Kai terdengar mengesalkan padahal kerja sama keduanya begitu baik. Prapto sampai menyebut dirinya orang yang paling dekat dengan Kai padahal itu hanya ada angan semata.

Memang keduanya kerapkali di pertemukan tapi dalam rapat penting atau hal yang menyangkut perkerjaan. Di luar itu, sekalipun Kai tidak pernah membuat janji apalagi harus berpergian dengan Prapto.

"Astaga Tuan Kai terlalu kaku. Saya sering kok menghabiskan waktu bersama relasi lain. Seperti membuat pesta di puncak dan berlibur bersama."

"Lakukan itu dengan mereka."

"Ingat Tuan Kai, saya ini sahabat karib Ayah mu. Seharusnya tidak masalah berkunjung sesekali." Kini tatapan Kai berubah menjadi tajam menusuk.

"Untuk apa? Kau ingin mencari apa?! Aku masih berhubungan baik karena aku menghormati mu."

"Saya tidak mencari apapun. Saya hanya ingin menjalin keakraban seperti dulu."

"Lakukan itu di kuburan Ayahku, jangan menuntut ku bersikap sok manis." Alan tertunduk seraya tersenyum. Tuannya tidak banyak berubah ketika di hadapkan dengan wajah munafik seperti Prapto. Perubahan besar hanya terlihat ketika dia bersama Nay, satu-satunya wanita yang bisa melunakkan kekakuan hatinya.

Sementara Nay sendiri mencoba mengobrol santai walaupun terasa lebih sulit. Ella hanya menjawab pertanyaannya dengan singkat tanpa ada embel basa-basi.

"Kamu ingin bertemu Bos ku kan. Dia orangnya." Sahut Darrel yang sontak membuat wajah Ella panik. Dia tentu takut Nay mengadu pada Prapto lalu sampai ke telinga Lena.

"Sudah saya katakan tidak jadi. Saya ingin menerima perjodohan ini." Nay malah tersenyum. Ternyata Darrel bisa memicu perdebatan.

"Oh."

"Jangan campuri urusan saya." Kalimat ketus yang terlontar semakin membuat Nay tergelitik hatinya. Tidak mudah bagi para gadis menolak putra semata wayangnya yang memiliki ketampanan di luar batas normal.

"Bukan mencampuri urusan. Ibu hanya menawarkan pertolongan."

"Terimakasih." Jawab Ella singkat. Sontak dia menoleh ketika Nay menyelipkan sebuah kartu nama di tangannya.

"Hubungi nomer itu kalau kamu berubah fikiran." Imbuhnya setengah berbisik.

"Saya tidak punya ponsel." Ella hendak mengembalikan kartu nama namun Nay menolak.

"Simpan saja." Nay mengisyaratkan Ella untuk menyelipkan kartu nama pada lipatan gaunnya.

"Hm."

"Aku berjanji akan tutup mulut Ella. Ini rahasia dan ku pastikan tidak akan sampai ke telinga Ibu mu." Ella menghela nafas panjang.

"Dia bukan Ibu saya." Ella berhenti memanggil Lena dengan sebutan Mama semenjak sang Ayah pergi meninggalkannya. Kehangatan yang di suguhkan Lena berganti menjadi penyiksaan tanpa ujung.

Nay memasang senyum ramah ketika Prapto melambai ke arahnya. Tanpa banyak bicara dia menggiring Ella kembali ke tempat awal. Bergegas saja Kai berdiri agar segera bisa pergi.

Wajah tertekan kembali di perlihatkan. Lagi lagi Ella tertunduk seakan tidak ingin melihat wajah Prapto yang duduk tepat di sampingnya.

"Kita pergi, ini terlalu lama." Pinta Kai pelan.

"Pestanya bahkan belum di mulai Tuan Kai."

Segera saja Kai mengiring Nay keluar yang otomatis di ikuti Darrel juga Alan. Setelah mereka masuk ke dalam mobil, barulah Darrel berani berbicara banyak sambil menyetir.

"Hentikan penyelidikan. Aku merasa gadis itu tidak penting." Pinta Kai pada Alan yang tengah menyetir.

"Lanjutkan saja." Sahut Darrel cepat. Dia melirik ke arah Alan seraya tersenyum simpul.

"Jangan berulah Darrel! Gadis itu bukan ancaman."

"Tetap lakukan Alan. Aku merasa dia tertekan. Siapa wanita yang menjadi Ibu tirinya?" Tentu saja Kai langsung bungkam ketika Nay sudah angkat bicara.

"Saya tidak tahu Bu. Saya hanya bisa memasang CCTV di setiap sudut pagar. Itupun tanpa suara." Nay mengangguk-angguk.

"Untuk apa Baby?"

"Gadis itu butuh pertolongan."

"Dia berkata tidak." Jawab Kai cepat. Dia malas di repot kan dengan urusan tidak seberapa penting.

"Aku tidak meminta persetujuan mu sayang. Biar aku yang bergerak." Mana mungkin begitu. Sekalipun Kai tidak pernah membiarkan Nay keluar rumah tanpa pengawalan darinya.

"Mustahil seperti itu."

Perdebatan mulai terdengar. Darrel hanya bisa tersenyum begitupun Alan. Perbedaan sifat yang saling bertabrakan, nyatanya bisa bersatu sampai menciptakan sebuah hubungan yang kuat mengakar.

Nay dengan sikap sosial nya sementara Kai anti sosial. Itu semua bisa melebur karena rasa cinta Kai yang teramat besar pada Nay. Bisa di pastikan perdebatan berakhir seperti apa?

"Ya baik lakukan sesuka mu." Tentu saja Kai memilih mengalah daripada perdebatan akan berbuntut panjang.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

ERNY TRY SANTY

ERNY TRY SANTY

duh klo nay udh turun tangan ...siap" aja lena SM si Prapto jd daging cincang 😄

2023-07-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!