Darrel duduk berjongkok di hadapan Ella. Wajahnya begitu dekat dan hanya menyisakan beberapa inci. Ella membalasnya dengan tatapan tanpa ekspresi. Walaupun Darrel begitu tampan, namun keterpurukan membuat hatinya mati sejak lama.
"Untuk apa kamu ingin tahu?" Tanya Darrel sambil tersenyum, lebih mendekatkan lagi wajahnya sampai bibir keduanya hampir menempel. Di luar dugaan, Ella tidak menghindar dan masih berada pada posisi yang sama sehingga Darrel memutuskan berdiri. Gadis ini tertekan. Apa karena perjodohan itu?
"Minta tolong." Jawab Ella hampir tidak terdengar.
"Tolong apa?" Darrel ingin tahu sementara Ella mengurungkan niatnya.
"Lupakan Kak." Aku tidak ingin melibatkan seseorang. Kalau Bos mereka sama seperti Pak Prapto bagaimana? Bisa saja mereka berteman baik.
"Nanti ku sampaikan pada Bos." Bersamaan dengan itu, pintu gudang terbuka. Sebuah bungkusan di berikan pada Ella. Dia memeriksa baju yang mirip dengan miliknya juga pewarna kulit.
"Saya mau berganti baju." Pintanya pelan.
"Hm oke."
Belum sampai Darrel mencapai pintu, Ella sudah melepaskan kaos yang di kenakan. Entah kenapa Darrel malah menoleh dan semakin terkesan dengan warna kulit yang menyilaukan mata. Namun itu hanya sesaat, sebab sebelum pintu gudang di tutup, dia melihat beberapa bekas memar.
Apa dia di siksa Ibu tirinya.
Sepuluh menit kemudian, Ella terlihat keluar. Dia memberikan laptop yang sudah rusak Darrel.
"Tolong servis saja Kak. Tidak perlu di ganti. Mungkin masih bisa di perbaiki." Pinta Ella pelan. Ano menghela nafas panjang. Si gadis cantik kini berubah menjadi buruk.
"Ya. Oke. Pertanyaan ku belum kamu jawab."
"Saya permisi."
"Hei tunggu." Darrel menarik lengan Ella dan memegangnya erat." Jawab dulu." Pintanya memaksa.
"Jawab apa?"
"Kalau kamu setuju. Akan ku laporkan pada Bos."
"Tidak Kak terimakasih." Kini Ella menunjukkan senyum simpul.
"Kenapa?"
"Lelaki yang akan menjadi Suami saya sangat berkuasa. Saya akan mencari jalan lain saja." Ella menyingkirkan tangan Darrel dan melangkah pergi tanpa perduli pada banyak lelaki yang tengah memperhatikan.
"Ku rasa dia bukan musuh Tuan Kai." Ucap Ano menimpali.
"Ya."
"Penyelidikan di batalkan?" Tanya Ano memastikan.
"Tetap lanjutkan. Aku ingin tahu siapa lelaki yang akan menikahinya." Darrel berjalan pergi mengikuti kemana Ella melangkah. Jiwa sosial yang di turunkan dari sifat Nay kini berperan. Dia tergelitik untuk menolong Ella tanpa di minta. Ekspresi tertekan yang di perlihatkan membuatnya iba.
Ella sendiri tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika Agatha di bawa masuk ke dalam mobil mewah. Nafasnya berhembus lembut. Dia yakin akan tersandung masalah atas perbuatannya tadi.
Ini bukan salahku... Ucapnya dalam hati. Memilih duduk di sudut taman karena kelas selanjutnya baru di mulai setengah jam lagi. Bagaimana kalau wanita itu di panggil dan aku tidak di perbolehkan kuliah.
Ella hanya diam. Menatap mahasiswa yang berlalu lalang sambil memikirkan kekhawatirannya. Baru kali ini dia tersandung masalah sebab sebelumnya Ella memilih menghindar dari pergaulan.
Beban yang mungkin di anggap ringan terasa memberatkan. Tidak masalah kalau seandainya ini menimpa gadis normal tanpa masalah. Namun di sini Ella sudah menanggung beban selama bertahun-tahun.
Apa keputusan kuliah ini salah? Apa aku harus mengiyakan pernikahan agar tidak mendapatkan masalah seperti sekarang.
"Rasanya..." Eluh Ella kembali menghembuskan nafas berat sampai dadanya seketika sesak.
"Hei!!!" Suara buruk itu memecah kegalauan hati Bella. Dua orang gadis berjalan menghampirinya dan berdiri tepat di depannya." Kau Ella kan?" Tanyanya kasar.
"Ya."
"Kau apakan teman kami? Akibat perbuatan mu, Agatha harus masuk rumah sakit."
"Saya hanya membela diri. Dia menghajar saya tadi."
"Omong kosong! Mana mungkin kami percaya!!"
Tanpa mereka sadari, Darrel memperhatikan dari balik pohon. Dia merasa Ella bisa mengatasi semuanya dan memilih pergi menuju kepala dosen untuk mengurus masalah yang menimpa Ella.
"Kau akan di keluarkan dari sini!!"
"Ini bukan salah saya Kak."
"Agatha bilang kau yang melakukannya. Keluarganya tidak terima dan akan memprosesnya ke jalur hukum."
Mimik wajah Ella seketika panik. Dia sudah membayangkan bagaimana kemarahan yang di dapatkan dari Lena, Ibu tirinya.
Tanpa kesalahan saja dia sudah di umpat habis-habisnya setiap harinya apalagi kini Ella tersandung masalah dan mungkin melibatkan pihak berwajib.
"Saya hanya berusaha membela diri Kak. Tolong bilang pada teman Kakak untuk..."
"Kau akan membusuk di penjara." Keduanya terkekeh penuh hinaan. Ingin melayangkan tamparan tapi terlalu jijik melakukannya
Itu alasan kenapa sampai sekarang Ella jarang tersandung masalah. Hampir semua teman sekolahnya menghindar bahkan jijik menyentuhnya.
Wanita itu akan mengurungku di gudang. Aku tidak mau. Di sana gelap dan banyak tikus juga kecoak.
Ella menatap kepergian dua orang teman Agatha. Wajahnya masih tanpa ekspresi. Hatinya di liputi rasa takut namun tidak tahu harus berbuat apa.
Apa aku meminta bantuan Pak Prapto saja daripada wanita itu marah. Ah tidak, mereka sama saja. Aku malas bertemu lelaki tua itu.
Tiba-tiba Darrel duduk di sampingnya sehingga membuat Ella menggeser tubuhnya menjauh.
"Bagaimana? Kamu berubah fikiran?" Tanya Darrel menginginkan Ella meminta bantuan padanya.
"Berubah apa Kak?"
"Meminta bantuan pada Bosku."
"Tidak Kak terimakasih. Saya tidak ingin masalah ini semakin rumit."
"Siapa lelaki itu? Em selain aku punya misi, aku juga ketua keamanan di sini. Aku berniat membantu mu, sungguh." Ella menggeleng seraya tersenyum simpul." Aku tidak suka pada hal yang berbau pemaksaan juga pembullyan." Imbuhnya menyakinkan namun rasanya gagal, sebab Ella masih tidak merespon." Aku bicara padamu." Ucapnya tidak berhenti.
"Ya Kak. Mungkin saya akan kabur saja."
"Terlalu beresiko. Em anak buah Bosku banyak. Mereka akan membantu mu."
Memang Darrel mengakui kecantikan Ella. Namun sikap yang di tunjukkan sekarang bukan semata-mata karena hal itu.
Darrel merasa kasihan dengan kondisi Ella yang harus rela menjadi buruk karena tekanan Ibu tirinya. Apalagi dia tidak membenarkan sebuah perjodohan yang kesannya terlihat memaksa.
"Terimakasih atas sarannya Kak. Em saya permisi, kelas akan di mulai."
Terdengar helaan nafas panjang ketika Ella meninggalkan Darrel begitu saja. Sorot matanya menatap sosok itu lekat sampai Ella menghilang dari pandangannya.
"Bodoh atau keras kepala, ah biarkan saja. Yang penting aku sudah menawarkan dan menebus kesalahan ku dengan membebaskannya atas tuduhan."
Darrel memberikan bukti rekaman video ketika Agatha melakukan pembullyan pada Ella sehingga kini tuduhan berbalik arah. Selain menunjukkan bukti tersebut, Darrel juga mengancam akan membawa kasus ini lebih dalam lagi kalau keluarga Agatha ingin memperbesar masalah.
Kepala dosen hanya mampu mengangguk tanpa bisa memutuskan. Meski dia tahu bagaimana kekuasaan Kai, namun keluarga Agatha satu-satunya pihak yang bisa memberikan keputusan.
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Yunita Indriani
lanjut kak
2023-04-10
0