hallo my reader....I am coming back. happy
reading.
perempuan itu tiba di rumah kontrakannya dan langsung mengambil ancang ancang untuk merebahkan tubuhnya di kasur usang yang entah berapa ratus kalinya para penghuni bersilih ganti meniduri kasur ini. lantaran sang pemilik rumah masih berbaik hati memberikan perabotan tuanya untuk di pakai oleh pengontrak yang menempati rumahnya.
ia langsung menutup matanya yang mulai terasa berat akibat kurangnya kuantitas tidur nya tadi malam. tanpa ia sadari jika alam sadarnya telah membawanya ke fase mimpi di mana sebelumnya ia memikirkan masa kecilnya yang manis.
dalam mimpinya....
Quini memberanikan diri masuk ke kamar nya Kevin saat kedua orangtuanya tak berada di rumah. meskipun gadis belia itu harus pintar mengendap endap dari kawalan penjaga istana menuju rumah dinas yang di peruntuk kan untuk para pekerja atau pun pembantu di lingkungan istana.
"ko Kevin". panggil Quini secara berbisik saat melihat Kevin yang sedang memasak mie instan di dapur.
"astaga Quini. ngapain kamu ke sini hah?!". pekik Kevin kaget saat di datangi sang putri secara tiba tiba di rumah kecil nya.
"hehehe.. aku suntuk ko. pingin ada kawan main dan ngobrol". sahut Quini sembari terkekeh.
"iya nanti kalau pengawal istana lihat kamu di sini gimana?". tanya Kevin khawatir.
Bilang aja nyasar". sahutnya cuek.
"cyah. kamu sih enak. karena bukan kamu yang di salahkan nantinya. lah aku???". gerutu Kevin seraya mengambil piring mie instan nya dan menyuapi ke mulutnya sendiri.
"Koko ga nawarin aku?".tanya Quini tiba tiba yang melihat kegiatan Kevin tanpa berbasa basi menawari dirinya.
Kevin menghentikan aksinya lalu menatap Quini.
"kamu mau??!".tanya Kevin tak yakin.
"ya mau lah. namanya juga makanan". sahut Quini polos.
lalu Kevin mengambil piring dan sendok yang lain untuk membagikan nya pada cewek yang terlihat lucu baginya. saat Kevin membagi dua mie instan yang ada di Piringnya Kevin dengan segera Quini mencegah nya dan mengambil sendok dari tangannya Kevin.
"ga usah di bagi begitu Ko. kita makannya sepiring berdua aja". saran Quini lalu mempersilahkan Kevin untuk makan.
tanpa bisa menolak akhirnya Kevin mengikuti apa yang gadis cantik itu titahkan. begitulah seterusnya tanpa bisa Kevin memprotes apa lagi menolak saat gadis cantik itu datang mengendap endap ke dalam rumahnya dan meminta Kevin membuat kan mie instan untuknya hingga meminta bantuan cowok itu dalam menyelesaikan PR dari sekolahnya.
bukan hanya itu saja. bahkan Quini lebih suka menghabiskan makanan yang di masak Kevin dari pada harus makan makanan yang di buat oleh koki istana. Kevin sendiri memang tak pernah keberatan. dan ia pun merasa senang Terhadap keceriaan gadis itu. meskipun terkadang ia harus di pelototi oleh pengawal istana lantaran lebih banyak melewati batas dari apa yang di atur kan dalam persahabatan
nya dengan sang putri raja.
jadi apa pun yang gadis belia itu pinta, Kevin akan selalu berusaha menuruti nya sebatas apa yang bisa menjadi kemampuan nya. hingga suatu hari..
"ko. kita nikah aja yuk?". ajak Quini secara tiba tiba pada Kevin yang sedang meneguk es jeruknya.
sontak hal ini membuat lelaki tampan itu terkesiap sehingga air jeruk yang di minum nya sebagian terdesak keluar lantaran Kevin terbatuk batuk efek dari tersedak setelah mendengar permintaan dari seorang putri raja yang kini masih hitungan belasan tahun itu.
"hah?!. gilak kamu ya Quin". sahut Kevin saat lelaki itu sudah bisa menstabilkan keadaan dirinya.
"dulu kan kita juga pernah menikah ko. Koko lupa ya?. jawab Quini sembari mengingat kan akan kisah mereka dulunya.
"hehe..saat itu kita masih bocah ingusan. aku sama kamu itu cuma main main. lagian siapa yang mau nikahi kita berdua di saat kita berdua masih bergantung hidup sama orang tua". tutur Kevin.
"oiya satu lagi. orang tua mana sih yang mau ngijinin anaknya buat nikah muda seperti yang kamu minta".ujar Kevin seraya meng - geleng gelengkan kepalanya dan berlalu dari hadapan gadis itu.
Quini hanya memonyongkan bibirnya seraya menatap Kevin yang keluar dari dapurnya menuju ruang keluarga.
"kalau aku minta ijin sama bunda gimana?". tanya Quini seakan menantang lelaki yang tadi nya menolak untuk menikahinya secara dini.
Kevin menghentikan langkahnya sejenak lalu berbalik menghadap Quini dan bertanya sembari terkekeh.
"terus ayahnya kamu gimana?"
"tinggal aku minta sama bunda buat bujukin ayah". sahut Quini enteng.
Kevin mendekati Quini dan meraba keningnya gadis itu dan berkata
"pantesan. sekarang balik ke kamar kamu terus minum obat demam ya sebelum makin parah sakit nya. sayang loh sama kedua orang tua kamu. soalnya kalau kamu sakit bisa ngerepotin seluruh istana". celetuk Kevin
"iss..Koko ni. masa kamu gitu. doa in aku sakit". rengek Quini manja.
"ga doa in sih Quin. cuma ya itu. kamu lagi aneh. membahas pada sesuatu yang belum waktunya di bahas dan juga belum porsi nya kita untuk membahas. ngerti?!". sahut Kevin.
"ahh.. udah ahh..besok lagi ngobrol nya. aku lagi mecahin soal dari yayasan bimbel ni. besok harus di kumpulin segera". cetus Kevin sembari membuka kembali makalah dan juga setumpuk berkas dan kertas yang berisi soal soal dan pembahasan tentang seleksi masuk perguruan tinggi.
Quini hanya bisa terdiam saat lelaki yang ia ajak nikah itu kembali fokus pada apa yang di gandrungi selama ini. yah lelaki itu memang si kutu buku banget. kokonya itu sedari dulu lebih suka menghabiskan waktu dengan memecahkan angka angka dari pada menghabiskan waktu bersama dirinya yang memang lebih suka bermain dari pada di pusingkan pada hal hal yang berbau bau rumus dan perhitungan.
meskipun entah seberapa kalinya ia selalu berusaha membujuk kokonya itu agar mau bermain bersama dirinya sejenak. apa lagi bulan ini adalah hari hari terakhir kokonya berada di sekolah sebelum Kevin menamat kan pendidikannya di sekolah menengah pertama unggulan itu.
bukannya Quini ingin mengganggu waktu belajar nya Kevin. hanya saja ia merasa kesepian saat Kevin sudah mulai sibuk mempersiapkan dirinya untuk melanjutkan ke sekolah lainnya.
hingga akhirnya saat ia melihat formulir pendaftaran pada sebuah sekolah bergengsi di salah satu sekolah terbaik di negara ini. pupil netranya melebar saat melihat sekolah terbaik mana yang akan di daftarkan Kevin. dan ia lebih terkesiap lagi saat melihat dua undangan dari sekolah terbaik negri yang sudah di kenal di seluruh negri ini.
sekolah yang letaknya berada di propinsi lain.
yang itu artinya kokonya tidak akan pernah bersekolah di sekolah ini. meskipun di propinsi ini juga memiliki kualitas standar sekolah yang sama dengan yang di tujukan Kevin.
nafasnya tak beraturan saat ia mengetahui jika kokonya akan pergi meninggalkan dirinya dalam waktu dekat ini.
"Quin".
Quini memalingkan wajahnya menghadap lelaki yang telah menemani nya hari harinya selama ini.
sementara Kevin melihat dua kertas yang ia tau bahwa itu adalah selembar undangan dari dua sekolah terbaik yang ada di negeri ini, yang mengundang diri nya untuk masuk dan belajar di sana.
"kamu ngapain?". tanya nya seraya mendekati Quini yang masih memegang dua lembar formulir dari sekolah yang di tuju nya.
"kamu ada perlu apa?". tanya Kevin mencoba mengalihkan pikirannya Quini pada formulir tersebut.
"ehmm....awalnya aku ke sini mau lihat keadaan Koko aja dan sekaligus mau ajak Koko buat makanan baru lagi kayak kemarin". jawabnya.
"ohh..oke. ayok. kalau kamu mau lagi". ajak Kevin pada gadis itu sembari membalikkan tubuhnya keluar dari kamarnya.
Quini hanya terdiam dan terpaku di tempat atas sikap Kevin saat ini.
"bagaimana bisa koko bersikap begitu?"
...****************...
Hai readers...mohon dukungannya kembali untuk novel ku ini ya?? dengan memberi like,pp vote, poin, fav, dan share link nya ya readers 😉.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Mila Nuur
kasihan Koko nya jadi jauh lagi sama Quin
2023-06-21
10
Ninasyifa
lanjut thor
2023-05-18
1
Yulinova
sudah di like thor
2023-05-17
1