Kalista sebenarnya sudah dengar bahwa papanya berasal dari keluarga kelas menengah. Sudah lama mamanya mengatakan, waktu Kalista dulu bertanya-tanya kenapa ia tak punya seorang Papa.
Katanya, orang dari keluarga yang baik-baik saja mana mau menerima seorang tunasusila seperti mamanya. Juga, Sukma Dewi takut dihina oleh keluarga papanya Kalista hingga dia lebih memilih hidup sendiri daripada minta pertanggungjawaban.
Tapi waktu Kalista melihat rumah Om Tidak Berguna ini, Kalista jadi bertanya-tanya. Ini kelas menengah atau kelas atas?
"Itu rumah Om?" tanya Kalista mau tak mau penasaran ketika mobil memasuki gerbang raksasa. "Om tinggal di sini?"
Rahadyan ingat anak ini bilang jangan banyak tanya, jangan ajak bicara atau jangan sok baik padanya. Tapi dia duluan yang bertanya dan banyak bicara.
"Iya," jawab Rahadyan singkat, takut nanti dia berteriak 'dasar enggak guna' lagi.
"Emangnya enggak pa-pa saya masuk ke sini?"
Rahadyan kaget mendengar pertanyaan yang seolah menyiratkan perasaan rendah diri itu. Seketika Rahadyan sadar kalau anaknya ini tumbuh di lingkungan kotor dan rendahan yang mungkin membuat dia tidak percaya diri.
"Enggak ada yang bakal nyakitin kamu di sini. Saya bakal jagain kamu." Rahadyan memberikan kepastian, agar dia tak merasa salah tempat.
Tapi ekspresi Kalista langsung berubah aneh.
Dia menatap Rahadyan seolah-olah dia gila.
"Siapa juga yang mau dijagain sama Om? Enggak sudi!" Kalista berucap ketus. "Maksud saya, entar keluarga Om pada ngomong saya enggak level. Asal Om tau yah, kali ada orang berani ngomong gitu ke saya, mukanya saya bonyokin. Saya jago berantem dari dulu!"
Astagfirullah, Rahadyan memberhentikan mobil sambil diam-diam menahan gemetar.
Sampai-sampai ia harus menyebut nama Tuhan dan memohon ampunan, karena kelakuan anak ini bikin mau geleng-geleng otak.
Mungkin dia melakukan ini untuk melindungi dirinya sendiri, tapi tetap saja, Rahadyan tidak berekspektasi anaknya bakal liar begini.
Rahadyan berdehem, sekaligus berharap syoknya berkurang. Sepertinya ia harus mulai terbiasa pada kelakuan anak ini.
"Enggak ada yang bakal ngomong gitu ke kamu," ucap Rahadyan lagi, mengoreksi kalimatnya yang tidak disukai Kalista.
Tapi Kalista malah buang muka, lalu turun tanpa sedikitpun memedulikan Rahadyan.
Sekali lagi Kalista memandangi bangunan empat lantai itu.
Besarnya bukan hal yang paling mencolok, tapi arsitekturnya. Bangunan ini punya desain futuristik yang mirip gedung-gedung di pusat kota, namun di setiap sudutnya terdapat tanaman-tanaman hijau yang memberi kesan alami.
Pantas saja Mama tidak mau berurusan dengan keluarga ini. Mereka semua pasti cuma memandang orang seperti Sukma Dewi dan Kalista sebagai orang jalanan.
"Kenapa?" Rahadyan gelisah melihat sang anak cuma diam melihat rumah.
Jangan-jangan dia mau mengamuk lagi karena tidak suka rumahnya? Atau dia merasa—
"Rumah Om besar." Kalista menatap jijik. "Kayaknya duit Om banyak banget. Saking banyaknya sampe enggak bisa dikasih buat perempuan yang Om hamilin."
Rahadyan mendadak bertanya-tanya. Apa Sukma Dewi menyuruh anaknya bersikap begini, ya? Tapi sekalipun Rahadyan tidak ingat, demi Tuhan dari dulu ia paling benci perempuan sombong.
Jadi kalau Sukma Dewi adalah wanita angkuh, Rahadyan mustahil mau suka padanya.
Lalu kenapa anak ini—
"Om ngapain ngeliatin saya? Saya capek, mau tidur. Buruan masuk."
Kalista yang memang sengaja bersikap kurang ajjar langsung menunjuk ke arah pintu utama rumah itu, sebagai perintah agar Rahadyan buru-buru masuk.
Ekspresi orang itu jelas tidak percaya kalau dia terlibat dengan manusia macam Kalista. Tapi sekali lagi, Kalista tidak peduli.
Pokoknya mulai sekarang Kalista akan membuat dia menyesal sudah punya anak dan semakin menyesal karena sudah menelantarkan anaknya.
Lalu setelah itu, Rahadyan pasti akan lelah dan mengusirnya dari keluarga itu. Maka kebebasan Kalista yang menjadi tujuan utamanya akan segera ia dapatkan.
Tanpa ada kekangan, tak juga tekanan wasiat Mama, Kalista bisa bebas ke mana yang ia mau, meninggalkan semua orang sekehendak hatinya saja.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments