Mabuk

Karena malam ini Daisha memiliki kerja paruh waktu, dia kehilangan beberapa waktunya untuk menulis novel. Itulah kenapa pulang dari pekerjaannya, dia membeli segelas kopi untuk dia bawa pulang.

“Semoga malam ini mata bisa diajak kerja sama,” ucapnya selama perjalanan pulang. Malam ini tak sesepi malam itu. Kali ini ada beberapa orang yang masih berlalu lalang hingga Daisha tak perlu khawatir kejadian malam itu akan terulang kembali.

“Ahh lelah sekali,” lirihnya. Gadis itu mengeluarkan kunci dari dalam tasnya dengan susah payah karena tangan yang satunya dia gunakan untuk memegang kopi.

“Sha,” panggil seseorang dengan suara beratnya. Daisha sangat terlonjak dengan suara itu. Tentu saja, malam-malam begini siapa yang datang ke rumahnya dan memanggilnya dengan suara yang sangat berat itu.

Daisha mengalihkan perhatiannya pada asal suara itu. Cukup jauh jarak orang itu berdiri darinya. Daisha sedikit menyipitkan matanya untuk memastikan siapa orang itu.

Perlahan orang yang memanggil Daisha mendekat dengan langkah sempoyongan. Bahkan seorang pria itu membutuhkan pegangan untuk membuat tubuhnya tetap stabil. Sudah bisa Daisha pastikan jika orang itu sedang mabuk.

“Siapa dia?” tanya Daisha. Takut? Tentu saja Daisha takut, tapi dia tak segera masuk karena orang itu tahu namanya dan itu berarti orang itu mengenalinya.

Sekitar dua meter jarak mereka sekarang dan pria itu mengangkat kepalanya hingga menunjukan wajah tampannya.

“Arjuna?” tanya Daisha memastikan jika penglihatannya tak salah.

Pria yang dipanggil Arjuna itu terkekeh ringan merasa senang karena Daisha mengenalinya.

“Hai,” ucapnya sambil mengangkat tangannya berusaha menyapa Daisha.

“Kamu ngapain di sini?” tanya Daisha heran. Lagipula dari mana Arjuna tahu rumahnya.

“Emm...” Arjuna tak menjawab. Pria itu hanya terus bergumam tak jelas sambil menggelengkan kepalanya. Arjuna kembali mendekat hingga jarak mereka sudah sangat dekat sekarang.

“Kamu mau ngapain?” Daisha mulai panik ketika Arjuna semakin dekat dengannya.

Bruk

“Arjuna!” Daisha terkejut dan segera menangkap tubuh Arjuna yang hendak jatuh. Untung saja Daisha cepat hingga Arjuna tepat berada dalam pelukan Daisha saat ini.

Bahkan untuk menyelamatkan Arjuna, Daisha sampai rela kehilangan segelas kopi yang akan menemaninya malam ini.

“Ahh.” Daisha mengeluh sambil menatap nanar kopi yang sekarang tumpah di lantai teras rumahnya.

“Arjuna, kamu bisa dengar aku?” Daisha berusaha mengangkat pria itu untuk melihat wajahnya. Tapi sama sekali tak ada jawaban, sama seperti sebelumnya.

“Aish, sudah malam gini ke mana aku harus mengantarnya?” tanyanya kebingungan. Karena tangannya merasa pegal terus menyangga badan Arjuna yang tentu saja lebih besar dari dirinya, akhirnya Daisha memutuskan untuk membawa Arjuna masuk ke dalam.

“Akhh dia sangat berat,” ucapnya. Membutuhkan tenaga ekstra untuk membawa pria itu masuk.

Setelah beberapa saat, Daisha berhasil membawanya ke dalam. Gadis itu mendudukan Arjuna di sofa ruang tamunya.

Tak mungkin juga dia membawa pria itu ke kamarnya. “Tunggu sebentar di sini,” ucapnya. Dia tahu jika Arjuna tak akan mendengar ucapannya, tapi setidaknya dia mencoba.

Daisha pergi menuju kamarnya, dia menyimpan tasnya dan mengambil satu buah bantal dan selimut yang tidak dia gunakan.

“Kenapa juga dia harus datang ke sini?” tanyanya heran. Padahal mereka baru bertemu beberapa kali dan lagi dari mana Arjuna tahu letak rumahnya?

“Kebetulan mungkin,” ucapnya tak ingin memikirkan hal yang rumit.

Daisha kembali ke ruang tamu dan melihat Arjuna yang ternyata sudah terbaring di sana. Daisha menghela nafas, namun meski begitu dia tetap mendekati Arjuna, memberinya bantal dan menyelimuti tubuhnya.

Tak sampai di sana, Daisha juga membawa sewadah air dan handuk kecil. Tentu saja dia akan membilas badan Arjuna.

Biarlah dia dianggap sebagai gadis tak sopan, tapi siapa yang akan tidur dengan aroma alkohol yang sangat menyengat dan badan Arjuna yang berkeringat.

“Maaf,” ucap Daisha sebelum dia sedikit mengangkat baju Arjuna hingga memperlihatkan badan pria itu yang indah dengan perut kotak-kotaknya.

“Sha,” ucap Arjuna sambil memegang tangan Daisha. Daisha yang mendapatkan perilaku seperti itu tentu saja dibuat terkejut.

“A-ah m-maaf, aku cuma mau bersihin badan kamu,” ucap Daisha takut ketika Arjuna memegang tangannya dengan cukup erat.

Mata Arjuna sedikit terbuka dan menatap Daisha dengan lekat. Pria itu tak mengatakan apapun, dia hanya tersenyum simpul, kembali memejamkan matanya dan memeluk erat lengan Daisha.

Daisha menghela nafas lega ketika melihat Arjuna telah kembali terlelap. “Sebenarnya ada apa dengan dia?” ucapnya sambil melanjutkan kegiatannya.

Daisha selesai dengan apa yang harus dia lakukan. “Ah telpon temannya.” Tiba-tiba saja dia mendapatkan ide.

Gadis itu segera mencari ponsel Arjuna di setiap saku celana pria itu. “Dapat,” ucapnya girang begitu dia mendapatkannya.

Namun rasa bahagianya itu ternyata hanya sesaat karena setelah dia menyalakan ponsel itu dan hendak membuka kuncinya, poselnya menggunakan password. Helaan nafas terdengar sangat berat karena itu berarti untuk malam ini dia harus membiarkan Arjuna tidur di rumahnya.

“Baiklah, hanya malam ini saja. Tapi maaf kamu harus tidur di sini karena aku tak memiliki kamar lagi,” ucapnya.

Daisha meninggalkan Arjuna untuk menyimpan air yang dia gunakan untuk membilas tubuh Arjuna tadi.

Selain itu, Daisha juga membersihkan badannya dan bersiap untuk apa yang telah dia rencanakan tadi. Walau dia tak tahu akan sampai jam berapa karena sekarang juga matanya sudah cukup berat.

“Setidaknya aku menulis satu bab saja,” ucapnya

Daisha duduk di hadapan komputer dan mulai menulis apa yang dia inginkan. Selang dua puluh menit berlalu, Daisha sudah sangat mengantuk. Hal itu bisa dilihat dari sudah beberapa kali dia menguap dengan mata yang merah.

“Tidak tidak, jangan tidur dulu,” ucapnya sambil menampar ringan pipinya agar rasa kantuk itu hilang.

Namun sayang, baru saja dia kembali menuliskan beberapa kata, Daisha sudah terlelap. Bahkan dia tertidur dengan posisi duduk dan kepala di atas meja.

Sementara itu waktu berlalu dan Arjuna mulai sedikit sadar dari mabuknya. Dia melihat kondisi badannya yang tertutup selimut. Tak lupa dia juga melihat sekitar yang tentu saja tidak dia kenali.

“Di mana ini?” tanyanya. Tak ingin terus bertanya-tanya, akhirnya pria itu menyingkirkan selimun yang menutupi badannya dan bangkit.

Dia melihat-lihat suasana di sana. Ada beberapa buku novel di sebuah rak yang ada di ruang tamu.

“Tunggu dulu, ini rumah Daisha?” Dia bertanya sambil membulatkan matanya.

“Untuk apa aku datang ke sini?” Lagi-lagi dia bertanya karena dia tak tahu apa tujuannya datang ke rumah gadis itu.

Penasaran dengan keberadaan Daisha, akhirnya Arjuna berjalan menuju sebuah pintu yang dia yakini itu adalah kamar Daisha karena tak ada lagi kamar di sana selain itu satu-satunya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!