"Mau sampai kapan lo di sini, Kiano Atmaja?" Geram Caca karena sudah hampir satu jam lelaki itu masih di apartemennya. Dan juga masih di posisi yang sama. "Gue laporin ke polisi kalau lo gak pergi sekarang." Ancamnya.
Kiano menoleh ke arahnya, menatapnya sekilas. "Laporin aja." Sahutnya dengan santai.
"Lo pikir gue becanda apa?" Kesal Caca bangun dari duduknya.
"Aku juga gak becanda, Ca. Laporin aja." Sahut Kiano dengan nada putus asa.
Caca menggeram kesal. "Jangan buat gue emosi, Kiano. Atau lo emang pengen anak dalam perut gue berojol sekarang?"
Kiano mengubah posisinya menjadi duduk. Ditatapnya Caca lekat. "Ca, maafin aku ya?" Ucapnya dan mengenyampingkan ucapan Caca sebelumnya.
Sontak Caca pun kaget. Apa dia tidak salah dengar? Kiano meminta maaf padanya? Tapi untuk apa?
"Aku tahu kesalahanku tidak akan termaafkan, tapi aku tulus minta maaf sama kamu." Ungkapnya.
Caca mengerjapkan matanya berkali-kali. Kesambet apa ni orang ujuk-ujik minta maaf? Kayak orang mau mati aja? Batinnya.
Kiano menghela napas, lalu bergegas bangun dari duduknya. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan berlalu begitu saja. Tentu saja Caca menatap kepergiannya dengan perasaan heran.
"Eh! Dia kenapa sih? Aneh banget." Caca tampak bingung sendiri. Sampai tiba-tiba pikiran jeleknya pun muncul. Refleks ia berbalik dan menatap ke arah pintu. "Jangan bilang dia mau bunuh diri lagi?"
Karena takut hal itu terjadi, Caca pun langsung mengejar lelaki itu.
"Kiano!" Teriaknya saat Kinao hendak masuk ke dalam lift. Spontan lelaki itu berbalik, lalu menatapnya heran.
Dengan napas tersengal Caca berdiri di hadapannya. Tentu saja Kiano keheranan.
"Please jangan bunuh diri. Gue tahu lo frustrasi karena masalah yang lo hadapi, tapi bunuh diri bukan solusi buat hadapin masalah. Yang ada lo bakal nambah masalah. Setidaknya pikirin Mommy sama Daddy." Katanya dengan napas ngos-ngosan.
Alis Kiano terpaut. "Bunuh diri?" Tanyanya bingung.
"Eh!" Kaget Caca. "Lo gak mau bunuh diri?"
Kiano tertawa renyah mendengarnya. Dan hal itu lagi-lagi membuat Caca termangu karena untuk pertama kalinya ia melihat seorang Kiano tertawa lepas seperti itu.
Kiano pun berhenti tertawa, lalu mengacak rambut Caca karena gemas. "Jangan cemas, aku masih mau hidup kok. Makasih atas sarannya, aku bakal inget."
Setelah mengatakan itu Kiano pun menekan tombol lift dan meninggalkan Caca yang masih mematung di tempatnya.
Caca mengerjapkan matanya beberapa kali. Dan baru sadar jika Kiano sudah tidak ada di sana. Ia menyentuh rambutnya yang tadi Kiano acak.
"Ini gue yang aneh apa dia sih?" Gumamnya seperti orang linglung. Namun setelah itu ia pun beranjak dari sana sambil sesekali melihat ke belakang. Sikap Kiano yang tidak biasa itu membuatnya bingung bercampur takut. Takut jika lelaki itu benar-benar melakukan apa yang dipikirkannya.
Caca sama sekali tidak memikirkan soal Kiano, yang ia pikirkan itu nasib Ariana dan Regar. Bagaimana jika anak semata wayang mereka bunuh diri? Dan penyebab semua itu adalah dirinya. Caca tak bisa membayangkan itu semua.
Caca menggelengkan kepalanya. "Ck, ngapain juga gue peduli sama dia? Mau dia mati kek, hidup kek, bukan urusan gue kan? Tapi... kalau dia mati anak gue yatim dong? Huaaaa... semoga dia gak nekat."
Histerisnya tak jelas. Alhasil ia pun memutuskan untuk masuk kembali ke apartemennya dan melupakan kejadian barusan. Berharap Kiano tak benar-benar melakukan hal gila itu. Lain halnya dengan Kiano, pemuda itu terlihat santai meninggalkan gedung apartemen Caca karena tak sedikit pun terbesit dalam benaknya untuk mengakhiri hidup.
****
"Ngapain kamu pulang?" Sinis Regar saat melihat putranya pulang setelah beberapa hari menghilang.
Seperti sebelumnya pemuda itu terlihat tenang. "Aku mau ambil ijazah SMA, Dad."
Kening Regar mengerut. "Ijazah SMA?"
Kiano tidak menjawab dan langsung beranjak ke kamarnya di lantai atas. Tentu saja Regar menatapnya heran. Bahkan lupa jika dirinya harus segera menjemput sang istri di rumah sakit karena dokter sudah mengizinkan Ariana pulang hari ini.
"Haish, aku lupa harus menjemput istriku. Anak itu benar-benar tak bisa di ajak kompromi." Gumamnya yang langsung meninggalkan rumah mewah itu.
Setelah mengambil barang yang dibutuhkannya, Kiano pun bergegas meninggalkan kediaman orang tuanya.
Dan sekarang Kiano sudah kembali ke apartemen Agra. Menyerahkan ijazahnya pada sahabatnya itu. Tentu saja Agra menatap benda itu heran.
"Bantu gue nyari kerjaan." Pinta Kiano yang berhasil membuat Agra kaget. Pasalnya ia tahu betul jika sahabatnya itu tidak memiliki pengalaman kerja apa pun.
"Lo yakin mau kerja dengan modal ijazah SMA ini?" Tanya pemuda itu tak percaya.
"Gue gak peduli apa pun kerjaannya asal halal." Sahut Kiano dengan santai.
Agra mengangguk. "Oke, nanti gue bantu cari."
"Thank you." Ucap Kiano yang kemudian beranjak bangun.
"Mau ke mana lagi?" Tanya Agra menatapnya bingung.
"Nyari angin," sahut Kiano berlalu pergi. Agra menghela napas berat. Ia tahu sahabatnya itu sedang kacau, tetapi ia tak bisa membantu banyak soal masalah pribadi Kiano. Bahkan pemuda itu tidak tahu soal Kiano yang akan memiliki anak dalam hitungan bulan.
Dan hal itulah yang membuat Kiano memutuskan untuk bekerja dan memulai hidup baru. Ia masih punya tanggung jawab untuk membesarkan anaknya kelak. Ia sadar tidak bisa selamanya bergantung pada sang Daddy.
Kiano berjalan santai melewati pertokoan, sampai kakinya berhenti tepat di depan toko khusus pakaian bayi. Mengingatkannya pada Caca dan satu set pakaian bayi yang sepertinya sangat ingin dibeli oleh gadis itu.
Ya, Kiano memang tidak sengaja melihat Caca siang tadi di mall saat dirinya menemani Agra membeli pakaian baru. Namun saat itu Kiano melihat Caca berada di sebuah toko perlengkapan bayi dan terus menatap satu objek, yaitu satu set pakaain bayi. Saat Kiano menanyakan harganya, ia sedikit kaget karena itu lumayan mahal untuknya yang sekarang ini. Karena itu Kiano memutuskan untuk mencari pekerjaan, setidaknya ia bisa membiayai putranya nanti meski tak bisa memberi kemewahan.
Setelah itu Kiano pun kembali menyusuri jalanan kota tanpa arah dan tujuan, dan kembali ke apartemen di malam hari. Mendudukkan diri di sofa lalu menyandarkan punggungnya.
Tidak lama Agra pun muncul dari arah dapur. "Dari mana aja lo?" Tanyanya seraya duduk di sebelahnya.
Kiano menoleh tanpa memberi jawaban. Agra menyeruput kopinya. "Kalau mau lo buat aja sendiri."
Kiano mendengus sebal karena ia memang tak minum kopi.
"Oh iya, gue dapet info loker dari temen. Katanya ada restoran yang lagi nyari waiter, syaratnya minimal tamatan SMA dan berpenampilan menarik. Mau daftar gak? Tar gue bantu."
Kiano tampak berpikir. "Resto mana?"
"Temen gue bilang deket kampus, depan kampus gitu. Tar gue tanya lagi lebih pasti. Lupa gue nama restonya." Sahut Agra. "Lumayan, gajinya UMR."
Kiano tampak berpikir. "Oke, gue coba dulu." Putusnya.
Agra mengangguk. "Tar gue minta temen aja buat daftarin elo. Semangat, orang kayak elo gue yakin mudah keterima." Ditepuknya pundak Kiano untuk memberikan semangat.
"Thank, Ga." Ucap Kiano tulus.
"Aman, selagi gue masih ada elo gak perlu khawatir soal tempat tinggal sama makan sehari-hari. Duit bokap gue banyak." Sombongnya yang kemudian tertawa renyah. Kiano mendengus sebal mendengarnya.
"Btw, apa yang buat elo lebih milih kerja ketimbang minta maaf sama orang tua elo dan balik ke kehidupan semula?" Tanya Agra yang penasaran sejak awal.
Kiano terdiam sejenak sebelum menjawab. "Ada hal yang bikin gue sadar, gak selamanya gue terus berada di bawah ketiak Bokap. Gue harus punya pijakan sendiri."
Agra mengangguk. "Anya?"
Kiano menatapnya malas. "Udah ah, gue gerah mau mandi." Elak pemuda itu langsung meninggalkan Agra yang masih bengong karena rasa keponya semakin meningkat.
Siapa sebenarnya orang dibalik perubahan Kiano sekarang ini? Tidak mungkin Anya kan? Begitu banyak pertanyaan dalam benak pemuda itu. Menurutnya kehidupan Kiano sangatlah misterius dan sulit ditebak. Telalu rumit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Aska
itu pasti resto nya Rendy yg dimaksud Agra, kerja bareng sm Farah dong
2023-04-11
0
Roslina Dewi
ayo, thor💪
2023-04-11
0
Pujiastuti
semangat Kiano kamu pasti berhasil demi anak dan mantan istri ya Kiano
lanjut kak tetap semangat 💪💪💪
2023-04-11
0