Godaan ritual

Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 sore Yoga pun memulai perjalanan menghampiri danau keramat itu yang di katakan oleh bapaknya.

Yoga pun membawa peralatan penerangan seperti obar untuk di jadikan penerangannya di saat dirinya berendam di danau keramat itu, tidak lupa Yoga pun membawa baju ganti jika dirinya telah selesai berendam di danau keramat tersebut.

Di sore itu Yoga dengan membawa tas ranselnya pamit dengan ibu dan Bapaknya.

“Bu, Pak, Yoga pergi dulu doakan Yoga berhasil menjalankan ritual ini,” kata Yoga kepada kedua orang tuanya. 

“Doa kami selalu menyertai di mana langkah kakimu berpijak Nak,” sahut Lastri dengan tersenyum begitu pun Kuncoro.  

Setelah meminta berpamitan dan meminta restu Yoga pun mulai berjalan keluar rumahnya sembari membawa obor untuk ia nyalakan nanti.

Yoga mengingat apa yang di katakan oleh Kuncoro, bahwa dirinya harus pergi ke arah timur untuk menemukan danau keramat tersebut.

Yoga berjalan dan terus berjalan hingga sinar mata hari mulai tidak terlihat lagi Yoga sudah berada di depan hutan yang sangat rimbun.

Yoga mulai menyalakan obornya mengambil korek apa yang berada di saku celananya.

Setelah korek apa itu ia dapatkan Yoga pun mulai mematiknya menyalakan api.

Barula api itu ia tempelkan di obor, obor yang Yoga bawa pun telah menyala, Yoga pun mulai melanjutkan langkah kakinya masuk ke dalam hutan yang sangat rimbun.

 Beberapa menit telah berlalu Yoga telah berada di dalam hutan, dan dengan di temani obor sebagai penerang jalannya menuju danau keramat.

Sesekali Yoga melihat bayangan putih yang lewat dari pohon satu ke pohon yang lainnya dengan sangat cepat.

Namun karena misinya hanya berendam di pohon itu Yoga pun mengabaikannya dan tetap terus berjalan untuk menemukan danau keramat tersebut.

Hingga satu jam telah berlalu Yoga mulai mendengar aliran air.

“Sepertinya aku akan sampai di danau itu,” celetuk Yoga sembari berjalan melewati semak-semak belukar.

Yoga terus berjalan dan akhirinya ia sampai di danau keramat tersebut, terlihat warna air yang sangat jernih di danau keramat, Yoga mengingatkan obarnya di ranting pohon dekat danau itu.

Setelah itu Yoga yang sangat haus sekali karena perjalanan jauh meminum dan mencuci wajahnya di sana.

‘Segar sekali air danau ini,' gumam Yoga sembari mencuci wajahnya.

Yoga menoleh ke atas melihat bulan purnama yang sudah berada di atas.

Yoga teringat akan pesan Kuncoro, ritual ini di mulai setelah bulan purnama terlihat di atas, Yoga pun berdiri kembali mengambil tas yang di letakan di dekat pohon. Ia mengambil bunga tujuh rupa yang telah di berikan Kuncoro untuknya.

Selepas itu Yoga berjalan kembali ke tepi danau keramat itu menaburkan bunga di atas air danau itu.

Sesekali angin berembus mengenai kulitnya membuat bulu kuduknya ikut berdiri, Yoga mulai melihat di sekelingnya gelap dan mulai terdengar hewan-hewan nokturnal yang membuat di sekitar danau itu menyeramkan.  

Ritual menaburkan bunga tujuh rupa telah ia lakukan Yoga pun kembali mendekati tasnya dan melepas semua bajunya hingga meninggalkan celana pendeknya.

Lalu setelah semua baju telah Yoga lepaskan hanya menyisakan celana pendeknya Yoga mulai berjalan menuju tepi danau keramat tersebut.

Melangkahkan kakinya ke dalam air danau keramat sampai badannya terendam air danau hingga leher.

Rasa dingin dari air danau itu mulai menusuk ke tulangnya namun nasehat Kuncoro yang selalu Yoga ingat, ia tidak boleh gagal dalam menjalankan ritual pertama ini.

Sementara disisi lain Kuncoro sedang berada di dalam kamar ritualnya sedang duduk sembari memejamkan matanya.

Kuncoro mengawasi anaknya melihat Yoga dengan menggunakan mata batinnya.

Tidak terasa lima jam telah berlalu tubuh Yoga pun mulai gemetar kedinginan, namun Yoga berusaha untuk tetap kuat agar dirinya tidak gagal dalam ritual ini.

Awalnya semua berjalan dengan lancar sampai jam malam semakin larut hingga bulan purnama seakan-akan berada di atas tubuh Yoga.

Di sinilah Yoga mulai merasakan hal yang aneh, awalnya Yoga mencium bau tidak sedap dan ternyata di sekitar tubuh Yoga banyak sekali arwah-arwah yang mengelilinginya.

Menurut cerita penduduk setempat danau itu banyak sekali menelan korban di sana, banyak warga desa yang mencari ikan atau mandi di danau itu tenggelam dan akhirnya meninggal, mitos mengenai danau tersebut terdapat kerajaan alam lain yang mencari tumbal untuk di jadikan budak mereka di alam sana sehingga arwah mereka akan tetap berada di danau tersebut. karena banyaknya memakan korban di danau itu sehingga warga desa menjuluki danau itu sebagai danau keramat.  

  Arwah-arwah yang sedang mengelilingi tubuh Yoga berusaha untuk mengganggu dirinya dan mencoba menakut-nakuti Yoga, semua yang mengelilingi Yoga mulai mendekat sedikit demi sedikit dan satu persatu dari mereka semua menyentuh tubuh Yoga.

“Apa kau mau mati seperti kami anak muda, cepat kembalilah jangan teruskan ritual konyolmu ini,” ucap salah satu arwah seorang bapak-bapak.

Yoga yang mulai merasakan tidak nyaman mencoba untuk kembali tenang dan di dalam batinnya Yoga mendengar Kuncoro sedang berbicara dengan dirinya.

‘Yoga anakku tetaplah, fokus dan tenang ujian mu akan segara di mulai. Kamu harus tetap fokus jangan sampai membuka matamu abaikan di sekelilingmu,' kata Kuncoro di dalam batinnya.

‘Baik Pak, Yoga akan menuruti perkataan Bapak,' sahut Yoga di dalam batinnya,'

Beberapa menit kemudian ujian  pertama Yoga pun telah berhasil, Yoga mulai mampu meredam rasa takutnya serta emosinya semua arwah-arwah yang mengelilinginya kini telah pergi.

Kini Yoga kembali dapat bernafas dengan lega. Akan tetapi beberapa jam kemudian Yoga mulai merasakan keanehan kembali.

Yoga mulai mencium wangi bunga di sekitar dirinya.

Ternyata di sekeliling Yoga banyak sekali wanita-wanita cantik dan hanya menutupi tubuh mereka dengan selembar kain.

Wanita-wanita itu mulai mendekat dan menggoda Yoga dengan cara menyentuh dan meraba-raba Yoga.

“Yoga kemarilah ikutlah bersamaku aku akan memberikan kepuasan untukmu” ucap salah satu wanita dengan membisikan kepada Yoga.

Yoga tetap mencoba untuk fokus tidak memedulikan mereka, namun wanita itu masih saja tetap menggoda Yoga.

Meraba tubuh Yoga sesekali membisikan kata-kata yang mengundang nafsu untuk kaum adam.

Yoga mulai merasakan resah, di saat dirinya mulai merasakan resah Kuncoro kembali menasihati Yoga memalui batinnya.

‘Yoga anakku ujian kedua sudah di mulai kau harus tetap fokus jangan sampai tergoda dengan mereka kendalikan yang ada di dalam tubuhmu,' kata Kuncoro melalui batinnya.

‘Baik Pak, Yoga akan berusaha mengendalikannya,' ujar Yoga melalui batinnya.

Yoga pun mulai mengandaikan hawa nafsu di dirinya hingga akhirnya ia pun berhasil.

Wanita-wanita cantik yang mengelilingi dirinya kini telah hilang. Yoga telah berhasil melewati dua ujian dan tinggallah ujian terakhir yang akan Yoga hadapi.

      

    

    

 

 

      

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!