Libra tiba di taman samping rumah kakaknya, akan tetapi ia sama sekali tak menemukan sosok Ciara di sekitar sana. Sontak Libra pun dibuat kebingungan harus mencari gadis itu kemana lagi, ia merasa malas sekali dan ingin kembali saja ke dalam, namun ia yakin jika kakaknya pasti akan marah padanya kalau tahu ia tidak berhasil menemukan Ciara dan meminta maaf padanya.
Karena tidak ada pilihan lain, Libra terpaksa melangkah di sekitar taman demi mencari Ciara. Ia terus mengelilingi area taman tersebut yang luas, tapi ia masih belum bisa menemukan Ciara. Tentu saja Libra bingung harus mencari kemana lagi, sedangkan hampir seluruh area taman sudah ia jelajahi dan tidak ada gadis itu disana.
Untungnya Libra tidak cepat menyerah, sehingga ia pun berhasil menemukan Ciara yang tengah berdiri di depan pohon ceri. Libra tersenyum melihatnya, jika diperhatikan memang tubuh Ciara sangat menarik dan akan membuat setiap lelaki yang melihatnya terpesona, begitupun dengan Libra.
Tanpa banyak berpikir lagi, Libra langsung segera menghampiri gadis itu. Libra akui ia sangat jengkel pada sikap cengeng Ciara dan mudah sekali merajuk, namun untuk masalah wajah, Libra juga mengakui kalau Ciara memiliki kecantikan diatas rata-rata wanita seumurannya. Ya wajar saja karena Ciara selalu merawat wajahnya dan harus menghabiskan dana jutaan setiap bulan.
"Ciara!" lelaki itu memanggil nama sang gadis, berhenti tepat di belakangnya dan membuat Ciara terkejut bukan main.
Ciara menoleh ke arahnya sembari berkata, "Kamu? Ngapain kamu disini?" tanyanya.
"Harusnya aku yang tanya ke kamu, kenapa kamu sendirian disini? Nanti kalau kamu kecebur selokan gimana?" ujar Libra ketus.
"Dih, emangnya aku anak kecil apa? Aku gak mungkin lah kecebur disitu," ucap Ciara kesal.
"Kan emang iya, buktinya kamu gampang banget ngambek kayak anak kecil," cibir Libra.
"Ish, kalau kamu kesini cuma mau ledekin aku, mending kamu pergi deh!" ujar Ciara.
Ciara kesal dan langsung memalingkan wajahnya, tetapi Libra kembali menarik bahunya sembari mencengkram sedikit keras untuk menahannya agar tidak berpaling darinya. Ciara terus berontak dengan wajah merengut, sedangkan Libra tersenyum saja menatap wajah gadis itu dari jarak dekat.
"Kamu ngapain sih? Lepasin aku, jauhi tangan kotor kamu dari tubuh aku ya!" sentak Ciara.
"Sssttt, ini aku udah mau berbaik hati loh minta maaf ke kamu. Bisa gak kamu hargai tindakan aku dan maafin aku? Bukan malah ketus begini, udah lah kita balikan aja!" ucap Libra.
"Kenapa kamu tiba-tiba jadi mau baikan sama aku? Tadi aja kamu ngatain aku terus," tanya Ciara.
"Aku terpaksa, mbak Nadira yang nyuruh aku tadi. Sekarang ayo kita masuk ke rumah, kasihan tuh mama kamu dah nunggu!" ajak Libra.
Ciara menggeleng cepat, "Gak mau!" ucapnya tegas.
"Haish, susah amat ya bujukin gadis cengeng kayak kamu?!" kesal Libra.
Ciara spontan melotot ke arah Libra seolah menunjukkan kekesalannya pada pria itu bertambah, Ciara pun menginjak kaki Libra dengan keras hingga membuat sang empu mengerang kesakitan. Akhirnya cengkraman pada bahu Ciara terlepas, karena si pria terus memegangi kakinya yang sakit.
"Awhh akh sakit banget! Kamu beneran gak waras ya Ciara? Aku ini om kamu, minimal hormat sedikit lah sama aku!" kesal Libra.
"Hah? Hormat? Buat apa aku hormat sama kamu? Kamu aja nyebelin kok!" ketus Ciara.
Libra menatap wajah Ciara sembari menggeleng kecil, setelahnya Ciara tiba-tiba berbalik dan pergi begitu saja meninggalkan Libra. Sontak Libra merasa heran melihatnya, ia berteriak coba bertanya pada Ciara, tetapi Ciara sudah melangkah jauh dan tak perduli dengan teriakan dari pamannya itu.
•
•
Hari berganti, Ciara yang menginap di rumah mamanya pun berjalan menuruni tangga dengan seragam sekolah yang sudah melekat di tubuhnya. Ia berniat menghampiri mama papanya di meja makan untuk menyantap sarapan bersama, tapi ia tak terpikirkan jika ada Libra juga disana.
Sontak Ciara langsung berubah ekspresi ketika melihat Libra tengah duduk menyantap makanan bersama orangtuanya di meja, ia menghentikan langkah tepat saat ia sudah dekat dengan mereka semua. Namun, Gavin tiba-tiba menoleh dan memanggil Ciara dengan lantang.
"Hey Ciara, ayo sini kita sarapan sama-sama!" ucap Gavin mengajak putrinya.
Nadira yang duduk di dekat suaminya turut menoleh ke arah Ciara, "Eh Ciara cantik sudah rapih, bener tuh kata papa kamu yuk sini duduk bareng kita terus sarapan deh!" ucapnya.
"I-i-iya ma.." perlahan Ciara mendekat, namun ia bingung ketika melihat kursi yang kosong hanyalah ada di sebelah Libra.
"Ma, kok kursinya cuma tinggal satu sih? Perasaan kemarin banyak deh kursi disini, kenapa sekarang cuma satu?" tanya Ciara pada mamanya.
Nadira tersenyum ke arah putrinya, "Ya gapapa cantik, kan kita sekarang cuma berempat. Buat apa kursinya banyak-banyak?" ucapnya santai.
"Ih tapi ma—"
"Ciara, udah kamu duduk aja disitu sayang! Nanti keburu telat loh kamu berangkat sekolahnya," sela Nadira lebih dulu.
Ciara pun pasrah saja dibuatnya, ia menghela nafas dan terpaksa duduk di sebelah Libra. Matanya tak bisa berhenti menatap wajah pria itu dari samping, tentu saja Libra yang ditatap seperti itu merasa risih dan berbaik menatapnya. Ciara langsung gelagapan saat Libra menoleh ke arahnya, gadis itu merasa canggung dan berusaha memalingkan wajahnya.
"Ngapain sih ngeliatin aku terus? Terpesona sama paman kamu sendiri?" goda Libra.
"Hah? Dih kege'eran banget jadi orang! Siapa juga yang terpesona sama kamu? Yang ada aku tuh benci sama kamu tau!" ketus Ciara.
"Ciara, gak boleh gitu ah sama om Libra! Kamu harus sopan dong sama dia, dia kan adiknya mama!" tegur Nadira pada putrinya.
"Iya ma iya, aku minta maaf om." Ciara terpaksa menuruti permintaan mamanya dan meminta maaf pada Libra.
"Haha tumben nurut," cibir Libra disertai kekehan kecilnya.
Ciara tak menjawab lagi, gadis itu malah memulai santap paginya dan tidak perduli pada lirikan yang diberikan Libra. Namun, suasana jantungnya tidak sama seperti yang diperlihatkannya saat ini. Ya gadis itu mengalami detak jantung yang cepat, sebab ia merasa canggung duduk dekat Libra.
"Oh ya sayang, hari ini papa kamu gak bisa antar kamu dulu ke sekolah. Rencananya kami ada meeting penting di kantor nanti, jadi kamu diantar sama om Libra ya?" ucap Nadira tiba-tiba.
Ciara tersentak kaget mendengar perkataan mamanya, "Hah? Uhuk uhuk uhuk.." ya gadis itu sampai tersedak karena sangking kagetnya dengan apa yang diucapkan mamanya barusan.
Sontak Nadira serta Gavin tampak panik melihatnya, mereka langsung menanyakan kondisi Ciara dan memberikan minuman pada gadis itu.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
...CIS, FOTO DULU YUK SAMA CIARA📸...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
Winsulistyowati
cantik Ciara 😍👍👍
2023-05-25
3