Cinta Setelah Menikah
Matahari mulai memasuki celah celah kamar . Membuat silau mengusik mata Almira yang tengah terlelap.
Almira menggeliat mengerjapkan matanya memaksa untuk terbuka. Almira melotot kaget melihat suasana kamar yang berubah menjadi lebih gelap dengan warna cat dominan hitam . kemudian Almira merasakan ada sosok disampingnya yang masih tertidur .
"Alvaro?" ucapnya setengah memekik .
kemudian dia membuka selimut yang menutupi tubuhnya sedari tadi. Dan betapa kagetnya dia melihat apa yang baru saja dia lihat.
"aaaakkkhhhhhh" teriak Almira .
Teriakan itu sontak membuat Alvaro yang masih tertidur tiba tiba merasa terusik karena teriakan yang dia dengar.
"Almira , lo ngapain disini?" tanya Alvaro bingung.
"lo yang ngapain varo . Lo apain gue hah?" pekik Almir seraya menutupi tubuhnya dengan selimut.
"gila lo ya . Lo yang apain gue . Ini kamar gue" jawab Alvaro yang masih tak tau apa apa.
Tiba tiba pintu kamar Alvaro di buka paksa dari luar.
"astaga , Alvaro Almira apa yang kalian lakukan di sini?" pekik mama Alvaro kaget setengah mati.
"tante , ini ga seperti yang kalian pikirkan" jawab Almira cepat.
"Alvaro , kalian sangat memalukan" ucap papa Alvaro.
"enggak pah , kalian salah paham"
"salah paham bagaimana ? Semuanya sudah jelas disini. Papa ga mau tau kalian cepat pakai pakaian kalian papa tunggu dibawah" tegas papa Alvaro.
baik Alvaro maupun Almira tak banyak berkutik . Mau menjelaskan sejelas apapun mereka tak akan percaya jika mereka tak melakukan apapun. Sebab posisi mereka yang sama tak memakai pakaian dan berbalut dalam satu selimut yang sama cukup membuat orang yang melihatnya menjadi salah paham dibuatnya.
Mereka segera mengambil pakaian mereka yang berserakan entah dimana. Dengan secepat kilat mereka memakai kembali pakaian yang mereka pakai semalam. Lalu turun kebawah untuk kembali memberi kejelasan pada papa dan mama Alvaro.
Saat turun ke bawah . Dapat mereka lihat dengan jelas wajah papa Alvaro yang sudah memerah menahan amarah.
"duduk kalian berdua"
Alvaro dan Almira menuruti perkataan papa Alvaro. Mereka tak berani membantah sama sekali mereka hanya menundukkan kepala mereka.
"kita tunggu kedua orang tua kamu dulu Almira . om sudah memanggil mereka untuk kemari"
Almira cemas mendengar itu . Dia takut orang tua nya akan salah paham dan marah mendengar ini . Karena dia yakin semalam dia dan Alvaro tak melakukan apapun. Tapi dia juga tak bisa menjelaskan kenapa dia dan Alvaro bisa bangun tidur di ranjang yang sama tanpa pakaian yang lengkap.
Setelah menunggu beberapa menit . Akhirnya orang tua Almira datang . Tentunya dengan wajah yang serius dan ingin marah tentunya.
"permisi , pak Wira maaf kami lama sampainya" ucap Wijaya yang baru sampai .
"tak masalah . Jadi bagaimana cara kita menyelesaikan ini?" jawab Wira .
Wijaya menatap anaknya marah . Tak habis pikir anaknya bisa melakukan hal semacam itu .
"Almira , kamu tega nak mencoreng nama baik ayah. Ayah telah gagal mendidik kamu nak" lirih Wijaya.
"tidak yah , kalian salah paham . Kami tidak melakukan apa pun . Almira berani sumpah" jawab Almira .
"lantas bagaimana kamu bisa bangun di kamar anak saya Almira"
"Almira juga ga ngerti om ,,hikksss, Kenapa tiba tiba Almira bisa ada dikamar Alvaro hikksss"
Almira terus menangis . Dia sungguh tak melakukan apapun . Dan Alvaro hanya terus diam saja sedari tadi tanpa berbicara apa pun . Membuat almira meresa kesal dan gemas.
"Alvaro lo ngomong dong jangan diem aja" pekik Almira pada Alvaro yang sedari tadi tak bergeming.
"gue , gue ga tau harus ngomong apa . Gue ga inget semalam kita melakukan apa" jawab Alvaro .
"enggak . Kita ga lakuin apapun . Enggak Alvaro" pekik Almira.
"terus , bagaimana dengan pakaian kita yang bertebaran dimana mana? Bahkan kita bangun sudah dalam keadaan berbalut selimut saja. gue ga bisa memastikan apakah kita melakukan nya atau tidak" jawab Alvaro sedikit meninggi .
Geram dengan perdebatan yang di lakukan oleh Alvaro dan juga Almira . Wira merasa sudah tak bisa menahan lagi emosinya .
"CUKUP !!" bentak Wira.
"pak Wijaya , jadi bagaimana keputusannya?" tanya wira kembali.
Wijaya mengehela napas panjang.
"pak saya mau , mereka segera di nikahkan "
"baik , saya setuju" jawab Wira cepat.
Almira tak terima dengan keputusan itu . Bagaimna mungkin dia harus menikah dengan Alvaro . Lelaki yang tidak dia cintai.
"Tidaak , Almira tidak setuju" tolak Almira.
"setuju atau tidak . ayah sudah tentukan kamu harus menikah dengan Alvaro"
"enggak yah , Almira ga mau hiksss"
"ayah ga mau semua orang tau anak perempuan ayah tidur dengan laki laki yang bukan suaminya . Ayah malu. Om Wira juga malu nak . kalo kalian sama sama suka kenapa dulu menentang perjodohan itu. Dari pada kalian harus mempermalukan kami sebagai orang tua kalian" ucap Wijaya lemah .
Wira menepuk pundak Wijaya . Mencoba menguatkan Wijaya karena dia juga merasakan hal yang sama dengannya .
Sedangkan Almira masih menangis sesegukan setelah peristiwa ini . Berbeda dengan Alvaro yang masih bisa tenang menyikapi semuanya.
_____***_____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments