NovelToon NovelToon

Cinta Setelah Menikah

Bab 1

Matahari mulai memasuki celah celah kamar . Membuat silau mengusik mata Almira yang tengah terlelap.

Almira menggeliat mengerjapkan matanya memaksa untuk terbuka. Almira melotot kaget melihat suasana kamar yang berubah menjadi lebih gelap dengan warna cat dominan hitam . kemudian Almira merasakan ada sosok disampingnya yang masih tertidur .

"Alvaro?" ucapnya setengah memekik .

kemudian dia membuka selimut yang menutupi tubuhnya sedari tadi. Dan betapa kagetnya dia melihat apa yang baru saja dia lihat.

"aaaakkkhhhhhh" teriak Almira .

Teriakan itu sontak membuat Alvaro yang masih tertidur tiba tiba merasa terusik karena teriakan yang dia dengar.

"Almira , lo ngapain disini?" tanya Alvaro bingung.

"lo yang ngapain varo . Lo apain gue hah?" pekik Almir seraya menutupi tubuhnya dengan selimut.

"gila lo ya . Lo yang apain gue . Ini kamar gue" jawab Alvaro yang masih tak tau apa apa.

Tiba tiba pintu kamar Alvaro di buka paksa dari luar.

"astaga , Alvaro Almira apa yang kalian lakukan di sini?" pekik mama Alvaro kaget setengah mati.

"tante , ini ga seperti yang kalian pikirkan" jawab Almira cepat.

"Alvaro , kalian sangat memalukan" ucap papa Alvaro.

"enggak pah , kalian salah paham"

"salah paham bagaimana ? Semuanya sudah jelas disini. Papa ga mau tau kalian cepat pakai pakaian kalian papa tunggu dibawah" tegas papa Alvaro.

baik Alvaro maupun Almira tak banyak berkutik . Mau menjelaskan sejelas apapun mereka tak akan percaya jika mereka tak melakukan apapun. Sebab posisi mereka yang sama tak memakai pakaian dan berbalut dalam satu selimut yang sama cukup membuat orang yang melihatnya menjadi salah paham dibuatnya.

Mereka segera mengambil pakaian mereka yang berserakan entah dimana. Dengan secepat kilat mereka memakai kembali pakaian yang mereka pakai semalam. Lalu turun kebawah untuk kembali memberi kejelasan pada papa dan mama Alvaro.

Saat turun ke bawah . Dapat mereka lihat dengan jelas wajah papa Alvaro yang sudah memerah menahan amarah.

"duduk kalian berdua"

Alvaro dan Almira menuruti perkataan papa Alvaro. Mereka tak berani membantah sama sekali mereka hanya menundukkan kepala mereka.

"kita tunggu kedua orang tua kamu dulu Almira . om sudah memanggil mereka untuk kemari"

Almira cemas mendengar itu . Dia takut orang tua nya akan salah paham dan marah mendengar ini . Karena dia yakin semalam dia dan Alvaro tak melakukan apapun. Tapi dia juga tak bisa menjelaskan kenapa dia dan Alvaro bisa bangun tidur di ranjang yang sama tanpa pakaian yang lengkap.

Setelah menunggu beberapa menit . Akhirnya orang tua Almira datang . Tentunya dengan wajah yang serius dan ingin marah tentunya.

"permisi , pak Wira maaf kami lama sampainya" ucap Wijaya yang baru sampai .

"tak masalah . Jadi bagaimana cara kita menyelesaikan ini?" jawab Wira .

Wijaya menatap anaknya marah . Tak habis pikir anaknya bisa melakukan hal semacam itu .

"Almira , kamu tega nak mencoreng nama baik ayah. Ayah telah gagal mendidik kamu nak" lirih Wijaya.

"tidak yah , kalian salah paham . Kami tidak melakukan apa pun . Almira berani sumpah" jawab Almira .

"lantas bagaimana kamu bisa bangun di kamar anak saya Almira"

"Almira juga ga ngerti om ,,hikksss, Kenapa tiba tiba Almira bisa ada dikamar Alvaro hikksss"

Almira terus menangis . Dia sungguh tak melakukan apapun . Dan Alvaro hanya terus diam saja sedari tadi tanpa berbicara apa pun . Membuat almira meresa kesal dan gemas.

"Alvaro lo ngomong dong jangan diem aja" pekik Almira pada Alvaro yang sedari tadi tak bergeming.

"gue , gue ga tau harus ngomong apa . Gue ga inget semalam kita melakukan apa" jawab Alvaro .

"enggak . Kita ga lakuin apapun . Enggak Alvaro" pekik Almira.

"terus , bagaimana dengan pakaian kita yang bertebaran dimana mana? Bahkan kita bangun sudah dalam keadaan berbalut selimut saja. gue ga bisa memastikan apakah kita melakukan nya atau tidak" jawab Alvaro sedikit meninggi .

Geram dengan perdebatan yang di lakukan oleh Alvaro dan juga Almira . Wira merasa sudah tak bisa menahan lagi emosinya .

"CUKUP !!" bentak Wira.

"pak Wijaya , jadi bagaimana keputusannya?" tanya wira kembali.

Wijaya mengehela napas panjang.

"pak saya mau , mereka segera di nikahkan "

"baik , saya setuju" jawab Wira cepat.

Almira tak terima dengan keputusan itu . Bagaimna mungkin dia harus menikah dengan Alvaro . Lelaki yang tidak dia cintai.

"Tidaak , Almira tidak setuju" tolak Almira.

"setuju atau tidak . ayah sudah tentukan kamu harus menikah dengan Alvaro"

"enggak yah , Almira ga mau hiksss"

"ayah ga mau semua orang tau anak perempuan ayah tidur dengan laki laki yang bukan suaminya . Ayah malu. Om Wira juga malu nak . kalo kalian sama sama suka kenapa dulu menentang perjodohan itu. Dari pada kalian harus mempermalukan kami sebagai orang tua kalian" ucap Wijaya lemah .

Wira menepuk pundak Wijaya . Mencoba menguatkan Wijaya karena dia juga merasakan hal yang sama dengannya .

Sedangkan Almira masih menangis sesegukan setelah peristiwa ini . Berbeda dengan Alvaro yang masih bisa tenang menyikapi semuanya.

_____***_____

bab 2

Wijaya membawa Almira untuk pulang kerumah. Almira hanya menundukkan kepalanya sedari tadi tanpa menyadari kedua orang tua mereka saling mengedipkan mata.

Wijaya terus melontarkan kekecewaanya pada Almira bahkan setelah sampai dirumah . Almira terus menangis karena ayahnya tak kunjung mempercayai perkataannya.

" Memalukan ! Apa ayah pernah mendidik kamu untuk tidur dengan laki laki yang bukan suami kamu?" bentak Wijaya .

"ayaah aku mohon dengerin Almira dulu" almira semakin tak kuasa menahan tangisnya .

" apa lagi yang mau ayah denger ? Semuanya sudah ayah denger dari orang tua Alvaro . Kalian berada dalam ranjang dan selimut yang sama dengan pakaian kalian yang bertebaran dimana mana"

Almira mengegeleng ribut " tidak , itu semua salah paham yah "

"baiklah , coba jelaskan letak salah pahamnya dimana? Bagaimana kamu bisa bangun tidur dikamar Alvaro ? " bentak Wijaya .

" Almira ,, Almira ga tau pa. Hikkk,,, tiba tiba saja saat bangun tidur Almira sudah di kamar lelaki itu hikksss "

" tidak masuk akal Almira . Sekarang juga kamu pergi ke kamar mu. Kau tidak perlu pergi bekerja hari ini . Memalukan "

Almira menuruti perkataan Wijaya . Dia pergi kekamarnya dengan air mata yang masih luruh di pipinya . Dia masih berusaha mengingat kejadian semalam hingga dia bisa terbangun di kamar Alvaro.

Disisi lain , Alvaro yang juga di berikan pertanyaan yang sama oleh kedua orang tuanya . Memilih mengunci dirinya di kamar seraya mencoba kembali mengingat ingat kejadian semalam . Tapi tetap saja sulit untuk mengingatnya.

"apa gue minum terlalu banyak ? Sampe gue ga sadar bawa masuk Almira ke kamar gue" gumamnya .

" tapi setahu gue , gue ga minum lebih dari sebotol. Jadi ga mungkin sampe semabuk itu" lanjutnya .

Setelah itu Alvaro mencoba mengobrak abrik kasurnya . Mencari bercak aneh pada spreinya . Dia berpikir jika memang dia dan Almira melakukan hal itu . Pasti akan ada noda aneh pada spreinya . Namun nihil dia tak menemukan noda bercak yang aneh . Sedetik itu juga dia baru teringat spreinya sudah berganti warna.

Saat dia terbangun dari tidurnya bersama dengan Almira . Spreinya masih berwarna coklat ketuaan. Sedangkan sekarang sudah berganti warna abu. Itu artinya sprei nya sudah diganti oleh mamanya .

"ah , siaalll " umpatnya.

Lalu dengan langkah cepat keluar kamar dan mencari keberadaan mama nya . Dan dia bertemu orang tuanya tengah duduk santai di ruang keluarga. Dia sejenak berfikir, kenapa orang tuanya masih bisa setenang itu setelah mengetahui anaknya tidur bersama wanita yang bukan istrinya . Namun sedetik kemudian dia melupakan pikiran itu . Apalagi keputusan final tadi siang jelas mengatakan kalo kami akan segera di nikahkan.

"mah , mama yang ganti sprei aku ?" tanya Alvaro.

"iya nak . mama suruh bibi untuk ganti dan cuci spreinya . Soalnya mama temui bercak noda darah yang kering disana" jawab Lidia berbohong.

" noda ? Darah ? " tanya Alvaro kaget .

Lidia mengangguk memastikan agar anaknya semakin yakin dengan ucapannya.

"jadi ? Gue beneran ngelakuin hal itu sama Almira? " batinnya .

"aarrgghhhhhh" pekik Alvaro seraya mengacak acak rambutnya.

Setelah mendengar itu . Alvaro lari kekamar nya lagi. Sedangkan kedua orang tuanya malah terkekeh melihat kelakuan anaknya tadi .

"mama ya , pinter banget bohongnya" ucap Wira .

" ya kan biar dia percaya pah " jawab Lidia.

"kok mama bisa kepikiran sampe ke sprei segala?" tanya Wira bingung . Kenapa istrinya bisa kepikiran sampe sana.

" iya dong , anak jaman sekarang mah pinter pinter. Lagi pula kalo ga kayak gitu Alvaro ga bakal percaya dengan omongan kita"

"eum pinternya istri aku"

"pah , apa kita ga kelewatan sama mereka ?"

"sebetulnya papa juha merasa kasihan . Tapi , salah mereka sendiri kenapa ga mau di jodohin . Umur udah segitu malah mikirnya kerjaan aja. papa kan mau gendong cucu"

"iya pah , yaudah buruan dinikahin sebelum mereka tau yang sebenernya"

...****************...

bab 3

\#flashback on

Alvaro kesal karena terus menerus dipaksa oelh orang tua nya untuk segera menikah . Alhasil dia memilih untuk menenggak minuman. Untung saja Dion datang tepat waktu dan menghentikan Alvaro

sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah Alvaro . Wira yang sudah menunggu sedari tadi langsung membopong tubuh anaknya yang sudah tak sadarkan diri .

" kamu udah kasih obat tidur nya kan ?"

"udah om , tapi om yakin akan ngelakuin ini sama anak om sendiri ?"

"memang kamu rela , sahabat kamu jadi perjaka tua ? Kamu aja udah menikah sekarang istri kamu sedang hamil "

"yaudah om , tapi tolong jangan kasih tau Alvaro kalo Dion juga ikut andil dalam rencana ini" ucap Dion khawatir.

"tenang aja "

setelah mengantar pulang Dion pamit untuk pulang kerumah . Walau di dalam hatinya dia cemas jika saja nanti Alvaro mengetahui hal ini . Alvaro bisa saja membunuhnya karena ikut dalam rencana besar ayahnya . Namun dia juga tak bisa menolak permintaan Wira . Sebab Wira juga telah banyak berjasa untuk kehidupannya sampai bisa seperti ini .

Lima menit setelah kepergian Dion . datang sebuah mobil putih . Ternyata Wijaya yang sudah membawa putrinya yang sudah sedang tertidur pulas . Almira memang termasuk dalam kalangan orang yang mengebo saat tidur . dia tidak gampang terusik kalau dia sudah merasa lelah .

" pak Wijaya , langsung saja bawa ke atas ke kamar Alvaro "

Wijaya mengangguk lalu berjalan ke kamar Alvaro mengikuti Wira . Istri mereka pun turut mengekori di belakang mereka .

Setelah sampai dikamar pelan pelan Almira dibaringkan di sisi kosong tempat tidur Alvaro .

"yakin nih ?" tanya mama Alvaro .

"hmm tentu " jawab kompak kedua papa itu .

"tapi jika seperti ini , kalau pun besok kalian mendapati mereka berdua tidur bersama . Mereka masih akan lolos dari pernikahan" mama Alvaro.

"terus ?" tanya kadua papa itu kompak lagi .

"kalian tunggulah sebentar di luar , biar kami yang urus " ucap mama almira .

Setelah berhasil mengusir para suami . Para istri segera melakukan aksi mereka . masing masing merek membuka pakaian sang anak . Di mulai dari kemeja , celana dan rok yang mereka kenakan. Tidak menyeluruh tapi setidaknya itu akan membuat mereka tak berkutik .

Lalu mereka keluar dari kamar dan menutup pintu dengan amat pelan . Setelah itu orang tua Almira pulang kerumah dan menunggu esok saat papa Alvaro menghubunginya dan memulai rencana mereka.

#flashback off

hari ini tepat seminggu setelah kejadian . dua keluarga itu bertemu untuk membicarakan soal pernikahan .

"jadi gimana ? Kapan kalian akan menikah ?" tanya Papa wijaya .

"ngapain nanya nanya lagi Wijaya . Minggu depan mereka akan segera menikah " jawab Wira .

Kedua anak mereka pun melotot tak percaya . Satu minggu bukan waktu yang cukup untuk menyiapkan sebuah pernikahan . Belum lagi mereka masih ingin membuktikan kalau mereka di jebak dan tak melakukan apa pun malam itu.

"minggu depan " pekik Alvaro dan Almira barengan.

"pah , ga gitu juga dong . Memangnya mengurus pernikahan segampang itu ?" protes Alvaro.

"bener ga harus minggu depan juga yah " sahut Almira .

" mau kapan ? Mau sampe perutmu sudah membesar akibat ulah kalian malam itu ?" ketus Wijaya .

"yah ga gitu " nyali Almira menciut.

"sudah , ga perlu di perdebatkan lagi . keputusannya minggu depan kalian menikah. Soal persiapan menikah semua sudah papa dan Pak Wijaya yang atur " jawab Wira tegas .

Baik Almira maupun Alvaro . Mereka sama sama tak menyangka dengan semua yang mereka dengar. Bagaimana bisa semua persiapan pernikahan sudah di atur oleh kedua orang tua mereka.

Mereka merasa aneh dengan sikap kedua orang tua mereka . Belum lagi mereka belum siap secar keseluruhan jika harus menikah minggu depan. Mereka juga sama sama tak ada rasa . Lalu bagaimana nanti kedepannya mereka menjalani kehidupan sebagai sepasang suami istri .

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!