LORONG TAK BERUJUNG

LORONG TAK BERUJUNG

BAB 1 : GADIS CANTIK JELITA

Siang hari ini tanpa mendung dan sang surya memancarkan sinarnya dengan sangat terik. Namun penghuni kota Bandar Lampung tetap tidak melupakan tanggung jawab buat memperbaiki nasib demi anak dan istri di rumah yang menantikan sesuap nasi dan sepotong ayam goreng yang belum tentu setahun dalam sekali mereka bisa nikmati bersama keluarga. Dan bagaikan di pacu oleh semangat membara dengan satu kata "Demi Keluarga" untuk memburu keberuntungan yang mungkin saja bukan milik setiap orang walau usaha sudah di lakukan dengan maksimal akan tetapi semua hanya sebagai sesuatu mimpi dalam harapan yang tidak pernah akan diraih.

Seperti hal nya seorang pemuda bernama Rangga masih di bawah terik sinar matahari yang panasnya menyengat sampai terasa membakar kulit, dia melangkah gontai mendekati halte bis yang terlihat ramai dengan sesak manusia yang menanti sesuatu yang tidak pasti adanya. Sebentar dia mengeluh panjang, sebentar pula dia menghusap jidatnya yang basah oleh keringat. Di tangan kanannya memegang map berwarna merah sembari memperhatikan kendaraan roda empat dan roda dua yang lalu lalang di depannya.

Sebuah mikrolet tua berjalan lirih di depannya bagai hidup segan mati pun tak mau. Dan Rangga tidak ingin menunggu lebih lama lagi di bawah halte bis itu. Karena itu dia segera menyetop mikrolet tua itu lalu menaikinya dan baru saja duduk di dalam mikrolet tua yang berjalan maju dan mundur karena sudah di makan usianya, dari sudut mata Rangga tampak seorang gadis manis nan jelita indah mempesona yang duduk di hadapannya. Di sudut mata Rangga jelas sekali gadis itu telah memberikan isyarat klasik untuk hati agar merespon di dalamnya. Dengan profil sang gadis sedikit berwajah lonjong namun menawan dengan hidung mancung berkesan. Rambut sang gadia terurai harum semerbak di hempaskan angin sepoi-sepoi penuh harap dan matanya bening yang indah bersanding alis yang lentik sungguh sangat-sangat menawan hati setiap orang yang melihatnya dan tidak terkecuali dengan hati Rangga.

Detik-detik selanjutnya tanpa disadari mata sang gadis itu tertumbuk arah pada mata Rangga yang masih menampakkan kekaguman yang sangat akan makhluk cintaan Sang Kuasa terlihat begitu sempurna. Sepintas gadis itu menepiskan muka kesamping, kantas dia tertunduk sebentar. Mata Rangga memandang orang-orang yang ramai berlalu lalang. Tapi sebenarnya, perasaannya hanya tertuju pada gadis di depannya tersebut karena dengan menggerakkan kepala dan menatap ke arah gadis itu, hati Rangga menjadi teramat sejuk bagai kemarau yang panjang menjadi sirna di hempaskan hujan sekali saja.

Matanya yang indah itu memancarkan serobu alasan menjadikan sebuah harapan untuk bisa mendekati atau berkenalan, apalagi di saat Rangga melihat gadis itu menjadi tersipu malu saat mata mereka saling bertemu. Pipinya yang merah jambu ranum membuai angan-angan Rangga ingin mencumbunya dan bibirnya yang senantiasa mengulum basah menggetarkan jantung Rangga menghujam sampai di dalamnya.

Setiap mata mereka saling bertemu, senyuman malu gadis itu menghiasi di wajahnya.

Lalu mata Rangga turun ke bawah untuk memandang betis gadis itu yang ditumbuhi bulu-bulu meremang hitam nan halus. Sepatu coklat tua berhak tinggi sungguh sangat benar-benar serasi dengan lekuk seksi dengan potongan tubuhnya yang indah.

Hanya duduk dalam lanunan dan angan-angan kosong yang bisa dan mampu di perbuat oleh Rangga terhadap gadis itu dan dalam hati Rangga mengharapkan mikrolet tua itu berjalan dengan santai agar agak lama masuk ke terminal dengan begitu Rangga bisa terus memandang kecantikan gadis itu dengan sedikit leluasa.

Rangga berharap mikrolet tua itu akan mogok atau pecah ban dan tidak ada satu pun kendaraan lainnya yang lewat sampai malam, sehingga dia dapat agak lama bersama dengan gadis itu. Bisa saling berbincang-bincang panjang kali lebar kali tinggi dan alangkah damai dan menyenangkan sekali bila hal tersebut bisa menjadi kenyataan. Panas teriknya sinar sang surya siang itu tidak lagi di rasakan Rangga karena setiap kali pandangan matanya bertemu dengan mata gadis itu suasana hati dan kepala menjadi berubah super-super sejuk dan nyaman.

Rangga ingin sekali duduk di sebelah gadis itu akan tetapi perasaan malu yang menahan hati dalam keinginannya.

Rangga mulai resah dan khawatir tanpa sebab yang jelas pikirannya tidak menentu, apa lagi di saat mikrolet tua berhenti dan menaikkan ke dalamnya seorang penumpang laki-laki berkumis tipis. Anehnya, perasaan Rangga seakan-akan di tikam belati yang sangat tajam menghujam jantungnya, bagaimana tidak? Lelaki yang berkumis tipis tersebut duduk di sebelah gadia itu lalu seakan mulai mencari-cari perhatiannya pada hal gadia itu sedang di inginkan oleh Rangga.

Rangga mulai terlihat resah dan gelisah, gadis itu sempat mencuri pandang dengan Rangga dan terlihat tersipu malu yang membuat Rangga menelan ludahnya terasa manis pada hal biasanya tak ada rasa.

Tapi mendadak kemanisan itu berubah menjadi kesulitan untuk melepaskan permasalahannya, saat melihat tangan lelaki berkumis tipis yang duduk di sebelah gadis itu dengan sengaja melingkar di belakang pundaknya. Rangga mendongkol atas sikap lelaki yang duduk di sebelah gadis itu terasa terusik dengan rasa cemburunya akan tetapi Rangga tidak punya kuasa untuk berbuat apa-apa. Dia tak punya hak untuk melarang lelaki itu untuk tidak berlaku demikian. Hanya Rangga memberanikan diri menatap mata gadis itu.

Sorotan mata Rangga tajam setajam silet yang menorehkan luka di kalbu, gadis itu tak kuasa untuk bersitatap lebih lama. Dia merasakan ada sesuatu yang tidak diinginkan dari sorot mata Rangga ya seakan sorotan mata itu di landa kecemburuan yang sangat. Oh...! gadis itu lantas berpura-pura tidak nyaman oleh tangan lelaki yang duduk di sebelahnya.

"Maaf...!" Kata gadis itu sambil menutup jendela dan lelaki berkumis tipis itu hanya tersenyum ramah namun ada sedikit banyak terlihat rasa kecewa.

Gadis itu selesai menutup jendela, melempar pandang ke mata Rangga yang sejak tadi mengawasi hampir tanpa berkedip. Bibir gadis itu mengambang senyuman yang ampuh tiada lawan dan Rangga membalas dengan senyuman penuh arti dalam penyampaiannya.

Lelaki yang duduk di sebelah gadis itu telah cukup lama turun. Meski pun demikian Rangga masih merasa malu untuk memberanikan diri duduk di sebelah gadis itu.

Lelaki apakah aku ini?

Bukankah dia telah memberikan kesempatan dan harapan buatku untuk mendekatinya?

Kenapa aku takut?

Rangga ingin bangkit dan berpindah tempat agar dapat duduk di sebelah gadis itu, namun pantatnya tidak mau juga untuk beranjak dari duduk. Hanya sorot matanya yang penuh bara pesona menghiasi makna tatapan Rangga.

Gadis itu kembali tersipu sambil mengulum senyum dan mata yang nakal sempat singgah pada tonjolan benda lunak yang membusung tertutup kaos biru berlengan pendek. Alangkah menantangnya dan rok bawahan yang panjangnya di bawah lutut berwarna hitam, masih sempat memperlihatkan kakinya yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang meremang hitam menciptakan sebuah getaran yang bermasa cukup lama di dalam dada Rangga.

Sebelum mikrolet tua mendekati rambu lalu lintas perempatan lampu merah, gadis itu menyuruh sopir mikrolet tua itu menghentikan mobilnya. Setelah membayar ongkosnya gadis itu sempat melempar senyum manis kepada Rangga dan berlalu turun menuju tempat yang menjadi tujuannya. Rangga seperti merasa kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya sebab pertemuan itu hanya sekali dan sulit untuk bisa terulang lagi.

Bukankah di Bandar Lampung ini banyak manusia dengan segala macam kesibukannya?

Sulit bagi Rangga untuk mengulangi kenyataan yang sangat berkesan di hati itu kembali dan Rangga akan selalu mengingat bahwa hari ini dia berjumpa dengan seorang gadis yang cantik jelita yang sulit untuk dilupakan dalam ingatannya begitu saja.

Ketika mikrolet tua telah memasuki terminal Raja Basah Kota Bandar Lampung. Rangga turun dari mikrolet tua itu dengan bermalas-malasan. Rasa terik sinar sang surya kembali dia rasakan setelah gadis itu hilang dari pandangannya. Tapi kali ini Rangga tidak mau membuang waktu lagi, bergegas dia naik ke dalam bis kota jurusan Raden Intan pada niatnya semula.

Sepanjang perjalanan, Rangga selalu melamunkan wajah gadis itu.

Kapankah lagi perjumpaan itu bisa terjadi? demikian harap Rangga dalam kebimbangan di karenakan gadis itu telah mencabik-cabik hati dan membakar dengan api asmara akan perasaannya.

Terpopuler

Comments

an-nna

an-nna

hadir

2023-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : GADIS CANTIK JELITA
2 BAB 2 : TERLALU MAHAL
3 BAB 3 : NAMAKU CINDY
4 BAB 4 : SEBUAH KENYATAAN
5 BAB 5 : CETUSAN NALURI
6 BAB 6 : KETIDAKPASTIAN
7 BAB 7 : SANDIWARA TANPA CINTA
8 BAB 8 : MERASA PESIMIS
9 BAB 9 : PISTOL DI SAKU KIMONO
10 BAB 10 : CINTA DAN NAFSU
11 BAB 11 : PELURU NYASAR
12 BAB 12 : GELORA CINTA
13 BAB 13 : SIKSAAN BATIN
14 BAB 14 : PULANG KAMPUNG
15 BAB 15 : INGATAN HENDRY
16 BAB 16 : AYAH KUMAT LAGI
17 BAB 17 : PENGAKUAN RANGGA
18 BAB 18 : SEBUAH PENGORBANAN
19 BAB 19 : RASA TANGGUNGJAWAB
20 BAB 20 : RANGGA BEBAS
21 BAB 21 : NIAT HATI
22 BAB 22 : TANAH PEMAKAMAN
23 BAB 23 : PERJODOHAN ZAHRA
24 BAB 24 : JALAN PINTAS
25 BAB 25 : JALINAN MANIS
26 BAB 26 : KOMPROMI DULU
27 BAB 27 : SEBUAH PERKENALAN
28 BAB 28 : TIDAK SECEPAT ITU
29 BAB 29 : KEJUJURAN HATI
30 BAB 30 : BERTEMU FADLY
31 BAB 31 : SEMUANYA SUDAH BERLALU
32 BAB 32 : RASA SYUKUR
33 BAB 33 : MERANTAU
34 BAB 34 : SAYA TIDAK TAHU
35 BAB 35 : KESETIAAN CINTA
36 BAB 36 : ANTARA MISKIN DAN KAYA
37 BAB 37 : SAYA AKAN MENUNGGU
38 BAB 38 : KEBAHAGIAAN HIDUP
39 BAB 39 : TERLALU PAGI CINTAMU TUMBUH
40 BAB 40 : GADIS PERAWAN
41 BAB 41 : SEKUNTUM BUNGA
42 BAB 42 : VILLA DI PUNCAK
43 BAB 43 : PEMUDA IDAMAN AMANDA
44 BAB 44 : PEMUDA MISKIN
45 BAB 45 : BERPIKIRAN LUAS
46 BAB 46 : TERUSIR DARI RUMAH
47 BAB 47 : RUMAH KONTRAKAN
48 BAB 48 : MENDAPAT PEKERJAAN
49 BAB 49 : GAJIAN PERTAMA
50 BAB 50 : RATAPAN MEMILUKAN
51 BAB 51: ANAK YANG HILANG
52 BAB 52 : TANPA SYARAT
53 BAB 53 : SATU JAM LAGI
54 BAB 54 : PUTIH ABU-ABU
55 BAB 55 : OVERDOSIS
56 BAB 56 : GARA-GARA LONTONG
57 BAB 57 : TUKANG LONTONG
58 BAB 58 : TERNYATA ITU MASALAHNYA?
59 BAB 59 : AKHIR PENANTIAN
60 BAB 60 : MENGANGKAT BAHU
61 BAB 61 : PERSIAPAN YANG PANJANG
62 BAB 62 : SESUATU
63 BAB 63 : SATU TANYA TANPA JAWABAN
64 BAB 64 : PERTANYAAN YANG ANEH
65 BAB 65 : JADI RUWET
66 BAB 66 : PERTENGKARAN TERBUKA
67 BAB 67 : PERTENGKARAN MEMANAS
68 BAB 68 : POIN YANG LAIN
69 BAB 69 : PERASAAN ASING
70 BAB 70 : TITIK TERENDAH
71 BAB 71 : AMPUN DEH!
72 BAB 72 : KEISENGAN BALQIS
73 BAB 73 : SAAT PEMBALASAN
74 BAB 74 : LHO? KOK JADI BEGINI?
75 BAB 75 : TITIK!
76 BAB 76 : PASANG BADAN
77 BAB 77 : KENANGAN LAGI
78 BAB 78 : KETIADAAN ENDING
79 BAB 79 : HAI, DARLING HONEY
80 BAB 80 : JIWA ADALAH KEKAL
81 BAB 81 : ORANG GILA
82 BAB 82 : KUNCUP MAWAR ITU!
83 BAB 83 : PUTUS ASA
84 BAB 84 : PERISTIWA ULANG
85 BAB 85 : CEWEK GEBETAN GUE!
86 BAB 86 : SAYA HAMIL, DOKTER?
87 BAB 87 : MENUNGGU KEPASTIAN
88 BAB 88 : MEMINTA KEPASTIAN
89 BAB 89 : SEBUAH RENCANA
90 BAB 90 : STATUS HUBUNGAN
91 BAB 91 : TIDAK ADA KESEMPATAN
92 BAB 92 : AKU JIWA YANG LARA
93 BAB 93 : BERTEMU NABILA
94 BAB 94 : BERITA TAK TERDUGA
95 BAB 95 : PERTANGGUNGJAWABAN
96 BAB 96 : BIARLAH! BIARLAH!
97 BAB 97 : BERTEMU NABILA
98 BAB 98 : PERNIKAHAN SEMU
99 BAB 99 : MENCARI PEKERJAAN
100 BAB 100 : BANTUAN RANTI
101 Bab 101: KERAS HATI
102 BAB 102 : BERHENTI BEKERJA
103 BAB 103 : LELAKI PENGECUT
104 BAB 104 : TAMBAH BURUK
105 BAB 105 : JUJUR DAN TULUS
106 BAB 106 : SEBILAH SEMBILU
107 BAB 107 : APA LAGI?
108 BAB 108 : SEBUAH KESEPAKATAN
109 BAB 109 : TEROMBANG AMBING
110 BAB 110 : KUTUKAN TUHAN
111 BAB 111 : MIMPI YANG INDAH SEKALI
112 BAB 112 : BERTINDAK BIJAKSANA
113 BAB 113 : PERTEMUAN TERAKHIR
114 BAB 114 : KAMAR PERSALINAN
115 BAB 115 : KEPUTUSAN AKHIR
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB 1 : GADIS CANTIK JELITA
2
BAB 2 : TERLALU MAHAL
3
BAB 3 : NAMAKU CINDY
4
BAB 4 : SEBUAH KENYATAAN
5
BAB 5 : CETUSAN NALURI
6
BAB 6 : KETIDAKPASTIAN
7
BAB 7 : SANDIWARA TANPA CINTA
8
BAB 8 : MERASA PESIMIS
9
BAB 9 : PISTOL DI SAKU KIMONO
10
BAB 10 : CINTA DAN NAFSU
11
BAB 11 : PELURU NYASAR
12
BAB 12 : GELORA CINTA
13
BAB 13 : SIKSAAN BATIN
14
BAB 14 : PULANG KAMPUNG
15
BAB 15 : INGATAN HENDRY
16
BAB 16 : AYAH KUMAT LAGI
17
BAB 17 : PENGAKUAN RANGGA
18
BAB 18 : SEBUAH PENGORBANAN
19
BAB 19 : RASA TANGGUNGJAWAB
20
BAB 20 : RANGGA BEBAS
21
BAB 21 : NIAT HATI
22
BAB 22 : TANAH PEMAKAMAN
23
BAB 23 : PERJODOHAN ZAHRA
24
BAB 24 : JALAN PINTAS
25
BAB 25 : JALINAN MANIS
26
BAB 26 : KOMPROMI DULU
27
BAB 27 : SEBUAH PERKENALAN
28
BAB 28 : TIDAK SECEPAT ITU
29
BAB 29 : KEJUJURAN HATI
30
BAB 30 : BERTEMU FADLY
31
BAB 31 : SEMUANYA SUDAH BERLALU
32
BAB 32 : RASA SYUKUR
33
BAB 33 : MERANTAU
34
BAB 34 : SAYA TIDAK TAHU
35
BAB 35 : KESETIAAN CINTA
36
BAB 36 : ANTARA MISKIN DAN KAYA
37
BAB 37 : SAYA AKAN MENUNGGU
38
BAB 38 : KEBAHAGIAAN HIDUP
39
BAB 39 : TERLALU PAGI CINTAMU TUMBUH
40
BAB 40 : GADIS PERAWAN
41
BAB 41 : SEKUNTUM BUNGA
42
BAB 42 : VILLA DI PUNCAK
43
BAB 43 : PEMUDA IDAMAN AMANDA
44
BAB 44 : PEMUDA MISKIN
45
BAB 45 : BERPIKIRAN LUAS
46
BAB 46 : TERUSIR DARI RUMAH
47
BAB 47 : RUMAH KONTRAKAN
48
BAB 48 : MENDAPAT PEKERJAAN
49
BAB 49 : GAJIAN PERTAMA
50
BAB 50 : RATAPAN MEMILUKAN
51
BAB 51: ANAK YANG HILANG
52
BAB 52 : TANPA SYARAT
53
BAB 53 : SATU JAM LAGI
54
BAB 54 : PUTIH ABU-ABU
55
BAB 55 : OVERDOSIS
56
BAB 56 : GARA-GARA LONTONG
57
BAB 57 : TUKANG LONTONG
58
BAB 58 : TERNYATA ITU MASALAHNYA?
59
BAB 59 : AKHIR PENANTIAN
60
BAB 60 : MENGANGKAT BAHU
61
BAB 61 : PERSIAPAN YANG PANJANG
62
BAB 62 : SESUATU
63
BAB 63 : SATU TANYA TANPA JAWABAN
64
BAB 64 : PERTANYAAN YANG ANEH
65
BAB 65 : JADI RUWET
66
BAB 66 : PERTENGKARAN TERBUKA
67
BAB 67 : PERTENGKARAN MEMANAS
68
BAB 68 : POIN YANG LAIN
69
BAB 69 : PERASAAN ASING
70
BAB 70 : TITIK TERENDAH
71
BAB 71 : AMPUN DEH!
72
BAB 72 : KEISENGAN BALQIS
73
BAB 73 : SAAT PEMBALASAN
74
BAB 74 : LHO? KOK JADI BEGINI?
75
BAB 75 : TITIK!
76
BAB 76 : PASANG BADAN
77
BAB 77 : KENANGAN LAGI
78
BAB 78 : KETIADAAN ENDING
79
BAB 79 : HAI, DARLING HONEY
80
BAB 80 : JIWA ADALAH KEKAL
81
BAB 81 : ORANG GILA
82
BAB 82 : KUNCUP MAWAR ITU!
83
BAB 83 : PUTUS ASA
84
BAB 84 : PERISTIWA ULANG
85
BAB 85 : CEWEK GEBETAN GUE!
86
BAB 86 : SAYA HAMIL, DOKTER?
87
BAB 87 : MENUNGGU KEPASTIAN
88
BAB 88 : MEMINTA KEPASTIAN
89
BAB 89 : SEBUAH RENCANA
90
BAB 90 : STATUS HUBUNGAN
91
BAB 91 : TIDAK ADA KESEMPATAN
92
BAB 92 : AKU JIWA YANG LARA
93
BAB 93 : BERTEMU NABILA
94
BAB 94 : BERITA TAK TERDUGA
95
BAB 95 : PERTANGGUNGJAWABAN
96
BAB 96 : BIARLAH! BIARLAH!
97
BAB 97 : BERTEMU NABILA
98
BAB 98 : PERNIKAHAN SEMU
99
BAB 99 : MENCARI PEKERJAAN
100
BAB 100 : BANTUAN RANTI
101
Bab 101: KERAS HATI
102
BAB 102 : BERHENTI BEKERJA
103
BAB 103 : LELAKI PENGECUT
104
BAB 104 : TAMBAH BURUK
105
BAB 105 : JUJUR DAN TULUS
106
BAB 106 : SEBILAH SEMBILU
107
BAB 107 : APA LAGI?
108
BAB 108 : SEBUAH KESEPAKATAN
109
BAB 109 : TEROMBANG AMBING
110
BAB 110 : KUTUKAN TUHAN
111
BAB 111 : MIMPI YANG INDAH SEKALI
112
BAB 112 : BERTINDAK BIJAKSANA
113
BAB 113 : PERTEMUAN TERAKHIR
114
BAB 114 : KAMAR PERSALINAN
115
BAB 115 : KEPUTUSAN AKHIR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!