Norman Elouis adalah pria yang baru saja ditabrak oleh Freya. Norman adalah seorang raja dari Swedia, dia baru dilantik dan diangkat menjadi raja tapi Norman ingin menikmati waktunya sebentar sebagai rakyat biasa. Kehidupan di istana membuatnya sedikit bosan dan sesuai dengan saran dari adiknya, Norman datang ke Hawaii untuk berlibur.
Identitasnya disembunyikan, tidak ada pengawal, tidak ada mahkota di atas kepala tapi malam keduanya di pulau itu justru sudah membawanya ke dalam masalah. Entah siapa wanita yang menabraknya karena wanita itu menggunakan topeng yang pasti gara-gara wanita itu dia harus melarikan diri dari kejaran polisi dan lari dari perbuatan yang tidak dia lakukan.
"Cepat lari!" teriakan Freya kembali terdengar. Larinya cukup kencang oleh sebab itu para polisi yang mengejar kewalahan.
Suara letusan senjata api memecah keheningan malam itu, para polisi masih berusaha melumpuhkan dua pencuri yang sedang melarikan diri. Mereka benar-benar mengira Norman adalah komplotan Freya, itu karena pria itu juga berlari sambil membawa barang curian. Beruntungnya dermaga cukup gelap sehingga para polisi tidak melihat rupa Norman.
"Seharusnya aku tidak mengikuti saranmu datang ke pulau ini, Vanila!" umpat Norman sambil berlari. Jika adik dan suaminya tahu dia mengalami hal itu, mereka pasti akan menertawakan dirinya tiada henti.
"Tunggu!" Norman berteriak, meminta Freya berhenti karena dia ingin mengembalikan benda yang ada di tangan karena dia tidak mau terlibat.
"Lari saja jika tidak mau tertangkap dan jangan sampai benda itu hilang!" teriak Freya.
"Berani mengancam aku, hah? Akan aku lempar benda ini!" ancam Norman.
"Kau sudah terlibat, coba saja jika berani!" teriak Freya lagi.
Norman melihat benda yang ada di tangan, sial. Yang diucapkan oleh wanita asing itu sangatlah benar. Dilihat bagaimanapun benda yang ada di tangannya adalah benda curian. Jika benda itu rusak, dia tetap akan disalahkan tapi jika masih utuh benda itu bisa dia kembalikan dan dengan kekuasaan yang dia miliki dia bisa membersihkan namanya dengan mudah.
"Awas kau nanti!" teriak Norman. Lebih baik lari dulu dari pada mati konyol tertembak karena dia tidak bisa melawan aparat kepolisian.
Mereka berdua terus lari lalu berpencar. Freya berlari ke kanan tapi Norman tidak mengikuti karena dia ingin lihat siapa wanita asing yang telah menyeretnya ke dalam masalah itu. Jika wanita itu masih menginginkan benda yang ada di tangannya wanita itu pasti akan datang mencarinya.
Para polisi yang masih mengejar pun mulai berpencar saat menyadari pria yang membawa artefak yang dicuri berlari ke sisi lain. Freya yang menyadari hal itu memutar arah, sungguh pria yang tidak bisa diajak bekerja sama tapi yeah... Dia juga sadar jika pria itu adalah orang asing yang terlibat tanpa sengaja jadi dia tidak akan memaksa. Freya berlari sambil bersembunyi sana sini untuk mengelabui polisi namun dia tetap mengejar Norman yang lari ke arah lain. Apa pun caranya dia harus tetap mendapatkan artefak milik ayahnya agar usahanya malam ini tidak sia-sia.
"Ke mana mereka? Terus cari!" teriak salah seorang polisi itu.
Mereka mulai kehilangan jejak, kedua pelaku yang mereka kejar sudah tidak terlihat lagi. Beberapa personil ditambah untuk mencari dua pelaku yang tidak terlihat wajahnya akibat lampu jalan yang temaran.
Norman terus berlari sampai dia mendapat tempat aman untuk beristirahat. Sial, dia sungguh bodoh. Sekarang dia baru sadar, untuk apa dia lari seperti itu? Dia yakin wanita itu adalah seorang pencuri dan bodohnya dia yang ikut lari padahal dia bisa memberikan benda itu pada polisi dan mengatakan jika dia tidak terlibat tapi akibat kebodohannya, dia justru seperti terlibat.
Untuk seumur hidup, ini kali pertama dia merasa jika dia melakukan sesuatu yang sangatlah konyol gara-gara seorang wanita asing. Sepertinya liburannya kali ini akan mendapatkan sedikit gangguan. Norman melihat benda yang ada di tangan, dia sangat yakin wanita itu akan mencarinya demi mendapatkan benda itu.
Sekarang waktunya kembali ke hotel dan menunggu kedatangan wanita itu karena hal itu bisa dia jadikan sebagai kesempatan untuk menangkap wanita yang sudah menjebaknya. Saat wanita itu datang dia akan menariknya ke kantor polisi dan memberikan penjelasan pada para polisi jika dia tidak terlibat agar liburannya di pulau itu kembali damai.
Norman bergegas pergi dengan hati-hati, sungguh sial. Freya yang sedang bersembunyi dari kejaran polisi pun mengintai keberadaan Norman. Pria itu pergi dengan cepat tentunya Freya yang sudah melepaskan topengnya mengikuti Norman untuk tahu ke mana pria itu pergi.
Para polisi yang mengejar sudah kehilangan jejak Freya dan Norman karena mereka berdua sudah menghilang. Para polisi itu terus mencari mereka tapi sayangnya sudah tidak ada.
Norman kembali ke hotel di mana dia menginap sesuai rencana. Freya benar-benar hanya mengikuti tapi setelah Norman masuk ke dalam hotel, Freya segera bertanya karena dia ingin tahu.
"Boleh aku tahu siapa pria yang baru masuk ke dalam dan nomor berapa kamarnya?" tanya Freya sambil menunjuk ke arah Norman yang masih melangkah menuju lift.
"Maaf, Nona. Kami harus menjaga rahasia setiap tamu yang menginap di hotel kami," tolak sang resepsionis.
"Tolonglah aku, Nona. Aku harus tahu!" pinta Freya memohon.
"Maaf, tidak bisa!"
"Nona, anak-anakku kelaparan di rumah," mendadak Freya memasang wajah sedih tentunya dia hanya berakting agar resepsionis itu iba.
"Ini tidak ada urusannya denganku!" ucap sang resepsionis.
"Dengarkan, pria itu kemungkinan adalah orang yang memperkosa aku tiga tahun silam dan karena hal itu, aku melahirkan 3 anak kembar dan sekarang mereka menangis karena lapar dan aku, setelah sekian lama mencari keberadaan ayah mereka dan ini kali pertama aku bertemu dengannya setelah tiga tahun berlalu. Apa aku harus menyia-nyiakan kesempatan?" Freya meraih tangan resepsionis itu dan kembali memohon, "Tolonglah aku, Nona. Aku hanya ingin meminta pertanggungjawabannya agar ketiga anakku tidak kelaparan lagi," air mata dipaksakan mengalir agar resepsionis itu percaya, sungguh akting yang sempurna.
Sang resepsionis itu jadi iba, akting Freya yang sangat meyakinkan sudah menyentuh hatinya sehingga resepsionis itu tidak punya pilihan selain memberikan nama dan nomor kamar pria yang Freya maksud. Dia melakukan hal itu untuk membantu Freya dan demi anak tiga malang yang sesungguhnya tidak ada.
"Baiklah, aku akan membantumu!"
"Terima kasih, Nona. Terima kasih," ucap Freya namun senyuman licik menghiasi wajah tanpa sang resepsionis itu tahu. Berhasil, dia berhasil.
Kini Freya sudah mendapatkan nomor kamar Norman, agar tidak ketahuan dia tidak akan langsung meminta benda miliknya malam ini tapi dia akan datang besok. Freya segera pergi, dia sangat berterima kasih pada resepsionis itu dan berkata dia akan datang besok bersama dengan ketiga anaknya sehingga sang resepsionis percaya.
Norman meletakkan artefak yang dia bawa setelah dia berada di dalam kamar, benda itu sudah membuatnya seperti orang bodoh. Sial, jangan katakan setelah ini dia jadi buronan. Sungguh memalukan bagi seorang raja yang hendak liburan tapi justru menjadi buronan. Jika besok wanita itu tidak datang mengambil benda itu, maka dia akan meminta seseorang mengantarnya ke kantor polisi tapi dia sangat ingin menangkap orang yang sudah membuatnya lari karena dia tidak terima.
Tunggu saja, dengan kedua tangannya dia akan menyeret wanita itu ke kantor polisi serta membersihkan namanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Siti Rohaemy
ide mu sungguh luar biasa, Freya 😂😂👍👍
2023-10-16
1
mᥲmі zᥲ᥎іᥱr 🍇
waktunya beristirahat dan tunggu hari esok apa yang akan terjadi selanjutnya pada dirimu sang raja
2023-08-07
0
Mbak Rin
oh king norman pawangmu itu ....😂
2023-07-21
0