Chapter 14

Randy berdeham kecil seraya mengalihkan perhatiannya dari Kiano. Bagaimana pun ia harus tetap profesional meski masih terkejut sebenarnya. Apa lagi karyawan lama juga ia kumpulkan di sana.

"Maaf saya terlambat." Ucap seorang wanita yang berhasil menarik perhatian mereka semua. Lagi-lagi Kiano terkejut saat melihat orang itu yang tak lain adalah Caca.

"Caca?" Gumamnya menatap gadis itu tak percaya. Begitu pun dengan Caca, ia kaget saat melihat Kiano ada di sana dan memakai seragam restoran.

Wait! Kiano juga kerja di sini? Batinnya terkaget-kaget. Namun ada sedikit rasa lega juga karena pemuda itu tampak baik-baik saja.

"Ca, masuk ke barisan." Perintah Randy menunjuk ke arah barisan Kiano. Refleks Caca pun masuk ke barisan, tepat di samping pemuda itu. Kiano meliriknya sekilas.

Randy pun mulai memberikan arahan pada karyawan barunya juga pada karyawan lama untuk bisa bekerja sama dengan baik. Setelah itu ia pun beranjak dari sana.

Sepeninggalan Randy, Kiano langsung menarik Caca keluar.

"Ih, lepasin." Kesal Caca menarik tangannya dari genggaman Kiano. Lalu melihat sekeliling karena takut ada yang lihat. Tentu saja para karyawan tadi sempat melihat kepergian mereka mengintip karena kepo. Dan sudah pasti memiliki pikiran masing-masing.

Kiano menatapnya tajam. "Kamu ngapain di sini?"

Caca menatapnya malas. "Gue kerja, Kiano. Ya kali gue ngopi." Ketusnya.

Kiano semakin menajamkan matanya. "Kerja? Buat apa?"

Caca melotot mendengarnya. "Ya cari duit lah. Emang apa lagi?" Kesalnya setengah mati. Pertanyaan Kiano sama sakali tak berbobot.

Kiano mengusap wajahnya dengan kasar sebelum kembali melayangkan tatapan tajam pada gadis itu. "Lo lagi hamil, Caca."

"Terus?" Caca melipat kedua tangannya di dada. "Lo kira orang hamil gak boleh kerja gitu?"

Kiano benar-benar dibuat heran oleh mantan istrinya itu. Bisa-bisanya ia berpikir untuk bekerja di saat hamil seperti ini. Dipegangnya kedua sisi bahu Caca dengan tatapan serius. Tentu saja Caca kaget. "Please, kamu gak perlu kerja. Aku bisa nanggung hidup kamu, Ca. Berhenti di sini ya?"

Caca menepis kedua tangan Kiano dengan kasar. "Emang lo siapa berani ngatur hidup gue, Kiano? Lo bukan siapa-siapa gue, jadi please jangan ngatur. Gue bebas nentuin pilihan hidup. Lagia gue gak mau hidup bergantung sama orang lain yang bukan siapa-siapa gue. Apa lagi orang itu juga sama susahnya kayak gue." Suara Caca tertahan karena tak ingin membuat kehebohan di sana.

Spontan Kiano terdiam mendengarnya, kata-kata Caca barusan seolah tengah menyindirnya.

Caca mendengus sebal sebelum meninggalkan pemuda itu. "Dia pikir dia siapa? Suami juga bukan." Omelnya.

Kiano menyugar rambutnya dengan kasar sebelum menyusul mantan istrinya itu masuk. Dan sasampainya di dalam ia tak melihat lagi keberadaan Caca.

Tidak lama salah satu karyawati lama pun mendatanginya. "Bentar lagi kita mau buka, bantuin bersih-bersih ya? Kenalin aku Lia." Gadis cantik itu mengulurkan tangannya pada Kiano sambil tersenyum manis.

"Kiano." Balas pemuda itu tanpa minat, benar-banar masih kesal pada Caca.

"Ya udah, yuk bantu beres-beres." Ajaknya. Kiano pun mengangguk patuh sambil sesakali melihat sekeliling untuk mencari keberadaan Caca. Tentu saja Lia sadar akan hal itu karena dia salah satu orang yang sempat mengintip perdebatan Caca dan Kiano meski tidak mendengar apa pun.

"Perempuan tadi itu istri kamu ya?" Tanya Lia yang berhasil membuat Kiano kaget. Lia berani menyimpulkan itu karena melihat kehamilan Caca pastinya.

"Ah, iya." Jawab Kiano sekenanya.

Terlihat jelas kekecewaan di wajah gadis itu. "Hamil berapa bulan? Kok kamu izinin dia kerja sih padahal lagi hamil kan?"

Sebenarnya Kiano tak berniat basa-basi dengan gadis itu karena menurutnya tak penting sama sekali. Apa lagi terlihat jelas sikap kepo yang ditunjukkan gadis itu. Membuat Kiano sama sekali tidak nyaman. "Hm, dia mau kerja."

"Lagi ada masalah ya?" Tanya Lia lagi seolah ingin mengorek informasi.

Dan di waktu bersamaan Kiano pun dipanggil oleh Ilham. Tentu saja Kiano mengucap syukur dalam hati dan langsung pergi begitu saja. Sontak Lia mendengus sebal karena merasa diabaikan.

"Pak manager manggil, katanya ada yang mau dibahas." Kata Ilham yang langsung dijawab anggukkan oleh Kiano. Lalu mereka pun beranjak ke arah ruang ganti tadi. Tidak lama Kiano berpapasan dengan Caca yang juga sudah berganti pakaian. Gadis itu melewatinya tanpa melirik sedikit pun.

Kiano menoleh ke belakang, lalu langkahnya terhenti saat melihat Randy mengobrol dengan Caca. Keduanya terlihat sangat akrab. Tanpa sadar Kiano mendengus sebal.

"No, kok malah bengong? Ayo buruan." Panggil Ilham menariknya. Kiano pun mengikuti jejak temannya itu.

Kembali pada Caca dan Randy, dua anak manusia itu pun kini berada di pantry.

"Perhatian semuanya, ini teman baru kalian, namanya Caca. Tolong bimbing dia dan kalian harus bekerja sama dengan baik." Randy memperkenalkan Caca pada Barista lainnya.

Keempat barista itu langsung mengiyakan perintah bos mereka. Keempat dari mereka itu terdiri dari dua wanita, jadi tiga jika ditambah dengan Caca.

Caca tersenyum ramah pada mereka. Kemudian Randy pun pamitan untuk pergi.

"Enjoy ya, Ca. Gue tinggal dulu." Caca mengangguk lalu Randy pun pergi dari sana.

"Hai, aku Mona." Kata Barista cantik bernama Mona mengulurkan tangannya pada Caca.

Dengan cepat Caca membalas uluran tangannya itu. "Salam kenal, aku Caca. Mohon kerja samanya." Lalu ia pun menyalami yang lainnya.

"Indri."

"Saka."

"Dilan."

Caca tersenyum senang karena mereka sangat ramah. Kecuali Dilan, lelaki itu terlihat dingin.

"Wah, baru kali ini aku lihat barista hamil lho. Berapa bulan, Ca?" Tanya Mona dengan tatapan berbinar.

Caca tersenyum sebelum menjawab. "Empat bulan. Pasti aneh ya ada barista hamil kayak aku?"

"Ck, enggak sama sekali. Santai aja, Ca." Sahut Saka si pemilik alis tebal.

"Iya, justru kamu keliatan imut tahu dengan perut buncit gitu." Timpal Indri terkekeh lucu. "Jadi inget hamil dulu."

"Bisa aja, Mbak." Sahut Caca. "Terus aku harus ngapain sekarang?"

"Kita beres-beres aja dulu, soalnya bentar lagi baru buka." Jawab Saka yang sudah memegang kain lap.

Caca pun mengangguk, lalu mereka langsung beberes sambil diselingi obrolan kecil.

Dan satu jam kemudian restoran pun mulai ramai karena sudah waktunya jam makan siang. Semua orang sibuk dengan tugas masing-masing. Termasuk Kiano yang saat ini tengah mengantar pesanan ke meja-meja. Pemuda itu terlihat piawai dan sepertinya sudah beradaptasi.

"Mas." Panggil salah seorang pelanggan pada Kiano. Dengan sigap Kiano pun mendatanginya. "Mas, minta kopi spesialnya dua ya?"

Kiano pun mengangguk. "Mohon ditunggu sebentar."

Pemuda itu pun beranjak menuju pantry. "Meja lima minta tambahan kopi spesial." Pintanya pada barista. Tentu saja Kiano dan Caca sempat melempar pandangan.

"Oke." Sahut Indri tersenyum ramah dan langsung mencatat pesanan.

Kiano pun meninggalkan tempat itu.

"Ca, kopi spesial dua." Caca terkejut. "Oke."

Indri mengerutkan kening seraya melihat ke arah Kiano yang sudah menghilang. "Lagi berantem ya?"

Eh? Caca langsung menoleh karena mendapat pertanyaan itu.

Indri tersenyum geli. "Aku juga kerja di sini awalnya suami gak ngasih izin. Tapi lama-lama dia ngertiin kok. Maaf kalau aku sok tahu. Dia suami kamu kan? Tadi aku sempat lihat dia narik kamu keluar dan kalian berantem."

Lagi-lagi Caca terkejut mendengarnya. Tak menyangka ada juga yang memperhatikan kejadian itu.

Ck, dasar cowok brengsek. Asal narik gue dan sekarang semua orang ngira dia suami gue. Lagian bisa-bisanya dia juga kerja di sini. Sial banget hidup gue. Kesal Caca dalam hati. Padahal ini hari pertamanya kerja, tapi moodnya hancur karena Kiano.

Indri yang melihat keterdiaman Caca pun memilih diam dan fokus bekerja.

Terpopuler

Comments

Roslina Dewi

Roslina Dewi

emang "o-on" si Kiano😝

2023-04-12

1

Roslina Dewi

Roslina Dewi

bt beli dodol🤑

2023-04-12

0

Aska

Aska

lanjut Thor 👍

2023-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!