Kalista menikmati es krimnya di kamar begitu selesai makan mi instan. Sekarang setelah puasa hampir dua hari, Kalista jadi mau makan segalanya.
Tapi apa yah yang mesti ia lakukan sekarang? Jelas Kalista mau mengganggu Rahadyan, namun sebelum itu, Kalista mau menghibur diri dulu.
Hatinya perlu dibuat baik-baik saja sebelum bisa fokus mengganggu orang.
Tanpa sadar siang malah sudah berganti sore dan sebentar lagi memasuki waktu malam. Kalista masih bingung mau melakukan apa, sampai akhirnya pintu diketuk lagi.
"Non, katanya turun makan malem sama Bapak. Ada kepiting di bawah dibeli sama Pak Raynar."
Kalista malas. Buat apa juga dirinya ikut makan bersama?
Namun terlintas di kepala Kalista, bagaimana kalau ia turun mengacaukan sedikit suasana hati Rahadyan? Lagipula kayaknya Oma Harini tidak akan mengganggu Kalista juga.
Yang Kalista agak takutnya kemarin adalah Oma Harini jengkel padanya, sebagai anak haram sekaligus anak pelacurr, lalu dia bakal menjadi nenek antagonis dari keturunan rendahan ini.
Ternyata tidak, jadi Kalista bebas.
Maka Kalista turun.
"Kalista, sini duduk, Nak."
Ia disambut oleh Oma Harini yang sudah berganti pakaian dari baju glamour ke baju daster dan semua orang selainnya juga terlihat sudah tidak mau ke mana-mana.
Kalista duduk di kursi yang Oma Harini tunjukkan, menatap ke arah meja berisi makanan laut sebelum beralih pada wanita asing di sana.
Cantik.
"Halo," sapa wanita cantik itu sambil tersenyum. "Aku enggak nyapa kemarin maaf, yah. Anaknya Om Raynar sakit jadi enggak bisa ditinggal-tinggal."
Nampaknya dialah yang bernama Cassie itu. "Iya." Kalista cuma membalas sekilas, beralih pada makanan.
"Om sengaja beli kepiting buat kamu." Raynar ikut bersuara. Tak lupa tersenyum dengan kesan 'ayo berteman' pada Kalista. "Ada lobster juga, siapa tau kamu suka. Dimakan ya, Kalista."
Kalista mengangguk sekilas. "Iya."
Berhenti mengajaknya bicara. Bukankah mereka mau makan?
"Kamu mau nasi?" Opa Sutomo yang tidak banyak bicara pun mengajak Kalista bicara. Tapi tak cuma itu, beliau langsung menuangkan nasi ke piring Kalista. "Tambah lagi?"
Kalista menggeleng. "Udah."
Pria paruh baya itu tersenyum tipis, mengusap-usap kepala Kalista tanpa izin.
Anehnya, Kalista tidak menolak. Entah kenapa merasa sulit padahal orang ini terlihat lembut dan tidak menakutkan buat ditolak.
Rahadyan memerhatikan anak perempuannya itu terlihat mulai nyaman, jadi langsung saja ia berkata, "Kamu mau jus jeruk atau air aja?"
Soalnya jus jeruk biasanya jadi minuman mereka saat makan seafood.
Tapi Kalista yang sejak tadi iya-iya pada orang lain langsung melirik risi pada Rahadyan. Dia membuang muka, tidak menjawab, terlihat sangat tidak mau diajak bicara oleh Rahadyan.
Raynar berusaha keras tidak tertawa melihat ekspresi abangnya sekarang.
Lebih-lebih lagi, Harini bertanya, "Kamu mau jus jeruk atau air aja, Kalista?"
Kalista menjawab, "Jus."
Langsung Oma Harini yang menuangkan jus jeruk ke gelas Kalista, padahal bisa didekatkan agar Kalista sendiri yang menuangkannya.
Setelah itu meja dipenuhi pembicaraan, pertanyaan kecil mengenai makanan kesukaan Kalista. Tak ada satupun orang melirik Rahadyan sebab tahu Kalista tidak suka.
Rahadyan yang dicueki dari berbagai pihak cuma bisa menghela napas.
Yaudahlah, pikirnya pasrah. Yang penting dia makan.
Tak tahu kenapa Rahadyan tidak bisa terlalu marah pada tingkah kurang ajar itu. Malah, Rahadyan lebih merasa lega karena Kalista mau makan di meja, sekalipun itu membuat Rahadyan jadi makhluk halus tiba-tiba.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments