Tiara menghampiri iparnya yang tengah duduk merengut di taman samping seorang diri sembari menopang dagunya menggunakan dua buah tangan, ya tampak jelas jika Ciara memang masih marah dan kesal pada Libra karena sudah mengejeknya di depan Nadira tadi saat hendak berkenalan. Tiara sebagai sesama wanita pun mencoba membujuk adik iparnya itu, ia tentu tak mau melihat Ciara terus-terusan bersedih.
Tiara akui memang jika sikap Ciara masih kekanak-kanakan, dia gampang berubah-ubah alias labil seperti yang dikatakan Libra tadi. Namun, Tiara mewajarkan hal itu sebab dari kecil Ciara memang terlalu dimanja oleh mamanya, mungkin karena itulah sikap Ciara sampai saat ini masih belum bisa dewasa dan mudah sekali ditipu, seperti oleh pamannya sendiri beberapa waktu lalu.
"Ciara," Tiara pun memanggil adik iparnya itu dan berdiri di dekatnya dengan harapan Ciara mau menerima kehadirannya disana.
Ciara tampak menolehkan wajah ke arahnya, tapi tentunya dengan ekspresi yang masih menunjukkan kesedihan serta kemarahan yang mendalam. Tiara tersenyum melihatnya, lalu dengan perlahan ia mendekati gadis itu dan memegang wajahnya serta mengelusnya.
"Ciara sayang, kamu lagi apa disini? Kenapa gak ikut masuk ke dalam? Mama kamu udah buatin makan siang yang banyak loh buat kamu, emang kamu gak lapar?" tanya Tiara lembut.
Ciara menggeleng sembari mengembungkan pipinya, "Enggak, selera makan aku hilang gara-gara si Libra yang nyebelin itu!" jawabnya ketus.
Tiara langsung terkekeh dan menutupi mulutnya, ia lalu ikut duduk di sebelah gadis itu sambil meraih satu tangannya. Ciara diam saja membiarkan Tiara duduk bersamanya, tapi tiba-tiba Ciara malah memalingkan wajah serta mendengus kesal saat mengingat kembali momen tadi.
"Ya ampun Ciara, dia itu paman kamu loh. Masa kamu panggil dia pake nama langsung?" ujar Tiara dengan menggelengkan kepala.
"Biarin, suruh siapa dia ngeselin? Bisa-bisanya dia ngatain aku labil di depan mama, huh emang dasar nyebelin!" ucap Ciara.
"Ayolah Ciara, kamu gak boleh begini dong sayang! Om Libra itu mungkin cuma bercanda aja, sebetulnya dia gemes loh sama tingkah kamu yang imut ini," ucap Tiara berusaha menghiburnya.
"Ah kak Tiara gausah belain dia deh! Pokoknya sampai kapanpun, aku gak akan pernah mau kenal dan dekat sama dia! Aku udah anggap Libra itu musuh besar aku!" ucap Ciara.
"Loh kok gitu? Awas nanti nyesel loh, biasanya yang awalnya benci gini lama-lama bisa jadi suka tau kayak di film-film!" goda Tiara.
"Ih apaan sih? Ini kan bukan film tau, jadi gak akan kayak gitu!" elak Ciara kesal.
"Iya iya, yaudah ayo kita ke dalam aja yuk! Lagian apa enaknya sih kamu ngelamun sendirian disini? Mendingan ke dalam rame," bujuk Tiara.
"Gak mau!" kekeuh Ciara.
Tiara pun mulai kehabisan akal dibuatnya, ia tak mengerti harus bagaimana lagi untuk bisa membujuk Ciara agar mau masuk ke dalam rumah bersamanya. Sepertinya Ciara memang masih sangat kesal pada paman angkatnya itu, dan akan sulit baginya untuk bisa memaafkan si pria.
"Yaudah, kalo gitu aku tinggalin kamu disini? Hati-hati loh nanti ada sesuatu!" ucap Tiara.
Sontak Tiara melotot, "Sesuatu apaan? Kak Tiara gausah nakut-nakutin aku deh!" ujarnya.
Tiara malah terkekeh dan lalu beranjak dari tempat duduknya, wanita itu pun pergi meninggalkan Ciara setelah sukses menakut-nakuti gadis itu. Ya sontak Ciara merasa sedikit ketakutan, walaupun dia yakin Tiara hanya sedang mempermainkannya.
•
•
Di dalam rumah, Nadira sedang memberitahu Libra kalau apa yang dia katakan pada Ciara tadi telah membuat gadis itu kesal. Namun, tampaknya Libra sendiri juga tidak perduli dengan hal tersebut. Ya lelaki itu malah tampak santai menggigit apel miliknya sambil duduk bersandar pada sofa.
Nadira sampai memutar bola matanya karena bingung, ia coba membujuk adik angkatnya itu untuk pergi menemui Ciara yang sedang berada di taman saat ini. Nadira tentu tak mau jika putrinya terus bersedih seperti sekarang, itu sebabnya ia meminta Libra menemuinya.
"Libra, aku mohon sama kamu tolong sekarang kamu ke taman samping ya dan bujuk Ciara buat masuk kesini! Kayaknya cuma kamu deh yang bisa bujuk dia," pinta Nadira.
Libra mengernyit heran, "Apa mbak? Kenapa harus aku sih mbak? Kenapa gak mbak aja?" ujarnya.
"Karena tadi kan kamu yang bikin Ciara ngambek, jadi kamu lah yang harus bujuk dia juga supaya gak ngambek lagi!" ucap Nadira.
"Yah elah mbak, itu mah si Ciara aja yang baperan jadi anak!" cibir Libra.
"Libra!" tiba-tiba Nadira membentak adik lelakinya itu rahang sedikit bergetar, sontak saja hal itu membuat Libra terkejut mendengarnya.
"Eh mbak, kok marah-marah begitu sih? Aku tadi cuma bercanda, aku gak ada niatan loh buat bikin anak mbak ngambek kayak gitu," ucap Libra.
"Yaudah, kamu minta maaf sana sama dia langsung!" suruh Nadira.
Libra tak menjawab, ia malah memalingkan wajahnya dan kembali menggigit apelnya. Sungguh Libra paling malas jika harus berurusan dengan gadis cengeng seperti Ciara, maka dari itu ia memilih mengabaikan saja permintaan Nadira walaupun sedikit merasa tidak enak.
"Ma, mama!" Tiara yang sebelumnya dari taman pun kembali menemui Nadira.
"Eh Tiara, iya kenapa? Kamu berhasil bujuk Ciara?" tanya Nadira.
Tiara menggeleng sebagai jawaban, "Enggak ma, Ciara susah banget dibujuknya. Kayaknya emang cuma om Libra deh yang bisa," ucapnya.
Nadira dan Tiara kompak menatap ke arah Libra, sedangkan lelaki itu malah santai-santai saja menikmati apelnya seolah tidak ada yang sedang terjadi. Nadira pun menghampiri adiknya itu, ia menarik paksa lengan Libra sehingga Libra terkejut dan reflek bangkit dari duduknya.
"Duh, apa sih mbak? Gak lihat apa aku lagi istirahat? Aku capek mbak baru nyampe indo," protes Libra.
"Sebentar aja Libra, kamu temui Ciara ya! Nanti aku kasih kamu hadiah deh," mohon Nadira.
Setelah menimbang sejenak, akhirnya Libra menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan Nadira. Lelaki itu pun pergi dengan membawa apelnya, dia berniat menemui Ciara yang tengah berada di taman samping rumah itu dan membujuknya agar mau masuk ke dalam.
Sementara Nadira terlihat tersenyum karena adiknya mau menurut, sebenarnya itu tadi hanya akal-akalan nya saja untuk bisa membuat Libra lebih dekat dengan Ciara. Ya memang sudah sejak lama Ciara menginginkan Libra menjadi jodoh putrinya, karena ia tahu hanya Libra lah yang pantas memiliki Ciara.
"Ma, rencana mama kayaknya berhasil deh. Pasti sebentar lagi bakal ada hajatan nih," bisik Tiara.
"Sssttt, kamu diam-diam aja dulu Tiara! Jangan sampai Galen dengar obrolan kita dan tahu tentang ini!" pinta Nadira.
"Oh iya iya, siap ma!" ucap Tiara terkekeh.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
mika
oh ternyata dgn om yg ini toh libra ternyata
2023-09-26
2