Pergi ke kota

Keesokan paginya dua orang laki-laki suruhan dari pak Arif pun datang mengedor-gedor pintu rumah Yoga.

“Yoga! Yoga! Cepat bukakan pintu jika tidak kami akan secara paksa mendobrak pintu rumahku,” ancam salah satu pria tersebut.

Yoga yang telah bangun bergegas ke kamar ayahnya untuk memasukkan perhiasan yang Yoga temui di kamar ayahnya.

Setelah perhiasan itu Yoga telah amankan di dalam tasnya. Yoga segera pergi menuju pintu utama untuk membukakan kedua orang tersebut.

“Mana kunci rumah ini,” ucap salah satu pria tersebut.

“Ini kuncinya,” kata Yoga yang sangat berat hati menyerahkan kunci tersebut.

“Baiklah jika begitu kamu bisa tinggalkan rumah ini,” ucap pria bertubuh kekar itu.

Tanpa bicara panjang Yoga yang mengendong tas ranselnya menghampiri sepeda kesayangannya.

Yoga menaiki sepeda itu lalu mengayuhnya menuju pasar untuk menjual perhiasan ibunya.

15 menit Yoga di perjalanan akhirnya ia telah sampai di pasar, Yoga memarkirkan sepedanya dan berjalan menuju pasar.

Yoga berjalan masuk ke dalam pasar mencari toko perhiasan yang buka.

Karena terlalu pagi hanya satu toko perhiasan yang buka di sana.

Yoga pun menghampiri toko perhiasan tersebut.

“Permisi Koh” ucap Yoga kepada pemilik perhiasan itu yang keturunan cina.

“Iya De mau apa?” tanya pemilik toko perhiasan itu.

“Saya mau jual emas ini, peninggalan almarhum ibu saya,” kata Yoga yang memberikan kotak emas kepada pemilik toko.

“Saya periksa dahulu ya,” sahut pemilik perhiasan tersebut.

Setelah di cek pemilik perhiasan itu menawarkan harga kepada Yoga.

“Ini semua saya hitung 6 juta, apa ade mau?”

“Tidak bisa naik lagi harganya Koh?”

“Wah itu harga sudah pas, saya tidak mengambil untung banyak lagian perhiasan ini jenis sudah lama susah parannya.”

Yoga terdiam sesaat memikirkan uang 6 juta untuknya pergi ke ibu kota cukup apa tidak sampai dirinya mendapatnya pekerjaan di sana.

“Bagaimana De mau tidak?” tanya pemilik toko perhiasan.

“Ya sudah Koh, Yoga lepas aja,” sahutnya Yoga dengan terpaksa.

“Ini uangnya 6 juta hitung kembali.”

Setelah menghitung uang penjualan perhiasan, Yoga pun keluar pasar mendatangi sepeda tuanya.

Yoga menaiki sepedanya dan berniat untuk ke rumah Pak Damar berpamitan, dan juga ingin berpamitan kepada Bayu.

 Sesampainya Yoga di rumah pak Damar ia menyampaikan maksud hatinya kepada pak Damar, awalnya pak Damar keberatan dengan keinginan Yoga  pergi ke ibu kota untuk mengadu nasib di sana, karena di perkebunan sendiri Yoga termasuk anak yang sangat rajin.

Namun dengan tekat Yoga, ia dapat meyakinkan pak Damar.

“Yoga ini gajihmu siapa tahu dapat membantu menambah kamu pergi ke ibu kota,” kata pak Damar memberikan amplop berisi uang.

“Terima kasih pak,” kata Yoga sembari menerima amplop pemberian pak Damar.

“Hati-hati di ibu kota Yoga, di sana kehidupan sangat keras,” nasehat pak Damar.

“Iya pak Yoga akan selalu ingat nasehat bapak,” kata Yoga sembari berpamitan pergi.

Yoga pun pergi meninggalkan rumah pak Damar dengan mengendarai sepedanya, dan pergi ke perkebunan untuk menemui Bayu yang telah Yoga anggap sebagai Abangnya sendiri.

Sesampainya di perkebunan sakit Yoga menghampiri Bayu yang tengah bekerja.

“Bang Bayu,” pekik Yoga.

“Eh kamu Yoga, kamu tidak bekerja hari ini,” tanya Bayu.

Yoga pun menceritakan semuanya kepada Bayu jika dirinya tidak punya tempat tinggal lagi, Bayu yang sudah menganggap Yoga sebagai adik pun menawarkan tempat tinggalnya namun, karena desa ini sudah tidak akan menurut Yoga ia pun tetap ingin pergi ke ibu kota untuk mengadu nasib.

Melihat tekad Yoga yang sangat antusias Bayu pun tidak bapak menghalanginya, dan akhirnya Bayu menemani Yoga untuk mencari travel jurusan ibu kota.

Setelah mendapatkannya Yoga pun berpamitan kepada Bayu.

“Bang nitip sepeda Yoga ya tolong simpan baik-baik nanti kalau Yoga udah sukses di sana Yoga akan ke tempat abang,” ucap Yoga.

“Iya Yoga, sepedamu akan aku simpan dengan baik-baik,” ujar Bayu.

Mereka berdua berpelukan sebagai tanda perpisahan.

“Yoga hati-hati di sana,” nasehat Bayu.

Setelah selesai berpamitan Yoga pun menaiki mobil travel dan menuju ibu kota.

 

  

       

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!