hai readers ...I am coming back. happy reading..moga happy.
Jangan bohong!!". hardik Faisal tak percaya pada apa yang di ucapkan Kevin.
"jika sekiranya tadi saya tak ada di sini atau pun saya mendiamkan kejadian yang tadi sudah pasti kau akan berbuat lebih jauh pada putriku". lanjutnya berang.
"tidak tuan. itu bukanlah yang seperti tuan pikirkan. saya dan Quini tadinya terjatuh sehingga tanpa sengaja saya yang menimpa tubuhnya Quini". ucap Kevin berusaha menjelaskan perkara yang terjadi sebenarnya.
"hah. pintar sekali mengarang cerita ya kau nak".cibir Faisal sinis.
"mulai sekarang kau ku larang untuk menginjakkan kakimu di istana ini apa lagi mendekati anakku". ucap Faisal tegas.
"apa??!". pekik Quini pelan seraya menutup mulutnya di balik daun jendela rumahnya Kevin.
sebenarnya saat gadis itu di suruh kembali ke istana oleh sang ayah. gadis itu hanya melangkah keluar dari rumahnya Kevin dan memilih menguping pembicaraan mereka dari luar jendela rumahnya Kevin.
dan bukan hanya Quini yang berteriak dengan menggunakan kata yang sama. tetapi ibunya Kevin pun terhenyak kaget saat mendengar kata kata yang keluar dari majikannya untuk putranya.
Meylin yang baru saja tiba di teras rumah setelah menyelesaikan tugas hariannya di dapur istana berniat mengistirahatkan tubuh nya di rumah. akan tetapi baru saja ia melangkahkan kakinya di depan pintu masuk sebuah suara berat dari seorang pria dewasa terdengar dari dalam rumahnya sedang membentak anaknya dan juga secara terang terangan melarang Kevin untuk menemui Quini lagi.
Meylin segera masuk dan berniat menanya kan perihal permasalahan yang terjadi sesungguhnya.
"maaf tuan. sebenarnya ada masalah apa?". tanya Meylin khawatir seraya menatap tuan nya dan juga anaknya.
"tolong kamu bilang sama anak kamu ini. agar berlaku sopan di dalam lingkungan ini dan tau batasan batasannya". ucap Faisal seraya menatap dingin.
"iya tuan. dan maafkan anak saya tuan". ucap Meylin penuh harap agar majikannya masih memberikannya toleransi.
Faisal hanya menanggapinya dingin sembari melirik dengan ujung mata sebelum berlalu dari hadapan ibu dan anak itu. sedangkan Quini hanya menunduk sedih dan segera pergi dari sana sebelum di ketahui oleh ayah nya jika ia sengaja menguping di rumah ini barusan.
"Kevin. ada apa nak?". tanya Meylin khawatir saat melihat raut kesedihan di wajah anaknya.
"ga apa apa Ama. tuan Faisal cuma salah paham saja". sahut Kevin yang tak ingin membuat ibunya khawatir.
"lalu kenapa tuan Faisal begitu marah nak. sampai sampai ia berucap begitu ?". tanya Meylin penasaran.
"tak apa Ama. sudah Kevin jelaskan jika tuan Faisal salah paham. Ama tak usah pikirkan hal tersebut ya". ucap Kevin menenangkan sang ibu.
lalu ia melangkah masuk ke kamarnya.
sementara Quini di marahi habis habisan di kamarnya oleh sang ayah. sedangkan bunda nya hanya berusaha menenangkan sang suami agar berhenti memarahi putri mereka.
"mulai saat ini kamu ayah larang untuk pergi ke taman belakang barang selangkah pun. jika kamu melanggar. akan ayah kirim kamu ke tempat nenek". ucap sang ayah memberi kan ultimatum pada putrinya.
"ayah'. desis Quini sembari menatap ayahnya dan menggeleng pelan.
bagaimanapun ia berharap ayahnya tak menghukum terlalu berat padanya. apa lagi harus mengungsikan nya ke rumah neneknya yang terkenal lebih tegas dan dingin dari sang ayah. belum lagi harus menjalani adat di mana anak perempuan harus belajar di dalam rumah saja dengan mendatangi guru ke rumah. pastilah ia merasa seperti berada di dalam penjara di sana.
"kali ini ayah serius. dan tidak ada toleransi lagi. kelakuanmu kali ini benar benar bikin kecewa. ingat ya Quini. ini satu satunya kesempatan kamu untuk tinggal di sini. jika kamu melanggar apa yang ayah katakan. ayah sendiri yang akan mengantarkan kamu ke tempat nenek". ucap sang ayah tegas lalu pergi meninggalkan sang putri yang menunduk dalam.
ia berharap putrinya itu menyadari dan menyesali akan kesalahannya sehingga ia tak harus menghukum putrinya lebih berat lagi, apa lagi sampai harus menjauhkannya dari keluarga inti.
ke esokan harinya..
Quini dan Kevin menjalani hukuman mereka masing masing di mana Kevin tak mendekati Quini begitu pun Quini tak menginjakkan kakinya di taman belakang, di mana rumah dinas yang di tempati Kevin dan keluarga nya terlihat jelas dari taman belakang ini. dari sini lah Quini selalu sembunyi sembunyi dan menyelinap masuk ke rumah jika ada Kevin di dalamnya.
satu harian mereka menghabiskan waktu di kamarnya masing masing. sedangkan Dyah yang tau jika sang putri terlihat suntuk itu di karenakan hanya satu harian menghabiskan waktunya di kamar mencoba menghibur dengan membawakannya makanan dan minuman kesukaan anak gadisnya.
Quini merasa terhibur saat bundanya datang membawakan makanan kesukaannya dan merasa ada yang menemani saat bundanya berada di sampingnya menjalani masa hukumannya.
hingga hari berikutnya.
hari ini adalah hari terakhir Kevin berada di kota ini. sebab nanti malam ia sudah harus berangkat kembali ke kota di mana ia menuntut ilmu selama ini. Quini merasa gelisah di karenakan ia ingin sekali bertemu dengan kokonya itu. akan tetapi bagaimana caranya ia keluar dari sini dan menjumpai Kevin di rumahnya. sedangkan dari depan kamar saja para pengawal sudah ada beberapa orang yang sengaja di tempatkan oleh sang ayah untuk mengawasi dirinya.
belum lagi area taman belakang yang di tempati beberapa penjaga agar dirinya tak menghilang ke taman belakang dan menyelinap masuk ke rumah para pekerja istana.
"ada apa sayang?". kenapa kamu begitu gelisah. hmmm??". tanya Dyah yang memperhatikan gelagat sang anak yang tak merasa tenang.
"bunda. malam ini ko Kevin akan kembali ke Sumut. masa liburan sekolahnya telah habis". sahut Quini ragu.
"lalu??". tanya sang bunda.
"aku ingin ketemu ko Kevin bunda. apa boleh aku ke sana sekarang. sebelum ayah pulang. sebab yang aku dengar dari ibunya Ko Kevin jika Koko akan kembali malam ini". ungkap Quini.
"baiklah. bunda ijinkan". ucap Dyah seraya tersenyum.
"lalu bagaimana dengan pengawal istana bunda?". tanya Quini yang teringat tentang beberapa pengawal yang berada di depan kamarnya dan juga beberapa yang ada di taman belakang.
"bunda yang akan mengurusnya. kau pergi lah sekarang. tapi ingat sebelum jam kerja ayah selesai. kamu sudah harus kembali ke kamar. ". pesan Dyah.
"iya bunda. terimakasih". sahut Quini senang seraya memeluk ibunya.
"iya nak". sahut Dyah seraya mengelus punggung putrinya.
lalu sang putri pergi melenggang bebas setelah ibunya meminta pada sang pengawal agar merahasiakan apa yang di lakukan Quini hari ini pada tuannya.
yok ke next chapter
...****************...
Readers...mohon dukungannya ya untuk novel ke empat ku ini. Tetap memberikan like, vote, komen dan masuk dalam favoritnya readers ya...please...😉 terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Dinnost
bundanya baik yah
2023-07-03
7
Liling Sarungallo
semangat kak
2023-07-03
1