Janji sederhana

hai readers. I am coming back.happy reading.

moga enjoy.

Quini tiba di depan pintu rumahnya Kevin dan langsung di sambut khawatir oleh ibunya Kevin.

"aduh nyak Quini. kenapa datang ke sini. nanti di marahi lagi Kevinnya sama ayah kamu itu".

"tapi aku ingin ketemu sama Ko Kevin Ama".

"hai ya..nanti urusannya runyam lagi kayak kemaren".

Quini menunjukkan pandangannya sendu kala teringat bagaimana sang ayah memarahi kokonya dan menegur tegas ibunya Kevin.

"maaf Ama. tapi hari ini aku sudah ijin kok sama bunda. dan bunda juga pesan sama para pengawal supaya merahasiakan ini dari ayah". jawab Quini seraya menundukkan kepalanya.

"ga semua para pengawal mau begitu Quini"

ucap Meylin yang sudah hafal betul tabiat para pengawal mana yang benar benar patuh dan setia pada tuan Faisal.

Arman adalah salah satunya. pria itu selalu saja membuat masalah dengan putranya jika menyangkut dengan putrinya tuan Faisal. apa yang di lakukan oleh Quini dan Kevin selalu saja ada laporan ke tuan Faisal. sehingga Kevin tidak bisa bebas bergerak kemana ia suka jika sudah pulang ke rumah.

di karenakan salah satu alasan itulah maka nya Kevin lebih memilih bersekolah di luar pemerintah daerah ini selain putranya itu pintar dalam mendapatkan beasiswa dari sekolah luar daerah.

sementara Kevin berdesis kecil menyebutkan nama "Quini". di mulutnya saat mendengar suara gadis kecilnya di depan pintu.

Kevin segera keluar dari kamar dan menyapa nya

"hai Quin. yuk masuk". ajaknya masuk ke dalam rumah.

"Kevin??". tegur sang mama khawatir.

"ga apa ma. kami cuma sebentar aja kok". ucap Kevin menenangkan sang mama.

"ya sudah jaga diri kalian. jangan sampai nanti ada lagi keributan". pesan Meylin pada keduanya

Meski pun Amanya sedikit keberatan. akan tetapi di karenakan hari ini pertemuan terakhir mereka dalam liburan semester tahun ini. akhirnya sang mama mengijinkan mereka berdua bersama.

"ya ma". sahut Kevin.

"makasih Ama". ucap Quini saat melihat Meylin berlalu dari hadapannya.

akhirnya dua sahabat dekat sedari kecil itu tersenyum sumringah dan menghabiskan waktu bersama berbenah untuk menyiapkan keberangkatan Kevin kembali ke sekolahnya yang berada di luar kota.

"aku jadi sendiri lagi deh". celetuk Quini tiba tiba saat ia sudah selesai memasukkan baju kokonya yang terakhir di dalam koper.

Kevin yang sedang memasukkan buku bacaan baru favorit nya ke dalam ranselnya menghentikan sejenak kegiatannya dan menatap wajah gadis kecilnya yang kini sedang menunduk sedih. lalu ia mendekati gadis itu dan duduk di sampingnya.

"usahakan selesai sekolah yang ini kamu bisa menyusul Koko bersekolah di luar kota". sarannya pada Quini.

"memangnya bakalan di kasih sama ayah?. aku ga yakin". sahut Quini pesimis.

Kevin tersenyum. ia pun tidak bisa menafikan jika Quininya akan di pingit sepanjang masa hingga waktu yang di tentukan gadis kecilnya akan boleh keluar dari istana.

"mmm..kalau gitu usahakan nanti kamu jadi siswa yang aktif di sekolah. sehingga nanti nya kamu bisa mendapatkan kesempatan untuk pertukaran pelajar". pesan Kevin pada gadis itu.

"oiya??. memangnya bisa begitu ko?". tanya Quini dengan netranya yang berbinar senang seperti berharap.

"iya". sahut Kevin yakin.

Quini tersenyum sumringah sembari penuh harap jika apa yang di katakan Kevin.

"gimana?.

"iya deh. aku akan berusaha kuat untuk jadi yang terkuat dan yang terhebat seperti Koko. aku janji" ucap Quini menirukan sebuah iklan.

"iklan". celetuk Kevin dengan senyumnya seraya menggeleng gelengkan kepalanya.

"kan karena Koko juga yang harus aku nya begitu". balas Quini.

"ya deh terserah kamu nya aja lah Quin. kamu yang berjanji aja kok".

"loh kok aku. memangnya Koko ga janjiin apa apa ke aku kalau aku berhasil bisa mendapat kan kesempatan pertukaran pelajar?".

"emang kamu maunya apa?".mau aku traktirin sesuatu kalau nantinya kamu berhasil?"

"ya mau lah ko. masa enggak. gimana sih. bodoh kalilah kalau ada yang nolak di traktirin sama cowok sepintar dan seganteng Koko Kevin aku ini". ucap Quini dengan gemas seraya mencubit hidung mancung lelaki berusia yang akan memasuki tujuh belas tahun itu.

"ya udah kalau gitu laksanakan dan pegang teguh janjimu itu nak". ucap Kevin menirukan gaya seorang guru.

"siap pak guru". ucap Quini mantap sembari memberi hormat murid pada gurunya.

keduanya pun tertawa riang bersama di hari yang cerah dan hangat itu. secerah dan sehangat hati mereka yang begitu terasa bahagia meskipun terasa sementara saat mereka berdua habiskan waktu bersama dengan caranya yang sederhana dalam sebuah ikatan janji yang juga sederhana.

yah janji sederhana yang tak pernah terwujud kan sekalipun antara dirinya dan gadis masa kecilnya lantaran dirinya pun mendapatkan kesempatan pertukaran pelajar di luar kota lainnya yang berawal mula ia bertemu dengan Qinita dalam satu even olimpiade khusus pelajar.

"ahh..Janji sederhana yang tak pernah terwujudkan antara aku dan teman masa kecilku itu". gumamnya seraya menatap cincin yang berukiran gabungan nama tersebut.

pria itu menyimpan cincin tersebut ke dalam kotak perhiasan yang di sandingkan dengan cincin kawinnya yang tak jadi. ia pun menghela nafasnya sesaat kala teringat pada Qini di tambah lagi foto foto kenangan mereka bersama saat masih menjalani masa pendidikan nya universitas yang sama serta jurusan yang sama masih terpajang rapi di dinding kamarnya.

ia sempat tersenyum kecil jika mengingat masa masa ceria bersama dengan karibnya itu. ia menarik sudut bibirnya sekilas saat melihat wajah Qini yang berada di sebuah bingkai foto saat mereka menghabiskan momen bersama ketika mereka masih sama sama berjuang di awal awal perkuliahan.

gadis ini telah menemani hari harinya saat ia belum memiliki teman baik seperti mereka. siapa yang sangka jika sama sama sendiri dan sama sama patah hati karena di tinggal pergi oleh orang di cintai tanpa ada kepastian jika mereka masih hidup atau engga.

toh akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri masa lajang mereka dengan orang yang mereka percayai dan terdekat selama ini. setidaknya begitulah janji sederhana mereka dahulu saat mereka selesai di wisuda dan berniat mengejar cita cita mereka.

mereka berjanji jika lima tahun kemudian mereka bertemu dan masih saja sendiri. maka mereka akan menjalin hubungan yang lebih serius lagi dan menjadikan diri mereka sebagai pasangan hidup untuk selamanya.

lima tahun berlalu dengan sendirinya dan siapa yang menyangka juga jika mereka di takdir kan masih sendirian selama lima tahun belakangan. dan akhirnya dirinya duluan lah yang mengingatkan tentang perjanjian mereka dulunya.

"kamu yakin Vin?". tanya Qini saat itu.

ia pun tersenyum mengangguk saat melihat wajah Qini yang tampak kaget karena lamaran nya secara tiba-tiba. maka saat itu jugalah mereka menyatakan diri bertunangan dan akan segera melangkah ke pelaminan setelah dirinya menyelesaikan S3 nya di luar negri.

tapi kini semua telah usai dan kandas di tengah jalan. pasalnya dirinya yang menjadi ragu terhadap wanita itu lantaran kedatangan Devan mengganggu hubungannya dengan Qini.

semua bermula dari Qini yang tak jujur pada nya tentang kejadian saat pertama kali ia melihat mantan pacarnya Qini menghampiri tunangannya dan membawa pergi Qinita nya tepat di saat ia menjemput tunangannya itu.

Yok ke next chapter

...****************...

Readers...mohon dukungannya ya untuk novel ke empat ku ini. Tetap memberikan like, vote, komen dan masuk dalam favoritnya readers ya...please...😉.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!