BAB 8 : MERASA PESIMIS

Cindy melangkah masuk ke dalam rumah dengan sekujur badan yang letih. Keringat dingin membasahi sekujur badannya. Rumah yang mewah dengan segala bentuk perabotan mewah di rasa terlalu lenggang dan sepi. Di rumah semewah ini bagi Cindy tak jauh merupakan tempat untuk berteduh saja. Sebab dirinya sama sekali tidak merasakan bahagia menempati rumah itu. Bila saja rumah ini milik Rangga dan lelaki itu bisa selalu bersamanya menempati, alangkah bahagianya. Pagi bersama, siang bersama, malam bersama dan bila keinginannya untuk mengulangi perbuatan seperti tadi siang di Bukit Barisan, tidaklah terlampau sulit.

Mungkin sampai letih. Dan sekarang pun Cindy masih merasakan tubuhnya letih. Kakinya buat melangkah terasa lunglai dan sedikit nyeri pada bagian pangkal paha. Mata dia terus merebahkan dirinya di tempat tidur yang berkasur busa. Sejenak dia membayangkan kejadian yang baru saja di alami nya tadi. Begitu indahnya dan sampai-sampai dia melupakan semua problem yang selama ini membelenggunya. Kemudian Cindy menatap langit-langit kamarnya yang terbuat dari eternit kembang berwarna hijau muda. Bayangan wajah Rangga terlintas. Cindy tiba-tiba tersentak, baru sadar jika lelaki itu telah berhasil mengetahui rumahnya. Di waktu Rangga mengantar sampai di depan rumah, Cindy masih terbawa oleh perasaan pasrah. Seolah-olah dia tak ingat kata-katanya sendiri jika Rangga tidak boleh mengetahui tempat tinggalnya. Tapi apa yang mau dikata lagi. semuanya sudah terlanjur. Dan semuanya bakal ditanggung resikonya.

Cuma yang senantiasa dikawatirkan oleh Cindy. Rangga akan meninggalkannya setelah tahu keadaan dirinya yang sebenarnya. Cindy sangat mengharap agar hal itu tidak akan terjadi pada diri Rangga. Cintanya terhadap lelaki itu sudah sangat besar dan tidak bertepi lagi. Mungkin Cindy rela mengorbankan apa saja asalkan lelaki itu tidak akan meninggalkannya.

Semoga saja Rangga seorang lelaki yang mau mengerti kelemahan diriku. Dan mau mengerti persoalan yang membelengguku, itu saja yang kuharap. Katanya tanpa suara badan Cindy lunglai jatuh capai. Rasa kantuk yang menekan kelopak matanya. Sekarang, yang dibutuhkan Cindy hanya guling dan bantal. Dia tak mau ambil pusing lagi kejadian esok hari dan harihari mendatang. Seandainya Rangga berbaring di sisinya, ah... barangkah capai ini tidak mungkin terasa seperti ini.

***

Keesokan harinya Cindy bangun tidur kelewat siang. Jarum jam dinding yang tergantung di tembok kamarnya sudah menunjukkan pukul dua belas. Tubuhnya yang semalam dirasa lunglai dan capai sudah hilang semua. Namun ketika dia hendak melangkah turun dari tempat tidur, pangkal pahanya dirasa nyeri dan linu. Terpaksa Cindy terhenyak di pinggir pembaringan untuk beberapa lama. Dengan setengah dipaksakan gadis itu berjalan ke kamar mandi.

Mbok Surti heran melihat perubahan tuan putrinya yang nampak terlihat pucat pada wajahnya. Langkah-langkahnya agak mengalami kesulitan.

Lantas mbok Surti tersenyum dikulum.

Setelah tubuh Cindy tersiram air. barulah dia merasa tubuhnya segar kembali. Semua kelesuan pada tubuhnya hilang seketika. Selesai mandi Cindy mengenakan pakaian T-shirt berwarna biru menyala dan celana blue jeans, berjalan ke meja makan. Dia makan tidak terlalu banyak, sebab dia tak ingin tubuhnya menjadi gemuk. Dengan langkah-langkah lunak Cindy menuju kearah garasi mobil. Derit-derit hak sepatunya yang tinggi terdengar jelas kala menginjak ubin teraso di teras rumah.

"Aku pergi mbok." Kata Cindy kepada pembantu rumahnya.

"Ya non." Sahut mbok Surti sambil mengangguk hormat.

Siang itu langit bergumpal-gumpal awan hitam yang menghalangi sinar matahari menyengat bumi. Musim hujan di bulan ini hampir tidak memberikan peluang bagi sang surya untuk memancarkan sinarnya yang rakus. Mobil Honda Civic berwarna biru kontras dengan pengemudinya yang mengenakan T-shirt biru pula, melaju di antara mobil-mobil yang berlalu-lalang di jalan raya.

Siang itu Cindy ingin membeli kosmetik di proyek Way Halim Permai. Akan tetapi diwaktu mobilnya melewati jalan Raden Intan, mata Cindy sempat terbentur sesosok tubuh yang dikenalnya berdiri dibawah halte bis. Tangan kanannya memegang map lusuh dan matanya selalu mengamati bis kota yang lewat di depannya. Cindy cepat-cepat menginjak rem, mobil pun-segera berhenti.

"Rangga!." Panggil Cindy sambil menggapai-gapaikan tangan.

Lelaki yang berdiri di bawah halte bis itu menatap penuh tanda tanya. Siapa gerangan yang memanggilnya itu? Padahal Rangga merasa selama ini dia tidak pernah mempunyai kenalan seorang gadis yang memiliki mobil, kalau toh ada kebanyakan mereka itu sombong-sombong. Dengan setengah ragu-ragu Rangga berjalan menghampiri mobil itu. Seorang gadis berkaca mata coklat duduk di belakang kemudi. Anggun dan cantik. Siapakah dia? itu saja yang selalu berkecamuk di benak Rangga saat mendekati mobil. Setelah dekat di pintu mobil barulah Rangga tahu bahwa gadis yang duduk di belakang stir itu adalah Cindy.

"Duuuh cantiknya. Duuuh anggunnya." Kata hati Rangga penuh kekaguman.

"Ayo naik, kuantar sampai ke tempat tujuan mu." Kata Cindy tersenyum ramah.

"Tapi..." Sahut Rangga terhenti sembari menatap map lusuh yang dibawanya.

Rangga merasa ragu-ragu.

"Jangan banyak alasan Ngga, naiklah." Desak Cindy sambil membuka pintu mobil untuk Rangga.

Lelaki itu terpaksa menurut perintah gadis itu. Mobil Honda Civic itu melaju lagi sesudah Rangga naik dan duduk di sisi Cindy.

Rangga melirik Cindy yang memegang stir. Baru kali ini Rangga melihat Cindy mengenakan kaca mata dan berdandan menyolok. Detik itu Rangga merasakan dirinya jauh sekali bila dibandingkan dengan Cindy. Ternyata di balik kesederhanaan gadis itu, kehidupannya begitu mewah. Maka Rangga selama dalam perjalanan lebih banyak diam dan tertunduk.

"Kau mau kemana, Ngga?" Tanya Cindy lunak.

"Ke penerbit Grand Land City." Sahut Rangga datar.

"Apa keperluanmu datang ke sana?" Tanya Cindy.

"Aku akan menjual naskahku" balas Rangga.

"Oh! jadi kau seorang pengarang?" Kata Cindy ceria.

Gadis itu menginjak rem karena lampu merah pada rambu lalu lintas menyala. Mobil-mobil lainnya turut berhenti di sisi kiri dan kanannya.

"Benarkah nama pengarang Rangga Antoro itu adalah kau?" Tanya Cindy.

Herman hanya mengangguk.

"Betapa hebat namamu itu, sehebat hasil karyamu. Sungguh lho aku kagum dengan hasil karyamu yang pernah kubaca." Lanjut Cindy merasa bangga. Ternyata lelaki yang selama ini mengisi kalbunya adalah pengarang terkenal. Pengarang yang sering dipuja-puja banyak penggemar.

"Aku akan tertawa bila mendengai pujianmu,

Cindy. Toh nasibku tak jauh berbeda dengan penjual loak di Pasar Bambu Kuning!."

Cindy menjalankan mobilnya ketika lampu hijau menyala, sesungging senyum menghiasi bibirnya yang dipoles lipstik merah menantang.

"Sebetulnya bicara soal nasib itu sangat menyenangkan Rangga. Siapa tahu di cakrawala telah menanti perobahan nasib baik. Janganlah kau meratapi nasibmu sekarang, tapi pandanglah jauh ke depan, di mana pintu kesuksesan menantimu dengan terbuka lebar-lebar." Kata Cindy bersemangat.

Rangga hanya tersenyum hambar.

"Kau pesimis dengan masa depanmu Rangga?" Ucap Cindy.

"Bukan aku merasa pesimis dengan masa depan yang gemilang. Aku takut bila tidak tercapai akan sakit." Tutur Rangga.

"Kau benar Rangga." Sahut Cindy.

"Begitu kan?" Balas Rangga lagi.

Cindy mengangguk sambil tersenyum manis.

Terpopuler

Comments

YUSIKO

YUSIKO

lanjut thor?!

2023-04-16

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : GADIS CANTIK JELITA
2 BAB 2 : TERLALU MAHAL
3 BAB 3 : NAMAKU CINDY
4 BAB 4 : SEBUAH KENYATAAN
5 BAB 5 : CETUSAN NALURI
6 BAB 6 : KETIDAKPASTIAN
7 BAB 7 : SANDIWARA TANPA CINTA
8 BAB 8 : MERASA PESIMIS
9 BAB 9 : PISTOL DI SAKU KIMONO
10 BAB 10 : CINTA DAN NAFSU
11 BAB 11 : PELURU NYASAR
12 BAB 12 : GELORA CINTA
13 BAB 13 : SIKSAAN BATIN
14 BAB 14 : PULANG KAMPUNG
15 BAB 15 : INGATAN HENDRY
16 BAB 16 : AYAH KUMAT LAGI
17 BAB 17 : PENGAKUAN RANGGA
18 BAB 18 : SEBUAH PENGORBANAN
19 BAB 19 : RASA TANGGUNGJAWAB
20 BAB 20 : RANGGA BEBAS
21 BAB 21 : NIAT HATI
22 BAB 22 : TANAH PEMAKAMAN
23 BAB 23 : PERJODOHAN ZAHRA
24 BAB 24 : JALAN PINTAS
25 BAB 25 : JALINAN MANIS
26 BAB 26 : KOMPROMI DULU
27 BAB 27 : SEBUAH PERKENALAN
28 BAB 28 : TIDAK SECEPAT ITU
29 BAB 29 : KEJUJURAN HATI
30 BAB 30 : BERTEMU FADLY
31 BAB 31 : SEMUANYA SUDAH BERLALU
32 BAB 32 : RASA SYUKUR
33 BAB 33 : MERANTAU
34 BAB 34 : SAYA TIDAK TAHU
35 BAB 35 : KESETIAAN CINTA
36 BAB 36 : ANTARA MISKIN DAN KAYA
37 BAB 37 : SAYA AKAN MENUNGGU
38 BAB 38 : KEBAHAGIAAN HIDUP
39 BAB 39 : TERLALU PAGI CINTAMU TUMBUH
40 BAB 40 : GADIS PERAWAN
41 BAB 41 : SEKUNTUM BUNGA
42 BAB 42 : VILLA DI PUNCAK
43 BAB 43 : PEMUDA IDAMAN AMANDA
44 BAB 44 : PEMUDA MISKIN
45 BAB 45 : BERPIKIRAN LUAS
46 BAB 46 : TERUSIR DARI RUMAH
47 BAB 47 : RUMAH KONTRAKAN
48 BAB 48 : MENDAPAT PEKERJAAN
49 BAB 49 : GAJIAN PERTAMA
50 BAB 50 : RATAPAN MEMILUKAN
51 BAB 51: ANAK YANG HILANG
52 BAB 52 : TANPA SYARAT
53 BAB 53 : SATU JAM LAGI
54 BAB 54 : PUTIH ABU-ABU
55 BAB 55 : OVERDOSIS
56 BAB 56 : GARA-GARA LONTONG
57 BAB 57 : TUKANG LONTONG
58 BAB 58 : TERNYATA ITU MASALAHNYA?
59 BAB 59 : AKHIR PENANTIAN
60 BAB 60 : MENGANGKAT BAHU
61 BAB 61 : PERSIAPAN YANG PANJANG
62 BAB 62 : SESUATU
63 BAB 63 : SATU TANYA TANPA JAWABAN
64 BAB 64 : PERTANYAAN YANG ANEH
65 BAB 65 : JADI RUWET
66 BAB 66 : PERTENGKARAN TERBUKA
67 BAB 67 : PERTENGKARAN MEMANAS
68 BAB 68 : POIN YANG LAIN
69 BAB 69 : PERASAAN ASING
70 BAB 70 : TITIK TERENDAH
71 BAB 71 : AMPUN DEH!
72 BAB 72 : KEISENGAN BALQIS
73 BAB 73 : SAAT PEMBALASAN
74 BAB 74 : LHO? KOK JADI BEGINI?
75 BAB 75 : TITIK!
76 BAB 76 : PASANG BADAN
77 BAB 77 : KENANGAN LAGI
78 BAB 78 : KETIADAAN ENDING
79 BAB 79 : HAI, DARLING HONEY
80 BAB 80 : JIWA ADALAH KEKAL
81 BAB 81 : ORANG GILA
82 BAB 82 : KUNCUP MAWAR ITU!
83 BAB 83 : PUTUS ASA
84 BAB 84 : PERISTIWA ULANG
85 BAB 85 : CEWEK GEBETAN GUE!
86 BAB 86 : SAYA HAMIL, DOKTER?
87 BAB 87 : MENUNGGU KEPASTIAN
88 BAB 88 : MEMINTA KEPASTIAN
89 BAB 89 : SEBUAH RENCANA
90 BAB 90 : STATUS HUBUNGAN
91 BAB 91 : TIDAK ADA KESEMPATAN
92 BAB 92 : AKU JIWA YANG LARA
93 BAB 93 : BERTEMU NABILA
94 BAB 94 : BERITA TAK TERDUGA
95 BAB 95 : PERTANGGUNGJAWABAN
96 BAB 96 : BIARLAH! BIARLAH!
97 BAB 97 : BERTEMU NABILA
98 BAB 98 : PERNIKAHAN SEMU
99 BAB 99 : MENCARI PEKERJAAN
100 BAB 100 : BANTUAN RANTI
101 Bab 101: KERAS HATI
102 BAB 102 : BERHENTI BEKERJA
103 BAB 103 : LELAKI PENGECUT
104 BAB 104 : TAMBAH BURUK
105 BAB 105 : JUJUR DAN TULUS
106 BAB 106 : SEBILAH SEMBILU
107 BAB 107 : APA LAGI?
108 BAB 108 : SEBUAH KESEPAKATAN
109 BAB 109 : TEROMBANG AMBING
110 BAB 110 : KUTUKAN TUHAN
111 BAB 111 : MIMPI YANG INDAH SEKALI
112 BAB 112 : BERTINDAK BIJAKSANA
113 BAB 113 : PERTEMUAN TERAKHIR
114 BAB 114 : KAMAR PERSALINAN
115 BAB 115 : KEPUTUSAN AKHIR
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB 1 : GADIS CANTIK JELITA
2
BAB 2 : TERLALU MAHAL
3
BAB 3 : NAMAKU CINDY
4
BAB 4 : SEBUAH KENYATAAN
5
BAB 5 : CETUSAN NALURI
6
BAB 6 : KETIDAKPASTIAN
7
BAB 7 : SANDIWARA TANPA CINTA
8
BAB 8 : MERASA PESIMIS
9
BAB 9 : PISTOL DI SAKU KIMONO
10
BAB 10 : CINTA DAN NAFSU
11
BAB 11 : PELURU NYASAR
12
BAB 12 : GELORA CINTA
13
BAB 13 : SIKSAAN BATIN
14
BAB 14 : PULANG KAMPUNG
15
BAB 15 : INGATAN HENDRY
16
BAB 16 : AYAH KUMAT LAGI
17
BAB 17 : PENGAKUAN RANGGA
18
BAB 18 : SEBUAH PENGORBANAN
19
BAB 19 : RASA TANGGUNGJAWAB
20
BAB 20 : RANGGA BEBAS
21
BAB 21 : NIAT HATI
22
BAB 22 : TANAH PEMAKAMAN
23
BAB 23 : PERJODOHAN ZAHRA
24
BAB 24 : JALAN PINTAS
25
BAB 25 : JALINAN MANIS
26
BAB 26 : KOMPROMI DULU
27
BAB 27 : SEBUAH PERKENALAN
28
BAB 28 : TIDAK SECEPAT ITU
29
BAB 29 : KEJUJURAN HATI
30
BAB 30 : BERTEMU FADLY
31
BAB 31 : SEMUANYA SUDAH BERLALU
32
BAB 32 : RASA SYUKUR
33
BAB 33 : MERANTAU
34
BAB 34 : SAYA TIDAK TAHU
35
BAB 35 : KESETIAAN CINTA
36
BAB 36 : ANTARA MISKIN DAN KAYA
37
BAB 37 : SAYA AKAN MENUNGGU
38
BAB 38 : KEBAHAGIAAN HIDUP
39
BAB 39 : TERLALU PAGI CINTAMU TUMBUH
40
BAB 40 : GADIS PERAWAN
41
BAB 41 : SEKUNTUM BUNGA
42
BAB 42 : VILLA DI PUNCAK
43
BAB 43 : PEMUDA IDAMAN AMANDA
44
BAB 44 : PEMUDA MISKIN
45
BAB 45 : BERPIKIRAN LUAS
46
BAB 46 : TERUSIR DARI RUMAH
47
BAB 47 : RUMAH KONTRAKAN
48
BAB 48 : MENDAPAT PEKERJAAN
49
BAB 49 : GAJIAN PERTAMA
50
BAB 50 : RATAPAN MEMILUKAN
51
BAB 51: ANAK YANG HILANG
52
BAB 52 : TANPA SYARAT
53
BAB 53 : SATU JAM LAGI
54
BAB 54 : PUTIH ABU-ABU
55
BAB 55 : OVERDOSIS
56
BAB 56 : GARA-GARA LONTONG
57
BAB 57 : TUKANG LONTONG
58
BAB 58 : TERNYATA ITU MASALAHNYA?
59
BAB 59 : AKHIR PENANTIAN
60
BAB 60 : MENGANGKAT BAHU
61
BAB 61 : PERSIAPAN YANG PANJANG
62
BAB 62 : SESUATU
63
BAB 63 : SATU TANYA TANPA JAWABAN
64
BAB 64 : PERTANYAAN YANG ANEH
65
BAB 65 : JADI RUWET
66
BAB 66 : PERTENGKARAN TERBUKA
67
BAB 67 : PERTENGKARAN MEMANAS
68
BAB 68 : POIN YANG LAIN
69
BAB 69 : PERASAAN ASING
70
BAB 70 : TITIK TERENDAH
71
BAB 71 : AMPUN DEH!
72
BAB 72 : KEISENGAN BALQIS
73
BAB 73 : SAAT PEMBALASAN
74
BAB 74 : LHO? KOK JADI BEGINI?
75
BAB 75 : TITIK!
76
BAB 76 : PASANG BADAN
77
BAB 77 : KENANGAN LAGI
78
BAB 78 : KETIADAAN ENDING
79
BAB 79 : HAI, DARLING HONEY
80
BAB 80 : JIWA ADALAH KEKAL
81
BAB 81 : ORANG GILA
82
BAB 82 : KUNCUP MAWAR ITU!
83
BAB 83 : PUTUS ASA
84
BAB 84 : PERISTIWA ULANG
85
BAB 85 : CEWEK GEBETAN GUE!
86
BAB 86 : SAYA HAMIL, DOKTER?
87
BAB 87 : MENUNGGU KEPASTIAN
88
BAB 88 : MEMINTA KEPASTIAN
89
BAB 89 : SEBUAH RENCANA
90
BAB 90 : STATUS HUBUNGAN
91
BAB 91 : TIDAK ADA KESEMPATAN
92
BAB 92 : AKU JIWA YANG LARA
93
BAB 93 : BERTEMU NABILA
94
BAB 94 : BERITA TAK TERDUGA
95
BAB 95 : PERTANGGUNGJAWABAN
96
BAB 96 : BIARLAH! BIARLAH!
97
BAB 97 : BERTEMU NABILA
98
BAB 98 : PERNIKAHAN SEMU
99
BAB 99 : MENCARI PEKERJAAN
100
BAB 100 : BANTUAN RANTI
101
Bab 101: KERAS HATI
102
BAB 102 : BERHENTI BEKERJA
103
BAB 103 : LELAKI PENGECUT
104
BAB 104 : TAMBAH BURUK
105
BAB 105 : JUJUR DAN TULUS
106
BAB 106 : SEBILAH SEMBILU
107
BAB 107 : APA LAGI?
108
BAB 108 : SEBUAH KESEPAKATAN
109
BAB 109 : TEROMBANG AMBING
110
BAB 110 : KUTUKAN TUHAN
111
BAB 111 : MIMPI YANG INDAH SEKALI
112
BAB 112 : BERTINDAK BIJAKSANA
113
BAB 113 : PERTEMUAN TERAKHIR
114
BAB 114 : KAMAR PERSALINAN
115
BAB 115 : KEPUTUSAN AKHIR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!