Ciara tiba di lokasi yang telah ditentukan oleh pamannya, ia terus menatap layar ponselnya untuk memastikan apakah benar tempat tersebut adalah tempat yang dikatakan pamannya. Ciara juga menggunakan masker dan kacamata hitam disertai balutan hoodie berwarna hitam, tentunya ia tak ingin ada orang-orang yang mengenalinya dan mencibir dirinya bila melihat ia berkeliaran di luar.
Disaat ia sedang celingak-celinguk mencari keberadaan Davin, tanpa diduga seseorang menepuk pundaknya dari belakang dan membuat ia terkejut bukan main. Ciara pun reflek menoleh, namun rupanya ia menemukan sang paman berdiri disana menatapnya sambil tersenyum, sontak Ciara langsung membuka kacamatanya dan menaruh ponsel di saku celananya.
"Paman, baguslah kau sudah datang. Apa yang ingin kau katakan padaku? Jangan banyak basa-basi, karena aku tidak punya waktu!" ujar Ciara.
Davin tersenyum dan malah meraih satu tangan gadis itu, "Tenang dulu Ciara, kamu terlihat panik sekali sekarang ini! Pasti kehidupan kamu tidak bisa tenang ya setelah video kamu itu tersebar di seluruh sosial media?" ujarnya.
"Lepas! Om jangan sentuh-sentuh aku lagi, aku gak sudi disentuh sama orang jahat seperti om!" sentak Ciara melepaskan diri dari genggaman pamannya.
"Okay, om gak akan sentuh kamu. Kalo gitu kita bicara di dalam sambil duduk, om tahu kamu capek dan butuh istirahat sayang," usul Davin.
Ciara tak menjawab, tetapi ia setuju dan langsung masuk ke taman tersebut. Davin mengikutinya dari belakang, lalu mereka pun terduduk di sebuah bangku taman yang kosong. Ciara mati-matian menahan rasa kesalnya pada sang paman, ia tidak ingin membuat keributan di tempat itu.
"Bagaimana Ciara? Apa kamu butuh bantuan dari om untuk membuat semua ini selesai?" tanya Davin sesaat setelah duduk di sebelah ponakannya itu.
Ciara menoleh dengan sinis, "Maksud om apa? Setelah om bikin hidup aku hancur, sekarang om bilang kalau om mau bantu aku? Om pikir aku bakal percaya gitu aja?" ujarnya ketus.
"Oh tentu, kamu harus percaya sama om sayang. Cuma om disini yang bisa bantu kamu, karena om lah yang menyebarkan video itu," ucap Davin.
"Aku gak butuh bantuan om!" tegas Ciara.
"Kamu yakin Ciara? Apa kamu mau terus-terusan dihujat sama semua orang? Om juga tahu kok, pihak sekolah telah menskors kamu selama seminggu kan?" ucap Davin sambil tersenyum.
Deg!
Ciara amat terkejut, sejauh itukah pamannya mencari info tentang dirinya, sampai-sampai Davin bisa tahu kalau Ciara sedang diskors. Namun, Ciara tetap teguh pada pendiriannya karena ia yakin pamannya itu tidak mungkin mau memberi bantuan tanpa sebuah imbalan.
"Om cuma tawarin yang terbaik loh buat kamu, pastinya kamu mau kan bebas dari hujatan ini?" ucap Davin lagi.
"Iya om, aku pengen hidup aku kembali normal seperti dulu. Tapi, aku rasa meminta bantuan om itu bukan pilihan yang tepat," ucap Ciara.
"Kenapa begitu Ciara? Om dengan mudah loh bisa membantu kamu, masa kamu malah menolak bantuan om?" ujar Davin.
"Kalau emang om niat bantu aku, seharusnya om gak perlu sebar video itu ke sosial media! Katanya om sayang sama aku, tapi kok om tega sih ngelakuin ini ke aku?" ucap Ciara.
"Ini bukan masalah sayang atau gak sayang, Ciara. Tapi, om kesal sama kamu karena kamu sudah berani melanggar permintaan om. Kenapa kamu malah mengatakan itu ke kakak kamu? Jadi, jangan salahkan om Ciara!" ucap Davin santai.
"Aku melakukan itu, karena aku sudah tidak tahan dengan sikap om yang terus-menerus mengancam aku. Andai saja om mau menuruti permintaanku, pasti aku gak akan kasih tau ke kakak," ucap Ciara.
"Yasudah, kita lupakan saja itu. Sekarang apa kamu mau menerima bantuan om?" ucap Davin.
Ciara berpikir sejenak, ia bingung apakah ia harus menerima bantuan pamannya itu atau tidak, karena ia khawatir itu hanyalah jebakan. Namun, Ciara juga tak ingin terus-menerus mendapat hujatan dari orang-orang yang menemuinya, apalagi kini ia juga tak memiliki sahabat lagi.
"Baiklah, aku mau terima bantuan om. Sekarang tolong om hapus video itu dari semua sosial media!" ucap Ciara.
Davin tersenyum puas, "Om akan lakukan itu semua, bahkan om juga akan membuat video klarifikasi kalau itu semua bukan kamu. Asalkan kamu mau menuruti satu permintaan om," ucapnya.
"Apa itu om? Tolong jangan meminta yang aneh-aneh dan tidak mungkin kulakukan!" tanya Ciara.
"Om cuma meminta kamu untuk menikah dengan om, bagaimana Ciara? Kamu mau kan menerima tawaran om?" jawab Davin.
Deg!
Ciara terbelalak lebar mendengar permintaan yang Davin lontarkan, tentu saja Ciara tidak mungkin menuruti kemauan pamannya itu, ia langsung bangkit dari tempat duduknya dan menolak mentah-mentah tawaran Davin.
•
•
Disisi lain, Galen yang berniat pulang tak sengaja mendengar obrolan para karyawannya di area tempat kerja. Karena penasaran saat mendengar mereka menyebut nama Ciara, Galen pun bergerak mendekat untuk mencari tahu apa yang sedang mereka bicarakan mengenai adiknya.
"Hey kalian!" pria itu menegur ketiga wanita yang merupakan karyawannya tersebut.
"Hah pak bos??" mereka kompak menoleh dan menyembunyikan ponsel masing-masing saat mengetahui Galen datang mendekat ke arahnya.
Galen berdiri tepat di hadapan mereka, dan seketika tiga wanita itu pun menunduk dengan dua tangan ditaruh di depan. Galen yang sudah penasaran memilih langsung bertanya pada ketiga karyawannya itu tentang apa yang mereka bahas tadi saat tidak ada dirinya.
"Kalian lagi bicarain apa? Kok saya dengar kalian ada sebut-sebut nama adik saya? Kalau mau ghibah, jangan di belakangnya dong!" ujar Galen.
"Eee ma-maaf bos, kita cuma bahas video yang lagi viral aja," ucap salah seorang wanita itu dengan gugup dan gemetar.
Galen sontak mengernyitkan dahinya, "Maksud kamu apa? Video viral apa coba?" tanyanya yang memang tak mengerti.
"Itu loh bos yang viral di sosial media, emang pak bos gak tahu?" ucap si wanita.
Galen menggeleng, "Enggak tuh, saya soalnya jarang buka sosial media. Emangnya video apa sih? Itu menyangkut adik saya?" ujarnya.
Salah seorang karyawan wanita itu mengambil ponselnya dan menyetel video Ciara yang viral tersebut, lalu memberikannya kepada Galen untuk dapat dilihat olehnya.
"Ini pak, mending pak bos lihat sendiri aja deh videonya!" ucap si wanita.
Akhirnya Galen mengambil ponsel tersebut dan menonton videonya karena penasaran, betapa syoknya ia mendapati sang adik ada di dalam video itu dan tengah menunjukkan bagian atas aset tubuhnya. Tentu saja Galen menggeleng tak percaya saat melihat itu, ia sangat yakin kalau adiknya tidak mungkin berbuat hal seperti itu.
"Kurang ajar! Apa-apaan ini?! Siapa yang sudah berani berbuat begini ke Ciara?" gumam Galen dalam hati dengan penuh emosi.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
Lolo Dongo
baik
2023-05-11
1
STARLA my journey
klo davin ma ciara aku maaf bgt ka g baca lg ...terlalu sadis perlakuan davin
2023-04-05
2
Wiwin Vivo
di tunggu lanjutannya kakak semangat
2023-04-05
2