Ritual selanjutnya

Setelah dua ujian telah Yoga selesaikan kini tinggallah ujian terakhir yang mana di saat itu Yoga merasakan ada sesuatu yang melingkari tubuhnya seperti sedang melilit dirinya.

Sesosok ular raksasa yang ingin mencoba mengganggunya ular itu mendekati awalnya ular itu mendekati Yoga yang sedang berendam di saat itu setelah itu melingkari tubuh Yoga, sebelum ular itu melilit tubuh Yoga, seperti ada seseorang laki yang sedang berbicara kepadanya.

“Pergilah dari danau ini anak muda sebelum kau menjadi santapanku,” ujar seseorang itu.

Namun Yoga tetap saja tidak memedulikan suara laki-laki itu. Hingga akhirnya Yoga merasakan sesuatu yang sedang melilitnya.

Semakin lama lilitan ular itu semakin kencang membuat Yoga kesulitan untuk bernafas.

Namun Kuncoro selalu membantu Yoga dari kejauhan, Kuncoro selalu menasihati Yoga dengan batinnya yang membuat Yoga tetap fokus menjalankan ritualnya.

Hingga sampai akhirnya ujian terakhirnya telah dapat Yoga selesaikan.

“Tekadmu dan kegigihanmu sangat kuat kau berhasil menyelesaikan ujian terakhirmu,” ujar suara laki-laki yang berasal dari ular yang sedang melilitnya.

Ular itu pun melepas lilitannya dan menjauh dari tubuh Yoga, dan Yoga dapat tidak merasa sesak lagi jika dirinya bernafas.

Beberapa jam kemudian mata hari pagi mulai kembali menyinari hutan itu, sinarnya mulai masuk dari celah-celah dedaunan hutan yang lebat.

Di saat itu terdengar suara Kuncoro di batin Yoga.

‘Yoga anakku bangunlah, kau telah berhasil melewati semuanya, kini kamu dapat membuka matamu,' kata Kuncoro melalui batinnya. 

‘Baiklah Pak,' balas Yoga di dalam batinnya.

Yoga pun membuka perlahan demi perlahan matanya hingga dirinya melihat sekelilingnya.

Pemandangan yang sangat indah di sekitar danau tersebut.

Yoga mulai berjalan keluar dari danau keramat tersebut, saat Yoga keluar dari danau tersebut tubuhnya terlihat memucat akibat rasa dingin dari air danau itu, bibir Yoga pun terlihat membiru rasa dingin menyelimuti dirinya di kala ia keluar dari dalam danau keramat itu.

Yoga pun mendatangi tas ranselnya dan mengambil baju yang ia lepaskan tadi malam untuk menghangatkan tubuhnya yang mengigil akibat kedinginan.

Setelah Yoga selesai memakai pakaiannya yang ia lepaskan tadi malam dan juga mengganti celana pendeknya yang basah Yoga mulai bersiap untuk kembali pulang ke rumahnya meninggalkan danau keramat tersebut.

Yoga mulai berjalan menyelusuri hutan mencari  yang ia lalu kemarin.

Satu jam telah berlalu Yoga pun telah berhasil keluar dari hutan tersebut dan mulai berjalan untuk pulang.

Sesekali warga desa menegur Yoga, Yoga pun membalas teguran dari warga desa dengan senyum khasnya.

Tidak terasa Yoga telah sampai di depan rumahnya, Yoga pun mengetuk pintu rumahnya sembari memanggil-manggil bapaknya untuk membukakan pintu rumah.

“Pak! Pak! ini Yoga sudah pulang Pak,” pekik Yoga sembari mengetok pintu rumahnya.

Kuncoro yang mendengar Yoga mengetuk pintu sembari memanggil dirinya pun keluar dari kamarnya berjalan menuju pintu utama.

Setibanya di pintu utama Kuncoro pun membukakan pintu untuk Yoga.

“Bagaimana Yoga apakah kamu telah berhasil?” tanya Kuncoro.

“Iya Pak alhamdulillah Yoga telah berhasil melaksanakan persaratan dari bapak,” ujar Yoga dengan tersenyum.

“Ayo mari masuk,” kata Kuncoro mengajak Yoga masuk dalam rumah.

  Mereka berdua pun masuk ke rumah Kuncoro.

Yoga pun berjalan mendatangi ibunya yang berada di dapur.

“Ibu sudah sehat?” kata Yoga.

“Sudah Nak, alhamdulillah ibu sudah sehat sekarang,” kata Lastri yang sedang membuatkan sarapan pagi untuk mereka.

“Sudah lama Yoga tidak mencicipi masakan ibu,” ujar yoga.

“Iya sayang hari ini ibu akan membuatkan makanan kesukaanmu,” kata Lastri yang sibuk mengaduk-aduk masakannya.

“Pasti kamu sangat lapar kan?”  sambung Lastri kembali menanyakan kepada Yoga.

“Iya Bu, Yoga sangat lapar sekali,” ujar Yoga.

“Kalau begitu, nanti kita makan bersama-sama ya,” kata Lastri.

Beberapa menit kemudian masakan Lastri pun telah matang dan di bantu oleh Yoga Lastri menyiapkan makanannya di meja makan.

 Yoga pun memanggil Ayahnya yang berada di ruang tamu untuk segera makan.

“Pak ayo kita makan,” ajak Yoga.

“Iya Yoga,” ujar Kuncoro.    

Mereka bertiga pun akhirnya berkumpul kembali ke meja makan untuk menikmati sarapan pagi sembari berbincang santai.

Yoga pun menceritakan peristiwa-peristiwa di saat dirinya sedang berada di danau keramat tersebut, Kuncoro berserta Lastri pun mendengarkan Yoga yang sedang bercerita.

  Hingga akhirnya obrolan mereka pun selesai.

Setelah selesai menikmati sarapan pagi seperti biasa Kuncoro selalu kedatangan tamu untuk meminta pertolongan.

Kuncoro pun kembali ke kamar ritualnya sementara Yoga terkadang membantu praktik Ayahnya.

Berjam-jam telah berlalu tidak terasa hari mulai gelap Kuncoro pun telah selesai dengan praktiknya.

“Yoga duduklah,” ujar Kuncoro yang memerintahkan Yoga.

Yoga pun menuruti perkataan Kuncoro ia duduk di berhadapan dengan ayahnya.

“Ada apa Pak?” tanya Yoga.

“Masih ada dua syarat lagi yang harus kamu lakukan dan mungkin sarat ini terbilang cukup berat?” kata Kuncoro.

“Apa itu Pak?” tanya Yoga yang mulai antusias.

“Carilah 7 tali pocong perawan, dan 7 anggota tubuh seseorang yang mati penasaran,” ujar Kuncoro.

Yoga yang tidak terlalu mengeti pun menanyakan kembali apa yang di maksud dengan anggota tubuh seseorang yang mati penasaran.  

“Apa maksudnya Yoga harus mencari tujuh anggota seseorang mati penasaran Pak?” tanya Yoga yang bingung.

Kuncoro pun mulai menjelaskan maksud ucapannya.

 “Carilah makan seseorang yang mati dengan di bunuh kecelakaan ataupun bunuh diri setelah itu kau harus mengambil bagian tubuh seseorang itu bagian tubuh itu berupa kuku atau rambut,” kata Kuncoro menjelaskan kepada Yoga.

“Lalu setelah dapat apa yang harus Yoga lakukan Pak?” tanya Yoga yang bingung.

“Setelah mengambilnya bakarlah benda itu dan hisaplah aroma dari benda tersebut, aroma benda itu akan menghasilkan energi yang sangat besar apa lagi energi seseorang yang mati dengan penasaran. Jika kamu telah melakukan hingga tujuh kali maka kamu sudah memiliki ilmu hitam turun temurun,” Kuncoro menjelaskan kepada Yoga.

“Lalu Pak, 7 tali pocong perawan itu apa yang harus Yoga lakukan jika sudah mendapatkannya?” tanya Yoga kembali.

“Sama dengan yang tadi bapak beritahukan, bakarlah dan hirup asap atau aroma bakar dari tali pocong itu, saat kamu membakarnya dan menghirupnya makan energi mereka akan berada di tubuhmu. Apa kau mengerti Yoga?”  tanya Kuncoro kepada anaknya.

Yoga pun menyimak dengan sangat jelas perkataan demi perkataan yang bapaknya ceritakan sampai ia pun memahami maksud dari ayahnya.

“Iya Pak, Yoga sudah mengerti semua penjelasan dari bapak,” ujar Yoga.

“Baguslah jika begitu anakku,” kata Kuncoro.

Malam mulai semakin larut Yoga pun pamit kepada ayahnya untuk pergi menuju kamarnya.

“Pak Yoga mau ke kamar dahulu Yoga sangat mengantuk,” kata Yoga.

Kuncoro pun mengangguk, dan setelah itu Yoga pun keluar dari kamar ritual ayahnya lalu berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat.

Sementara Kuncoro masih berada di kamar ritualnya sembari duduk bersila dan memejamkan matanya.

 

     

Terpopuler

Comments

Desy Rs Azuz

Desy Rs Azuz

Syarat kalau bersekutu dng Jin ya kek gitu. Lebih ngerinya cari tali pocong dan anggota tubuh org yg meninggal, bukan mslh nanti ketemu penampakan tapi digebuk warga😁

2023-04-11

0

Tutik Lestari Nasa

Tutik Lestari Nasa

ngeriiiii

2023-04-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!