Hai my reader....I am coming back. happy
reading.
Hei...mau ngapain itu hah!!!?.teriak seorang pria yang bekerja sebagai penjaga keamanan dalam rumah mewah tersebut.
penjaga keamanan dalam rumah mewah itu sengaja meneriaki Kevin yang nota bene adalah hanya anak dari seorang salah satu pembantu di rumah yang di jadikan istana kedua setelah istana pertamanya di jadikan sebagai gedung pertemuan untuk para pejabat penting di negara ini.
ia menghampiri Kevin dan bertanya pada bocah itu tentang kelakuan nya yang telah lancang mendekati tuan putri mereka.
"kamu barusan ngapain hah?!".tanyanya dengan nada mengintimidasi bocah laki laki itu.
"ga ada lakuin apa apa pak". sahut Kevin
"bohong". hardik penjaga keamanan tersebut.
"beneran pak". sahut Kevin.
"kamu mau cium dia kan?!". tuduh penjaga tersebut.
"hayya enggak pak enggak. owe mana belani cium cium adek Quini". jawabnya jujur yang memang pun belum sempat melakukan apa pun terhadap apa yang di minta oleh majikan nya tersebut.
"bohong kamu ya. saya liat sendiri kok kamu mau deketin dia. mau cium cium dia gitu". tuduh sang penjaga tersebut.
"saya adukan kamu sama ibu ya?!". ancam nya seraya pergi dari situ untuk mencari keberadaan sang nyonya.
"pak pak jangan pak. saya mohon. nanti saya di marahi oleh Ama dan apa saya pak". ucap Kevin memohon pada penjaga yang tak pernah sekalipun bersikap ramah padanya dan keluarga semenjak mereka masuk ke rumah mewah ini.
"pak Arman!!". pekik Quini lantang yang sedari tadi berdiam diri seraya memperhatikan sikap penjaga keamanan rumah nya pada teman dekat satu satunya di istana ini.
"iya nyak Quini". sahut pria paruh baya yang di panggil Arman itu.
"jangan ngadu ngadu sama bunda ya. Quini cuma main main sama koh Kevin. jadi jangan bilang bilang sama siapa pun". ucap Quini.
"aku sama koh Kevin cuma main-main. ganggu aja bapak ini lah. ayok koh kita main nya ke tempat yang lain aja". ajak Quini seraya menggandeng tangannya Kevin.
akhirnya kedua bocah itu meninggalkan Arman sendirian dalam kebimbangan. meski pun Quini tau jika pengawal yang satu itu akan tetap mengikuti mereka kemana pun mereka pergi.
karena pengawal istana yang bernama Arman itu telah di amanah kan untuk menjaga keamanan rumah dan juga di tugaskan untuk mengawasi dirinya agar tidak terlalu dekat dekat dengan anak pembantu yang masih terhitung baru meskipun sudah lebih dari setahun bekerja dan mengabdi di keluarga kerajaan.
Quini tau jika pak Arman tak ingin di salahkan atas kelalaian dalam bertugas pria paruh baya itu selalu melaporkan atas setiap kejadian dan tindakan serta polah tingkah dari mereka berdua kepada kedua orangtuanya khususnya sang ayah.
begitulah sehari harinya dan juga seterusnya bahkan tahun berganti pun tugas yang di berikan oleh keluarga kerajaan pada pak Arman tetap di embannya dengan tanggung jawab bahkan seiring waktu berlalu. mereka yang dulunya dua bocah telah menjelma menjadi sepasang remaja belia di usianya yang baru saja memasuki belasan tahun itu.
semakin mereka beranjak dewasa maka semakin besar juga tanggung jawabnya pak Arman dalam mengawasi mereka walaupun terkadang Quini merasa kesal pada orang tua itu karena sampai harus mengawasi mereka berdua hingga ke sekolah.
padahal Quini pribadi sengaja memilih satu sekolah dengan Kevin agar bisa bersama sama dengan anak lelaki itu. tapi kenyataan nya sama saja seperti berada di istana.
Arman yang di tugaskan sebagai pengawas khusus bagi keduanya dan di minta oleh keluarga kerajaan agar menjaga jarak antara Quini dan Kevin meskipun hubungan yang terjalin masih di lihat sebagai hubungan persahabatan.
bahkan Quini sendiri pun merasa tak enak hati pada kedua orang tua Kevin yang pernah membicarakan hal ini saat dirinya berkunjung ke rumah Kevin. tanpa sengaja ia pun mendengar keluhan orang tuanya Kevin.
Meylin sang ibunya Kevin yang merasa ter - singgung atas apa yang di lakukan keluarga kerajaan pada anak semata wayangnya hanya bisa pasrah dan berserah pada sang maha kuasa atas nasib yang di terima nya. ia hanya bisa berkeluh pada suaminya mengenai hal ini.
"sabarlah Amma. ini Appa juga lagi berusaha mencari informasi mengenai saudara saudara kita yang lainnya. mana tau Appa bisa minta tolong sama mereka untuk pinjami Appa modal lagi untuk kita bisa buka usaha kembali Amma??". ujarnya untuk menenang kan sang istri.
"kasian Kevin Appa. kayak buronan aja di ikuti kemana mana saja oleh si penjaga itu. dari mereka kecil sampai mereka remaja. owe ga sukak lah Appa. kayak anak kita ini mau merawanin anak gadisnya aja". keluh Meylin pelan bernada kesal.
"huss..Amma jangan ngomong begitu. di dengar yang lain nanti. bisa gawat". tegur suaminya.
"ngenes Appa. bertahun tahun kita melayani mereka dengan baik. tapi mereka masih menganggap kita orang lain. apa segitu hina nya kita di mata mereka hanya karena dulu nya kita memohon pekerjaan dan tempat tinggal sama mereka". keluh Meylin.
"huss Amma. cukup. jangan lagi Amma berucap begitu. bersyukur Amma. mungkin memang seperti itu tabiat nya keluarga kerajaan. mereka bersikap hati hati dan juga waspada". sang suami mengingat kan sang istri.
"seandainya dulu perkampungan kita tidak terbakar. pastilah kita menjadi orang yang di pandang oleh keluarga kerajaan karena kita memiliki kekayaan yang hampir sama dengan teman-teman nya keluarga kerajaan ini kan ?". ucap Meylin bernada sendu.
seketika ia mengenang beberapa tahun silam saat mereka memiliki rumah dan beberapa toko sebelum musibah kebakaran terjadi di perkampungan itu.
"Amma jangan begitu ya. Appa lagi berusaha untuk bangkit kembali. kita kumpulkan uang bersama sama di sini. agar kelak kita bisa keluar dari sini". tutur si Appa.
Meylin bergeming menanggapi pernyataan sang suami yang selalu di lontarkan dengan pengharapan yang sama. meskipun entah sampai kapan ia harus mendengar kan kalimat yang itu itu lagi setiap waktu ke waktu.
tak ingin di katakan menguping pembicaraan orang tua akhirnya gadis itu lebih memilih memutari rumah dinas tersebut menuju jendela kamarnya Kevin dan kembali ia mendapati Kevin tengah menguping di balik pintu. dan ia pun hanya menatap serta mendengar semua keluhan keluarga itu.
ia melihat Kevin hanya tertunduk sendu memikirkan nasib kehidupan keluarganya yang tak pernah di anggap oleh keluarganya. sungguh Quini merasa tak enak hati pada temannya itu. ia pernah meminta pada bunda nya agar Kevin saja yang menjadi pengawal pribadinya. bundanya tak keberatan soal itu.
akan tetapi tetap saja pengawalan dan pengawasan terbesar bahkan terketat ada pada pengawal dari titahnya keluarga kerajaan terhadap mereka berdua.
***
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
hai readers novel baruku baru saja di entaskan. mohon dukungannya ya dengan memberikan like, vote, komen, dan juga rate serta giftnya. terimakasih ya readers...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Mila Nuur
semangat 💪✍️✍️ thor
2023-06-21
8
Dinnost
iyah..
aku aja td sedikit kaget
mereka yg berbahasa owe bisa jadi pembantu
biasanya mereka2 yg sewa pembantu
2023-06-21
2
Dinnost
😭😭😭😭😭
2023-06-21
0