BAB 3 : NAMAKU CINDY

"Apakah benar yang dikatakan temanku, untuk berkenalan dengan gadis di Lampung ini harus mempunyai modal." Gumam Rangga setengah menyindir gadis itu.

"Modal apa?" Tanya gadis itu heran.

"Paling rendah mempunyai motor dan paling tinggi memiliki mobil, baru dapat berkenalan gadis Lampung dengan mudah sekali." Lanjut Rangga menjelaskan.

"Itu tidak benar." Ketus gadis itu.

"Sudah terbukti kau tidak mau menyebutkan namamu. Kalau saja aku mempunyai mobil kau pasti tidak sesulit ini untuk menyebutkan namamu. Ya kan?" Ucap Rangga. Gadis itu melengos. "Sudah terbukti kan" Desak Rangga.

"Aku bukan gadis semacam itu." Balas gadis itu.

"Kalau kau merasa bukan gadis semacam itu, sebutkanlah namamu. Aku baru merasa yakin dengan apa yang kau ucapkan." Tandas Rangga.

Gadis itu lantas mengeluh dan dari mulutnya tersebut sebutan sebuah nama yang di rasakan indah bagi pendengaran Rangga.

"Namaku Cindy." Ucap gadis itu.

"Sungguh indah nama mu. Coba ulangi sekali lagi, aku merasa senang mendengarnya." Gurau Rangga sambil memasang telinganya.

"Barangkali kamu ini orang senewen ya?" Celetuk Cindy rada di buat keki.

Rangga tertawa berderai, sedangkan wajah Cindy merah merona terlihat jelas. Dia merasa dipermainkan oleh Rangga. Tapi dia juga merasa senang dengan sikap Rangga yang senang bergurau.

"Kalau aku senewen dari sejak pertama aku berjumpa dengan mu sudah ku peluk habis-habisan. Sebabnya aku merasa amat tersiksa kala melihat mu. Mata, hidung dan bibir mu terlalu banyak magnetnya yang membuat daya tarik menarik semakin besar." Ucap Rangga.

"Eeee, sudah berani kurang ajar ya? Belum pernah ditempeleng orang?" Sergah Cindy marah.

"Duh... galaknya. Begitu saja marah nih?," bujuk Rangga.

Cindy tanpa menghiraukan Rangga lagi melangkah pergi dan Rangga pun mengejarnya. Tapi sial, gadis itu telah naik ke dalam taxi dan berlalu tanpa meninggalkan kesan lagi. Apa yang bisa diperbuat Rangga tidak lain hanya garuk-garuk kepala. Dia menyesal berlaku demikian terhadap seorang gadis yang baru saja dikenalnya. Maksudnya ingin bergurau, tetapi Cindy menganggap dirinya telah melampaui batas. Sambil menghela nafas berat lelaki itu menyetop bis kota yang kebetulan lewat di depannya.

Bergegas Rangga naik dan berlalu dari tempat itu. Di dalam perjalanan menuju ke tempat kostnya, lelaki itu menggerutu tanpa ada henti-hentinya. Kenapa sampai bisa begini? Itu saja yang senantiasa bercokol di benaknya.

Sesampainya di kamar kost, Rangga melemparkan map lusuh di atas meja dengan

perasaan kesal. Lantas dibantingnya tubuh lunglai itu ke pembaringan. Dengan nafasnya masih memburu seperti sehabis berlari jauh. Bayangan wajah Cindy masih belum mau lenyap di pelupuk matanya. Niatnya masih tetap membara untuk bisa mendapatkan gadis itu. Hanya kapan perjumpaan itu akan terjadi lagi?. Segalanya itu belum dapat menjadi kepastian, sebab kehadiran Cindy masih merupakan bayangan suram.

***

Hari minggu merupakan hari santai dan istirahat yang tidak kebagian lembur atau tugas bagi semua karyawan dan pelajar. Dalam hari libur begini, Rangga selalu menghabiskan di tempat yang ramai. Dia paling senang duduk pada sebuah bangku kecil di terminal Raja Basah. Di sisi kiri dan kanannya berderet pula orang-orang yang duduk berteduh untuk menghindarkan sengatan sinar matahari.

Tapi di belahan langit sebelah barat mendung berarak menuju ke timur. Tak lama lagi hujan akan turun dari langit. Kalau saja angin masih sering bertiup, ada kemungkinan hujan bakal urung jatuh membasahi bumi.

Tapi angin tidak bertiup, sehingga suasananya nampak begitu lenggang. Semua orang yang ada di terminal Raja Basah bagai dikejar-kejar hantu. Di sana-sini ketakutan bila mendung yang berarak di langit akan meluruhkan titik-titik air ke bumi. Layaknya dunia ini sudah mendekati sekarat. Lain yang dilakukan Rangga, dia masih tetap duduk dengan tenang sambil menikmati kesibukan orang yang berlalu-lalang. Baginya itu merupakan tontonan yang mengasyikkan.

Dari kesibukan itulah Rangga bisa menciptakan sebuah cerita yang nyata. Kehidupan anak manusia yang penuh liku-liku dan berdasarkan logika yang matang. Rangga seorang penulis muda yang telah berhasil menciptakan sebuah karangan tentang "Kehidupan Kota Bandar Lampung" yang unik dengan segala penstiwa kehidupan di dalamnya. Buku novel itu telah berhasil dicetak ulang kelimanya berdasarkan permintaan penggemarnya. Tapi baginya nama yang menjulang tinggi, belum tentu setaraf dengan apa yang dialami sekarang. Boleh orang lain membanggakan namanya, memuja namanya, tapi apalah artinya jika hidupnya masih tetap kekurangan.

Dia baru dapat merasakan, bahwa kehadiran Cindy menuntut banyak segi keberhasilannya dalam menunjang kehidupan. Kini Rangga melalui hariharinya dengan kemurungan, bukan kemurungan seperti anak-anak muda yang sulit mencari pekerjaan. Melainkan kemurungan yang berasal dari ingin memiliki gadis itu.

Bayangan wajah gadis itu dirasa tak mau lepas dari pelupuk matanya. Inikah yang dinamakan senandung rindu menikam kalbu? Yah... sebuah perumpamaan itu sangatlah tepat Dia merindukan saat berjumpa kembali dengan gadis idamannya itu.

Mendadak orang-orang saling berlarian guna mencari tempat untuk berteduh karena hujan mulai turun dari langit. Semula titik-titik air hujan itu jatuh rintik-rintik, akan tetapi kemudian bertambah deras. Mata Rangga menangkap sesosok tubuh indah berlari kearah peron. Dia hafal betul bahwa gadis itu tiada lain adalah Cindy. Ya, Cindy. Jantung Rangga bergelepar... ya Tuhan, gadis yang mengenakan rok merah tua dengan kembang-kembang putih dan kuning itu Cindy. Maka Rangga bergegas bangkit dan menghampiri Cindy yang baru saja menginjakkan kakinya di ubin peron.

"Cindy...!" Tegur Rangga parau.

Gadis itu terkesima menatap Rangga yang sudah berdiri di sampingnya. Cindy dapat menangkap melalui panca indranya, bahwa lelaki yang berdiri disampingnya itu menatap dengan pancaran mata rindu.

"Apa yang kau kerjakan di sini?" Tanya Cindy sambil melirik.

"Apa saja yang bisa membawa rejeki. Siapa tahu aku dapat menemukan dompet orang yang berisi uang jutaan." Ucap Rangga.

"Kamu memang benar-benar senewen," sergah Cindy.

"Barangkali anggapanmu itu benar." Ucap Rangga lagi.

"Hm!." Cindy berdehem.

"Lama tidak kelihatan kemana saja?" Tanya Rangga lembut.

Gadis itu diam saja. Matanya yang indah menatap langit mendung yang meluruhkan air hujan. Cindy merasa tidak perlu mengutarakan jalan hidupnya yang ditempuh selama ini. Mungkin hanya untuk mereka yang sudah tahu. baginya telah cukup. Sejauh itu langkahnya cukup membawa tekanan perasaan yang tak bisa diuraikan dengan kata-kata.

"Lama tak kelihatan," sambung Rangga lagi.

"Dua minggu telah berlalu." Tindih Cindy basa-basi.

"Sakit?" Tanya Rangga singakat.

"Yah." Sahut Cindy pendek. Dia hanya mengharap dengan berdusta tidak akan memperpanjang pertanyaan lelaki itu.

"Sekarang masih sakit?" Tanya Rangga kembali.

"Sudah agak mendingan." Jawab Cindy.

"Kalau begitu kuantar kau pulang." Lanjut Rangga.

Cindy diam.

"Mau kau?" Ucap Rangga.

Cindy masih diam.

"Aku sekalian ingin bermain ke rumahmu, tak apa-apa kan?" Lanjut Rangga.

Rangga seperti membujuk adiknya yang meminta kembang gula.

"Enggak keberatan kan?" Tanya Rangga.

Cindy baru kemudian menggelengkan kepala.

"Kenapa?" Tanya Rangga singkat.

"Kau tak akan mengerti kehidupanku." Jawab Cindy.

"Aku akan berusaha untuk mengerti kehidupanmu, Cindy. Percayalah." Lanjut Rangga.

"Jangan." Desah gadis itu.

Rangga jadi berubah demikian kecewa.

Curahan air hujan yang turun dan langit menjadi pelampiasa rasa kecewanya. Dia memandangnya dengan tatapan hampa. Kau tak boleh tahu rumahku. Siapa pun tak boleh tahu rumanku! Keluh Cindy tak bersuara, mulutnya terkatup rapat-rapat.

Cindy menatap mata lelaki yang berdiri di sampingnya, alangkah hampa dan kecewanya.

Tapi... oooh, semua itu tak boleh terjadi. Mata Cindy bertambah murung, sementara Rangga berdiri dengan bahu yang lesu.

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu, jika kau merasa keberatan." Ucap Rangga melanjutkan.

Cindy menatap wajah Rangga sekali lagi. Kecewa, pasti dia amat kecewa atas penolakan itu. Walau pun sesungguhnya perasaan Cindy tidak jauh berbeda dengan lelaki itu. Selama ini dia menyekap rasa rindu ingin berjumpa dengan Rangga.

Sama-sama menelan makna cinta dan oh... mata gadis itu mulai berkaca-kaca. Bibirnya bergerak, tapi ucapan tak jua keluar dari sela-sela bibir itu. Kandas di dalam tenggorokan tanpa bisa terucap dengan sempurna. Ketika Rangga menatap mata Cindy yang berkaca-kaca jadi terharu.

"Maafkanlah aku Cindy. Sungguh mati aku tidak memaksamu, janganlah kau menangis. Aku mohon maaf barangkali telah menyakiti hatimu." Cindy hanya tertunduk sambil menggigit bibirnya. Rangga semakin merasa tertekan oleh perasaan bersalah. Dia jadi bingung tak berketentuan.

"Apa yang bisa kulakukan untuk menebus kesalahanku Cindy? Katakanlah, aku musti berbuat apa?" Desah Rangga dalam keresahan.

"Kau tidak bersalah Rangga." Gumam Cindy lirih.

"Tapi agaknya kau tersinggung Cindy." Balas Rangga, Gadis itu menggelengkan kepala, Rangga mengeluh panjang. Untuk beberapa saat mereka sama-sama bungkam seribu basa. Di antara keheningan itu hanya terdengar suara hujan yang jatuh di genteng peron, di mana mereka berdua dan berpuluh-puluh orang berteduh di bawahnya. Cindy menengadahkan muka dan menatap Rangga yang sedari tadi tertunduk sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Dia berdiri lesu menatap curahan air hujan yang bagaikan tirai kabut menghalangi tegaknya gedung hotel Marcopolo. Bagai terkena aliran magnet Rangga menoleh ke wajah Cindy. Dan mereka saling bertatapan penuh arti.

Terpopuler

Comments

YUSIKO

YUSIKO

lanjut kakak!

2023-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : GADIS CANTIK JELITA
2 BAB 2 : TERLALU MAHAL
3 BAB 3 : NAMAKU CINDY
4 BAB 4 : SEBUAH KENYATAAN
5 BAB 5 : CETUSAN NALURI
6 BAB 6 : KETIDAKPASTIAN
7 BAB 7 : SANDIWARA TANPA CINTA
8 BAB 8 : MERASA PESIMIS
9 BAB 9 : PISTOL DI SAKU KIMONO
10 BAB 10 : CINTA DAN NAFSU
11 BAB 11 : PELURU NYASAR
12 BAB 12 : GELORA CINTA
13 BAB 13 : SIKSAAN BATIN
14 BAB 14 : PULANG KAMPUNG
15 BAB 15 : INGATAN HENDRY
16 BAB 16 : AYAH KUMAT LAGI
17 BAB 17 : PENGAKUAN RANGGA
18 BAB 18 : SEBUAH PENGORBANAN
19 BAB 19 : RASA TANGGUNGJAWAB
20 BAB 20 : RANGGA BEBAS
21 BAB 21 : NIAT HATI
22 BAB 22 : TANAH PEMAKAMAN
23 BAB 23 : PERJODOHAN ZAHRA
24 BAB 24 : JALAN PINTAS
25 BAB 25 : JALINAN MANIS
26 BAB 26 : KOMPROMI DULU
27 BAB 27 : SEBUAH PERKENALAN
28 BAB 28 : TIDAK SECEPAT ITU
29 BAB 29 : KEJUJURAN HATI
30 BAB 30 : BERTEMU FADLY
31 BAB 31 : SEMUANYA SUDAH BERLALU
32 BAB 32 : RASA SYUKUR
33 BAB 33 : MERANTAU
34 BAB 34 : SAYA TIDAK TAHU
35 BAB 35 : KESETIAAN CINTA
36 BAB 36 : ANTARA MISKIN DAN KAYA
37 BAB 37 : SAYA AKAN MENUNGGU
38 BAB 38 : KEBAHAGIAAN HIDUP
39 BAB 39 : TERLALU PAGI CINTAMU TUMBUH
40 BAB 40 : GADIS PERAWAN
41 BAB 41 : SEKUNTUM BUNGA
42 BAB 42 : VILLA DI PUNCAK
43 BAB 43 : PEMUDA IDAMAN AMANDA
44 BAB 44 : PEMUDA MISKIN
45 BAB 45 : BERPIKIRAN LUAS
46 BAB 46 : TERUSIR DARI RUMAH
47 BAB 47 : RUMAH KONTRAKAN
48 BAB 48 : MENDAPAT PEKERJAAN
49 BAB 49 : GAJIAN PERTAMA
50 BAB 50 : RATAPAN MEMILUKAN
51 BAB 51: ANAK YANG HILANG
52 BAB 52 : TANPA SYARAT
53 BAB 53 : SATU JAM LAGI
54 BAB 54 : PUTIH ABU-ABU
55 BAB 55 : OVERDOSIS
56 BAB 56 : GARA-GARA LONTONG
57 BAB 57 : TUKANG LONTONG
58 BAB 58 : TERNYATA ITU MASALAHNYA?
59 BAB 59 : AKHIR PENANTIAN
60 BAB 60 : MENGANGKAT BAHU
61 BAB 61 : PERSIAPAN YANG PANJANG
62 BAB 62 : SESUATU
63 BAB 63 : SATU TANYA TANPA JAWABAN
64 BAB 64 : PERTANYAAN YANG ANEH
65 BAB 65 : JADI RUWET
66 BAB 66 : PERTENGKARAN TERBUKA
67 BAB 67 : PERTENGKARAN MEMANAS
68 BAB 68 : POIN YANG LAIN
69 BAB 69 : PERASAAN ASING
70 BAB 70 : TITIK TERENDAH
71 BAB 71 : AMPUN DEH!
72 BAB 72 : KEISENGAN BALQIS
73 BAB 73 : SAAT PEMBALASAN
74 BAB 74 : LHO? KOK JADI BEGINI?
75 BAB 75 : TITIK!
76 BAB 76 : PASANG BADAN
77 BAB 77 : KENANGAN LAGI
78 BAB 78 : KETIADAAN ENDING
79 BAB 79 : HAI, DARLING HONEY
80 BAB 80 : JIWA ADALAH KEKAL
81 BAB 81 : ORANG GILA
82 BAB 82 : KUNCUP MAWAR ITU!
83 BAB 83 : PUTUS ASA
84 BAB 84 : PERISTIWA ULANG
85 BAB 85 : CEWEK GEBETAN GUE!
86 BAB 86 : SAYA HAMIL, DOKTER?
87 BAB 87 : MENUNGGU KEPASTIAN
88 BAB 88 : MEMINTA KEPASTIAN
89 BAB 89 : SEBUAH RENCANA
90 BAB 90 : STATUS HUBUNGAN
91 BAB 91 : TIDAK ADA KESEMPATAN
92 BAB 92 : AKU JIWA YANG LARA
93 BAB 93 : BERTEMU NABILA
94 BAB 94 : BERITA TAK TERDUGA
95 BAB 95 : PERTANGGUNGJAWABAN
96 BAB 96 : BIARLAH! BIARLAH!
97 BAB 97 : BERTEMU NABILA
98 BAB 98 : PERNIKAHAN SEMU
99 BAB 99 : MENCARI PEKERJAAN
100 BAB 100 : BANTUAN RANTI
101 Bab 101: KERAS HATI
102 BAB 102 : BERHENTI BEKERJA
103 BAB 103 : LELAKI PENGECUT
104 BAB 104 : TAMBAH BURUK
105 BAB 105 : JUJUR DAN TULUS
106 BAB 106 : SEBILAH SEMBILU
107 BAB 107 : APA LAGI?
108 BAB 108 : SEBUAH KESEPAKATAN
109 BAB 109 : TEROMBANG AMBING
110 BAB 110 : KUTUKAN TUHAN
111 BAB 111 : MIMPI YANG INDAH SEKALI
112 BAB 112 : BERTINDAK BIJAKSANA
113 BAB 113 : PERTEMUAN TERAKHIR
114 BAB 114 : KAMAR PERSALINAN
115 BAB 115 : KEPUTUSAN AKHIR
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB 1 : GADIS CANTIK JELITA
2
BAB 2 : TERLALU MAHAL
3
BAB 3 : NAMAKU CINDY
4
BAB 4 : SEBUAH KENYATAAN
5
BAB 5 : CETUSAN NALURI
6
BAB 6 : KETIDAKPASTIAN
7
BAB 7 : SANDIWARA TANPA CINTA
8
BAB 8 : MERASA PESIMIS
9
BAB 9 : PISTOL DI SAKU KIMONO
10
BAB 10 : CINTA DAN NAFSU
11
BAB 11 : PELURU NYASAR
12
BAB 12 : GELORA CINTA
13
BAB 13 : SIKSAAN BATIN
14
BAB 14 : PULANG KAMPUNG
15
BAB 15 : INGATAN HENDRY
16
BAB 16 : AYAH KUMAT LAGI
17
BAB 17 : PENGAKUAN RANGGA
18
BAB 18 : SEBUAH PENGORBANAN
19
BAB 19 : RASA TANGGUNGJAWAB
20
BAB 20 : RANGGA BEBAS
21
BAB 21 : NIAT HATI
22
BAB 22 : TANAH PEMAKAMAN
23
BAB 23 : PERJODOHAN ZAHRA
24
BAB 24 : JALAN PINTAS
25
BAB 25 : JALINAN MANIS
26
BAB 26 : KOMPROMI DULU
27
BAB 27 : SEBUAH PERKENALAN
28
BAB 28 : TIDAK SECEPAT ITU
29
BAB 29 : KEJUJURAN HATI
30
BAB 30 : BERTEMU FADLY
31
BAB 31 : SEMUANYA SUDAH BERLALU
32
BAB 32 : RASA SYUKUR
33
BAB 33 : MERANTAU
34
BAB 34 : SAYA TIDAK TAHU
35
BAB 35 : KESETIAAN CINTA
36
BAB 36 : ANTARA MISKIN DAN KAYA
37
BAB 37 : SAYA AKAN MENUNGGU
38
BAB 38 : KEBAHAGIAAN HIDUP
39
BAB 39 : TERLALU PAGI CINTAMU TUMBUH
40
BAB 40 : GADIS PERAWAN
41
BAB 41 : SEKUNTUM BUNGA
42
BAB 42 : VILLA DI PUNCAK
43
BAB 43 : PEMUDA IDAMAN AMANDA
44
BAB 44 : PEMUDA MISKIN
45
BAB 45 : BERPIKIRAN LUAS
46
BAB 46 : TERUSIR DARI RUMAH
47
BAB 47 : RUMAH KONTRAKAN
48
BAB 48 : MENDAPAT PEKERJAAN
49
BAB 49 : GAJIAN PERTAMA
50
BAB 50 : RATAPAN MEMILUKAN
51
BAB 51: ANAK YANG HILANG
52
BAB 52 : TANPA SYARAT
53
BAB 53 : SATU JAM LAGI
54
BAB 54 : PUTIH ABU-ABU
55
BAB 55 : OVERDOSIS
56
BAB 56 : GARA-GARA LONTONG
57
BAB 57 : TUKANG LONTONG
58
BAB 58 : TERNYATA ITU MASALAHNYA?
59
BAB 59 : AKHIR PENANTIAN
60
BAB 60 : MENGANGKAT BAHU
61
BAB 61 : PERSIAPAN YANG PANJANG
62
BAB 62 : SESUATU
63
BAB 63 : SATU TANYA TANPA JAWABAN
64
BAB 64 : PERTANYAAN YANG ANEH
65
BAB 65 : JADI RUWET
66
BAB 66 : PERTENGKARAN TERBUKA
67
BAB 67 : PERTENGKARAN MEMANAS
68
BAB 68 : POIN YANG LAIN
69
BAB 69 : PERASAAN ASING
70
BAB 70 : TITIK TERENDAH
71
BAB 71 : AMPUN DEH!
72
BAB 72 : KEISENGAN BALQIS
73
BAB 73 : SAAT PEMBALASAN
74
BAB 74 : LHO? KOK JADI BEGINI?
75
BAB 75 : TITIK!
76
BAB 76 : PASANG BADAN
77
BAB 77 : KENANGAN LAGI
78
BAB 78 : KETIADAAN ENDING
79
BAB 79 : HAI, DARLING HONEY
80
BAB 80 : JIWA ADALAH KEKAL
81
BAB 81 : ORANG GILA
82
BAB 82 : KUNCUP MAWAR ITU!
83
BAB 83 : PUTUS ASA
84
BAB 84 : PERISTIWA ULANG
85
BAB 85 : CEWEK GEBETAN GUE!
86
BAB 86 : SAYA HAMIL, DOKTER?
87
BAB 87 : MENUNGGU KEPASTIAN
88
BAB 88 : MEMINTA KEPASTIAN
89
BAB 89 : SEBUAH RENCANA
90
BAB 90 : STATUS HUBUNGAN
91
BAB 91 : TIDAK ADA KESEMPATAN
92
BAB 92 : AKU JIWA YANG LARA
93
BAB 93 : BERTEMU NABILA
94
BAB 94 : BERITA TAK TERDUGA
95
BAB 95 : PERTANGGUNGJAWABAN
96
BAB 96 : BIARLAH! BIARLAH!
97
BAB 97 : BERTEMU NABILA
98
BAB 98 : PERNIKAHAN SEMU
99
BAB 99 : MENCARI PEKERJAAN
100
BAB 100 : BANTUAN RANTI
101
Bab 101: KERAS HATI
102
BAB 102 : BERHENTI BEKERJA
103
BAB 103 : LELAKI PENGECUT
104
BAB 104 : TAMBAH BURUK
105
BAB 105 : JUJUR DAN TULUS
106
BAB 106 : SEBILAH SEMBILU
107
BAB 107 : APA LAGI?
108
BAB 108 : SEBUAH KESEPAKATAN
109
BAB 109 : TEROMBANG AMBING
110
BAB 110 : KUTUKAN TUHAN
111
BAB 111 : MIMPI YANG INDAH SEKALI
112
BAB 112 : BERTINDAK BIJAKSANA
113
BAB 113 : PERTEMUAN TERAKHIR
114
BAB 114 : KAMAR PERSALINAN
115
BAB 115 : KEPUTUSAN AKHIR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!