Hai readers I am coming back. Selamat membaca kembali..semoga happy...
cukup lama ia menunggu ibunya di ruangan itu. ia berharap ibunya bangun dari tidurnya meskipun hanya sekedar memberikannya senyuman di pagi menjelang siang ini.
hingga beberapa saat kemudian, setelah mendapatkan informasi mengenai perkembangan penyakit sang ibu. akhirnya ia kembali pulang untuk mengistirahatkan tubuh nya sejenak sebelum ia ke kampus untuk mengikuti mata kuliah di sore nanti, dan juga untuk membayar uang kuliah dan praktek nya yang tertunda selama ini.
saat ia keluar dari halaman rumah sakit kembali ia di ingatkan pada masa kecilnya saat seorang ayah datang menjemput seorang anak SD di depan sekolahnya.
pikirannya menerawang jauh ke masa di mana saat itu...
Pagi ini seperti biasanya, Quini berangkat ke sekolah dengan menggunakan mobilnya bersama dengan sang ayah yang bekerja di sebuah gedung pemerintahan kerajaan yang kini di sebut sebagai perwakilan rakyat saat ia keluar dari gerbang istana ia melihat Kevin yang sedang berjalan kaki dan menunggu angkutan umum.
netranya terus mengekori Kevin hingga mobil yang membawanya pergi dengan sang ayah berbelok ke arah jalan raya. di hatinya ingin sekali memberi tumpangan pada kokonya itu, akan tetapi ia takut sekali di pelototi oleh ayah nya.
akhirnya ia mengurungkan niatnya dan tetap berlalu sembari melihat Kevin yang tertinggal di belakang mobilnya hingga lehernya pun ikut berputar bersamaan dengan tubuh kecil nya.
"ehemm..duduk yang benar Quin". titah sang ayah yang bernada teguran.
maka Quini pun segera memposisikan tubuh nya kembali seperti yang di maksudkan oleh ayahnya itu. ada sedikit rasa jengkel yang terselip di hatinya di karenakan teguran barusan. tapi Quini tak tau harus berkata apa lagi untuk mengungkapkan kejengkelan hati nya. melawan Ayahnya sama saja melawan Raja, melawan Raja sama saja melawan hukum, melawan hukum sama saja melawan agamanya, dan melawan agama sama saja melawan Tuhan.
jadi mempersingkat kalimat "melawan ayah sama saja melawan Tuhan". karena seorang ayah jika di lawan pastilah sang ayah akan mengambil keputusan dan bertindak tegas jika salah satu di dalam keluarganya ada yang melawan aturan aturan dalam keluarganya.
Puffff". desisnya dengan menggembung kan pipinya lalu mengeluarkan udaranya perlahan sembari menatap keluar jendela mobilnya.
sebenarnya bagi Quini sendiri tak masalah jika ia harus belajar tentang ilmu etika dan juga kepribadian khusus untuk putri raja. hanya saja saat ini ia mulai jenuh jika setiap hari harus di laksanakan prakteknya setiap waktu.
seperti saat ini misalnya sungguh membuat punggungnya pegal saat harus duduk tegak di sepanjang perjalanan nya menuju ke sekolah. bukannya ia tak ingin memberontak hanya saja ia tak memiliki kepribadian untuk memprotes atas aturan keluarga kerajaan.
mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah di mana beberapa mata memandang ke arahnya. mereka tau saja jika mobil keluarga kerajaan tiba di depan gerbang sekolahnya mereka.
Quini di sambut ramah oleh mereka yang memiliki niatan tertentu padanya. hal itu jelas terlihat dari sikap ramah mereka yang di buat buat bahkan termasuk beberapa gurunya sendiri yang mencoba ber basa-basi di setiap pagi yang sebenarnya hal tersebut tidaklah begitu penting di tanyakan di setiap harinya.
Akhirnya Quini berlalu dari hadapan mereka dengan seulas senyum tipis untuk membuat mereka berhenti mencari perhatian pada diri nya hanya karena status sosialnya.
Quini segera menyimpan tasnya di dalam sebuah laci meja belajarnya begitu tiba di dalam kelas. lalu bergegas keluar dan berdiri di depan kelas dari atas balkon gedung tingkat dua sekolah ini.
Quini menunggu seseorang yang seharusnya ia bisa pergi bersamanya setiap pagi. tetapi sayangnya sang ayah tak pernah sekalipun menawarkan tumpangan pada lelaki tampan yang baru saja tiba di depan gerbang sekolah nya itu.
"ko Kevin". desisnya pelan dengan perasaan bahagia melihat lelaki itu di pagi ini.
sementara Kevin tersenyum sumringah pada temannya yang juga baru datang dan sama sama memasuki gerbang sekolah.
"hai Vin. gimana kegiatan lusa?" tanya salah satu temannya.
"kita musyawarah kan lagi setelah ini ya?" sahut Kevin yang masih menjabat sebagai ketua OSIS dalam bulan ini sebelum adanya perekrutan dan pergantian untuk ketua OSIS yang baru.
"oke. aku udah buat selebaran nya ni untuk kegiatan kita pekan depan" sahut Farid salah satu teman sekelas nya Kevin dan juga anggota OSIS.
" oiya satu lagi. kita dapat sponsor dari toko kelontong di ujung jalan dari sekolah kita ini. gimana keren kan aku bisa dapat investor secepat ini". sambungnya di akhiri memuji dirinya sendiri.
Kevin tersenyum geli lalu mengacungkan dua ibu jarinya kepada rekan timnya ini. Farid pun tersenyum bangga mendapatkan apresiasi dari sang ketua.
lonceng sekolah berbunyi tanda di mulai nya jam belajar untuk para Siswa di sekolah favorit bagi setiap warga di kota itu. baik Quini dan Kevin harus masuk ke kelas nya masing masing dan mengikuti pembelajaran hingga jam istirahat tiba.
saat jam istirahat tiba di mana para siswa sekolah Quini sengaja mencari Kevin di kelas nya tapi ia tak menemukan sosok itu. ia sempat bertanya pada salah satu kakak kelas nya mengenai keberadaan Kevin saat ini dan mengetahui jika Kevin suka berdiskusi di salah satu ruang pustaka khusus mereka yang suka berdiskusi mengenai buku yang ada di situ.
Quini menyusul Kevin ke sana hanya ingin memastikan keberadaan teman masa kecil nya itu. Quini tersenyum lebar saat melihat koko nya ada di sana sedang bersama dengan teman - temannya yang kebanyakan anggota OSIS.
sementara dari ruang diskusi pustaka Farid melihat Quini yang sedang memperhatikan sahabatnya Kevin yang sedang asyik mem - beri pengarahan pada anggota nya mengenai kegiatan bakti sosial minggu depan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan negara ini.
Farid menyenggol siku Kevin dan mengarah kan dagunya pada Quini yang tersenyum manis pada kokonya itu. Kevin hanya bisa membalas tipis senyuman dari teman masa kecilnya itu.
"kalian berdua kenapa ga coba buat pacaran aja. kan lumayan ada sejarah manis dalam hidup mu pernah berpacaran sama cewek salah satu keturunan putri raja". celetuk Farid setengah berbisik di telinga nya Kevin.
"ga usah ngomong ya enggak enggak ya. dan juga jangan nyebarin gosip apa pun tentang aku dan dia. sampai sekarang kebanyakan teman temannya kita ga tau kalau aku tinggal di lingkungan istana". bisik nya di telinga nya Farid.
Farid yang mengerti akan maksud dari sohib nya itu pun langsung terdiam dengan senyum yang terasa miris baginya kala mengingat kisah hidupnya Kevin yang terpaksa tinggal dan turut membantu orang tuanya bekerja sebagai pembantu lantaran musibah yang terjadi di perkampungan tempat tinggalnya dulu.
ia tau sedari awal Kevin bersekolah di sini bermodal kan kepintaran sehingga sohib nya ini bisa bersekolah dengan dana beasiswa yang di dapatkan nya selama ini. dan satu hal lagi, hanya dirinya yang pernah di ajak Kevin masuk ke lingkungan istana lantaran ia telah berteman dekat dengan Kevin dari sekolah dasar.
Quini berpura pura membaca buku meskipun sesekali ia melirik Kevin dan berharap Koko nya itu menghampiri nya dan mengajak nya berdiskusi meskipun hanya membahas sebuah kalimat seperti yang pernah mereka lakukan ketika kecil saat keduanya masih baru bisa belajar membaca dan menulis.
tapi nyatanya kokonya itu berlalu begitu saja saat diskusi dengan teman temannya selesai
Quini hanya menghela nafasnya sesaat saat rombongan anggota OSIS itu keluar dari ruang pustaka.
Kevin hanya melirik sekilas pada raut wajah cantik yang menatapnya kecewa. lalu ia berpaling sesaat ke arah teman kecilnya seraya mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum manis pada anak perempuan yang baru saja di sebut gadis belia di usianya sekarang.
"ayok neng. lagi kosong ni. mau pulang. mau ngampus. ayok ayok.. buruan sebelum di serbu anak sekolahan". teriakan kondektur bus menghentikan lamunannya kembali.
ia pun bergegas naik untuk pulang mengistirahatkan tubuhnya sejenak sebelum jadwal kuliah sorenya tiba.
...****************...
Hai readers...mohon dukungannya kembali untuk novel ku ini ya?? dengan memberi like,pp vote, poin, fav, dan share link nya ya readers 😉.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Mila Nuur
penasaran
2023-06-21
9
anggita
👍👌.. Quini.
2023-06-19
0