Nadira tampak antusias menanti kedatangan adik angkatnya yang baru saja selesai ia telpon, Nadira pun menemui suaminya untuk mengatakan bahwa sebentar lagi adiknya akan segera datang. Ia juga membawakan secangkir kopi hitam yang diminta sang suami sebelumnya, perlahan ia mendekat lalu menaruh cangkir kopi itu di atas meja seraya tersenyum ke arah suaminya yang sedang terduduk.
Gavin yang tengah asyik dengan ponselnya, sampai terkejut ketika Nadira muncul dan memberinya senyuman yang manis. Gavin pun langsung menaruh ponselnya di meja dan meninta Nadira duduk di sampingnya, tentu saja Nadira menurut karena ia memang hendak berbicara pada pria itu dan meminta izin darinya mengenai sang adik.
"Mas, boleh aku bicara sebentar sama kamu kan?" tanya Nadira pada suaminya.
"Apaan sih kamu? Kalau mau bicara ya bicara aja sayang, emangnya ada hal apa sih, hm? Kamu mau bicara apa cantik?" ujar Gavin yang kini sudah merangkul dan menarik dagu istrinya.
"Umm, aku sebenarnya mau minta izin ke kamu. Jadi, adik angkat aku baru datang ke Indonesia dan dia mau tinggal sementara disini. Kira-kira kamu izinin gak mas kalau dia tinggal bareng kita disini? Gak lama kok," ucap Nadira gugup.
Gavin tersenyum sembari mengecup pipi istrinya, "Ya boleh dong sayang, adik angkat kamu itu yang pernah kamu ceritain ke aku kan?" ujarnya.
"Iya mas, dia Libra. Anak yang diasuh sama ibu dan ayah aku sewaktu usianya masih delapan tahun, kamu masih ingat kan mas?" ucap Nadira.
"Jelas dong aku ingat, waktu itu kamu kan ceritanya detail banget. Berarti si Libra ini udah selesai kuliahnya di luar negeri?" ucap Gavin.
Nadira mengangguk pelan, "Iya, dia baru aja wisuda Minggu lalu. Aku gak sempat buat datang kesana karena lagi sibuk banget, dan untungnya dia bisa ngertiin aku," ucapnya.
"Oh ya syukurlah, nanti kita adain aja acara syukuran kelulusan dia," ucap Gavin.
"Boleh tuh, sekalian aku undang Galen sama Ciara juga ya mas nanti?" ucap Nadira.
"Okay, kamu atur aja sayang. Terus kapan dia mau datang kesini?" tanya Gavin.
"Eee katanya sebentar lagi sih mas, tadi aku telpon dia dan dia bilang lagi di jalan. Mungkin beberapa menit lagi dia sampai," jawab Nadira.
"Yaudah, kita tunggu aja. Omong-omong, dia itu seumuran sama Galen kan ya?" ujar Gavin.
"I-i-iya kayaknya mas, eh mungkin malah lebih tua Galen sedikit. Karena waktu Libra diangkat anak sama orang tua aku, Galen kan udah mulai masuk SMP," ucap Nadira.
"Oh iya ya," singkat Gavin manggut-manggut.
"Diminum dulu kopinya mas!" pinta Nadira.
Gavin setuju dan meminum kopi tersebut, sedangkan Nadira terlihat senang karena suaminya begitu baik padanya juga sang adik. Nadira pun semakin tidak sabar menanti adik angkatnya itu datang kesana, apalagi ia sudah lama sekali tak bertemu dengan pria itu.
Ting nong ting nong...
Tak lama kemudian, bel berbunyi dari arah luar yang membuat Nadira terkejut. Wanita itu pun mengira kalau yang datang adalah Libra, alias adik angkatnya. Sontak Nadira beranjak dari sofa setelah meminta izin pada suaminya untuk mengecek ke depan dengan penuh antusias.
Nadira membuka pintu, ia langsung tersenyum lebar melihat sosok pria yang ia tunggu-tunggu itu ternyata sudah datang disana. Ya benar dugaannya bahwa Libra lah yang tadi menekan bel, sontak Libra pun mencium tangan kakak angkatnya itu sebagai tanda rasa hormat.
"Selamat pagi mbak! Maaf ya kalau saya lama, soalnya ada sedikit kendala di jalan tadi!" ucap Libra dengan lembut.
"Ah gapapa, udah yuk kita masuk aja! Mbak kenalin kamu sama suami mbak," ajak Nadira.
"Iya mbak," lirih Libra yang lalu melangkah masuk ke dalam bersama Nadira.
•
•
Sementara itu, Terry yang sedang dalam perjalanan menuju sekolah tak sengaja melihat sebuah mobil berhenti di pinggir jalan dan seseorang yang tengah mengganti bannya. Sontak sebagai sosok baik yang suka membantu orang, Terry pun menghentikan mobilnya sejenak untuk mencari tahu.
Pria itu turun dari mobilnya, lalu menghampiri orang yang sedang sibuk mengganti ban. Ya tentu orang tersebut adalah Erwin, sang supir dari Ciara yang masih belum selesai mengganti ban akibat mengalami pecah saat di jalan tadi. Terry langsung saja mendekati Erwin berniat menolongnya.
"Pak, kenapa bannya kok diganti begitu? Kempes apa gimana?" tanya Terry penasaran.
"Eh enggak nih, tapi tadi tiba-tiba pecah pas lagi di jalan. Makanya saya buru-buru ganti nih biar majikan saya gak telat sekolah," jawab Erwin.
"Oh gitu, mau saya bantu gak pak biar lebih cepat?" ucap Terry menawarkan diri.
"Wah gausah pak makasih, nanti malah ngerepotin lagi. Saya juga gak enak lah minta bantuan orang lain," ucap Erwin menolak.
"Ah gapapa, saya gak merasa direpotin kok. Sini biar saya bantu!" ucap Terry.
"Ya kalau bapak maksa mah saya bisa apa," ucap Erwin sambil tersenyum.
Terry terkekeh dan kemudian membantu Erwin mengganti ban mobilnya, meski Terry sama sekali tak mengenal siapa lelaki itu. Sedangkan di dalam mobil, tampak Ciara terperangah melihat Terry datang mendekati supirnya dan kini malah membantu sang supir di luar sana.
"Loh, itu kan si Terry. Dia lagi ngapain ya itu disana? Aku jadi kepo deh, siapa tau juga aku bisa minta bantuan dia buat pergi ke sekolah," gumam Ciara.
Akhirnya Ciara turun dari mobilnya demi menemui Terry di luar sana, gadis itu sedikit menutupi roknya yang basah agar tak terlihat oleh Terry, karena ia takut kalau pria itu malah menertawakannya nanti. Ciara pun perlahan mendekati Terry sambil terus mepet pada badan mobilnya.
"Pak Terry?" gadis itu menyapa guru magangnya dengan lembut, yang membuat Terry menoleh.
"Eh Ciara, jadi ini tuh mobil kamu yang pecah ban?" kaget Terry begitu melihat Ciara disana.
Ciara manggut-manggut pelan, "Iya pak, ini mobil saya. Bapak ngapain ya disini?" ujarnya keheranan.
Terry pun bangkit dan mendekati Ciara sambil tersenyum, "Eee saya tadi gak sengaja lewat terus lihat ada mobil yang berhenti di pinggir jalan, makanya saya turun aja buat ngecek," jelasnya.
"Ohh, ternyata bapak baik ya? Kalau gitu bapak bisa gak bantu saya?" ujar Ciara bertanya pada gurunya.
Terry sontak mengernyitkan dahinya, "Bantu apa? Memangnya kamu perlu bantuan?" tanyanya.
"Iya pak, saya takut banget telat sampai ke sekolah. Soalnya ini kan hari pertama saya masuk setelah saya diskors kemarin," jawab Ciara.
"Cuma itu? Saya bisa kok bantu kamu, yaudah yuk saya antar aja sekarang!" ucap Terry.
Ciara langsung tersenyum lebar, "Ah syukurlah, tapi sebelum itu saya harus ganti rok dulu deh kayaknya pak," ucapnya cemberut.
"Hah?" Terry pun beralih menatap rok abu-abu Ciara dan langsung syok melihatnya. "Itu rok kamu kenapa Ciara? Kok basah banget?" tanyanya heran.
"Eee itu tadi ada mobil yang lewat kenceng banget terus nginjek air sampai nyiprat ke rok aku," jelas Ciara sembari menggigit bibir bawah.
Bukannya kasihan, Terry justru terkekeh mendengar cerita Ciara barusan. Sontak Ciara merasa kesal dan langsung memalingkan wajahnya karena malu, namun kemudian Terry berusaha menahan tawanya dengan menutupi mulutnya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
mika
mungkin kh paman di Ciara ini afik angkat sang mamah 🙄🙄🙄 om davit
2023-09-26
1
Titin Itin
lnjuuuut thooooor
2023-04-12
1