BAB 9 : PISTOL DI SAKU KIMONO

Mobil yang mereka tumpangi telah memasuki pekarangan tempat yang dituju. Rangga membuka pintu mobil seraya berkata, "Tinggalkanlah aku di sini Cindy."

"Tidak. Aku akan menunggumu sampai persoalan, selesai." Balas Cindy.

"Tapi kemungkinan akan lama jika kau menungguku sampai selesai." Balas Rangga.

"Biarlah." Kata Cindy dengan disertai senyumnya yang tulus.

Rangga membalas senyum Cindy sembari melangkah pergi. Sementara Cindy menunggu Rangga di mobil sambil menikmati lagu-lagu. Dia tidak merasa jenuh menunggu lelaki itu sampai berapa lama lagi, karena hatinya begitu bahagia. Tak berapa lama kemudian nampak Rangga keluar dari gedung tata usaha. Wajahnya cerah berseri-seri dan tak pernah meninggalkan senyumnya. Cindy menyambut kedatangan Rangga dengan membukakan pintu mobil. Lelaki itu lantas duduk di sisi Cindy. Kunci kontak diputar oleh Cindy dan suara derum knalpot terdengar. Mobil Honda Civic itu melaju meninggalkan debu dan asap yang beterbangan.

"Sudah selesaikan persoalanmu Rangga?" Tanya Cindy sembari memegang stir.

"Berkat doamu semua berjalan dengan lancar." Jawab Rangga tersenyum.

"Syukurlah. Tinggal kau sekarang menemani aku ke proyek Way Halim Permai untuk membeli keperluan kosmetik. Kau tidak ada acara lain kan?" Balas Cindy.

"Sekalipun ada aku tidak keberatan untuk membatalkannya." Lanjut Rangga.

"Rupanya kau tahu balas jasa juga Ngga." Sahut Cindy menyindir.

"Jelas dong, aku selalu tahu diri kok. Justru kau yang tak tahu diri," celetuk Rangga.

Cindy agak tersentak mendengar ucapan Rangga.

"Apa?" Kata Cindy kaget.

"Jangan pura-pura Cindy " balas Rangga.

"Iya apa?, aku tak tahu." Desak Cindy.

"Cintaku tak kau balas dengan cintamu." Ucap Rangga.

Dada Cindy mendadak jadi sesak untuk bernafas. Benarkah aku tak tahu diri selama ini?

"Pada hal di balik mulutku yang tertutup rapat dan tak pernah menyinggung soal cinta, sesungguh nya bara yang membakar hatiku adalah bara cinta Rangga. Betapa kau tak tahu perasaan yang kuderita." Batin Cindy.

"Ya kah? akui saja dengan kejujuranmu." Lanjut Rangga.

"Kau selalu tak mau mengerti Rangga." Keluh Cindy.

"Aku merasa tersudut bila kau ucapkan kata-kata tak mau mengerti. Kata-katamu itu seolah-olah menutup mulutku untuk tidak berkata apa-apa. Yah inilah mungkin salah satu bentuk harapan yang kabur dan suram." Cindy menghela nafas panjang, sedangkan Rangga hanya melirik sepintas. Mobil yang dikemudikan Cindy telah memasuki areal parkir Proyek Way Halim Permai. Di antara mobil-mobil yang berhenti secara paralel, si tukang parkir memberi aba-aba agar mobil Cindy berhenti menurut tempat yang sudah disediakan.

Lantas Cindy mengajak Rangga untuk segera turun dan menemui masuk ke toko membeli alat-alat kosmetik. Langkah-langkah Cindy yang gemulai mendatangkan banyak mata memandang bentuk tubuhnya yang indah. Lekukan tubuhnya begitu kelihatan jelas karena T-shirt yang dikenakan terlalu ketat. Begitu pun celana blue jeans yang membalut dari pinggang sampai pergelangan kaki, membentuk body Cindy amat mempesona. Pinggulnya yang kini semakin membesar meliuk-liuk di waktu berjalan.

Rangga yang berjalan di sisi gadis itu merasa darahnya naik ke ubun-ubun. Selesai Cindy membeli semua keperluannya mengantar Rangga sampai ke tempat kostnya.

"Kau tidak ingin mampir dulu Cindy?" Tanya Rangga.

"Lain kali aku akan bermain ke tempat kostmu, Rangga." Balas Cindy.

"Kapan kita berkencan lagi?" Lanjut Rangga bertanya.

"Bila ada kesempatan yang baik Ngga." Sahut Cindy sembari tersenyum.

"Aku selalu menunggu balasan cintamu Cindy." Kata Rangga mantap.

Mata Cindy menatap sayu ke wajah Rangga yang tampan. Rasanya ada sesuatu yang ingin dikatakan, namun Cindy bergegas menjalankan mobilnya. Sempat dia melihat lambaian tangan Rangga penuh penantian.

***

Rembang petang telah menyelimuti alam semesta memamerkan keindahan nan elok. Bagi remaja yang sedang getol-getolnya bercinta sibuk berhias diri di depan cermin. Maklum, malam itu adalah malam minggu. Tak berbeda pula dengan Rangga yang sejak sore nampak sibuk mencoba baju barunya. Baru tadi sore ketiga baju barunya itu selesai dari tukang jahit, soalnya dua hari yang lalu dia baru terima honor novel ciptaannya.

Langsung beli tiga stel pakaian dan kepingin bertemu dengan Cindy sebab sudah satu minggu lebih Cindy tak pernah menemuinya. Rasa rindu Rangga sudah tak bisa dibendung lagi. Berangkatlah Rangga menemui Cindy di rumahnya. Di sepanjang perjalanan Menuju ke rumah Cindy, dia sempat dibebani bermacam-macam pertanyaan.

Mungkinkah Cindy jatuh sakit hingga tak dapat menemuinya? Ataukah Cindy menemui kesulitan, lantas dia tak sempat meluangkan waktunya untuk menjumpainya. "... Ah! semoga saja tidak terjadi sesuatu terhadap diri Cindy."

Rangga masih teringat kata-kata Cindy,  bahwa dirinya tak boleh datang ke rumah Cindy. Tapi waktu yang berlalu sudah lebih dari satu minggu membuatnya tak bisa lagi menahan rasa rindunya kepada Cindy. Dan sekaligus ingin tahu di balik kenyataan Cindy yang sebenarnya.

Mobil taxi yang ditumpangi Rangga berhenti di depan pagar halaman sebuah rumah yang mewah. Keadaan rumah itu kelihatan sangat sunyi dan sepi. Pintu rumah yang selalu tertutup rapat, seolah-olah segan untuk menerima kedatangan tamu. Rumah mewah itu tak jauh berbeda dengan rumah tua yang tak dihuni. Dengan langkah gontai Rangga memasuki pekarangan rumah itu. Mata Rangga memandang seputar tempat itu, alangkah sepi, alangkah sunyi, lalu rumah siapa yang sebenarnya Namun setelah Rangga mendekati pintu rumah dan menekan beli, keadaan tetap sunyi. Tak terdenar suara langkah orang yang menghampiri pintu, tak ada pula sura sahutan dari salah satu penghuni rumah itu. Sudah berkali-kali beli itu ditekan oleh Rangga, tetap saja tiada orang yang mau membuka pintu rumah.

Rangga jadi resah.

Akhirnya setelah ditunggu-tunggu pintu rumah itu tak juga terbuka, Rangga berjalan meninggalkan teras. Baru saja Rangga melangkah belum jauh, dia melihat seorang wanita setengah baya. Wanita itu adalah pembantu rumah Anita yang bernama mbok minah. Lantas Rangga mencoba untuk melempar senyuman kepada wanita itu dengan ramah. Dan wanita itu membalas dengan setengah meneliti.

"Saudara mencari siapa?" Tanya mbok Minah.

"Betulkah di sini rumah Cindy, Bi.?" Balas Rangga.

"Bukan." Sahut mbok Minah. Rangga jadi termangu mendengar jawaban wanita itu.

"Jadi di sini bukan rumah Cindy, Bi?" ulang Rangga termangu.

Wanita itu menggelengkan kepala. Rangga menghela nafas panjang. Ketika dia hendak melangkah meninggalkan rumah itu, tiba-tiba mendengar suara teriakan seorang wanita di dalam rumah itu. Rangga seketika menghentikan langkah karena mengenal suara wanita itu. Mata Rangga memandang kearah jendela kamar yang mendatangkan suara teriakan wanita itu lewat celah-celah lobang angin. Mbok Minah dalam sekejap berubah pucat dan gemetar sekujur badannya. Rangga bertambah curiga dan tak percaya keterangan mbok Minah, bahwa wanita itu mengatakan rumah ini buka tempat tinggal Cindy.

"Tidaaak!" Teriakan nyaring terdengar lagi dari arah kamar. Bulu kuduk Rangga jadi merinding. Apa gerangan yang lelah terjadi di dalam kamar itu? Kata hati Rangga dengan disertai rasa ingin tau. Dia tidak lagi menyangsikan bahwa suara teriakan itu pasti Cindy. Maka Rangga segera mendesak mbok Minah.

"Bibi tidak usah membohongi saya. Ketahuilah Bi, saya adalah teman akrab Cindy. Saya tidak mempunyai maksud buruk." Ucap Rangga meyakinkannya.

Mbok Minah hanya menggelengkan kepala dengan perasaan cemas. Dari kecemasan itu dapat diterka oleh Rangga jika dibalik kesemuanya ini terselubung misteri. Dan wanita ini seakan-akan menyimpan segala rahasia yang terkandung di dalamnya.

"Kalau bibi tidak mau menceritakan kepada saya secara terus terang, akan saya laporkan kepada polisi." Ancam Rangga.

Wanita itu bertambah ketakutan mendengarkan ancaman Rangga. "Bagaimana bi? Apa perlu saya laporkan polisi?" Ucap Rangga menakuti.

"Jangan... se... sebaiknya jangan." Sahut wanita itu terbata-bata.

"Kalau, demikian bibi harus mengatakan siapa yang berteriak-teriak di dalam kamar itu." Tandas Rangga.

"Non... non Cindy." Gugup sahutan mbok Minah.

Rangga menghela nafas lega.

"Kenapa dia berteriak-teriak seperti itu bi?" Wanita itu seakan-akan mulutnya tersumbat untuk menjelaskan. Tiba-tiba terdengar keras sebuah benda yang jatuh ke lantai, praaang!. Rangga jadi tak sabar lagi ingin segera tahu apa yang telah terjadi sebenarnya. Dia bergegas mendekati jendela kamar dan memukul berulang kali sehingga mengejutkan kedua orang yang ada didalam kamar itu.

"Siapa berani melakukan itu!!." Terdengar suara keras seorang lelaki dari dalam kamar.

"Aku! Rangga!!." Balas Rangga tak kalah kerasnya pula.

Sementara mbok Minah semakin dilanda ketakutan. Keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Jendela kamar itu akhirnya terbuka dan Rangga menemukan seraut wajah pria tua yang pernah dijumpainya di proyek Way Halim Permai ketika bersama Cindy dulu. Dengan sepasang mata penuh bara, pria tua itu menatap Rangga yang berdiri tegap.

Sedangkan Cindy yang saat itu sedang duduk di pinggir tempat tidur, kelihatan mendekap gaunnya yang telah terbuka di bagian atas. Rangga juga menemukan wajah Cindy yang pucat pias.

"Siapa kau?! dan apa urusanmu ikut campur persoalan kami!." Bentak si pria tua itu.

"Aku teman Cindy. Kita bicara di ruang tamu!." Tantang Rangga.

"Jangaaan Rangga!." Teriak Cindy menimpah.

"Baik!" Sahut si pria tua itu.

Rangga berjalan ke teras dan si pria tua telah menyambut dengan membuka pintu rumah lebar-lebar.

"Silahkan masuk!." Kata si pria tua itu.

Sebelum melangkah masuk dan duduk di kursi yang telah dipersilakan oleh si pria tua, Rangga sempat memandang wajah Cindy yang cemas sekali. Kedua tangan gadis itu mendekat erat lengan si pria tua. Rasanya ada sesuatu yang dikawatirkan. Namun Rangga tetap tenang dan duduk di kursi.

"Sudah lamakah anda mengenal Cindy?," tanya si pria tua serius.

"Baru dua bulan berselang." Jawab Rangga terus terang.

"Kau mencintainya?" Desak si pria tua itu lagi.

"Ya." Kata Rangga mantap.

"Bajingan!!" Teriak si pria tua sambil merogoh pistol di dalam saku kimononya. Namun Cindy berusaha sekuat tenaga untuk menahan agar tangan si pria tua itu tidak berhasil mengeluarkan pistol yang ada di sakunya. Dalam sekilas Rangga sempat melihat usaha si pria tua untuk mengeluarkan pistol itu. Debur jantungnya berdetak tak karuan. Dan keringat dingin membasahi jidatnya.

Namun meski demikian Rangga tidak akan melangkah mundur dan ingin melihat apa yang dilakukan lelaki itu terhadap dirinya.

"Rangga pergilah kau! pulanglah kau!." Teriak Cindy ketakutan.

Akan tetapi Rangga masih berdiri tegak menatap wajah pria tua itu, sekalipun perasaannya sudah tak karuan. Kedua orang yang ditatap Rangga masih saling tarik menarik tangan. Tapi bagaimanapun juga kekuatan perempuan masih belum bisa menandingi lelaki. Maka Cindy akhirnya tergelincir jatuh ke lantai dan si pria tua berhasil mengeluarkan pistol dari dalam kantong kimononya.

"Lariiiiii Hermaaaaaaan!!." Teriak Cindy sembari menarik kaki si pria tua hingga sama-sama jatuh ke lantai. Bertepatan dengan jari si pria tua menekan pelatuk pistol dan terdengar letusan, Rangga lari seraya menghindar dari serangan peluru yang mengancam tubuhnya.

Rangga terus berlari tanpa menoleh ke belakang lagi. Lantas menyetop taxi yang kebetulan lewat dan buru-buru naik. Dengus nafasnya yang memburu membuat sopir taxi. Mengawasi muka Rangga melalui kaca spion. Rangga tidak ambil pusing sepasang mata si sopir memperhatikan kecemasannya itu. Yang penting dia telah berhasil menyelamatkan diri dari kematian.

Selama dalam perjalanan menuju pulang Rangga tak habis mengerti tentang semua yang dialaminya kini.

Siapa sebenarnya lelaki itu, dan apa hubungannya dengan Cindy masih merupakan tandan tanya besar.

Episodes
1 BAB 1 : GADIS CANTIK JELITA
2 BAB 2 : TERLALU MAHAL
3 BAB 3 : NAMAKU CINDY
4 BAB 4 : SEBUAH KENYATAAN
5 BAB 5 : CETUSAN NALURI
6 BAB 6 : KETIDAKPASTIAN
7 BAB 7 : SANDIWARA TANPA CINTA
8 BAB 8 : MERASA PESIMIS
9 BAB 9 : PISTOL DI SAKU KIMONO
10 BAB 10 : CINTA DAN NAFSU
11 BAB 11 : PELURU NYASAR
12 BAB 12 : GELORA CINTA
13 BAB 13 : SIKSAAN BATIN
14 BAB 14 : PULANG KAMPUNG
15 BAB 15 : INGATAN HENDRY
16 BAB 16 : AYAH KUMAT LAGI
17 BAB 17 : PENGAKUAN RANGGA
18 BAB 18 : SEBUAH PENGORBANAN
19 BAB 19 : RASA TANGGUNGJAWAB
20 BAB 20 : RANGGA BEBAS
21 BAB 21 : NIAT HATI
22 BAB 22 : TANAH PEMAKAMAN
23 BAB 23 : PERJODOHAN ZAHRA
24 BAB 24 : JALAN PINTAS
25 BAB 25 : JALINAN MANIS
26 BAB 26 : KOMPROMI DULU
27 BAB 27 : SEBUAH PERKENALAN
28 BAB 28 : TIDAK SECEPAT ITU
29 BAB 29 : KEJUJURAN HATI
30 BAB 30 : BERTEMU FADLY
31 BAB 31 : SEMUANYA SUDAH BERLALU
32 BAB 32 : RASA SYUKUR
33 BAB 33 : MERANTAU
34 BAB 34 : SAYA TIDAK TAHU
35 BAB 35 : KESETIAAN CINTA
36 BAB 36 : ANTARA MISKIN DAN KAYA
37 BAB 37 : SAYA AKAN MENUNGGU
38 BAB 38 : KEBAHAGIAAN HIDUP
39 BAB 39 : TERLALU PAGI CINTAMU TUMBUH
40 BAB 40 : GADIS PERAWAN
41 BAB 41 : SEKUNTUM BUNGA
42 BAB 42 : VILLA DI PUNCAK
43 BAB 43 : PEMUDA IDAMAN AMANDA
44 BAB 44 : PEMUDA MISKIN
45 BAB 45 : BERPIKIRAN LUAS
46 BAB 46 : TERUSIR DARI RUMAH
47 BAB 47 : RUMAH KONTRAKAN
48 BAB 48 : MENDAPAT PEKERJAAN
49 BAB 49 : GAJIAN PERTAMA
50 BAB 50 : RATAPAN MEMILUKAN
51 BAB 51: ANAK YANG HILANG
52 BAB 52 : TANPA SYARAT
53 BAB 53 : SATU JAM LAGI
54 BAB 54 : PUTIH ABU-ABU
55 BAB 55 : OVERDOSIS
56 BAB 56 : GARA-GARA LONTONG
57 BAB 57 : TUKANG LONTONG
58 BAB 58 : TERNYATA ITU MASALAHNYA?
59 BAB 59 : AKHIR PENANTIAN
60 BAB 60 : MENGANGKAT BAHU
61 BAB 61 : PERSIAPAN YANG PANJANG
62 BAB 62 : SESUATU
63 BAB 63 : SATU TANYA TANPA JAWABAN
64 BAB 64 : PERTANYAAN YANG ANEH
65 BAB 65 : JADI RUWET
66 BAB 66 : PERTENGKARAN TERBUKA
67 BAB 67 : PERTENGKARAN MEMANAS
68 BAB 68 : POIN YANG LAIN
69 BAB 69 : PERASAAN ASING
70 BAB 70 : TITIK TERENDAH
71 BAB 71 : AMPUN DEH!
72 BAB 72 : KEISENGAN BALQIS
73 BAB 73 : SAAT PEMBALASAN
74 BAB 74 : LHO? KOK JADI BEGINI?
75 BAB 75 : TITIK!
76 BAB 76 : PASANG BADAN
77 BAB 77 : KENANGAN LAGI
78 BAB 78 : KETIADAAN ENDING
79 BAB 79 : HAI, DARLING HONEY
80 BAB 80 : JIWA ADALAH KEKAL
81 BAB 81 : ORANG GILA
82 BAB 82 : KUNCUP MAWAR ITU!
83 BAB 83 : PUTUS ASA
84 BAB 84 : PERISTIWA ULANG
85 BAB 85 : CEWEK GEBETAN GUE!
86 BAB 86 : SAYA HAMIL, DOKTER?
87 BAB 87 : MENUNGGU KEPASTIAN
88 BAB 88 : MEMINTA KEPASTIAN
89 BAB 89 : SEBUAH RENCANA
90 BAB 90 : STATUS HUBUNGAN
91 BAB 91 : TIDAK ADA KESEMPATAN
92 BAB 92 : AKU JIWA YANG LARA
93 BAB 93 : BERTEMU NABILA
94 BAB 94 : BERITA TAK TERDUGA
95 BAB 95 : PERTANGGUNGJAWABAN
96 BAB 96 : BIARLAH! BIARLAH!
97 BAB 97 : BERTEMU NABILA
98 BAB 98 : PERNIKAHAN SEMU
99 BAB 99 : MENCARI PEKERJAAN
100 BAB 100 : BANTUAN RANTI
101 Bab 101: KERAS HATI
102 BAB 102 : BERHENTI BEKERJA
103 BAB 103 : LELAKI PENGECUT
104 BAB 104 : TAMBAH BURUK
105 BAB 105 : JUJUR DAN TULUS
106 BAB 106 : SEBILAH SEMBILU
107 BAB 107 : APA LAGI?
108 BAB 108 : SEBUAH KESEPAKATAN
109 BAB 109 : TEROMBANG AMBING
110 BAB 110 : KUTUKAN TUHAN
111 BAB 111 : MIMPI YANG INDAH SEKALI
112 BAB 112 : BERTINDAK BIJAKSANA
113 BAB 113 : PERTEMUAN TERAKHIR
114 BAB 114 : KAMAR PERSALINAN
115 BAB 115 : KEPUTUSAN AKHIR
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB 1 : GADIS CANTIK JELITA
2
BAB 2 : TERLALU MAHAL
3
BAB 3 : NAMAKU CINDY
4
BAB 4 : SEBUAH KENYATAAN
5
BAB 5 : CETUSAN NALURI
6
BAB 6 : KETIDAKPASTIAN
7
BAB 7 : SANDIWARA TANPA CINTA
8
BAB 8 : MERASA PESIMIS
9
BAB 9 : PISTOL DI SAKU KIMONO
10
BAB 10 : CINTA DAN NAFSU
11
BAB 11 : PELURU NYASAR
12
BAB 12 : GELORA CINTA
13
BAB 13 : SIKSAAN BATIN
14
BAB 14 : PULANG KAMPUNG
15
BAB 15 : INGATAN HENDRY
16
BAB 16 : AYAH KUMAT LAGI
17
BAB 17 : PENGAKUAN RANGGA
18
BAB 18 : SEBUAH PENGORBANAN
19
BAB 19 : RASA TANGGUNGJAWAB
20
BAB 20 : RANGGA BEBAS
21
BAB 21 : NIAT HATI
22
BAB 22 : TANAH PEMAKAMAN
23
BAB 23 : PERJODOHAN ZAHRA
24
BAB 24 : JALAN PINTAS
25
BAB 25 : JALINAN MANIS
26
BAB 26 : KOMPROMI DULU
27
BAB 27 : SEBUAH PERKENALAN
28
BAB 28 : TIDAK SECEPAT ITU
29
BAB 29 : KEJUJURAN HATI
30
BAB 30 : BERTEMU FADLY
31
BAB 31 : SEMUANYA SUDAH BERLALU
32
BAB 32 : RASA SYUKUR
33
BAB 33 : MERANTAU
34
BAB 34 : SAYA TIDAK TAHU
35
BAB 35 : KESETIAAN CINTA
36
BAB 36 : ANTARA MISKIN DAN KAYA
37
BAB 37 : SAYA AKAN MENUNGGU
38
BAB 38 : KEBAHAGIAAN HIDUP
39
BAB 39 : TERLALU PAGI CINTAMU TUMBUH
40
BAB 40 : GADIS PERAWAN
41
BAB 41 : SEKUNTUM BUNGA
42
BAB 42 : VILLA DI PUNCAK
43
BAB 43 : PEMUDA IDAMAN AMANDA
44
BAB 44 : PEMUDA MISKIN
45
BAB 45 : BERPIKIRAN LUAS
46
BAB 46 : TERUSIR DARI RUMAH
47
BAB 47 : RUMAH KONTRAKAN
48
BAB 48 : MENDAPAT PEKERJAAN
49
BAB 49 : GAJIAN PERTAMA
50
BAB 50 : RATAPAN MEMILUKAN
51
BAB 51: ANAK YANG HILANG
52
BAB 52 : TANPA SYARAT
53
BAB 53 : SATU JAM LAGI
54
BAB 54 : PUTIH ABU-ABU
55
BAB 55 : OVERDOSIS
56
BAB 56 : GARA-GARA LONTONG
57
BAB 57 : TUKANG LONTONG
58
BAB 58 : TERNYATA ITU MASALAHNYA?
59
BAB 59 : AKHIR PENANTIAN
60
BAB 60 : MENGANGKAT BAHU
61
BAB 61 : PERSIAPAN YANG PANJANG
62
BAB 62 : SESUATU
63
BAB 63 : SATU TANYA TANPA JAWABAN
64
BAB 64 : PERTANYAAN YANG ANEH
65
BAB 65 : JADI RUWET
66
BAB 66 : PERTENGKARAN TERBUKA
67
BAB 67 : PERTENGKARAN MEMANAS
68
BAB 68 : POIN YANG LAIN
69
BAB 69 : PERASAAN ASING
70
BAB 70 : TITIK TERENDAH
71
BAB 71 : AMPUN DEH!
72
BAB 72 : KEISENGAN BALQIS
73
BAB 73 : SAAT PEMBALASAN
74
BAB 74 : LHO? KOK JADI BEGINI?
75
BAB 75 : TITIK!
76
BAB 76 : PASANG BADAN
77
BAB 77 : KENANGAN LAGI
78
BAB 78 : KETIADAAN ENDING
79
BAB 79 : HAI, DARLING HONEY
80
BAB 80 : JIWA ADALAH KEKAL
81
BAB 81 : ORANG GILA
82
BAB 82 : KUNCUP MAWAR ITU!
83
BAB 83 : PUTUS ASA
84
BAB 84 : PERISTIWA ULANG
85
BAB 85 : CEWEK GEBETAN GUE!
86
BAB 86 : SAYA HAMIL, DOKTER?
87
BAB 87 : MENUNGGU KEPASTIAN
88
BAB 88 : MEMINTA KEPASTIAN
89
BAB 89 : SEBUAH RENCANA
90
BAB 90 : STATUS HUBUNGAN
91
BAB 91 : TIDAK ADA KESEMPATAN
92
BAB 92 : AKU JIWA YANG LARA
93
BAB 93 : BERTEMU NABILA
94
BAB 94 : BERITA TAK TERDUGA
95
BAB 95 : PERTANGGUNGJAWABAN
96
BAB 96 : BIARLAH! BIARLAH!
97
BAB 97 : BERTEMU NABILA
98
BAB 98 : PERNIKAHAN SEMU
99
BAB 99 : MENCARI PEKERJAAN
100
BAB 100 : BANTUAN RANTI
101
Bab 101: KERAS HATI
102
BAB 102 : BERHENTI BEKERJA
103
BAB 103 : LELAKI PENGECUT
104
BAB 104 : TAMBAH BURUK
105
BAB 105 : JUJUR DAN TULUS
106
BAB 106 : SEBILAH SEMBILU
107
BAB 107 : APA LAGI?
108
BAB 108 : SEBUAH KESEPAKATAN
109
BAB 109 : TEROMBANG AMBING
110
BAB 110 : KUTUKAN TUHAN
111
BAB 111 : MIMPI YANG INDAH SEKALI
112
BAB 112 : BERTINDAK BIJAKSANA
113
BAB 113 : PERTEMUAN TERAKHIR
114
BAB 114 : KAMAR PERSALINAN
115
BAB 115 : KEPUTUSAN AKHIR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!