BAB 18 : SEBUAH PENGORBANAN

Udara sangat sejuk walau pun sedikit lembab masuk ke penjara. Matahari pagi yang baru saja muncul di ufuk timur sedikit memberi kehangatan. Seorang pemuda duduk termenung di balik jeruji besi. Pemuda itu tak lain dan tak bukan adalah Rangga. Dia dengan rela mengorbankan dirinya demi cinta suci terhadap kekasihnya Cindy. Karena Rangga sangat tahu dan paham sekali dengan segala tekanan penderitaan yang selama ini dialami oleh Cindy, maka karena hal itu, untuk selanjutnya Rangga dengan rela memikul kenyataan yang sebenarnya tidak pernah di lakukannya. Apa pun yang akan dialaminya sekarang, dia telah menerima dengan pasrah dan ikhlas.

Rangga bangkit dari tempat duduk dan berdiri menatap datangnya sinar matahari pagi. Di antara celah-celah terali besi kehangatan sinar matahari cukup membuat kulitnya menjadi segar kembali.

Hampir semalaman dia tak dapat memejamkan matanya. Nyamuk terlalu banyak mengiang-ngiang di telinganya. Hanya saat hampir menjelang subuh hari, Rangga sempat memejamkan matanya sebentar. Itu pun para nyamuk-nyamuk mempergunakan kesempatan untuk menyedot darah Rangga. Begitu Rangga bangun, sebagian tubuhnya yang tidak tertutup oleh pakaian menjadi bintul-bintul merah bekas gigitan nyamuk.

"Sialan!" Gerutu Rangga sedikit mendongkol.

Seorang petugas lembaga lewat di depan Rangga.

"Selamat pagi pak." Tegur Rangga lunak.

"Ada apa?" Tanya petugas itu sambil melototkan matanya.

Duh galaknya, pikir Rangga. "Punya rokok pak? Mulutku asam nih..."

Petugas itu melihat isi kantongnya dan mengeluarkan sebungkus rokok. Lalu disodorkan kepada Rangga. Diambilnya rokok sebatang oleh Rangga. Petugas itu lalu menyerahkan korek api dan Rangga pun menyulut rokoknya.

"Terima kasih pak." Kata Rangga sambil tersenyum.

Petugas itu meneruskan langkahnya dengan raut wajah acuh tak acuh. Di dalam hati Rangga hanya dapat menggerutu. Sambil menghisap rokok pemberian petugas lembaga itu, Rangga duduk kembali di lantai dan begitu nikmatnya sebatang rokok bagi dirinya dalam saat seperti ini. Dihisapnya rokok itu dalam-dalam dengan hati gembira.

Beberapa saat kemudian petugas lembaga lainnya menghampiri sel yang di huni Rangga. Di depan sel itu petugas tersebut mengeluarkan kunci dari dalam kantongnya. Rangga memperhatikan petugas yang berbadan kekar dan di permukaan tangannya berbekas benjolan hitam-hitam yang cukup banyak. Rangga dapat menerka bahwa petugas lembaga ini mungkin sebagai seorang algojo. Maka hati Rangga dag dig dug ketika bertemu pandang dengan petugas itu. Setelah pintu sel terbuka hati Rangga semakin menjadi ciut.

"Keluar dan pergilah mandi." Kata petugas itu.

Hati Rangga berubah lapang dan lega setelah mendengar ucapan petugas itu. Dia malah menyangka petugas itu akan menghajarnya. Maka Rangga berjalan menuju ke kamar mandi dengan di kawal oleh petugas itu. Sesampainya di tempat untuk mandi, Rangga termangu menyaksikan para narapidana mandi secara beramai-ramai. Mereka bertelanjang bulat mengguyur air yang di timba dari sumur, Rangga dengan setengah ragu-ragu dan malu-malu terpaksa membuka pakaiannya. Dengan terpaksa Rangga mandi bersama-sama narapidana lainnya. Tubuhnya yang semalam dirasa lesu dan tak bergairah, kini setelah terguyur oleh air kembali segar.

Tak lama Rangga duduk di lantai penjara, petugas lembaga bagian konsumsi datang dengan membawa makanan pagi. Rangga dengan agak malas menerimanya. Petugas lembaga itu berlalu setelah memberikan makanan pagi kepada Rangga.

Baru saja Rangga akan menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, di luar jeruji besi sudah berdiri seorang gadis bertubuh indah. Bayangan tubuh gadis itu masuk kedalam penjara dan menimpa lantai. Maka Rangga perlahan-lahan menyusuri bayangan itu dan sampailah pada ujung sepatu hitam yang dikenakan oleh seorang gadis. Terbelalak mata Rangga ketika melihat siapa gerangan yang berdiri di luar jeruji besi.

"Cindy...!"

Gadis itu berlinangan air mata ketika melihat Rangga duduk dilantai sambil menyendok nasi yang di berikan petugas penjara tadi kepada dia.

"Rangga..." Panggil Cindy parau.

Rangga segera meletakkan sendok yang di pegangnya. Matanya berseri-seri memandang Cindy.

"Kau Cindy...?" Rangga berkata sembari bangkit.

Ketika tangan Cindy hendak meraih telapak tangan Rangga, pemuda itu menolak dengan halus.

"Kuharap jangan kau perlihatkan di sini bahwa kita ada hubungan jalinan cinta. Sekalipun aku sebenarnya sangat ingin memelukmu erat-erat, Cindy." Kata Rangga lunak.

Cindy tertunduk dan tak kuasa membendung tangisnya.

"Kenapa kau menghendaki hal semacam ini Rangga?" Tanya Cindy lirih.

"Semua ini demi cintaku kepadamu Cindy. Demi hati ini yang sangat tulus ingin selalu melihatmu bahagia. Berdoalah semoga Tuhan memberikan jalan keluar yang baik. Kau tak usah menangis Cindy. Aku akan selalu cinta padamu." Kata Rangga dengan mantap.

"Bagaimana aku dapat menahan tangisan ku Rangga? Sedangkan engkau dalam keadaan yang

semacam ini. Sebetulnya kau tidak patut menerima kenyataan yang sebenarnya bukan kesalahanmu." Cindy terisak-isak mengucapkan kata-katanya.

Meskipun wajahnya tertunduk, namun jelasnya hati dan perasaannya tercurah atas keadaan kekasihnya tersebut. Sehingga tidak akan menimbulkan kecurigaan bila sebenarnya di antara mereka ada jalinan cinta yang sangat dalam.

Begitu pun kesalahan yang diucapkan oleh Rangga di depan meja sidang tidak benar dengan apa yang pernah diperbuatnya. Semuanya itu di lakukan Rangga hanya untuk membela kekasihnya.

"Aku tidak menyesal dan sedih menerima keadaan yang semacam ini. Karena semua ini sudah ku kehendaki." Sahut Rangga menenangkan hati Cindy dengan keyakinannya.

Cindy mengangkat mukanya dan matanya menatap Rangga dalam-dalam dan butir-butir air mata membanjir di pipi ranum Cindy. Bibir yang menawan dengan berwarna merah bagaikan kelopak bunga mawar itu kelihatan pucat tanpa gairah.

"Tabahkanlah hatimu Cindy. Kita di tuntut untuk saling menjaga kesetiaan dan pengorbanan." Ujar Rangga.

"Aku tahu... aku tahu itu Ngga." Kata Cindy terbata-bata.

"Sebaiknya kau jangan terlihat terlalu lama di sini sayang. Bukan aku bermaksud mengusirmu. Tetapi aku tak ingin kau akan terlibat lagi dengan segala hal yang sudah aku yakini untuk aku lakukan dan aku pun sudah siap untuk menjalaninya." Ucap Rangga mengingatkan.

"Tapi Ngga..." Cindy berhenti bicara.

"Sudahlah... kau benar sangat mencintai aku bukan?" Jelas Rangga penuh pengharapan.

"Yah..." Sahut Cindy sambil menganggukkan kepala.

"Segera pulanglah" ucap Rangga lagi.

"Ooooh Rangga." Keluh Cindy, dalam helaan nafas berat.

Gadis itu tertunduk beberapa saat, lalu menatap Rangga yang berdiri di balik jeruji besi. Senyum Rangga menghiasi wajahnya yang tenang dan pasrah. Cindy merasakan arti senyuman Rangga sangat dan begitu dalam bagaikan menunduk jiwa dan perasaannya yang penuh merindu.

Dengan menghusap butiran-butiran air mata di pipi. Cindy berjalan perlahan meninggalkan sel yang dihuni oleh Rangga kekasihnya itu. Kesedihan yang dibawa oleh Cindy sangat menusuk-nusuk kalbunya.

Episodes
1 BAB 1 : GADIS CANTIK JELITA
2 BAB 2 : TERLALU MAHAL
3 BAB 3 : NAMAKU CINDY
4 BAB 4 : SEBUAH KENYATAAN
5 BAB 5 : CETUSAN NALURI
6 BAB 6 : KETIDAKPASTIAN
7 BAB 7 : SANDIWARA TANPA CINTA
8 BAB 8 : MERASA PESIMIS
9 BAB 9 : PISTOL DI SAKU KIMONO
10 BAB 10 : CINTA DAN NAFSU
11 BAB 11 : PELURU NYASAR
12 BAB 12 : GELORA CINTA
13 BAB 13 : SIKSAAN BATIN
14 BAB 14 : PULANG KAMPUNG
15 BAB 15 : INGATAN HENDRY
16 BAB 16 : AYAH KUMAT LAGI
17 BAB 17 : PENGAKUAN RANGGA
18 BAB 18 : SEBUAH PENGORBANAN
19 BAB 19 : RASA TANGGUNGJAWAB
20 BAB 20 : RANGGA BEBAS
21 BAB 21 : NIAT HATI
22 BAB 22 : TANAH PEMAKAMAN
23 BAB 23 : PERJODOHAN ZAHRA
24 BAB 24 : JALAN PINTAS
25 BAB 25 : JALINAN MANIS
26 BAB 26 : KOMPROMI DULU
27 BAB 27 : SEBUAH PERKENALAN
28 BAB 28 : TIDAK SECEPAT ITU
29 BAB 29 : KEJUJURAN HATI
30 BAB 30 : BERTEMU FADLY
31 BAB 31 : SEMUANYA SUDAH BERLALU
32 BAB 32 : RASA SYUKUR
33 BAB 33 : MERANTAU
34 BAB 34 : SAYA TIDAK TAHU
35 BAB 35 : KESETIAAN CINTA
36 BAB 36 : ANTARA MISKIN DAN KAYA
37 BAB 37 : SAYA AKAN MENUNGGU
38 BAB 38 : KEBAHAGIAAN HIDUP
39 BAB 39 : TERLALU PAGI CINTAMU TUMBUH
40 BAB 40 : GADIS PERAWAN
41 BAB 41 : SEKUNTUM BUNGA
42 BAB 42 : VILLA DI PUNCAK
43 BAB 43 : PEMUDA IDAMAN AMANDA
44 BAB 44 : PEMUDA MISKIN
45 BAB 45 : BERPIKIRAN LUAS
46 BAB 46 : TERUSIR DARI RUMAH
47 BAB 47 : RUMAH KONTRAKAN
48 BAB 48 : MENDAPAT PEKERJAAN
49 BAB 49 : GAJIAN PERTAMA
50 BAB 50 : RATAPAN MEMILUKAN
51 BAB 51: ANAK YANG HILANG
52 BAB 52 : TANPA SYARAT
53 BAB 53 : SATU JAM LAGI
54 BAB 54 : PUTIH ABU-ABU
55 BAB 55 : OVERDOSIS
56 BAB 56 : GARA-GARA LONTONG
57 BAB 57 : TUKANG LONTONG
58 BAB 58 : TERNYATA ITU MASALAHNYA?
59 BAB 59 : AKHIR PENANTIAN
60 BAB 60 : MENGANGKAT BAHU
61 BAB 61 : PERSIAPAN YANG PANJANG
62 BAB 62 : SESUATU
63 BAB 63 : SATU TANYA TANPA JAWABAN
64 BAB 64 : PERTANYAAN YANG ANEH
65 BAB 65 : JADI RUWET
66 BAB 66 : PERTENGKARAN TERBUKA
67 BAB 67 : PERTENGKARAN MEMANAS
68 BAB 68 : POIN YANG LAIN
69 BAB 69 : PERASAAN ASING
70 BAB 70 : TITIK TERENDAH
71 BAB 71 : AMPUN DEH!
72 BAB 72 : KEISENGAN BALQIS
73 BAB 73 : SAAT PEMBALASAN
74 BAB 74 : LHO? KOK JADI BEGINI?
75 BAB 75 : TITIK!
76 BAB 76 : PASANG BADAN
77 BAB 77 : KENANGAN LAGI
78 BAB 78 : KETIADAAN ENDING
79 BAB 79 : HAI, DARLING HONEY
80 BAB 80 : JIWA ADALAH KEKAL
81 BAB 81 : ORANG GILA
82 BAB 82 : KUNCUP MAWAR ITU!
83 BAB 83 : PUTUS ASA
84 BAB 84 : PERISTIWA ULANG
85 BAB 85 : CEWEK GEBETAN GUE!
86 BAB 86 : SAYA HAMIL, DOKTER?
87 BAB 87 : MENUNGGU KEPASTIAN
88 BAB 88 : MEMINTA KEPASTIAN
89 BAB 89 : SEBUAH RENCANA
90 BAB 90 : STATUS HUBUNGAN
91 BAB 91 : TIDAK ADA KESEMPATAN
92 BAB 92 : AKU JIWA YANG LARA
93 BAB 93 : BERTEMU NABILA
94 BAB 94 : BERITA TAK TERDUGA
95 BAB 95 : PERTANGGUNGJAWABAN
96 BAB 96 : BIARLAH! BIARLAH!
97 BAB 97 : BERTEMU NABILA
98 BAB 98 : PERNIKAHAN SEMU
99 BAB 99 : MENCARI PEKERJAAN
100 BAB 100 : BANTUAN RANTI
101 Bab 101: KERAS HATI
102 BAB 102 : BERHENTI BEKERJA
103 BAB 103 : LELAKI PENGECUT
104 BAB 104 : TAMBAH BURUK
105 BAB 105 : JUJUR DAN TULUS
106 BAB 106 : SEBILAH SEMBILU
107 BAB 107 : APA LAGI?
108 BAB 108 : SEBUAH KESEPAKATAN
109 BAB 109 : TEROMBANG AMBING
110 BAB 110 : KUTUKAN TUHAN
111 BAB 111 : MIMPI YANG INDAH SEKALI
112 BAB 112 : BERTINDAK BIJAKSANA
113 BAB 113 : PERTEMUAN TERAKHIR
114 BAB 114 : KAMAR PERSALINAN
115 BAB 115 : KEPUTUSAN AKHIR
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB 1 : GADIS CANTIK JELITA
2
BAB 2 : TERLALU MAHAL
3
BAB 3 : NAMAKU CINDY
4
BAB 4 : SEBUAH KENYATAAN
5
BAB 5 : CETUSAN NALURI
6
BAB 6 : KETIDAKPASTIAN
7
BAB 7 : SANDIWARA TANPA CINTA
8
BAB 8 : MERASA PESIMIS
9
BAB 9 : PISTOL DI SAKU KIMONO
10
BAB 10 : CINTA DAN NAFSU
11
BAB 11 : PELURU NYASAR
12
BAB 12 : GELORA CINTA
13
BAB 13 : SIKSAAN BATIN
14
BAB 14 : PULANG KAMPUNG
15
BAB 15 : INGATAN HENDRY
16
BAB 16 : AYAH KUMAT LAGI
17
BAB 17 : PENGAKUAN RANGGA
18
BAB 18 : SEBUAH PENGORBANAN
19
BAB 19 : RASA TANGGUNGJAWAB
20
BAB 20 : RANGGA BEBAS
21
BAB 21 : NIAT HATI
22
BAB 22 : TANAH PEMAKAMAN
23
BAB 23 : PERJODOHAN ZAHRA
24
BAB 24 : JALAN PINTAS
25
BAB 25 : JALINAN MANIS
26
BAB 26 : KOMPROMI DULU
27
BAB 27 : SEBUAH PERKENALAN
28
BAB 28 : TIDAK SECEPAT ITU
29
BAB 29 : KEJUJURAN HATI
30
BAB 30 : BERTEMU FADLY
31
BAB 31 : SEMUANYA SUDAH BERLALU
32
BAB 32 : RASA SYUKUR
33
BAB 33 : MERANTAU
34
BAB 34 : SAYA TIDAK TAHU
35
BAB 35 : KESETIAAN CINTA
36
BAB 36 : ANTARA MISKIN DAN KAYA
37
BAB 37 : SAYA AKAN MENUNGGU
38
BAB 38 : KEBAHAGIAAN HIDUP
39
BAB 39 : TERLALU PAGI CINTAMU TUMBUH
40
BAB 40 : GADIS PERAWAN
41
BAB 41 : SEKUNTUM BUNGA
42
BAB 42 : VILLA DI PUNCAK
43
BAB 43 : PEMUDA IDAMAN AMANDA
44
BAB 44 : PEMUDA MISKIN
45
BAB 45 : BERPIKIRAN LUAS
46
BAB 46 : TERUSIR DARI RUMAH
47
BAB 47 : RUMAH KONTRAKAN
48
BAB 48 : MENDAPAT PEKERJAAN
49
BAB 49 : GAJIAN PERTAMA
50
BAB 50 : RATAPAN MEMILUKAN
51
BAB 51: ANAK YANG HILANG
52
BAB 52 : TANPA SYARAT
53
BAB 53 : SATU JAM LAGI
54
BAB 54 : PUTIH ABU-ABU
55
BAB 55 : OVERDOSIS
56
BAB 56 : GARA-GARA LONTONG
57
BAB 57 : TUKANG LONTONG
58
BAB 58 : TERNYATA ITU MASALAHNYA?
59
BAB 59 : AKHIR PENANTIAN
60
BAB 60 : MENGANGKAT BAHU
61
BAB 61 : PERSIAPAN YANG PANJANG
62
BAB 62 : SESUATU
63
BAB 63 : SATU TANYA TANPA JAWABAN
64
BAB 64 : PERTANYAAN YANG ANEH
65
BAB 65 : JADI RUWET
66
BAB 66 : PERTENGKARAN TERBUKA
67
BAB 67 : PERTENGKARAN MEMANAS
68
BAB 68 : POIN YANG LAIN
69
BAB 69 : PERASAAN ASING
70
BAB 70 : TITIK TERENDAH
71
BAB 71 : AMPUN DEH!
72
BAB 72 : KEISENGAN BALQIS
73
BAB 73 : SAAT PEMBALASAN
74
BAB 74 : LHO? KOK JADI BEGINI?
75
BAB 75 : TITIK!
76
BAB 76 : PASANG BADAN
77
BAB 77 : KENANGAN LAGI
78
BAB 78 : KETIADAAN ENDING
79
BAB 79 : HAI, DARLING HONEY
80
BAB 80 : JIWA ADALAH KEKAL
81
BAB 81 : ORANG GILA
82
BAB 82 : KUNCUP MAWAR ITU!
83
BAB 83 : PUTUS ASA
84
BAB 84 : PERISTIWA ULANG
85
BAB 85 : CEWEK GEBETAN GUE!
86
BAB 86 : SAYA HAMIL, DOKTER?
87
BAB 87 : MENUNGGU KEPASTIAN
88
BAB 88 : MEMINTA KEPASTIAN
89
BAB 89 : SEBUAH RENCANA
90
BAB 90 : STATUS HUBUNGAN
91
BAB 91 : TIDAK ADA KESEMPATAN
92
BAB 92 : AKU JIWA YANG LARA
93
BAB 93 : BERTEMU NABILA
94
BAB 94 : BERITA TAK TERDUGA
95
BAB 95 : PERTANGGUNGJAWABAN
96
BAB 96 : BIARLAH! BIARLAH!
97
BAB 97 : BERTEMU NABILA
98
BAB 98 : PERNIKAHAN SEMU
99
BAB 99 : MENCARI PEKERJAAN
100
BAB 100 : BANTUAN RANTI
101
Bab 101: KERAS HATI
102
BAB 102 : BERHENTI BEKERJA
103
BAB 103 : LELAKI PENGECUT
104
BAB 104 : TAMBAH BURUK
105
BAB 105 : JUJUR DAN TULUS
106
BAB 106 : SEBILAH SEMBILU
107
BAB 107 : APA LAGI?
108
BAB 108 : SEBUAH KESEPAKATAN
109
BAB 109 : TEROMBANG AMBING
110
BAB 110 : KUTUKAN TUHAN
111
BAB 111 : MIMPI YANG INDAH SEKALI
112
BAB 112 : BERTINDAK BIJAKSANA
113
BAB 113 : PERTEMUAN TERAKHIR
114
BAB 114 : KAMAR PERSALINAN
115
BAB 115 : KEPUTUSAN AKHIR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!