Rendi yang kesal karena tertangkap basah oleh Dito, mengajak Tania segera meninggalkan parkiran.
"Mau kemana, Bro?" tanya Dito.
"Nyari hotel!" sahut Rendi dengan kesal.
"Kalau nyari hotel jangan yang ecek-ecek, Bro. Kasihan nanti Tania gatel badannya!" teriak Dito meledek Rendi.
Rendi menarik gas motornya berkali-kali, bermaksud membalas ledekan Dito. Tania berpegangan erat pada pinggang Rendi.
Lalu Rendi melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, meninggalkan Dito yang menahan sakit di hatinya.
Harapan Dito pupus sudah. Gadis yang selama ini diincarnya sudah 'diembat' oleh sahabatnya sendiri.
Dito mengambil motor maticnya, lalu melajukannya perlahan. Hatinya sangat hancur, melihat adegan mesra tadi.
Hh...kenapa si monyong itu selalu menang? Kenapa dia mesti memilih Tania? Kenapa bukan cewek lain? Stock cewek bohay yang sesuai dengan selera Rendi, masih banyak di sekolahnya. Mereka pasti tak akan menolak diajak 'main' oleh Rendi.
Dito kesal karena merasa kalah oleh Rendi. Padahal Dito sudah lebih dulu menyatakan perasaannya pada Tania.
Untuk menghilangkan rasa kesalnya, Dito pergi ke sebuah tempat karaoke. Lalu memesan minuman beralkohol dan meminta salah satu pemandu lagu untuk menemaninya.
Dito masuk lebih dulu ke dalam room yang dipesannya. Lalu menghempaskan tubuhnya di sofa.
Tak lama pintu diketuk oleh si pemandu lagu. Dengan mengenakan rok mini dan kaos super ketat, dia masuk sambil membawakan minuman pesanan Dito.
"Temani aku minum!" ucap Dito sambil memandang gadis itu.
"Siapa nama kamu?" tanya Dito.
"Sherly," jawabnya genit dengan senyum merekah. Dia melihat penampilan Dito yang terlihat bukan anak orang biasa.
"Aku Dito." Dito memperkenalkan diri.
Sherly menuangkan minuman ke gelas dan memberikannya pada Dito. Lalu dia mulai memutar musik karaoke.
"Kamu mau lagu apa?" tanya Sherly.
"Terserah kamu, aku sedang tidak ingin menyanyi. Aku hanya ingin minum!" sahut Dito. Lalu menenggak minumannya.
Sherly memutar lagu slow untuk menemani mereka minum.
Sherly menuangkan lagi minuman ke gelas. Lalu dia berikan pada Dito. Tapi Dito malah meminta Sherly untuk meminumnya.
"Aku tidak minum. Kamu saja," tolak Sherly.
Karena peraturan di tempat kerjanya ini, tidak memperbolehkan para pemandu lagu minum saat jam kerja. Meski itu permintaan pelanggan.
"Kenapa?" tanya Dito. Lalu Sherly menjelaskan alasannya.
Dito berdecak malas, mendengarnya. Lalu dia menyalakan rokoknya.
"Duduklah disini," ucap Dito menyuruh Sherly duduk di sebelahnya. Bukan sambil berdiri seperti yang Sherly lakukan sekarang.
Sherly menuruti permintaan Dito. Dia duduk di sebelah Dito.
Dito mengajak ngobrol Sherly, dia banyak menanyakan tentang Sherly. Dimana dia tinggal, dan alasan mengapa mau bekerja sebagai pemandu lagu.
"Aku tinggal tak jauh dari sini. Aku bekerja di sini karena terpaksa. Susah cari pekerjaan lain," jawab Sherly.
"Kamu sudah tidak sekolah?" tanya Dito lagi.
"Aku hanya lulus SMP. Orang tuaku tak punya uang untuk menyekolahkanku lagi," jawab Sherly.
Lalu dia mengambil mic dan mulai menyanyi lagu pop slow.
"Suara kamu bagus," ucap Dito saat mendengar alunan suara Sherly.
Sherly hanya tersenyum sambil terus bernyanyi. Dito fokus mendengarkan.
"Kamu tidak mau menyanyi? Kita duet," ajak Sherly.
"Tidak. Kamu saja," sahut Dito.
"Kamu tidak takut dengan resiko pekerjaanmu ini?" tanya Dito. Sherly hanya menggeleng sambil terus menyanyi.
"Bagaimana kalau ada lelaki iseng yang menggodamu?" tanya Dito lagi.
"Kami disini punya security. Aku bisa minta tolong pada mereka kalau ada yang berbuat kurang ajar," sahut Sherly santai.
Benarkah? Pikir Dito. Lalu Dito ingin mencoba mengganggu Sherly. Dia ingin tahu reaksi Sherly.
Dito mulai memegang tangan Sherly. Sherly tak menolak. Malah dia membiarkan saat Dito mengecup tangannya.
Dito yang sudah mulai terpengaruh oleh minumannya, meraba paha Sherly yang terpampang indah di sampingnya.
Sherly menangkap tangan Dito dan menjauhkannya. Dito menenggak lagi minumannya.
Lalu kembali meraba paha Sherly. Sherly menoleh dan menghentikan nyanyiannya.
"Kamu mau apa?" tanya Sherly pelan.
"Aku mau kamu," sahut Dito absurd.
Sherly memicingkan matanya. Dito mendekatkan wajahnya. Dito ingin sekali mengecup bibir tipis Sherly yang begitu menggodanya.
Dito ingat tadi saat dia melihat Rendi hendak mengecup bibir Tania.
Dito sangat kesal saat itu. Ingin rasanya mendatangi Rendi dan menonjoknya. Karena dia merasa yang lebih dulu menyukai Tania. Tapi malah Rendi yang mendapatkannya.
Sherly menjauhkan wajah Dito dengan tangannya. Tapi Dito terus merangsek. Dito ingin melampiaskan kekesalannya kepada Sherly.
"Aku akan membayarmu, kalau kamu mau melayaniku," ucap Dito.
"Aku dipekerjakan hanya untuk menemani pelanggan menyanyi. Bukan melayani yang lain," sahut Sherly.
"Ayolah. Kamu butuh uang kan?" tanya Dito.
"Ya, aku sangat membutuhkan uang. Itu makanya aku mau bekerja apapun. Tapi tidak untuk menjual diri!" sahut Sherly dengan percaya diri.
Dito tak peduli dengan alasan Sherly. Dia menginginkan Sherly seperti dia sangat menginginkan Tania.
Dito meraih leher Sherly dan berusaha menyesap bibir yang bagi Dito semakin menggoda kelelakiannya.
Sherly berusaha lepas dari cengkeraman Dito. Tapi Dito terus menekannya. Hingga bibir tipis Sherly mendarat mulus di bibir Dito.
Sherly menepis wajah Dito dengan tangannya. Saling menahan, Dito menahan cengkeramannya, Sherly menahan bibirnya agar tak tersentuh lagi oleh bibir Dito.
Hingga akhirnya Sherly mengeluarkan semua tenaganya untuk bisa lepas dari cengkeraman Dito.
Dan akhirnya Sherly bisa berdiri. Dan menjauh dari Dito.
"Kamu ingin aku teriak dan security disini akan menyeretmu keluar?" tanya Sherly.
Dito menatap wajah Sherly. Sebegitu kuatnya Sherly menjaga dirinya?
Biasanya para pemandu lagu mau-mau saja kalau hanya sekedar bercumbu.
Seperti yang sering dilakukannya bersama Rendi dan teman-teman sekolahnya yang lain.
Dito ikut berdiri. Dia mendekati Sherly dan mencoba menyergapnya.
Tapi Sherly tak tinggal diam. Dia tetap berusaha menjauh dari Dito. Sherly mundur beberapa langkah.
Hingga akhirnya tubuh Sherly sampai pada pintu. Dan Dito mengungkungnya dengan kedua tangannya.
"Ayolah. Hanya bercumbu," ajak Dito.
"Kamu pikir semua pemandu lagu bisa memenuhi permintaanmu?" tanya Sherly.
Dito tak peduli dengan pertanyaan Sherly. Dia terus berusaha meruntuhkan pertahanan Sherly.
Dito yang merasa punya tenaga lebih kuat dari Sherly, terus saja berusaha menyerang.
Sampai akhirnya Sherly menendang kaki Dito untuk bisa melepaskan diri.
"Lepaskan aku, atau aku akan berteriak!" ancam Sherly lagi.
Dito semakin kesetanan. Dia terus berusaha meraih Sherly yang telah lepas dari kungkungannya.
Plak.
Sherly menampar pipi Dito. Dito memegang pipinya. Dia merasakan pipinya panas, karena Sherly menamparnya cukup keras.
Dito emosi diperlakukan seperti itu oleh Sherly. Lalu Dito membalas menampar pipi Sherly.
Plak.
Sherly hampir terjerembab karena tamparan Dito sangat kuat.
Darah mengalir dari pipi Sherly. Dito terkesiap melihatnya. Dia tak sadar akan apa yang dilakukannya.
"Maafkan aku. Aku tidak sengaja. Aku...aku hanya terbawa emosi" ucap Dito.
Sherly berlari keluar ruangan tanpa mempedulikan permintaan maaf dari Dito.
Dan seorang security masuk mendatangi Dito. Lalu Dito digiring keluar untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments