Mulai mempelajari buku tua

Keesokan pagi Yoga telah bangun dari tidur dan sudah mandi, namun sedari tadi ia tidak melihat ayahnya.

‘Tumben jam segini bapak belum bangun,' gumam Yoga.

‘Ah, mungkin bapak kecapean jadi bangun agak siang, sebaiknya aku masak saja dulu sembari menunggu bapak bangun,'  gumam Yoga kembali.

Yoga pun tidak berani membangunkan ayahnya lalu Yoga berjalan menuju dapur.

Sesampainya di dapur Yoga memasak untuk diri dan juga ayahnya berniat sarapan bersama-sama.

30 menit telah berlalu Yoga pun telah selesai menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan juga ayahnya.

Namun Kuncoro tidak juga keluar dari kamarnya Yoga yang menunggu Kuncoro di meja makan pun berinisiatif menghampirinya di kamar.

“Tumben bapak dari tadi tidak keluar-keluar dari kamar,” ucap Yoga.

“Ya sudah sebaiknya aku panggil saja untuk sarapan,” ucap kembali Yoga sembari berjalan menuju kamar ayahnya.

Sesampainya di depan pintu kamar Kuncoro, Yoga mengetuk dan memanggil-manggil ayahnya.

“Pak ayo bangun Yoga sudah menyiapin sarapan pagi untuk bapak,” ucap Yoga sembari mengetuk pintu kamar Kuncoro.

Namun tidak ada tanggapan dari Kuncoro, Yoga pun mulai merasa heran dan akhirnya berniat masuk ke kamar Kuncoro.

Yoga membuka pintu kamar Kuncoro terlihat tubuh Kuncoro yang sudah telah terbujur kaku di tempat tidurnya berserta obat yang berserakan di lantai.

Kuncoro sendiri mempunyai riwayat penyakit jantung.

Yoga yang kaget melihat obat ayahnya berserakan dan juga tubuh ayahnya telah terbujur kaku menghampirinya dan mencoba membangunkannya.

“Pak! Bangun, Pak,” pekik Yoga sembari menekan-nekan data Kuncoro berharap detak jantung Kuncoro kembali berdetak.

Namun beberapa kali Yoga melakukan itu hasilnya pun tetap sia-sia, jantung Kuncoro tetap tidak berdetak kembali dan Kuncoro pun telah pergi untuk selamanya.

 Yoga keluar dari rumahnya dan mencoba meminta pertolongan kepada tetangganya.

Tetangga yang mendengar ucapan Yoga pun segera masuk ke rumah Yoga untuk membantunya.

Akan tetapi mereka tidak dapat membantu Yoga, karena detak jantung Kuncoro telah berhenti.

Yoga sangat kesal semua orang yang berada di sana tidak dapat membantu dirinya Yoga pun mengamuk, ia tidak ingin orang yang di cintainya kini pergi kembali meninggalkannya.

Warga desa yang berada di rumah Yoga pun berusaha menenangkan dirinya.

“Sabar Yoga, ikhlaskan bapakmu yang telah pergi,” ucap salah pria paruh baya.

Yoga pun tidak terima dengan ucapan orang tersebut, ia ingin bapaknya kembali menemani dirinya.

Para warga pun mencoba kembali menenangkan Yoga sampai akhirnya Yoga dapat menerima kenyataan pahit itu di tinggal selamanya oleh orang yang ia cintai.

Warga desa pun membantu Yoga memakamkan ayahnya. 

Kini Yoga hidup sendiri di rumah itu tanpa kedua orang tuanya tapi arwah Kuncoro masih berada di rumah itu dan sebagai janji Kuncoro ia akan menemani Yoga.

Di malam setelah kepergian Kuncoro, Yoga yang sedang duduk di ruang tengah sembari menonton acara televisi sepeti melihat ayahnya masuk ke dalam kamarnya.

“Bapak” celetuk Yoga dengan kaget.

Yoga yang sangat penasaran pun berdiri berjalan menuju kamarnya.

Sesampainya di kamarnya terlihat buku tua yang berada di meja kamar Yoga terbuka.

“Bacalah buku itu,” suara tiba-tiba Yoga dengar dari arah belakang.

Yoga pun menoleh dan ternyata itu arwah bapaknya.

“Bapak,” ucap Yoga yang sangat terkejut.

“Yoga jangan berlarut-larut dalam kesedihanmu, pelajarilah buku itu,” pesan arwah Kuncoro lalu menghilang.

“Iya Pak,” kata Yoga sembari mengambil buku tua itu.

Yoga mulai membuka lembaran demi lembaran buku tersebut dari tata cara hingga syarat-syarat apa saja yang harus dia penuhi.

“Di buku ini di jelaskan cara mengambil tali pocong itu tidak boleh menggunakan tangan melainkan harus melepasnya dan mengambilnya menggunakan mulut,” ucap Yoga sembari membaca kembali lembaran berikutnya.

“Pantangan ilmu ini, jika emosi menguasaimu maka ilmu ini akan sangat berbahaya, ini maksudnya apa ya,” Yoga yang mencoba mencerna makna di dalam buku tua itu. 

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam Yoga  beberapa kali telah menguap, ia menahani kantuknya guna ingin menyelesaikan membaca buku itu.

Sesekali Yoga tidak sadarkan diri, matanya mulai terpejam namun Yoga kembali untuk tidak tidur sampai dirinya telah selesai membaca semua tulisan di buku itu.

Setelah selesai Yoga berdiri dari tempat duduknya menuju kasurnya dan kembali merebahkan tubuhnya di sana.

Keesokan paginya Yoga mulai melakukan aktivitasnya seperti biasanya, ia juga mencoba keluar rumah mencari pekerjaan di desa untuk menyambung hidupnya karena kini Kuncoro yang selama ini memberikan nafkah Yoga telah pergi untuk selamanya.

Di saat Yoga telah berada di depan teras rumahnya dan ingin mengunci pintu rumahnya terdengar kabar duka yang di sampaikan di mushola.

“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, telah berpulang ke rahmatullah nama Indriani usia 17 tahun meninggal tadi malam akan di kebumikan malam ini.”

Mendengar pemberitahuan ini pun Yoga mulai berpikir untuk mengambil tali pocong perawan.

‘Kebetulan ini yang aku cari, aku harus mencari tahu penyebab kematian Indriani,' batin Yoga.

Ada salah satu warga yang berjalan mendatangi rumah Indri.

“Pak itu Indri anaknya bapak Yanto kan pas, kok bisa meninggal pak perasaan Indri sehat,” tanya Yoga yang ingin mencari tahu.

“Iya Yoga, tadi malam Indri mengalami kecelakaan bersama temannya, tapi temannya selamat tapi Indri meninggal di tempat,” kata salah satu warga yang melintas di depan rumah Yoga.

“Kasihan dia, ya sudah pak saya akan ke sana membantu proses pemakaman,” kata Yoga.

“Iya Yoga kalau bisa secepatnya ini sudah mau di kubur,” kaya Warga itu.

“Iya pak,” sahut Yoga 

Yoga pun berjalan menuju ke rumah Pak Yanto.

Di dalam perjalanan ke rumah pak Yanto, Yoga telah mendapatkan Informasi kematian Indri dari salah satu warga yang melintas di depan rumahnya.

‘Bagus ini kesempatan emasku, tali pocong perawan dan mati penasaran,' batin Yoga.

 Sesampainya di rumah pak Yanto, Yoga membatu proses pemakaman Yoga mengikuti rombongan yang membawa jasad Indri ke pemakaman warga setempat.

Satu jam telah berlalu Yoga pun telah selesai membantu proses pemakaman dan berniat ke rumah pak Damar juragan perkebunan sawit guna ingin mencari pekerjaan.

Di saat Yoga bertemu dengan pak Damar, ia sambut hangat oleh pak Damar karena Kuncoro pernah membantunya saat itu di kala pak Damar terkena santet.

“Besok Yoga sudah bisa kerja di perkebunan Bapak, dan jangan sungkan jika Yoga perlu apa-apa, Bapak akan membantu Yoga. Jika tidak ada pak Kuncoro saat itu mungkin sekarang Bapak sudah tiada,” kata Damar menjelaskan kepada Yoga.

“Memangnya kenapa pak dengan bapak saya?” tanya Yoga yang bingung.

“Dulu kamu masih berusia lima bulan jadi pantas saja tidak tahu, dulu bapak pernah terkena santet seseorang yang iri dengan hasil usaha bapak, dan bapakmu lah yang menolong bapak,” kata Damar menceritakan masa lalunya.

“Alhamdulillah Pak, sekarang pak Damar sehat,” ujar Yoga dengan tersenyum.

“Bapak berhutang budi dengan orang tua mu Yoga jadi jika kamu perlu apa-apa jangan segan untuk memberitahu bapak ya.”

“Iya Pak, oh iya Yoga pamit dahulu besok pagi Yoga akan mulai bekerja,” Yoga yang berpamitan.

“Oh iya ini untukmu,” kata Damar memberikan 2 lembar kertas berwarna merah kepada Yoga.

“Tidak Pak, Yoga tidak bisa menerima pemberian Bapak, karena Yoga belum bekerja tempat Bapak. Yoga tidak mau menerima uang secara cuma-cuma tanpa Yoga bekerja,” Yoga yang menolak pemberian Damar.  

“Bagus sekali prinsip mu Yoga, Kuncoro sangat bagus dalam mendidikmu,” puji Damar.

Setelah mengobrol cukup panjang Yoga pun akhirnya pulang ke rumahnya meninggalkan rumah pak Damar.

Dan akan melakukan ritual mengambilkan tali pocong Indri dan juga anggota tubuh Indri nanti malam selepas warga desa telah tertidur semuanya. 

Terpopuler

Comments

Desy Rs Azuz

Desy Rs Azuz

Ga kebayang kalau ketahuan

2023-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!