Memakai Susuk

Sesampainya Kuncoro di rumah mbah Minah dirinya meminta mbah Minah tinggal bersamanya untuk sementara waktu, karena Lastri baru saja melahirkan belum dapat melakukan aktivitas seperti bisanya Mbah Minah pun bersedia membantu Kuncoro.

Di pagi harinya Kuncoro kembali menjemput Minah untuk tinggal bersamanya.

“Ayo mbah Lastri sudah menunggumu di rumah,” kata Kuncoro yang tengah sibuk membantu membawakan perlengkapan mbah Minah ke dalam mobilnya.

“Iya tunggu sebentar Kuncoro,” ujar mbah Minah yang masih sibuk mempersiapkan perlengkapan dirinya ke dalam tas.

Beberapa menit telah berlalu semua barang bawaan mbah Minah telah masuk ke dalam mobil Kuncoro, sementara Kuncoro berserta mbah Minah pun mulai masuk ke dalam mobil.

Sesampainya mereka berdua di dalam mobil Kuncoro pun segera menyalakan mobilnya meninggalkan kediaman mbah Minah menuju rumahnya.

Jarak antara rumah mbah Minah dengan Kuncoro pun tidak terlalu jauh hanya memakan waktu 15 menit sudah sampai.

Setelah mereka berdua sampai di rumah Kuncoro mbah Minah pun langsung melaksanakan pekerjaannya dari memandikan Yoga hingga mengurus Lastri.

Setelah Yoga sudah di mandikan Kuncoro masuk ke dalam kamarnya.

“Mbah, aku akan mengendong anak ini ke teras untuk berjemur berdua bersamanya,” ujar Kuncoro yang tersenyum melihat wajah bayi laki-lakinya yang sangat lucu.

Raut wajah bahagia pun terlihat di wajah Kuncoro berserta Lastri, keluarga kecilnya sekarang sudah lengkap dengan kehadiran Yoga anak mereka.

Kuncoro mengendong Yoga keluar dari kamarnya menuju teras rumah untuk menikmati Sinar matahari pagi.

Sesampainya di depan teras rumahnya. Kuncoro duduk sembari menyanyikan sebuah tembang lawas, sampai Yoga pun tertidur di pangkuan Kuncoro.

Selang beberapa menit ada seseorang wanita muda mengendarai mobilnya berhenti di depan rumah Kuncoro.

Wanita itu keluar dari dalam mobil lalu menghampiri Kuncoro.

“Permisi Pak, saya mau bertanya,” kata wanita itu.

“Iya, mau tanya apa?” sahut Kuncoro.

“Apa benar ini rumah paranormal sakit itu, kalau tidak salah Ki Kuncoro namanya,” jawab Wanita itu sembari mengingat.

“Iya benar, aku Kuncoro,” sahut Kuncoro.

“Kebetulan sekali, saya tadi mencari rumah ki Kuncoro tidak ketemu-ketemu akhirnya saya bisa ke temu langsung, dan saya mau minta tolong kepada ki Kuncoro,” wanita itu menjelaskan perihal dirinya mencari Kuncoro.

“Mari masuk,” sahut singkat Kuncoro.

“Iya ki,” ujar wanita itu mengikuti di belakang Kuncoro.

Kuncoro pun masuk ke dalam rumahnya sembari mengendong Yoga di ikuti oleh wanita itu di belakangnya.

 “Mbah Minah! Mbah!” pekik Kuncoro memanggil mbah Minah.

Mbah Minah yang mendengar Kuncoro memanggilnya pun keluar dari kamar Lastri dan menghampiri Kuncoro.

“Ada apa Kuncoro,” kata mbah Minah.

“Ini tolong bawa Yoga terlebih dahulu, ada tamu yang ingin bertemu denganku,” kata Kuncoro sembari memberikan Yoga kepada mbah Minah.

Mbah Minah yang mengerti maksud Kuncoro pun langsung mengendong Yoga dan kembali ke kamar Lastri.

Sementara Kuncoro pergi menuju kamar ritualnya di ikuti wanita itu di belakangnya.

Sesampainya di kamar ritual Kuncoro mempersilahkan wanita itu untuk duduk dan menanyakan tujuannya menemui dirinya.

“Siapa namamu? ada perlu apa datang menemuiku?” tanya Kuncoro.

“Nama saya Novi Ki. Begini Ki kedatangan saya ke tempat ki Kuncoro ingin meminta sesuatu kebetulan saya baru di angkat jadi sekretaris di sebuah perusahaan dan saya ingin bos saya mau mendengar perkataan dari saya dan mempercaya saya.”

“Lalu apa yang ingin kamu minta?”

“Susuk Ki! Susuk yang bisa membuat bos atau lawan bicara saya dapat menuruti apa yang saya ucapkan,” kata wanita itu menjelaskan kepada Kuncoro.

Kuncoro pun mengerti maksud dari Novi, tanpa berbicara panjang lebar Kuncoro berdiri dari tempat duduknya lalu mendatangi sebuah lemari yang berada di kamar itu.

Kuncoro membuka lemari itu dan mengambil sebuah benda yang di bungkus oleh kain kuning.

Setelah benda itu ia dapatkan Kuncoro pun kembali duduk menghadap wanita itu. Kuncoro mulai membuka kain kuning yang di dalamnya terdapat  emas berbentuk seperti jarum yang terbuat dari emas murni.

Setelah itu Kuncoro mengambil satu buah jarum emas itu dan mulai mengasap-asapkannya di atas perapian yang sudah di taburi serpihan kemenyan.

“Mendekatlah!” perintah Kuncoro.

Novi pun mendekati wajahnya ke tangan Kuncoro, lalu Kuncoro mulai memasukkan jarum emas itu di ujung bibir Novi.

Namun anehnya jarum itu tiba-tiba menghilang saat telah menyentuh kuli Novi seperti seakan-akan telah masuk ke dalam tubuh Novi.

Novi pun tidak merasakan sakit sama sekali saat Kuncoro memasukkan jarum emas tersebut.

“Susuk ini sudah masuk dan lawan bicaramu akan tunduk di saat kamu bicara,” kata Kuncoro menjelaskan.

Novi yang mendengarkan ucapan Kuncoro pun sangat Senang.

“Terima Kasih Ki, berapa mahar untuk susuk ini Ki?” tanya Novi.

“Lima juta saja, tapi ingat ada pantangan yang perlu kamu ingat jika kamu melanggar pantangan ini kasiat susuk ini tidak akan ada lagi?” ujar Kuncoro yang menjelaskan.

“Apa saja pantangan itu Ki?” tanya Novi yang sangat antusias.

“Ada tiga pantangan yang tidak boleh kamu langgar, yang pertama jangan berjalan di bawah jemuran baju, yang kedua tidak boleh memakan sate dari tusuknya dan yang ketiga tidak boleh memakan pisang emas serta daun kelor jika ketiga pantangan ini kamu langgar maka kasiat susuk ini tidak akan berfungsi kembali,” kata Kuncoro menjelaskan mengenai perihal pantangan yang tidak boleh di langgar oleh Novi.

“Baik Ki, saya akan mengingat pesan Ki Kuncoro, dan ini sebagai maharnya,” ujar Novi sembari menyodorkan amplop coklat yang di dalamnya berisi uang.

Setelah keinginannya tercapai Novi pun berpamitan kepada Kuncoro untuk pulang.

“Ki kalau begitu saya pamit pulang terlebih dahulu, terima kasih atas bantuan ki Kuncoro,” kata Novi sembari mencium tangan Kuncoro.

“Iya, dan ingat pesan ku tadi tiga pangan yang harus kamu jauhi,” Kuncoro mengingatkan kembali.

“Baik Ki saya akan mengingatnya,” ujar Novi.

Novi keluar dari rumah Kuncoro menuju mobilnya.

Setelah itu Novi masuk ke dalam mobilnya lalu menjalankannya meninggalkan rumah Kuncoro.

Kuncoro Karto Diharjo  adalah paranormal sakti di desanya semua warga telah mengenal dirinya menjadi paranormal Sakti di desanya.

Kesaktian Kuncoro sendiri telah terbukti dari banyaknya orang yang meminta tolong kepadanya telah berhasil.

Kuncoro lahir dari orang tua yang berprofesi sebagai para normal sehingga Kuncoro sendiri mendapatkan kesaktian ilmunya dari turun temurun sampai tujuh turunan.

Perjanjian ini sudah ada dari jaman leluhur di keluarga Kuncoro hingga sekarang.

 Sebagai paranormal yang sukses di desanya Kuncoro banyak segani oleh penduduk desa dan ia juga termasuk orang kaya di desanya, karena setiap orang meminta pertolongan dengannya dibayar dengan harga yang cukup mahal, dan sampai detik ini Kuncoro belum pernah gagal dalam menangani pasien-pasiennya.

   

  

  

 

Terpopuler

Comments

Desy Rs Azuz

Desy Rs Azuz

Gimana nanri dia pas meninggal ya

2023-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!