Tubuh mereka berdua terjun ke bawah dengan cepatnya. Freya berteriak, Norman meraih tubuh Freya dan mendekapnya karena saat mereka terjun bebas ke bawah, dia akan jatuh terlebih dahulu agar Freya tidak terlalu banyak mengalami luka.
Mereka sudah berada di lantai dua, Freya segera meraba pistol pelontar tali miliknya yang ada di kantong sebelah kiri. Beruntungnya dia membawa benda itu dan setelah mendapatkannya, Freya segera menembakkan senjata itu ke atas plafon bangunan yang memang bangunan itu berlantai enam.
Peluru yang terhubung dengan tali, melesat dengan cepat lalu menancap sempurna di atas sebuah tiang kayu. Tubuh mereka yang sedang terjun bebas pun tertarik secara mendadak sehingga terhenti namun gara-gara kencangnya tarikan yang terjadi, dahi mereka harus terbentur.
Freya kembali berteriak, dahinya sangat sakit namun bukan saatnya bersantai karena mereka kembali di hujani dengan timah panas dari lantai lima. Norman meraih gagang senjata pelontar tali yang dipegang oleh Freya lalu menekan tombol yang ada di senjata itu untuk menurunkan tali.
"Mereka hendak lari, kejar!"
"Sial, cepat!" teriak Freya.
"Semoga mereka tidak berada di bawah!" ucap Norman namun ketika mereka sudah mendarat, mereka langsung di sambut dengan timah panas dan sialnya, sebuah peluru menebus lengan Freya saat mereka berlari pergi. Norman terkejut saat Freya berteriak, namun Freya tetap berlari sambil memegangi lengannya.
"Apa yang terjadi?" tanya Norman.
"Tidak ada, lari!" teriak Freya karena nyawa lebih penting. Semua penjahat yang ada di pasar gelap mengejar mereka berdua, pasar jadi kacau dan semua transaksi tertunda akibat kekacauan yang mereka buat. Yang pasti dari kejadian itu, Freya tidak mendapatkan petunjuk sama sekali selain meninggalkan keributan.
Mereka berlari sambil sesekali bersembunyi, puluhan orang pun masih mencari keberadaan mereka. Sebuah gang sempit menjadi tempat mereka bersembunyi, Freya memegangi lengan sambil memaki tapi dia masih bersyukur karena peluru itu tidak mengenai punggungnya karena jika sampai hal itu terjadi, maka dia akan mati di tempat.
"Ke mana mereka? Cepat cari!" terdengar suara teriakan lalu para penjahat itu mulai berpencar untuk mencari mereka.
"Sebaiknya kita juga berpencar!" ucap Freya.
"Tidak bisa, itu sangat berbahaya untukmu."
"Jika kita bersama maka kita akan tertangkap dengan mudah!"
"Aku tidak tenang meninggalkanmu sendirian dalam keadaan terluka, Freya!"
"Hanya luka ringan, tidak perlu di pedulikan. Sekarang lebih baik kita berpencar agar mereka tidak mudah menangkap kita!"
"Apa kau yakin dengan hal ini, Freya?" tanya Norman.
"Tentu, kita berpencar. Jagalah dirimu baik-baik!" Freya mengintip, melihat para penjahat yang mengejar mereka.
"Sekarang bantu aku lompati pagar itu!" perintah Freya sambil menunjuk ke arah pagar tinggi yang menutupi gang tersebut. Mereka harus bergegas karena situasi mulai sedikit aman.
"Lompat ke atas telapak tanganku!" ucap Norman. Kedua telapak tangan sudah ditumpuk menjadi satu, Norman sudah berada di posisi agar Freya bisa langsung melompat. Tanpa membuang waktu, Freya berlari ke arah Norman lalu melompat naik dengan berpijak pada telapak tangan pria itu. Tubuh Freya melambung ke atas dan dengan cepat dibantu oleh Norman, dengan cepat Freya meraih pagar bagian atas.
Freya segera memanjat untuk naik, dia melakukannya dengan cepat agar tidak ketahuan namun suara pagar yang dia panjati menarik perhatian orang-orang yang mengejar mereka.
"Aku mendengar suara dari sini!" musuh mulai menyadari keberadaan mereka.
"Sial, kau harus menarik aku!" ucap Norman.
"Sorry, senang bisa bekerja sama denganmu!" ucap Freya.
"Apa?" Norman masih belum paham namun Freya sudah melompat turun sambil melambai.
"Adios!" ucap Freya.
"Kurang ajar, kau ingin meninggalkan aku!" Norman sangat kesal namun suara darap kaki yang berlari ke arahnya sudah terdengar. Freya pun susah berlari pergi, wanita itu benar-benar licik.
Norman melangkah mundur, dia hanya punya satu keberuntungan agar tidak tertangkap. Setelah yakin, Norman hendak berlari ke arah pagar namun para penjahat yang mengejarnya sudah berada di ujung gang.
"Itu dia, tangkap!" suara teriakan itu membuat Norman kehabisan waktu apalagi dia mulai di tembaki.
Norman berlari dengan kencang, satu lompatan. Dia butuh satu lompatan oleh sebab itu Norman belari ke arah dinding lalu menaikinya dan setelah itu, Norman melompati pagar yang tinggi seperti seorang atlet. Dia melakukan hal itu sambil menghindari peluru.
"Sial, jangan sampai lolos!" beberapa penjahat yang terlihat berkuasa melangkah mendekati pagar itu. Tidak ada yang bisa menembak karena terhalang pagar.
Norman tidak mau membuang waktu apalagi beberapa dari mereka sudah akan melompat menaiki pagar. Awas saja, dia tidak akan mengampuni Freya yang sudah lari entah ke mana sedangkan dia masih di kejar.
Norman berlari dengan cepat, menghindari orang-orang yang sudah melompati pagar. Ini kali kedua bagi Norman lari seperti itu. Waktu itu dia menghindari kejaran dari polisi dan sekarang, dia melarikan diri dari kejaran para penjahat yang menginginkan nyawanya. Penyebabnya masih orang yang sama namun perasaan yang dirasakan oleh dua kejadian itu sangat jauh berbeda.
Waktu itu dia tidak mengerti dan sangat marah karena dia terlibat tapi malam ini, dia merasa apa yang baru dia alami penuh tantangan dan sangat memacu adrenaline. Dia yakin, kejadian itu sulit terulang kembali. Dia pun tidak menyesal bertemu dengan Freya meski dia jadi terlibat dan menjadi buronan saat ini, tapi wanita itu bisa membuat masa liburannya lebih berwarna meski dia ditinggalkan begitu saja. Tunggu saja, jangan kira dia tidak bisa menemukan keberadaan Freya. Sekali terlibat, akan terus terlibat.
Freya yang sengaja meninggalkan Norman sudah berlari menjauh. Berpisah adalah cara paling tepat dan dia harap, Norman tidak menemukan keberadaan rumahnya. Selain untuk mengelabui musuh, itu juga tujuan lain yang dia miliki oleh sebab itu dia meninggalkan Norman. Dia yakin Norman bisa melarikan diri dengan kemampuan yang dia miliki. Dilihat bagaimanapun Norman adalah warga asing dan dia yakin, pria itu tidak akan menemukan keberadaan dirinya. Artefak miliknya pasti berada di kamar yang dia tempati dan dia akan mendapatkannya kembali. Sungguh rencana yang sempurna untuk mengusir lalat yang mengganggu dan dia yakin, mereka tidak akan bertemu kembali.
Para penjahat mulai kehilangan mereka, Norman yang mereka kejar pun susah tidak terlihat lagi. Satu persatu tempat yang bisa dijadikan tempat untuk bersembunyi pun digeledah. Pasar gelap itu memang dekat dengan beberapa rumah kumuh juga dekat dengan club malam serta beberapa bar, mereka menggeledah semua tempat itu namun keberadaan Freya dan Norman tidak mereka temukan.
Freya sudah kembali ke mobilnya, dia tampak sedikit ragu untuk meninggalkan tempat itu karena dia ragu mau meninggalkan Norman atau tidak. Freya berpikir sejenak sampai akhirnya dia memutuskan untuk pergi. Norman yang baru saja berhasil lolos kembali ke mobil, dia yakin Freya pasti kembali ke tempat itu. Tebakannya tidaklah salah tapi sayang saat dia tiba, mobil Freya sudah jauh.
"Tunggu, Freya!" teriak Norman sambil mengejar mobil Freya yang semakin menjauh tapi Freya tidak mendengar dan tidak melihatnya.
Norman mengumpat, bagus. Dia ditinggalkan di antah berantah dan dia tidak tahu di mana dia berada saat ini.
"Bagus, Freya. Sangat bagus. Beraninya kau meninggalkan aku?" dia kira adiknya saja yang gila, tapi ternyata ada yang lebih gila. Tunggu saja, dia sudah memegang dua kelemahan Freya dan dia pasti akan membuat perhitungan dengan wanita itu nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Samsia Chia Bahir
astagaaaaahhhhh 😄😄😄😄😄
2023-09-05
0
Zahranazla Zahranazla
doa mommy nya norman terkabul, dia menemukan jodoh yg lebih barbar dari adiknya 😂😂
2023-09-02
1
Mbak Rin
nah kau freya....ndak akan bisa lepas lht az
2023-07-21
0