profesi

Hai my reader. selamat menikmati episode ini ya??. moga enjoy.

Satu Minggu setelah merayakan keberhasilan nya dalam meraih jenjang strata 3. Vino men - dapat kan sebuah surat undangan mengajar di salah satu kampus negeri tempat ia menimba ilmu dulunya. hanya saja Vino tak begitu menanggapinya. ia hanya membaca surat undangan tersebut tanpa mau memberi komentar apa pun.

Qinita yang mengetahui hal tersebut pun menanyakan tentang sikap calon suaminya tersebut.

"kenapa di biarin aja mas surat ini. kok cuma di anggurin?"tanya Qinita saat melihat surat berstempel dari sebuah universitas ternama di Indonesia.

"aku masih sibuk ngurusin bisnis utama ku yang ini. lagian aku belum punya waktu lebih di karenakan jadwal ngajarku di kampus lama yang sudah di atur ulang oleh pihak fakultas sebelumnya. di tambah lagi dalam minggu ini aku harus masuk kerja lagi di rumah sakit sebelum nya". jawab Vino yang masih sibuk pada laptop nya.

"yah terserah kamu mas. cuman minimal di balas gitu. jangan di gantung gini. kan ga enak loh mas sama staf pengajar di sana. apa lagi ini dari fakultas nya kita yang dulu". tegur Qinita saat melihat tanggal yang tertera di sampul surat tersebut.

Vino menghentikan aktivitasnya sejenak lalu menatap tunangannya.

"kamu maunya aku gimana?". aku terima atau enggak?". tanya Vino.

"yah terserah mas. di terima boleh. ga mau juga ga apa. kan Ndak ada yang maksa". sahut Qinita.

"nanti kamu cemburu kalau aku terima jadi dosen di sana. di kampus yang itu kan banyak cewek cewek cantik selain cowok nya yang ganteng ganteng". ujar Vino seraya memuji diri dan menggoda calon istrinya itu.

Qini melirik Vino saat mendengar perkataan tunangannya itu.

"aku ga merasa cemburu kok. asalkan bukan kamu yang terpana pada kecantikan nya mereka. aku percaya sama kamu mas".bantah Qinita seraya menampilkan senyum manis nya.

"nanti aja deh". sahut Vino yang memang enggan untuk menambah kegiatan selain CEO dari usaha yang di bangun bersama teman karibnya dan juga dua pekerjaan yang ia geluti setelah begitu ia lulus dari fakultas kedokterannya.

sebenarnya Vino sendiri masih kesulitan menentukan kariernya setelah ia sukses menjalani bisnis yang awalnya ia coba coba rintis bersama mamanya yang hanya seorang pedagang sembako kecil kecilan dan di bantu oleh sahabat karibnya saat mereka kesulitan finansial di awal awal kuliah dulunya.

Vino yang lulus di fakultas kedokteran mem - butuhkan banyak biaya dan tak bisa seterus nya menggantungkan harapannya pada sebuah beasiswa. begitu pun teman karibnya yang lulus di fakultas teknik. mereka berdua juga sama sama membutuh kan biaya dan juga sama sama kesulitan finansial saat itu. di karenakan mereka berdua dari golongan keluarga menengah.

meskipun Vino telah berstatuskan sebagai Dokter master dan baru saja menamatkan S3 nya untuk menjadi seorang yang lebih ahli di bidangnya. akan tetapi tetap saja pria tampan si pekerja keras itu masih belum memiliki waktu luang untuk menerus kan ilmunya pada adik adik mahasiswa di bawah naungan universitas tempat ia menimba ilmu kedokteran pertama kali.

sedangkan tunangannya itu mendukung sepenuhnya atas karier baru yang di dapatkan oleh calon suaminya itu. baginya tak masalah jika Vino saat ini memenuhi undangan job di mana mana selaku pria muda yang memiliki segudang prestasi itu mendapatkan kesempatan untuk membagikan ilmunya.

sementara dirinya harus kembali di sibukkan bekerja, lantaran sudah cukup lama dirinya mengambil cuti kerja di saat dirinya masih berstatus magang sebagai dokter residen hanya untuk menyusul sang kekasih yang sedang menghadapi disertasi nya sekaligus untuk memberikan nya semangat seperti yang sudah sudah ia lakukan sebelumnya saat Vino belum sesukses sekarang ini.

"kamu yakin kalau aku harus memenuhi undangan tersebut?". tanya Vino pada kekasihnya itu.

"hmm..ga ada salahnya kan berbagi ilmu suksesnya meskipun nantinya mas juga di bayar". sahut Qinita.

Vino tersenyum sembari melirik tunangannya itu.

"nanti waktu aku banyak tersita loh. dan kamu nya pasti urung uringan kalau aku susah di hubungi". ujar Vino.

"yah terserah mas. yang penting waktunya cuma untuk kerja bukan untuk yang aneh aneh". sahut Qini.

"ga deh. entaran aja. aku liat jadwal ku yang di rumah sakit". sahut Vino.

ke esokan harinya Vino dan tunangan nya mulai menyusun rencana pernikahan mereka berdua yang akan di selenggarakan dalam waktu dekat ini. baik Vino dan Qinita akan menggelar acara kumpul bersama dengan dua keluarga untuk berembuk menjalankan acara pernikahan mereka dengan meriah pastinya.

"kalian mau di bikin acaranya di mana. kalau bapak sama ibu yah gimana enaknya kalian aja ya kan pak?". ujar ibunya Qinita.

"iya. kenapa kalian ga minta bantuan EO aja sih. jadi kalian berdua kan ga bakalan di repot kan. gimana besan?". ujar si bapak meminta pendapat dari mamanya Vino.

"yah saya setuju. mengingat kalian berdua sama sama sibuk jadi ama sarankan untuk menggunakan bantuan EO saja. selain kalian ga ribet sama urusan tempat, dekor dan segala macam mendingan pake jasa itu aja". ujar mamanya Vino.

"baik ma". sahut keduanya.

"ya sudah kalau setelah ini Ama akan hubungi salah satu anak teman mama yang punya usaha E. O ini". ucap ibunya Vino.

akhirnya setelah penentuan tanggal dan bulan pernikahan mereka. kini keduanya kembali di sibukkan dengan aktivitasnya masing masing. baik Vino dan tunangannya berusaha menyelesaikan pekerjaan mereka masing masing sebelum tanggal pernikahan mereka di laksanakan.

hingga pria tampan itu pun mengabaikan surat undangan mengajarnya. ia lebih fokus pada usahanya dan juga tunangannya.

...----------------...

Hai readers...mohon dukungannya kembali untuk novel ku ini ya?? dengan memberi like,pp vote, poin, fav, dan share link nya ya readers 😉. terimakasih

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***