Chapter 6

Caca duduk di tepi ranjang dengan lemas, lalu menengadahkan kepalanya. Benar-benar tak menyangka akan bertemu Kiano hari ini. Padahal ia sudah memutuskan untuk hidup tenang dengan calon buah hatinya tanpa melibatkan lelaki itu lagi. Tapi kenapa dia harus kembali di saat dirinya mulai merasakan kedamaian dan kebahagiaan?

Saat dirinya terhanyut dalam lamunan, Caca terkejut karena tiba-tiba bayi dalam perutnya bergerak. "Ah, kenapa sayang? Gak suka ya Mama ngelamun?"

Lagi-lagi bayinya itu bergerak licah, membuat senasi geli diperutnya. Senyuman Caca pun mengembang. "Sehat-sehat ya, Nak. Mama janji bakal jaga dan bahagiain kamu."

Berbicara dengan calon anaknya membuat Caca sedikit melupakan soal Kiano. Lelaki yang sudah membuat hidupnya serba salah seperti sekarang ini.

Di bawah sana, Kiano masih diposisinya. Pikirannya melayang kemana-mana. Tentu saja soal Caca dan calon anaknya. Ah, hatinya sedikit tergelitik saat mengatakan itu calon anaknya. Seulas senyuman tipis pun terbit dibibirnya.

Sampai suara deringan ponsel menariknya dari lamunan. Kiano meraih ponselnya dan ternyata sang kekasih lah yang menghubungi. Kiano segera menerima panggilan video itu.

"Sayang! Kenapa gak hubungin aku sih?" Seru Anya dari seberang sana sambil memasang wajah cemberut.

Kiano tersenyum melihatnya. "Maaf, Sayang. Aku nememin Mama terus, gak mungkin kita teleponan kan?"

Anya mendengus sebal. "Mommy kamu beneran sakit? Terus kamu lagi di mana? Kayaknya di mobil?" Tanyanya bertubi-tubi.

"Iya, ini lagi di jalan mau ke rumah sakit. Kamu lagi apa?" Kiano pun menghubungkan ponselnya ke earphone. Lalu menaruh ponselnya itu di mini tripod. Lalu melajukan mobilnya meninggalkan gedung apartemen.

"Aku baru pulang dari kampus. Kangen." Rengeknya manga seraya menjatuhkan diri di atas tempat tidur.

Kiano tersenyum geli. "Aku juga kangen, Sayang."

Anya menyebikkan bibirnya. "Kamu gak ketemu Caca kan di sana?" Tanyanya dengan tatapan curiga.

Sontak saja Kiano gelagapan saat mendapat pertanyaan itu. "Ya enggak lah, ngapain juga aku ketemu dia. Kamu tahu sendiri aku gak pernah tahu dia di mana sekarang." Jawabnya berusaha setenang mungkin.

"Mana tahu tiba-tiba kalian ketemu di jalan atau mungkin dia jenguk Mommy kamu. Secara kan dia menantu kesayangan." Kata Anya menekan kata menantu dalam kalimatnya.

Kiano tersenyum. "Tapi tetap kamu kesayangan di hatiku, Ay."

Mendengar itu wajah Anya pun merona. "Awas aja kalau berpaling, aku bakal sunat kamu lagi lho."

Kiano tertawa kecil. "Gak papa, paling kamu yang rugi."

"Ish, mesum." Anya pun tersenyum nakal. "Kangen tahu, cepetan pulang dong. Jangan kelamaan di sana. Tar beneran nyangkut lagi di sana. Gak ikhlas, udah cukup dulu aku ngalah."

Kiano tersenyum lagi. "Secepatnya aku pulang, Sayang. Sabar ya? Tunggu Mommy baikan dulu." Sebenarnya bukan hanya itu alasannya. Ia juga belum ada niatan untuk kembali secepat itu, apa lagi sekarang ia mengetahui soal kehamilan Caca. Yang sudah jelas anak itu miliknya. Ah... Kiano tak pernah membayangkan dirinya akan memiliki anak secepat ini.

Membahas soal anak. Tiba-tiba Kiano memikirkan bagaimana reaksi Anya saat tahu dirinya akan segera punya anak dari wanita lain. Ah, mungkin wanita itu akan menerimanya atau malah sebaliknya? Memikirkan hal itu, Kiano memutuskan untuk tidak memberitahunya dulu.

Anya menghela napas. "Apalah aku ini dibandingkan Mommy kamu iya kan?"

Kiano tersenyum lagi seraya membenarkan earphone-nya. "Kalian berdua perempuan yang aku cinta, Ay. Sama-sama penting."

Lagi-lagi Anya menghela napas panjang. "Gimana kalau Mommy kamu gak akan restui kita sampe kapan pun?"

Kiano tampak berpikir. Dan itu membuat Anya kesal. "Oh, kamu gak mau perjuangin aku buat dapetin restu ya? Oke gak papa." Kesalnya.

"Enggak gitu, Sayang. Kasih Mommy dan Daddy waktu ya? Lagian buat sekarang kamu bilang mau fokus kuliah dulu?" Sahut Kiano mulai mengalihkan pembicaraan.

Anya pun mengangguk terpaksa. Bukan itu jawaban yang ia harapkan. Kiano harus membelanya meski kedua orang tua lelaki itu tak pernah memberikan restu. Namun jawaban Kiano membuatnya tak senang. Seolah Kiano akan menyerah jika mereka tak kunjung mendapat restu.

"Ya udah, aku udah mau sampe rumah sakit. Nanti aku hubungin lagi ya?"

"Hem." Sahut Anya tak semangat.

"See you, Honey. Love you." Ucap Kiano sebelum menutup panggilan.

"Love you too." Balas Anya dengan suara lemas. Kiano sadar akan hal itu, tetapi ia memilih abai. Lalu ia pun mengakhiri panggilan, dan tak bohong jika dirinya sudah memasuki pekarangan rumah sakit sekarang.

"Mana Caca?" Sembut Ariana saat Kiano tiba. Spontan Regan pun memandang putranya itu. Karena mereka berdua memang berharap Kiano datang bersama gadis itu.

Kiano menaruh barang bawaannya tadi di atas nakas. Lalu duduk di sebelah sang Mommy. Dan itu tak lepas dari pengawasan Regan.

"Mom, aku gak tahu Caca di mana?" Jawab Kiano.

"Cari dong, No. Gak ada usaha banget." Ketus Ariana menatap putranya itu kesal. Kiano meraih tangannya, lalu mengecupnya lembut.

"Mom, please. Aku sama Caca udah gak ada hubungan apa-apa. Tolong restuin aku sama Anya ya?" Pintanya. Sontak Ariana menarik tangannya.

"Sampai kapan pun menantu Mommy cuma Caca, Kiano." Tegas Ariana kembali berbaring dan membelakangi putranya. Air matanya menitik, ia tak bohong soal merindukan Caca.

Regar menghela napas lalu mengusap punggung istrinya lembut. "Udah, nanti biar Papa yang cari Caca ya?"

Mendengar itu Ariana pun langsung menoleh. "Kamu serius?"

Regar mengangguk. "Jangan nangis, malu sama umur."

Ariana tersenyum seraya mengusap air matanya. "Aku ikut, Mas."

"Mom." Kiano memperingati.

"Apa? Kamu gak usah sok peduliin Mommy. Urus aja perempuan kesayangan kamu itu." Ketusnya.

Kiano pun cuma bisa menghela napas dan memilih diam dari pada ujung-ujungnya ribut.

****

Pagi-pagi buta, Kiano mendatangi apartemen Caca. Semalam ia memang sempat mencari tahu nomor apartemen mantan istirnya itu. Beruntung ia dapat.

Ia menekan bel berulang kali karena mantan istrinya itu tak kunjung membukakan pintu. Padahal saat masih menjadi istrinya, Caca selalu bangun sebelum subuh. Namun saat ini belum ada tanda-tanda wanita itu bangun.

Tak ingin menyerah, ia kembali menekan bel.

Hingga akhirnya pintu bercat putih itu terbuka perlahan, memperlihatkan wajah pucat Caca. Wanita itu tampak kaget saat melihat Kiano.

"Ngapain lo ke sini?" Semburnya seraya melihat sekitar karena tak ingin ada yang salah paham nantinya. Lagipula bisa-bisanya lelaki itu datang sepagi ini di mana orang lain belum bangun.

Kiano tidak langsung menjawab, ia terlalu fokus melihat wajah Caca yang pucat. "Kamu kenapa Ca? Sakit?" Tanyanya tiba-tiba.

Tentu saja Caca kaget karena untuk pertama kalinya Kiano bertanya soal kondisinya. Bahkan dulu saat masih menjadi suami istri, Kiano tidak pernah mau tahu soal kondisinya meski sedang sakit sekali pun. Lalu buat apa dia bertanya seperti itu?

Oh, mungkin dia gak mau anaknya juga kenapa-napa. Batin Caca merasa kesal.

"Gue gak papa." Jawan Caca sekenanya. "Terus ngapain lo di sini pagi-pagi buta? Mending pergi aja deh, gue gak mau ada yang salah paham." Usirnya.

Namun siapa sangka Kiano malah nyelonong masuk. Membuat Caca yang lemas itu terbengong. "Kesambet apa tu orang?" Gumamnya.

Berhubung kondisinya tak memungkinkan untuk berdebat, Caca memilih menutup pintu dan ikut masuk.

Kiano duduk di sofa, sambil meneliti seisi apartemen Caca. Tentu saja semuanya sangat rapi, dari dulu pun Caca orangnya begitu.

Caca menghela napas pendek dan kembali melayangkan pertanyaan. "Apa tujuan lo sebenernya hem?"

Kiano mengalihkan pandangan padanya tanpa berniat menjawab.

Caca yang pada dasarnya tak punya tenaga pun memilih duduk bersebrangan dengannya. Beberapa kali ia menguap karena masih ngantuk. Padahal Caca berniat untuk tidur lagi karena tadi malam ia tak bisa tidur dengan nyenyak. Sialnya keburu sipengganggu ini datang.

"Mending lo pergi, Kiano. Gue masih ngantuk." Usirnya tanpa sungkan.

Alih-alih pergi, Kiano justru mengeluarkan kata-kata pedasnya. "Sampai kapan kamu mau sembunyi terus, Caca? Ini kan tujuan kamu sebenarnya? Kamu senang aku datang dan menggunakan anak itu buat cari perhatian."

Mendengar itu Caca pun langsung melotot. "Gue cari perhatian elo? Helow! Buat apa gue lakuin itu? Kalau emang gue mau, dari dulu udah gue lakuin. Gue gak butuh perhatian elo sama sekali. Ini masih pagi, jangan bikin emosi gue naik." Kesalnya.

Kiano tersenyum miring mendengarnya. Lalu matanya pun memperhatikan tubuh Caca yang terlihat seksi apa lagi wanita itu hanya memakai gaun tidur berbahan satin dengan satu tali, memperlihatkan perutnya yang sedikit menyembul. Kiano baru menyadari jika mantan istrinya itu memiliki lekuk tubuh yang indah.

Merasa ditatap seperti itu, Caca mendadak salah tingkah dan langsung bangun dari duduknya. "Gue bilang pergi, Kiano."

Caca pun mulai tersulut emosi dan berniat menarik tangan Kiano, sayangnya ia malah tersandung kaki sendiri dan terjatuh dalam pelukan Kiano. Alhasil bibir mereka pun beradu satu sama lain.

Deg!

Tubuh keduanya membeku beberapa saat. Sampai pada akhirnya Caca pun tersadar dan langsung menarik dirinya. Buru-buru ia menjauh dari Kiano. Begitu pun dengan Kiano. Keduanya tampak salah tingkah setelah apa yang terjadi barusan.

Ya Tuhan! Bukankah tadi mereka berciuman secara tak langsung?

"Sebaiknya lo pergi sekarang." Karena masih syok, Caca pun bergegas ke kamarnya. Meninggalkan Kiano yang masih terdiam sendirian. Lelaki itu juga sepertinya syok dan kaget karena mendapat ciuman dadakan tanpa disengaja tadi.

Terpopuler

Comments

Happy Kids

Happy Kids

trs abis itu anya hamil. ah tambah ruwet hidupmi

2025-04-08

0

Uthie

Uthie

lakukan balas dendam dengan acuhkan si Kiano, Ca 👍😡

2023-05-19

2

Aska

Aska

heran ya sm kia masih aja nyalahin caca ini laki begog apa sengklek yg nyuruh datang ke apartemen siapa Caca hamil jg Lo ikut buat

2023-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!