Ciara sampai di rumahnya, akan tetapi ia tak menemukan keberadaan kakak serta iparnya disana. Sontak Ciara pun kelimpungan dan berusaha mencari dimana kakaknya itu, namun ia tidak dapat menemukan mereka semua di rumah itu. Untungnya bik Lani selaku pekerja disana memberitahu pada Ciara kalau Galen dan Tiara sedang berada di rumah Nadira karena undangan wanita itu.
Tentu saja Ciara merasa bete karena mamanya tak memberitahu dirinya tentang undangan itu, padahal Ciara juga adalah anak dari Nadira. Akhirnya Ciara memilih menyusul ke rumah mamanya itu untuk menemui sang kakak, ya gadis itu meminta pada Erwin sang supir untuk mengantarnya kesana agar bisa lebih cepat sampai.
Begitu tiba di tempat mamanya, Ciara dengan wajah cemberut segera turun dari mobil dan menuju rumah Nadira. Namun, langkah gadis itu terhenti saat melihat sebuah mobil terparkir di halaman depan rumah itu. Ya Ciara mengenali mobil tersebut, sebab sangat mirip dengan yang ia lihat di jalan tadi.
"Eh, ini kan mobil si cowok ngeselin tadi. Ngapain ya dia ada di rumah mama? Ada urusan apa coba dia disini?" gumam Ciara lirih.
Karena penasaran, Ciara pun bergegas melangkah ke dekat rumah mamanya itu. Ciara mengetuk pintu dengan cepat sembari memanggil mamanya seperti sedang dikejar sesuatu, ya Ciara sudah sangat penasaran apa yang dilakukan pria menyebalkan itu di dalam rumah mamanya.
TOK TOK TOK...
"Ma, mama bukain dong ma! Ini aku Ciara, anak mama yang paling cantik dan imut!" teriak Ciara.
Ceklek
Tak lama kemudian, pintu akhirnya dibuka dan Ciara langsung tersenyum lebar saat melihat mamanya keluar bersama Tiara di sampingnya. Tampak Nadira keheranan karena putrinya ada disana, padahal sebelumnya Nadira tak pernah memberitahu pada Ciara untuk datang ke rumahnya.
"Loh Ciara, kamu ngapain kesini? Mama kira kamu udah istirahat di rumah, eh ternyata kamu malah ke rumah mama," tanya Nadira.
"Ih mama kok nanyanya begitu? Mama udah gak anggap aku lagi ya sebagai anak?" ucap Ciara.
Nadira sontak membelalakkan matanya, "Loh kamu kenapa bilang seperti itu sayang? Mama jelas lah masih anggap kamu," ucapnya seraya merangkul pundak putrinya itu.
"Mama bohong! Buktinya aku aja gak dikasih tau kalau disuruh kesini, mama cuma undang kak Galen sama kak Tiara," cibir Ciara.
"Ohh, kamu marah karena itu sayang? Yaudah, mama minta maaf ya kalau udah bikin kamu salah paham? Tadi itu mama ajak Galen dan Tiara kesini buat kenalan sama paman kamu, nah kenapa mama gak undang kamu? Ya karena kamu masih sekolah sayang, jadinya mama pikir mungkin lain kali baru mama kenalin kamu ke paman kamu," jelas Nadira.
"Hah? Paman aku siapa ma? Bukannya om Davin udah di penjara ya?" tanya Ciara keheranan.
"Ini paman kamu dari mama sayang, alias dia adik mama," jawab Nadira sambil tersenyum.
Ciara mengernyitkan dahinya, "Adik mama? Perasaan mama gak pernah bilang ke aku kalau mama punya adik," ucapnya heran.
"Iya, soalnya dia selama ini tinggal di luar negeri. Kebetulan aja sekarang dia udah balik dan mau menetap disini," ucap Nadira.
"Kalo gitu aku mau ketemu sama dia dong, masih ada di dalam kan ma?" pinta Ciara.
Nadira mengangguk pelan, "Iya masih, yaudah yuk kita sama-sama masuk ke dalam! Sekalian kamu udah makan siang belum?" ujarnya.
Ciara menggeleng sebagai jawaban.
"Hm kebiasaan, untung mama udah masak yang banyak buat kamu. Ayo ikut mama sayang!" ucap Nadira mengajak putrinya masuk ke dalam.
Namun, sesaat kemudian mereka justru berpapasan dengan Libra yang hendak menyusul keluar. Tentu Ciara dibuat melongok lebar ketika melihat sosok pria tersebut ada di depannya, ya Ciara mengenal jelas bahwa pria itu adalah pria mengesalkan yang tadi ia temui di jalan.
"Loh kamu, kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Ciara menunjuk ke arah Libra.
"Kamu itu cewek ngeselin yang ambil semua uang dollar aku tadi kan? Ngapain kamu kesini coba? Jangan-jangan kamu ngikutin aku ya?" ujar Libra.
"Dih kege'eran banget, ini rumah mama aku tau! Kamu tuh yang ngapain disini!" sentak Ciara.
Libra tersentak kaget, "Rumah mama kamu?" ujarnya tak percaya. Ia lalu beralih menatap Nadira dengan wajah bingung, "Mbak, ini anak mbak?" sambungnya bertanya pada Nadira.
"Eee tunggu tunggu, ini kalian sudah saling kenal apa gimana sih?" tanya Nadira keheranan.
"Enggak ma, aku belum tahu siapa dia. Tapi, dia tadi yang udah tumpahin telur gulung aku terus gak mau tanggung jawab," jawab Ciara.
"Eh enak aja, aku udah tanggung jawab ya. Aku kasih uang ke kamu, tapi kamu malah ambil semuanya. Dasar gak tahu diri!" geram Libra.
"Hah? Kok jadi aku yang disalahin? Kamu—" ucapan Ciara terjeda lantaran mamanya memotong terlebih dahulu karena tak ingin ada keributan.
"Sssttt sssttt cukup, jangan pada ribut ah! Kalian tenang dulu ya!" sela Nadira.
Ciara memasang wajah kesalnya seraya menatap tajam ke arah Libra, sedangkan Libra sendiri tampak memalingkan wajahnya ke arah lain. Nadira yang masih berada di samping Ciara, coba menenangkan gadis itu dengan cara mengusap wajahnya dan menanyakan apa yang terjadi.
"Sayang, ini itu paman kamu loh. Dia adik mama yang tadi mama bahas ke kamu," ucap Nadira sambil tersenyum mengenalkan Libra pada putrinya.
Sontak Ciara terkejut mendengarnya, "Apa ma? Jadi cowok ini om aku dong? Ih gak mau, aku gak mau punya om kayak dia!" ucapnya.
"Hey, jaga bicara kamu ya! Aku juga gak kepengen punya ponakan seperti kamu, dasar aneh! Lagian kenapa dia harus jadi anak kamu sih mbak?" ucap Libra membalasnya.
"Udah udah, kalian jangan ribut terus! Mending kalian saling jabat tangan deh, biar makin akrab gitu!" pinta Nadira.
"Ih ogah!" ucap Ciara dan Libra bersamaan.
"Nah, barengan tuh ngomongnya. Udah lah gausah pada ribut terus, yuk baikan aja terus kenalan!" bujuk Nadira yang coba mendekatkan putrinya pada Libra disana.
Namun, tentu Ciara menolak dan menahan diri saat mamanya hendak mendorongnya mendekati Libra. Ciara tampaknya masih sangat kesal pada sikap Libra saat di jalan tadi, ya gadis itu pun tak mau berkenalan dengan Libra meski mamanya terus memaksa.
"Aku gak mau ah ma, dia tuh ngeselin! Kecuali dia mau minta maaf dulu ke aku," ucap Ciara.
"Aduh Ciara, kamu itu lucu banget sih! Masa cuma karena telur gulung kamu dijatuhin sama om Libra, terus kamu gak mau kenalan sama dia?" ucap Tiara sambil terkekeh.
"Maklum aja deh, namanya juga bocah labil!" cibir Libra dengan tatapan sinis.
Ciara yang mendengar itu sontak melotot tajam ke arah Libra, tetapi ia langsung membuang muka ketika Libra malah menatapnya juga. Entah kenapa Ciara masih belum bisa bertatapan dengan pria itu, mungkin saja karena Ciara cukup terpesona pada ketampanan pamannya itu.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
Titin Itin
bisa jadi pasangan nih gk ad ikatsn darah jg gk pa pskali yaaa
2023-04-16
1