Norman masih menutup kedua mata Freya, situasi yang sulit bagi mereka berdua. Jantung Freya justru semakin berdegup kencang bahkan wajahnya sudah memerah. Sang penjaga itu masih berada di dekat mereka sampai apa yang sedang dia lakukan selesai dan penjaga itu pergi. Rasanya waktu mendadak terhenti, kejadian yang sungguh tidak terduga.
Norman menyingkirkan kedua tangannya, mendadak dia merasa bodoh. Freya mengambil napas, dia benar-benar lega mereka sudah terbebas dari situasi yang tidak mereka inginkan.
"Sial, semoga aku tidak melihatnya lagi!" ucap Freya sambil menarik napasnya.
"Memangnya kenapa jika melihatnya lagi?" tanya Norman.
"Aku lebih suka melihat mumi, ayo kembali bergerak!" ajak Freya yang sudah mengintip untuk melihat situasi.
Freya melangkah maju terlebih dahulu, lalu diikuti oleh Norman. Mereka menyelinap dari balik pohon ke pohon lain yang dibuat menyerupai labirin. Mereka terus bergerak, menghindari para penjaga juga menjauhi anjing penjaga yang bisa mengendus bau mereka kapan saja.
"Sekarang, waktunya kita berpencar!" ucap Freya.
"Berhati-hatilah, Freya, Jika aku sudah mendapatkan artefak itu, maka aku akan mengatakan padamu agar kau bisa langsung keluar!"
"Aku juga akan mengatakan padamu jika aku sudah mendapatkannya!"
"Bagus, aku harap kau tidak berkhianat."
"Sekarang, waktunya bergerak!" sebuah pistol sudah diambil, Freya juga sudah siap untuk bergerak.
"Hati-hati," Norman juga mengambil pistolnya.
"See you!" Freya bergerak terlebih dahulu dan pergi ke arah kanan sedangkan Norman ke arah yang lain.
Mereka kembali mengendap-endap, mencari celah untuk masuk ke dalam rumah sambil menghindari setiap penjaga yang ada. Freya sudah berdiri di depan jendela, alat pemotong kaca pun sudah diambil dan setelah itu, Freya membuat sebuah lubang untuk mempermudah dirinya membuka jendela.
Norman yang tidak menemukan jalan masuk selain jendela yang berada di lantai dua, sudah mengeluarkan senjata pelontar tali karena dia akan memanjat lalu masuk melalui jendela itu. Malam ini dia belajar menjadi pencuri, sungguh raja yang luar biasa.
Freya sudah membuat sebuah lubang, tangan pun dimasukkan untuk membuka kunci jendela. Berhasil, sekarang saatnya masuk ke dalam dan mencari artefak miliknya. Kaca mata yang bisa melihat situasi dalam keadaan gelap dan yang bisa melihat sinar infrared digunakan. Dia yakin akan banyak laser merah dan benar saja, setiap sudut dipasang dengan infra merah. Dengan hati-hati pula, Freya melangkah melewati setiap sinar merah yang ada, jika dia mengenai sinar merah itu maka dia akan membunyikan sirine keamanan sehingga membuat semua orang tahu keberadaannya. Norman pun melakukan seperti apa yang Freya lakukan. Dia berada di atas sedangkan Freya berada di bawah.
Mereka bergerak, melewati cctv yang sudah dikacaukan oleh Norman. Untuk saat ini aman, semoga saja tidak ada yang menyadari rekaman cctv sebelum mereka menemukan keberadaan artefak itu. Rumah yang mereka masuki benar-benar milik kolektor sejati. Semua benda langka dan berharga begitu banyak di rumah itu tentunya semua benda itu di simpan di dalam lemari kaca dengan kode yang sulit untuk dipecahkan.
"Aku sudah berada di dalam, Freya. Bagaimana denganmu?" tanya Norman yang ingin tahu.
"Aku juga sudah berada di dalam," jawab Freya.
"Tetap fokus dan berhati-hati!"
Freya tidak menjawab karena ada beberapa penjaga yang lewat. Freya bersembunyi dan setelah aman, dia kembali bergerak sambil melewati beberapa jebakan yang bisa membuat sensor berbunyi. Freya terus maju sampai akhirnya dia berada di ruangan besar dengan banyaknya benda antik milik sang kolektor. Semoga saja artefak milik ayahnya berada di antara barang-barang yang ada di sana, Freya fokus mencari tapi dia dikejutkan oleh dua orang yang mendadak melangkah ke arahnya. Freya terkejut, buru-buru bersembunyi tapi karena hal itu, tanpa sengaja Freya menyenggol sebuah benda hingga menimbulkan suara.
"Siapa di sana?" salah seorang penjaga itu berteriak, Freya pun bersembunyi dengan cepat.
Kedua penjaga itu menemukan sebuah lukisan yang disenggol oleh Freya berada di atas lantai, mereka saling pandang lalu membuat sebuah aba-aba untuk berpencar. Freya mengumpat dalam hati saat terdengar suara langkah kaki yang tidak jauh darinya. Pistol di simpan karena kali ini dia mengambil sebuah pisau.
Dalam keadaan seperti itu dia tidak boleh panik dan dia semakin waspada terhadap penjaga yang semakin mendekatinya dengan sebuah senjata api di tangan.
"Apa yang terjadi, Freya?" tanya Norman yang mendengar teriakan penjaga itu.
"Sttss!" Freya memintanya untuk diam namun posisinya justru ketahuan oleh penjaga yang sedang mencari.
"Siapa di sana?" penjaga itu semakin melangkah mendekat, Freya pun menahan napasnya. Gagang pisau bahkan sudah di cengkeram dengan erat apalagi langkah kaki sudah semakin dekat.
Norman yang berada di atas sangat mengkhawatirkan Freya, pria itu mengendap menuruni anak tangga untuk melihat apa yang terjadi tapi rumah itu cukup besar dan sulit membuatnya menemukan posisi Freya apalagi posisi mereka pun cukup jauh.
Freya semakin waspada, apalagi penjaga itu sudah berada di dekatnya. Sekali sabetan, dia hanya memiliki satu kesempatan jika tidak dia akan membuat keributan. Langkah kaki semakin dekat, Freya kembali menahan napasnya. Jarak penjaga dengannya sudah sangat begitu dekat, Freya sudah siap melakukan aksi sedangkan sang penjaga itu sangat waspada.
Penjaga itu menghentikan langkah, dia mulai mengecek sekitar untuk memastikan apakah situasi aman atau tidak. Tidak ada apa pun, tidak ada pergerakan apa pun jadi dia merasa cukup aman. Penjaga itu berbalik, dia akan mengajak rekannya pergi tapi tanpa dia duga, Freya sudah berdiri di belakangnya. Penjaga itu terkejut, mulutnya di bekap lalu benda tajam lewat di bawah lehernya karena Freya sudah menyabetkan pisaunya.
Freya melakukan tanpa belas kasihan, dia harus melakukannya jika dia ingin berhasil. Lagi pula ini bukan kali pertama dia membunuh orang jadi dia tidak akan ragu melakukan aksinya. Penjaga itu jatuh bersimbah darah, Freya menarik tubuhnya dengan susah payah lalu menyembunyikan mayatnya.
Setelah membunuh penjaga itu, Freya melangkah pelan karena masih ada satu penjaga yang harus dia lewati lagi. Sudah membunuh satu jadi dia harus membunuh yang lain agar misinya tetap berjalan dengan lancar. Di atas saja, Norman pun mencari artefak yang Freya cari. Begitu banyak ruangan membuatnya harus mengecek setiap ruangan yang ada tapi dia yakin barang berharga tidak mungkin di simpan secara sembarangan.
"Bagaimana keadaanmu, Freya?" tanya Norman. Dia harus tahu bagaimana keadaan wanita itu namun Freya tidak menjawab karena dia sedang mengendap di antara barang-barang berharga untuk mencari penjaga yang satunya lagi.
"Freya," Norman kembali memanggil, dia semakin khawatir akan keadaan wanita itu.
Freya melangkah semakin mendekati penjaga yang sudah terlihat, dia sudah seperti seorang pembunuh profesional karena Freya mendekati pria itu dengan cepat lalu menikam jantungnya sambil membekap mulutnya. Seperti kematian penjaga yang pertama, yang kedua dapat dia tangani dengan mudah tapi dia tahu akan ada yang menyadari hal itu cepat atau lambat.
"Freya?" Norman kembali memanggil.
"Aku baik-baik saja, aku hanya membuat sedikit kekacauan jadi jangan khawatir. Kita harus segera menemukan keberadaan artefak itu karena akan ada yang menyadari kekacauan yang telah aku lakukan!"
"Aku mengerti, ayo kita segera menemukannya!" ucap Norman.
Freya melangkah pergi, artefak milik ayahnya tidak ada di antara barang-barang tersebut. Darah yang ada di pisau dibersihkan lalu benda itu di sarungkan kembali. Pistol kembali diambil, Freya bergegas begitu juga dengan Norman yang terus bergerak sambil menghindari penjaga sampai akhirnya dia menemukan sebuah ruangan yang tertutup rapat dengan kunci pengaman yang sulit dipecahkan. Dia yakin benda yang Freya cari pasti ada di sana.
"Aku menemukannya, Freya. Segera datang!" perintah Norman.
"Kau menemukan keberadaan artefak itu?" Freya sudah sangat senang.
"Tidak, sebuah ruangan yang cukup mencurigakan. Aku yakin benda yang kau cari ada di dalamnya."
"Aku akan segera ke sana!" ucap Freya. Akhirnya, semoga benar-benar ada di dalam ruangan itu. Freya bergegas menyusul, dia melacak keberadaan Norman dengan alat yang dia bawa sampai akhirnya mereka bertemu di depan sebuah ruangan yang dimaksud oleh Norman.
"Apa kau yakin?" tanya Freya.
"Aku rasa tapi kau lihat kunci itu?" Norman menunjuk ke arah kunci yang menggunakan password.
"Bagus, aku baru saja membunuh dua orang di bawah dan aku rasa sebentar lagi akan ada yang melihat. Saat hal itu terjadi, semua akan menyadari keberadaan kita!"
"Itu urusan nanti, sekarang yang harus kita lakukan adalah membuka pintu ini lalu mencari artefak milik ayahmu!"
"kau benar, ayo kita segera memecahkan kodenya!" beberapa perangkat sudah mereka keluarkan dari ransel yang dibawa Freya. Mereka berdua mulai sibuk sedangkan di bawah sana, beberapa penjaga mulai menyadari jika kedua rekan mereka yang baru saja mendapatkan perintah untuk berpatroli tidak kembali sedari tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
StAr 1086
kasihan yang jadi penjaganya....
2023-10-02
0
Samsia Chia Bahir
Akoh yg togaaaaannnnkkkk 😄😄😄😄😄
2023-09-05
0
🌼 Pisces Boy's 🦋
masih tegang belum bisa trik napas lega karena mereka masih berada dalam rumah itu
2023-05-23
2