Perbincangan Singkat

Tiga orang itu tiba di kampus dengan wajah yang berseri-seri. Sehari tak bertemu membuat perasaan mereka lebih bahagia.

"Kamu yakin gak ada sesuatu sama orang tua kamu?" Grace kembali bertanya setelah mereka turun dari mobil.

Bukan karena alasan Grace bertanya demikian. Pernah dulu Jayden mengatakan hal seperti itu namun pada kenyataannya keadaan justru lebih parah dari itu.

Makanya Grace sedikit was-was saat ini. "Benar, ini buktinya kalau gak percaya," jawabnya sambil memperlihatkan ponsel yang baru saja dia beli pagi tadi.

Setelah mendapatkan bukti yang cukup memenuhi keinginannya, Grace mengangguk lega. Setidaknya Jayden saat ini tidak sedang berbohong.

"Kita duduk dulu di sana? Lagian jam masuk masih cukup lama," saran Daisha menunjuk sebuah bangku di bawah pohon rindang.

Masih dalam lingkup kampus dan itu membuat mereka mudah untuk menuju kelas ketika kelas mereka dimulai.

"Boleh," jawab Grace setuju.

Mereka berjalan menuju bangku itu dan mendudukkan diri mereka di sana.

Mereka mengobrol seperti biasa. Lupa waktu jika sudah berkumpul seperti sekarang.

"Eh itu Arjuna, kan?" tanya Grace sambil menunjuk pada seseorang yang sedang berjalan tak jauh dari mereka.

"Juna!!" Belum sempat Daisha menjawab, Grace sudah memanggil pria itu. Daisha hampir saja tersedak air liurnya sendiri ketika melihat Grace memanggil Arjuna.

Bagaimana dia harus bersikap pada pria itu setelah apa yang terjadi malam tadi?

Arjuna menoleh dan tersenyum. Pria itu kemudian berjalan ke arah mereka.

"Siapa?" Jayden bertanya. Dia merasa tak pernah bertemu dengan anak ini. Jayden juga baru tahu jika Grace memiliki kenalan.

"Teman Daisha," jawab Grace singkat.

Daisha hanya tersenyum simpul tanpa niat menjelaskan. Dia akan menjelaskan semuanya nanti jika Arjuna sudah tak ada di sana karena saat ini Arjuna telah ada di sana.

"Sini duduk," ucap Grace yang diangguki oleh Arjuna. Pria itu kemudian duduk berhadapan dengan Daisha.

"Oh iya kenalin dia Jayden. Jay dia Arjuna." Grace saling memperkenalkan mereka berdua.

"Arjuna."

"Jayden."

"Kok sendiri, yang lain ke mana?" Grace kembali bertanya. Entah dia sadar atau tidak, tapi sekarang Daisha dan Arjuna saling memandang satu sama lain dengan sangat canggung.

"Jun!" panggil Grace karena Arjuna tak kunjung menjawab.

"A-ah El sama Dikta belum datang kayanya. Jadi aku duluan," jawabnya.

Bahkan Arjuna tak tahu apakah kedua temannya itu sudah datang atau belum, dia hanya menjawab pertanyaan Grace dengan asal.

Grace mengangguk paham. "Kalian belum masuk?" Arjuna balik bertanya hanya sekedar basa-basi.

"Belum, dosennya juga belum ada," jawab Grace.

Tak ada lagi percakapan di antara mereka. Hingga Arjuna merasa canggung.

"Kalau gitu aku duluan ya." Arjuna berpamitan pada mereka. Lebih baik dia pergi dari sana daripada terus terjebak dalam suasana yang canggung.

Semuanya mengangguk dan mempersilahkan Arjuna untuk pergi dari sana. 

Beberapa saat setelah Arjuna pergi dari sana, Daisha tiba-tiba berdiri.

"Kamu kenapa?" tanya Jayden heran.

"A-ah, tunggu ya. Aku mau ke toilet sebentar," katanya beralasan.

"Ya udah, jangan lama takutnya nanti keburu masuk kelas," jawab Grace yang mendapatkan anggukan dari Daisha. 

Gadis itu segera pergi dari sana. Dia melihat ke kiri dan ke kanan setelah tiba di persimpangan. Tentu saja alasannya untuk ke toilet adalah sebuah kebohongan karena sebenarnya dia pergi untuk bertemu dengan Arjuna.

"Ahh di mana dia?" Daisha masih mencari.

"Kamu cari aku?" Tiba-tiba saja suara bariton masuk ke dalam indera pendengarannya. Hal itu tentu saja membuat Daisha terlonjak dan secara otomatis berbalik.

Dia mengusap dadanya setelah menghela nafas panjang karena telah melihat siapa orang yang telah mengagetkannya.

"Bikin kaget tau gak," protesnya.

Sementara orang yang mendapatkan protes itu hanya bisa terkekeh ringan.

"Jadi, kamu beneran cari aku?" Orang itu kembali bertanya saat dia tak kunjung mendapatkan jawaban.

"Hmm," jawab Daisha singkat.

"Kamu baik-baik aja?" tanya Daisha setelahnya. Ya, orang itu adalah Arjuna. Tak ada niat lain bagi Daisha bertemu dengan Arjuna selain karena ingin memastikan keadaan pria itu yang tiba-tiba saja pagi tadi telah hilang dari rumahnya.

"Oh itu, hmm aku baik-baik aja. Soal semalam…"

"Kamu pulang semalam atau tadi pagi?" Belum sempat Arjuna menyelesaikan ucapannya, Daisha telah lebih dulu bertanya kembali.

"Malam tadi," jawab Arjuna.

"Astaga, gimana bisa kamu pulang dalam kondisi mabuk kaya gitu? Gimana kalau terjadi sesuatu?" ucap Daisha. 

Bukan ikut campur tentang urusan Arjuna, hanya saja Daisha merasa khawatir.

"Efek mabuknya udah agak ilang kok," jawab Arjuna membela dirinya.

"Hmm, bagaimanapun aku mau berterima kasih sama kamu dan maaf karena udah repotin kamu," ujar Arjuna.

Daisha mengangguk. "Repotin apanya, lagian kamu juga pulang," jawabnya.

"Tapi, dari mana kamu tahu rumah aku?" tanya Daisha yang penasaran dengan hal itu sejak semalam.

"Ahh itu…"

"Sha!!" Daisha sudah sangat tahu ini suara siapa.

"Nanti aku temuin kamu lagi, kayanya dosennya udah masuk. Bye." Daisha meninggalkan Arjuna di sana sendirian sementara dirinya pergi menemui Grace yang berteriak memanggilnya. Sepertinya temannya itu mencarinya.

"Masih selamat," ucap Arjuna karena dia tak perlu menjawab pertanyaan Daisha yang satu itu.

"Tapi gimana kalau nanti dia nanya lagi?"

**** 

"Dari mana sih? Katanya ke toilet kok lama banget," protes Grace.

Dia sampai harus mencari Daisha karena gadis itu sangat lama.

"Maaf, sakit perut jadi lama," dustanya. Dia justru tak pergi ke toilet sama sekali.

"Ya udah yuk!" Daripada mendengar kedua temannya itu ribut, Jayden akhirnya memutuskan untuk mengajak mereka menuju ke kelas.

Mereka ke kelas setelah ribut di grup jika dosen telah masuk.

Sementara itu Arjuna juga sudah di kelas. Ternyata kedua temannya juga sudah ada di sana. Dia kira kedua temannya itu belum datang.

"Gue kira Lo berdua belum datang," ucap Arjuna sambil mengambil tempat duduk di samping mereka.

"Lo aja yang lambat. Semabuk apa semalam sampai telat ke kampus?" tanya Dikta.

Mereka memang mabuk bersama, namun mereka langsung berpisah untuk pulang setelahnya. Jadi perginya Arjuna ke rumah Daisha sama sekali tak diketahui oleh kedua temannya itu.

"Berisik! Yang penting gue gak sampai tidur sama cewek," sindir Arjuna pada Dikta yang telah mengalami hal itu.

Sementara El sang pelaku hanya terbahak mendengar penuturan Arjuna.

"Sialan Lo berdua!" umpat Dikta kesal.

Arjuna dan El tertawa hingga dosen mereka tiba dan memberikan materi. Mereka menangkap semua materi itu hingga selesai.

Materi seperti ini sangat mudah bagi mereka karena telah mempelajarinya terlebih dulu.

"Selesai kelas mau pada ke mana?" tanya El. 

Setelah kelas satu ini mereka masih punya satu kelas lagi, jadi mereka tak bisa pulang begitu saja.

"Kantin, gue lapar," jawab Arjuna sedikit berbisik karena dosen masih ada di sana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!