Bagian 8

Entah berapa lama waktu yang di butuhkan. Ella enggan menatap jam dinding dan hanya bersikap selayaknya patung.

Berkali-kali para pegawai melontarkan pujian namun Ella tidak merespon karena terlalu takut dengan apa yang menghadang di depan jalan hidupnya.

"Astaga Nona cantik sekali." Puji pemilik salon sambil membetulkan hiasan rambut. Bersamaan dengan itu, seorang pegawai lainnya datang bersama Prapto.

Ella berpaling, enggan melirik apalagi menatap. Kecantikan yang di miliki tidaklah berarti jika kehidupan bebas tidak dapat dia rasakan.

"Ayo sayang." Pinta Prapto setelah menyelesaikan pembayaran. Dia meraih jemari Ella yang kembali di tolak kasar.

"Jangan menyentuh! Saya mohon!"

Prapto terkekeh meski di dalam hati terselip dendam. Dia berjanji akan membalas sikap buruk Ella setelah pernikahan. Sebuah penyiksaan menjijikan terencana sebab Prapto ingin menggagahi Ella dengan cara ekstrim.

Lihat saja! Akan ku buat milikmu berdarah-darah. Aku ingin mendengar rintihan mu.

Sungguh keji rencana Prapto. Niatnya menikahi sudah sangat buruk. Sudah bisa di pastikan jika dia bukan tertarik apalagi mencintai Ella. Prapto hanya ingin menuruti hasrat ketertarikan pada sosok gadis belia seperti Ella.

.

.

.

.

.

Singkat waktu, setibanya di tempat tujuan. Mobil Prapto berhenti di sana namun kunci otomatis belum tampak di tombol oleh si supir.

"Aku minta kamu bersikap baik. Di sana banyak relasi penting. Kita harus tampil serasi dan jangan mempermalukan ku." Pinta Prapto sebelum turun.

"Tidak bisa Tuan. Saya tidak bisa berpura-pura."

"Jangan main-main kamu." Prapto mengeluarkan senjata api lalu menodongkannya pada kening Ella." Kebebasan mu akan kau dapatkan dengan cara lain. Ku kirim kau ke akhirat agar kau bisa berkumpul dengan keluarga mu." Imbuhnya kasar.

Ella tertunduk seraya menghela nafas panjang. Dia tidak ingin mati agar wasiat terakhir Ayahnya bisa di penuhi.

Kamu harus tetap bahagia walaupun kebahagiaan itu berusaha menjauh. Kejar keinginan mu. Jangan berhenti sampai kamu mendapatkannya.

Hanya perkataan itu yang menjadi semangat Ella hingga perencanaan kabur sudah di fikirkan. Tapi tetap saja semua membutuhkan pertimbangan yang matang karena dia sadar Prapto bukan orang sembarangan yang mudah di hindari.

"Ya baik." Dengan segala keterpaksaan Ella menjawabnya.

"Pegang lengan ku jangan di lepas. Aku ingin para relasi iri padaku karena calon Istri ku sangatlah cantik." Ella hanya mengangguk patuh sambil menahan gemuruh hebat di hatinya. Dia berharap akan ada orang kaya baik yang mau menolongnya terlepas dari masalah meskipun itu mustahil terjadi.

Prapto turun lalu membukakan pintu untuk Ella. Sesuai permintaan, tangan kecilnya memegang erat lengan besar Prapto meski untuk senyum tidak dapat dia perlihatkan.

Ketika keduanya mencapai aula gedung. Sebagian besar tamu berdecak kagum dengan kecantikan Ella yang mirip boneka berjalan. Namun raut wajah Ella juga menjadi sorotan, sebab sejak tadi secuil senyuman tidak tampak.

"Astaga anakmu cantik sekali." Sapa salah satu relasi. Prapto terkekeh kecil sebelum menjawab pertanyaan tersebut.

"Dia bukan anakku tapi calon Istri ku." Seketika si relasi tersenyum aneh. Dia merasa Prapto benar-benar sakit jiwa karena tega menikahi gadis yang tampak rapuh.

"Oh maaf Pak Prapto." Gila sekali lelaki tua ini. Dia lebih pantas menjadi Istri ku. "Jadi, em Pak Prapto akan menikah lagi?" Tanyanya lagi.

"Ya. Untuk apa punya kekuasaan tapi tidak di manfaatkan." Si relasi tersenyum. Menatap Ella dan menyadari keterpaksaan bersarang di mimik wajahnya.

"Siapa nama nya, boleh saya tahu?" Prapto menoleh dan mengisyaratkan Ella untuk menjawab.

"Saya Ella."

"Oh. Nama yang cantik." Ella mengangguk tanpa ekspresi.

"Em Tuan Kai belum datang? Saya tidak melihatnya." Sejak awal tiba, Prapto mencari keberadaan Kai untuk menarik simpatik agar perusahaan miliknya semakin berkembang pesat.

"Beliau selalu datang di akhir. Biasa, em takut kecantikan Istrinya di nikmati." Prapto tersenyum simpul. Salah satu alasan kenapa dia begitu menginginkan Ella.

Ella lebih cantik dari Bu Naysila. Dia fikir aku tidak bisa mengunggulinya? Lihatlah, calon Istriku cantik dan muda.

Prapto tergolong seseorang yang cukup akrab dengan Kai. Tapi di balik itu, terselip perasaan dengki akan pencapaian yang Kai raih. Apalagi banyak dari para relasi memuji-muji Kai yang di anggap pintar memilih Istri. Sehingga sifat iri dan dengki pada otak Prapto semakin menguasai.

Baru saja namanya di sebut. Kai terlihat hadir bersama Naysila juga Darrel. Kedatangan tentu di sambut hangat dengan wajah palsu para tamu.

Tentu saja. Penguasa dunia bisnis meluangkan waktu untuk menghadiri pesta. Orang-orang munafik pun berusaha memasang wajah seramah mungkin, berusaha mencari simpatik Kai agar perusahaan bisa terdongkrak naik.

Sejak awal masuk, Darrel menyadari keberadaan Ella di sana. Sungguh di luar kuasa, nafasnya berhembus kasar ketika sosok Ella memperlihatkan penampakan aslinya.

Ah tega sekali Ibu tirinya menyuruhnya berpenampilan buruk.

Batin Darrel seraya menarik lengan kedua orang tuanya. Dia ingin kembali mengingatkan untuk tidak mengakuinya sebagai anak melainkan pengawal pribadi.

"Berapa kali kamu katakan itu?" Jawab Kai berbisik.

"Ya sayang. Bukankah kamu memang selalu meminta itu?" Sahut Nay menimpali. Darrel selalu meminta kedua orang tuanya mengakui sebagai pengawal selayaknya Alan. Padahal Kai memang menutup rapat jati diri Darrel untuk keselamatan.

"Aku takut Mama lupa." Aku juga tidak mau Ella mengetahui jati diriku. Lebih baik dia menganggap ku sebagai mata-mata.

"Mana mungkin."

"Arah 11." Pinta Kai berbisik. Nay menatap sesuai ucapan dan melihat Prapto bersama Ella yang sampai sekarang masih di curigai sebagai penyusup.

Nia..

Entah kenapa Nay langsung teringat pada anaknya. Dia merasa wajah Ella dan Nia memiliki kemiripan.

"Apa itu teman sekolah mu sayang." Tanya Nay memastikan.

"Ya Ma. Ternyata lelaki itu calon Suaminya."

"Dia mirip Nia." Ucap Nay tersenyum manis.

"Kakak ku."

"Ya sayang. Nia pasti akan secantik itu. Yang jadi perbedaan hanya warna rambut."

"Oh. Ingat Ma. Panggil aku nama jangan sayang. Mereka mendekat." Ujar Darrel kembali mengingatkan.

Sementara Ella sendiri sontak memasang wajah tegang ketika menyadari keberadaan Darrel. Dia merasa takut jika Darrel berkata macam-macam.

Namun ketika Darrel memberikan isyarat tutup mulut dengan jari telunjuk. Membuat perasaan Ella sedikit tenang meski masih tersisa rasa takut.

"Akhirnya bisa bertemu juga di sini." Sapa Pak Prapto seraya menjabat tangan Kai erat begitupun Nay.

"Em ya. Terpaksa datang." Tentu saja jawaban ketus Prapto dapatkan.

"Memang memuakkan berada di sekeliling orang yang tidak di kenal."

Apa dia bos Kak Darrel? Beruntung aku tidak meminta bantuan padanya. Ternyata mereka memang saling mengenal.

Begitulah tanggapan Ella. Baju sederhana yang Darrel pakai tentu membuatnya menebak begitu.

"Siapa gadis ini?" Tanya Kai tanpa basa-basi. Dia menatap Ella dari atas sampai bawah.

"Dia calon Istri ku." Darrel mengeluarkan nafas panjang. Ada sesuatu yang aneh tengah bergejolak seakan dirinya tidak rela Prapto mengucapkan kalimat tersebut.

"Serius Pak Prapto? Saya rasa umurnya masih belasan tahun." Bukan hanya Darrel yang terkesima, sebab Nay sendiri menatap Ella dengan senyum mengembang. Dia seakan berhadapan dengan Nia, anaknya.

"Mau bagaimana lagi jika itu menyangkut selera." Prapto terkekeh dan merasa bangga.

"Siapa namamu sayang." Nay mengulurkan tangannya ke arah Ella.

"Saya Ella Bu." Kali ini Ella menyambut uluran tangan tersebut.

"Ella kamu cantik sekali. Ibu jadi teringat dengan anak Ibu yang meninggal puluhan tahun yang lalu."

"Em begitu." Ella hanya tersenyum canggung lalu kembali menunduk. Wanita ini sikapnya hangat. Seperti jabatan Mama.

"Berati kalian saling mencintai." Tidak biasanya Nay melontarkan pertanyaan privat seperti sekarang.

"Tentu saja. Dia sudah lama kehilangan sosok Ayah."

"Memang seorang Suami harus mampu menjadi banyak figur. Dari teman bercerita, sahabat, partner terbaik dan paling penting mampu mengayomi selayaknya Ayah kandung." Sindir Nay yang sebenarnya sudah mengetahui keterpaksaan Ella menerima perjodohan." Kamu mencintainya Ella." Kini tatapan Nay fokus pada Ella. Ayo mintalah bantuan. Akan ku keluarkan kau dari jeratan lelaki ini. Aku tidak rela melihatmu bersedih seperti itu meskipun ini pertemuan pertama kita.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Yunita Indriani

Yunita Indriani

jijik kali SM si aki peot ini, kamu mau bikin Ella berdarah'. hmmm yg ada beo kecil mu yg dipotong" SM nay nanti, Uda ga sabar liat nay beraksi kembali Thor😁

2023-04-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!