Norman sangat kesal karena dia ditinggal sendirian di tempat yang sangat asing itu. Tak hentinya Norman memuji kelicikan Freya yang begitu tega meninggalkan dirinya dan yang telah menipu dirinya. Awas saja, dia tidak akan memberi ampun.
Sebuah taksi yang lewat diberhentikan, dia tahu jalannya meski dia tidak ingat nama jalannya. Jangan meremehkan dirinya, sepertinya Freya ingin bermain-main. Sungguh rasanya sudah tidak sabar untuk kembali dan melihat rupa Freya yang terkejut melihat kemunculannya yang mendadak.
Freya sudah membawa mobilnya setengah jalan, rasanya sedikit merasa bersalah karena meninggalkan Norman yang sudah terlibat di tempat berbahaya itu. Semoga saja pria itu bisa pergi dan tidak tertangkap. Dia pun berharap Norman kembali ke asalnya, dengan begitu mereka tidak akan bertemu lagi dan pria itu pun tidak akan terlibat dengannya.
Freya berusaha meyakinkan pada dirinya sendiri jika apa yang dia lakukan sudah tepat, mengenai semua barang-barang milik pria itu akan dia kirimkan nanti.
Sebelum tiba, Freya membeli beberapa obat-obatan yang akan dia gunakan untuk mengobati lengannya. Dia harus menangani hal ini, sayangnya tidak ada informasi yang dia dapatkan tapi masih beruntung dia bisa lolos meski berkat Norman dia bisa melarikan diri dari kepungan Dark Dragon. Malam ini dia harus beristirahat karena besok, dia harus pergi mengambil artefak milik ayahnya di tangan seorang kolektor barang antik.
Freya tiba saat waktu menunjukkan pukul dua pagi. Sungguh hari yang sangat melelahkan tapi lagi-lagi dia teringat dengan Norman yang dia tinggalkan. Freya mengumpat, tidak seharusnya dia mencemaskan pria asing itu karena setelah ini dia tidak mau siapa pun terlibat.
Cristina terkejut saat Freya membuka pintu. Dia sudah menunggu sedari tadi, menunggu dengan cemas dan akhirnya Freya kembali dengan selamat meski darah kering tampak menempel pada lengannya.
"Apa yang terjadi padamu, Nona?" sang pelayan sudah berlari ke arah Freya yang sedang sibuk mengeluarkan sesuatu.
"Bantu aku, Cristin. Lenganku tertembak, aku harus mengeluarkan peluru ini!"
"Kenapa lagi-lagi kau tertembak, Nona? Mana pria asing itu?" Cristina bergerak cepat untuk membantu Freya mengeluarkan peluru. Itu bukan pertama kali Freya mendapatkan tembakan jadi mereka sudah terbiasa.
"Aku meninggalkan pria itu di pasar gelap, aku yakin dia bisa pergi dari tempat itu!"
"Apa? Kenapa Nona melakukan hal itu?"
"Aku tidak mau ada yang terlibat, Cristin. Apalagi untuk orang asing karena perjalananku untuk menemukan Daddy masih panjang dan akan dipenuhi oleh rintangan juga bahaya. Semua ini adalah permasalahanku jadi aku tidak mau ada yang celaka apalagi orang yang tidak ada hubungannya padaku!"
"Tapi kau perlu partner, Nona. Kau tidak bisa menghadapi para penjahat itu sendirian, kau butuh seseorang yang bisa membantumu menemukan keberadaan ayahmu."
"Kau sangat benar Cristina, aku memang butuh Partner tapi sudah aku katakan aku tidak bisa melibatkan siapa pun apalagi yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah ini dan pria itu, terlibat tanpa sengaja dan malam ini, dia justru kembali terlibat. Aku harap dia segera pergi setelah aku meninggalkannya di pasar gelap itu dan tidak kembali lagi karena sangatlah berbahaya jika dia terus terlibat denganku."
"Baiklah, aku tahu apa yang Nona pikirkan tapi lain kali jangan sampai tertembak lagi dan ada baiknya Nona menggunakan rompi anti peluru. Bagaimanapun Nona Freya seorang perempuan, bagaimana Nona bisa menikah jika tubuh dipenuhi bekas luka tembakan seperti ini?"
"Aku tidak butuh suami, Cristina. Aku sudah mengambil keputusan akan menyerahkan diri setelah aku menemukan Daddy untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah aku lakukan selama ini!" ucap Freya.
"Jangan berkata demikian, Nona. Kau memiliki alasan sendiri dan kau berhak membela diri di pengadilan nanti. Lagi pula jika Nona diam saja, tidak akan ada yang tahu dan aku sangat berharap Nona bisa segera bertemu dengan jodoh Nona tanpa disengaja. Kita tidak tahu karena bisa saja setelah ini Nona bertemu dengan jodoh yang mau membantu Nona menemukan keberadaan ayah Nona."
Freya tersenyum, hanya pria bodoh yang mau dengan pelaku kriminal seperti dirinya. Dia tidak mungkin diterima di dalam tim lagi meski dia kembali menjadi ilmuwan karena kejahatan yang dia lakukan. Mencuri dan membunuh demi tujuan, entah apa lagi yang akan dia lakukan setelah ini karena mungkin saja akan lebih banyak korban yang berakhir di tangannya.
Cristina mulai sibuk membersihkan darah kering yang terdapat di lengan Freya. Beruntungnya tidak mengenai bagian vital sehingga mereka bisa bernapas lega. Sebatang lilin sudah menyala, cairan alkohol untuk membersihkan luka dan sebilah pisau tipis yang tajam juga sebuah alat penjepit sudah berada di atas meja. Setiap kali melakukan hal itu, Cristina merasa jantungnya berdegup kencang dan kedua lututnya gemetar tapi tidak dengan Freya yang terlihat santai saja akibat sudah terbiasa.
"Aku akan mulai, Nona." ucap Cristina.
"Lakukan!" perintah Freya. Lengannya sudah diikat menggunakan kain, Freya bahkan menggigit kain yang terhubung ke lengan agar dia tidak berteriak saat Cristina mulai melakukan bedah kecil.
Cristina sudah mengambil pisau bedah dan membakarnya, luka pun diolesi dengan cairan alkohol terlebih dahulu sebelum Cristina membuat sebuah luka agar peluru bisa dikeluarkan dengan mudah. Freya berteriak tertahan, rasa sakit membuat kedua tangannya mengepal dengan erat dan Freya menahan rasa sakit itu sambil menggigit kain kuat-kuat.
"Kenapa tidak ke rumah sakit saja, Nona?" tanya Cristina.
"Tidak bisa, Cristin. Sangat berbahaya jika aku pergi ke rumah sakit karena pihak rumah sakit pasti meminta keterangan apa yang telah terjadi. Hal ini bisa memicu kecurigaan dan hal ini bisa membuat polisi curiga jadi aku tidak bisa ke rumah sakit. Lagi pula hanya luka ringan saja dan bukan masalah serius jadi tidak perlu berlebihan dan aku baik-baik saja setelah peluru itu dikeluarkan."
"Aku harap Nona tidak terluka seperti ini lagi."
"Semoga saja, siapkan obat untukku dan peralatanku karena besok aku harus pergi mengambil artefak milik ayahku di tangan seorang kolektor."
"Apa? Sebaiknya kau beristirahat, Nona."
"Tidak ada kata istirahat sebelum aku mengumpulkan semua artefak milik Daddy dan menemukan keberadaan Daddy. Terima kasih, kau bisa pergi beristirahat sekarang," Freya menepuk bahu Cristina yang sudah selesai mengobati lengannya.
"Apa perlu aku buatkan minuman hangat, Nona?"
"Tidak, aku hanya butuh istirahat saja!" ucap Freya yang sudah melangkah masuk ke dalam kamarnya.
Cristina merapikan obat-obatan, sejujurnya dia iba dengan Freya karena dia harus menjalani kehidupan yang keras setelah ayahnya menghilang bahkan dia harus meninggalkan kegiatan yang sangat dia sukai yaitu melakukan penelitian. Seandainya Freya memiliki partner, mungkin dia tidak tidak akan melewati hal itu seorang diri dan tdak menanggung beban sendirian tapi sekarang, Freya bahkan menutup diri dari sesama ilmuwan yang selalu pergi melakukan penelitian.
Freya sudah berada di dalam kamarnya, dia butuh berendam sebentar untuk menghilangkan lelah. Freya bahkan tertidur di sambil bersandar di dalam bathtub. Dia sungguh membutuhkan hal itu. Rumahnya akan kembali tenang karena dia yakin Norman tidak akan menemukan keberadaan rumahnya. Besok dia akan mencari artefak milik ayahnya di kamar di mana Norman tempati karena dia yakin benda itu ada di sana tapi sayang tebakannya salah karena Norman tidak mungkin menyimpan barang yang diinginkan oleh Freya di rumah pemilik benda itu sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Zahranazla Zahranazla
sekali terlibat, sulit untuk terlepas, percayalah itu freya
2023-09-02
0
UTIEE
ya ampun Freya.. raja Norman kok dilawan.
jadi inget ungkapan.. buaya dikadalin.. ya kalah lah si kadal
2023-07-16
1
🌼 Pisces Boy's 🦋
Raja Norman sdh memperhitungkankan semua nya Freg jadi kamu akan ttp melibatkan dirinya dalam menemukan keberadaan Ayahmu
2023-05-22
2