Mereka berdua sudah terkepung, semua di luar rencana. Punggung Norman dan Freya sudah saling menempel. Puluhan senjata api mengarah ke arah mereka dan jika mereka salah dalam bertindak, maka nyawa mereka pasti akan melayang.
Pemimpin Dark Dragon tampak puas. Sebentar lagi gelang yang dimiliki oleh wanita itu akan menjadi miliknya. Sungguh keuntungan yang tidak terduga untuknya. Dia memang pernah mendengar kabar apa yang diucapkan oleh wanita itu tapi dia tidak tahu siapa yang telah menculik dan menghancurkan rumah sang ilmuwan bahkan dia pun sedang mencari barang-barang yang tercuri dari ilmuwan itu.
"Berikan gelang itu maka kau bisa pergi!" Freya kembali mendapatkan ancaman jika dia ingin keluar dari ruangan tersebut.
"Jangan harap!" teriak Freya.
"Ayolah, berikan saja!" tiba-tiba Norman berkata demikian.
"Apa maksudmu? Kenapa kau berkata demikian?" tanya Freya tidak senang.
"Benda itu tidak lebih berharga di bandingnya nyawa kita jadi tinggalkan saja. Lagi pula hanya sebuah gelang kuno, jangan sampai kita mati karenanya."
"Kurang ajar, aku kira kau mau membantu aku!" ucap Freya kesal.
"Tadinya aku mau membantu tapi melihat situasi ini aku lebih takut mati jadi berikan saja!"
"Dasar kau tidak berguna!" teriak Freya kesal.
"Berhenti berdebat dan berikan gelang itu padaku!"
"kau dengar? Segera berikan!" perintah Norman.
"Tidak akan!" tolak Freya.
"Berikan!" kini dia mulai merebut, tentunya hal itu membuat Freya terkejut. Norman berusaha mengambil gelang yang Freya simpan, tentunya itu hanya aktingnya saja. Freya tidak mengerti dengan apa yang sedang Norman lakukan, dia mengira Norman benar-benar akan merebut gelang miliknya oleh sebab itu Freya berusaha menahan Norman. Mereka justru berdebat sambil berusaha memperebutkan benda yang ada pada Freya. Yang satu menahan dan yang satu berpura-pura mengambil. Anak buah Dark Dragon bahkan saling pandang menyaksikan mereka, senjata api yang ada di tangan mereka bahkan turun ke bawah tanpa sadar.
"Lepaskan aku, baji*ngan!" pinta Freya dengan nada kesal. Mereka berdua melangkah berputar dengan perlahan, tidak ada satu pun yang sadar dengan apa yang dilakukan oleh Norman dan ketika posisinya sudah sangat sejajar dengan pemimpin Dark Dragon, Norman menarik pistolnya dengan cepat dan langsung menembak ke arah pemimpin kelompok tersebut.
Suara letusan senjata api terdengar, Freya terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Norman begitu juga dengan anak buah dan pemimpin Dark Dragon. Dua peluru yang di tembakan oleh Norman menebus tepat ke dahi sang pemimpin kelompok tersebut.
"Sekarang!" teriak Norman.
Freya menarik dua pistolnya dengan cepat namun senjata api laras panjang yang ada di tangan anak buah Dark Dragon sudah di tembakan dan mereka sudah di hujani dengan timah panas terlebih dahulu.
Freya melompat ke belakang kursi untuk menghindari peluru begitu juga dengan Norman. Para anak buah Dark Dragon berteriak marah sambil menembaki mereka dengan membabi buta. Suara tembakan yang terdengar membuat panik seisi pasar gelap tersebut. Freya dan Norman masih bersembunyi untuk menghindari amarah dari anak buah Dark Dragon karena pemimpin mereka mati terbunuh dengan dua lubang di kepalanya.
"Bunuh mereka!" teriakan itu terdengar lalu di susul dengan teriakan dengan bahas vietnam.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak mengatakan padaku apa yang hendak kau lakukan?" tanya Freya dari balik persembunyian.
"Apa aku harus memberimu laporan terlebih dahulu?" teriak Norman.
"Harusnya kau tidak asal bertindak dan sekarang, kita akan mati!" teriak Freya kesal.
"Tidak selama ada aku!" Norman mengambil peledak yang diberikan oleh Freya padanya.
"Apa yang mau kau lakukan?" tanya Freya.
"Ledakan, rebut senjata mereka lalu ratakan. Apa kau siap?"
Freya mengangguk, rencana yang bagus. Norman hendak mengintip tapi dia kembali dihujani dengan timah panas. Anak buah Dark Dragon mulai berpencar, mereka akan membunuh kedua orang yang tiba-tiba saja membunuh pemimpin mereka.
Freya pun mengambil peledak, dia bergeser dengan perlahan menuju sisi kursi karena dia berniat melempar peledak itu ke arah musuh yang ada di dalam ruangan tapi sayangnya, saat itu dua orang musuh sudah berdiri di sisi Freya sambil menodongkan senjata laras panjang mereka.
"Angkat tanganmu!" perintah musuh.
Freya mengangkat tangan lalu menjatuhkan sebuah granat yang sudah ditarik. Benda itu jatuh berguling, ke arah musuh. Sang musuh yang melihat itu pun terbelalak sambil menahan napas. Setelah benda itu berguling ke arah musuh, granat itu justru kembali berguling ke arah Freya.
Semua menahan napas, Norman yang melihat hal itu buru-buru melompat ke arah Freya dalam posisi yang masih berjongkok untuk menendang granat dengan kaki panjangnya. Granat yang di tendang pun kembali terpental ke arah musuh.
"Lari!" musuh itu berteriak lalu berlari untuk berlindung.
Freya dan Norman pun segera melindungi diri mereka dari ledakan granat menggunakan sebuah sofa yang mereka balikkan dengan cepat sehingga mereka bisa berlindung di dalam sofa. Suara ledakan terdengar, tanpa perlu komando atau aba-aba, mereka berdua keluar dari persembunyian lalu kembali melempar granat yang lain ke arah musuh di saat musuh sedang sibuk menyelamatkan diri mereka.
Dua granat sudah terlempar, mereka kembali bersembunyi di bawah sofa dan pada saat itu ledakan kembali terdengar. Keributan yang mereka buat benar-benar membuat kacau pasar gelap. Setelah ledakan yang menghancurkan yang ada di dalam ruangan itu, Freya dan Norman keluar dari persembunyian lalu melangkah maju melewati kobaran api sambil menembaki para penjahat yang juga sedang menyerang mereka. Freya dan Norman bahkan sudah seperti pasangan yang sudah lama bekerja sama.
Setelah ledakan kini adu tembak tidak bisa terhindarkan, Norman menemukan sebuah senjata laras panjang milik musuh berada di atas lantai dan dengan satu kakinya, senjata api itu diangkat dan dilemparkan ke atas. Kini waktunya bersenang-senang layaknya seorang penjahat.
"Berlindung di balik dinding!" perintah Norman.
Freya segera berpindah ke belakang sementara norman menghujani musuh dengan senjata api yang dia temukan. Dia tidak akan bisa menang dengan dua pistol. Lain kali dia akan membawa senjata otomatis agar lebih menyenangkan. Para penjahat yang ada di luar mulai bergabung dengan kubu Dark Dragon untuk membunuh orang yang mengacaukan pasar tersebut. Mereka berkumpul di luar dan mulai menyerang Norman dan Freya yang masih berada di dalam. Mereka tidak akan dibiarkan keluar ahkan sebuah bazoka sudah dipersiapkan untuk meluluhlantakkan ruangan tersebut.
"Situasi tidak baik, Freya. Musuh semakin banyak!" ucap Norman yang sudah bersembunyi bersama dengan Freya.
"Lari!" ucap Freya.
"Caranya?"
Freya melihat ke arah jendela dan memberi kode, hanya itu jalan satu-satunya yang mereka miliki tapi mereka sedang berada di lantai lima saat itu.
"Kau yakin?" tanya Norman.
"Tentu saja!" teriak Freya dan tanpa menggunakan aba-aba, Freya berlari menuju jendela disusul oleh Norman. Mereka berlari kencang sambil menghindari tembakan yang terus menghujani mereka dan pada saat itu, bazoka sudah di tembakan ke arah mereka.
"Cepat!" teriak Freya saat melihat peluru bazoka melesat cepat ke arah mereka. Norman meraih tangan Freya, saat mereka sudah berada tidak jauh dari jendela dan dalam satu kali tarikan napas, mereka berdua melompat keluar dan terjun bebas dari lantai lima disusul dengan ledakan karena peluru bazoka menghantam dinding.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Ran Aulia
sweru .... sampai nahan napas
2024-01-03
0
Mira R
kalau jadi film bagus ini
2023-12-08
0
Ass Yfa
menegangkan bener2 real... penjabaran nya jelas bngt,, kata2 nya....mudah dicerna, kak Reni keren
2023-11-30
1