teman dekat

Hai readers I am coming back. Selamat membaca kembali..semoga happy...

perempuan itu turun setelah para siswa turun dari bus yang mereka tumpangi. niatnya pagi ini adalah mencairkan sejumlah uang yang di dapatkannya hasil melacurnya tadi malam.

"melacur??"hah". cibirnya untuk dirinya sendiri yang memang hina.

suara nada ponsel membuyarkan lamunan nya. ia mengecek kembali dua pesan masuk yang pertama dari temannya dan satunya dari pihak rumah sakit. hari ini tanggal jatuh tempo tanggal pembayaran segala macam perawatan ibunya yang sudah sakit menahun tetapi tak juga terlihat akan sembuh kecuali ibunya mendapatkan tranplantasi ginjal dan jantung.

ia menutup ponselnya berjalan kaki ke seberang jalan menuju sebuah Bank yang beberapa menit lagi akan di buka. setelah menunggu beberapa saat ia pun langsung me mencairkan sejumlah uang yang tertera di selembar check tersebut.

entah ia bersyukur atau mengutuk dirinya sendiri lantaran sejumlah uang yang ia transfer ke rekeningnya sendiri untuk sementara dapat menutupi segala tunggakan biaya yang terbengkalai selama ini.

perempuan itu melangkah tenang ke sebuah rumah sakit di mana ibundanya di rawat. jika kemarin kemarin ia mengendap datang ke rumah sakit untuk menjenguk sang ibu lantaran takut di tagih oleh pihak rumah sakit karena biaya perawatan dan pengobatan yang menunggak.

akan tetapi pagi ini ia melenggang santai menghadapi pegawai administrasi rumah sakit untuk membayar sejumlah biaya perawatan dan pengobatan ibunya.

"terimakasih mbak. semoga ibunya lekas sembuh". sebuah ucapan basa basi umum yang ia dengar kala keluarga pasien sudah melunasi hutang mereka.

ia pun hanya menanggapinya dengan senyuman. lalu ia segera ke ruangan intensif di mana ibundanya di rawat. dengan menggunakan pakaian khusus ia pun masuk dan duduk di samping brankar di mana ibu nya di rawat dengan segala macam alat medis.

ia menatap sendu wajah sang ibu yang dulu nya penuh dengan senyuman menemani hari harinya. ia begitu rindu mendengar suara merdu sang ibu yang dulunya sering kali memanggil dirinya

flashback

"Quin". panggil seorang wanita cantik yang di sebut bunda oleh gadis kecil itu.

"ya bunda". sahut Quini sambil menoleh ke arah bundanya yang kini duduk di tepi ranjang nya.

"gimana tadi di sekolah?". tanya wanita yang bernama cut nyak Dyah Maharani itu.

Cut nyak Dyah Maharani ini adalah aslinya dari keturunan ke tujuh dari keturunan terakhir Raja ke empat yang salah satu dari leluhurnya yang seorang Portugis menikah dengan salah satu keturunan raja yang sebelumnya.

keturunan raja tersebut menikahi seorang Portugis di karenakan untuk melindungi sekeluarga bangsa Portugis yang telah menetap sangat lama di daerah kerajaan tersebut yang sebelumnya alasan mereka datang untuk berdagang. ada pun sebagian mereka kembali pulang ke tanah asalnya dan ada pula sebagian menetap sementara untuk mempelajari agama dan kebudayaan negeri ini.

sejarah juga mengungkapkan jika ada juga sebagian prajurit yang tertinggal di negeri ini yang lambat laun mulai mencintai negeri ini dan juga masyarakatnya bahkan ada juga yang memilih agama Islam sebagai pedoman hidup mereka. dari situlah mereka menurun kan generasi generasi genetik bermata warna langka yang jarang di jumpai oleh masyarakat pribumi pada umumnya.

alhasil keturunan bermata cantik itu mengalir pada cut Dyah dan juga anak anaknya termasuk Quini yang memiliki warna mata spektrum, di mana terdapat garis biru, hijau terkadang ungu dan abu abu di dalam netra sang putri.

tentu saja hal ini di karenakan faktor mutasi genetik yang terjadi pada keluarganya. mengingat Dyah adalah keturunan ke tujuh dari leluhurnya yang menikahi sang Raja.

"hmmm....biasa aja bunda".

"loh kok biasa?". memangnya tadi ga ada temennya?". tanya Dyah khawatir.

"ada bunda. tapi berteman gitu gitu aja sih. belum ada yang dekat". sahut Quini seraya tersenyum agar sang bunda tak khawatir.

Dyah pun membalasnya dengan senyuman.

ia pun memaklumi jawaban sang putri jika di sekolahnya saat ini belumlah memiliki teman dekat seperti ia berteman dengan Kevin, anak lelaki yang telah menemani putrinya sedari kecil.

sebenarnya ia sedikit khawatir pada putrinya yang baru saja bersekolah di sekolah umum. jika selama ini putrinya itu hanya bersekolah menggunakan metode di mana guru yang berkaitan dengan mata pelajaran akan datang ke istana untuk mengajari anak-anaknya.

akan tetapi seiring waktu dan zaman semakin berubah pola pikir dan kebiasaannya. maka mau tak mau Dyah memikirkan juga tentang anak anaknya yang kurang bersosialisasi dengan teman teman sebayanya.

apa lagi kedua anak laki lakinya itu adalah calon penerus Kerajaan yang masih di jalan kan adat dan istiadatnya serta aturan aturan nya berdasarkan hukum kerajaan. meskipun saat ini mereka hidup di sebuah negara yang bernamakan republik. akan tetapi untuk daerah ini yang namanya adat dan hukum tetaplah harus di jalankan.

"gimana dengan Kevin di sekolah?". tanya Dyah yang sengaja memancing perubahan sikap sang putri lewat pertanyaannya.

ia hanya ingin mengetahui seberapa baik sikap anak itu jika di luar istana. meskipun ia juga tau sendiri dari beberapa pengawal istana yang mengawasi Kevin dan Quini secara diam diam.

"mmm...baik kok bunda. aku tadi di temani Koko dan teman temannya di kantin waktu makan sendirian". sahut Quini dengan netra nya yang berbinar.

ia menarik sudut bibirnya kecil kala teringat tentang Kevin yang selalu di nantikan oleh para siswa, baik yang cowok mau pun cewek.

entah karena Kevin yang terlihat tampan dan juga berwibawa yang ia tau masih menjabat sebagai ketua OSIS di sekolahnya.

"syukurlah. semoga ke depannya kamu memiliki teman dekat yang baik ya nak. khususnya perempuan". jawab sang bunda penuh harap.

yah bagaimanapun setiap ibu menginginkan putrinya memiliki teman dekat perempuan yang nantinya bisa di ajak bermain di istana tanpa ada rasa kekhawatiran seperti Kevin yang seorang anak lelaki. bagaimanapun mereka juga harus di batasi pergaulannya jangan sampai kelewatan.

apa lagi Kevin sudah di wanti wanti oleh sang suami dan keluarga besar kerajaannya agar menjaga jarak terhadap anak laki laki. terlebih Kevin bukanlah bagian dari sederet calon suami yang akan di calonkan dengan Quini nantinya.

karena itu suami dan keluarganya mulai melarang Quini dekat dengan Kevin semenjak status keduanya menjadi baligh menurut agama, meskipun usianya mereka masih belia menurut negara.

"amiin bunda..makasih doanya". sahut Quini sembari tersenyum manis.

begitu pun Dyah seraya mengelus lembut rambut putrinya yang hitam lurus terurai mendekati pinggangnya.

Dan kini ia yang mengelus rambut ibunya dalam diam.

"bunda..aku kangen di elus elus begini kepala nya. dulu bunda sering kan perlakuan aku kayak gini". ucapnya lirih di telinga sang bunda.

kembali yang terdengar hanyalah keheningan di ruangan tersebut. jika pun terdengar suara alat dari EKG yang berbunyi pada masing masing alat yang di pasangkan pada pasien.

...****************...

Hai readers...mohon dukungannya kembali untuk novel ku ini ya?? dengan memberi like,pp vote, poin, fav, dan share link nya ya readers 😉.

Terpopuler

Comments

Mila Nuur

Mila Nuur

lanjut lg

2023-06-21

5

Liling Sarungallo

Liling Sarungallo

lanjut thor

2023-05-26

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!