Ciara masih bersama Terry di mobil menuju sekolah, sebelumnya gadis itu meminta bantuan pada Terry untuk mengantarnya ke sekolah karena mobil miliknya mengalami pecah ban. Lalu, karena rok yang dipakainya basah kuyup, Ciara pun juga diberikan rok baru oleh Terry yang kebetulan memiliki stok simpanan di mobilnya sehingga Ciara dapat pergi ke sekolah dengan tenang.
Kini Ciara merasa sangat berterimakasih pada sosok Terry yang telah menjadi pahlawan baginya, mungkin jika tidak ada Terry maka Ciara masih kebingungan di jalan tadi bersama Erwin, supirnya. Ya apalagi mobil miliknya juga belum kunjung pulih karena pecah ban yang dialami, untungnya Terry datang disaat yang tepat untuk membantunya.
"Umm pak, makasih banyak ya udah bantu saya? Saya gak nyangka kalau bapak nyimpen rok abu-abu di mobil, emangnya ini rok punya siapa ya pak?" ujar Ciara tersenyum ke arah pria itu.
Terry pun turut menatap wajah Ciara dengan senyum tipis, "Ya Ciara, itu rok sebetulnya punya salah satu siswi yang tertinggal disini sewaktu saya antar dia pulang. Makanya saya bisa bantu kamu dengan pinjemin rok itu," jelasnya.
"Ohh, pas banget dong ya? Berarti bapak tuh emang suka tolong para siswi yang butuh bantuan ya pak?" ucap Ciara.
"Gak juga sih, kalau ada yang butuh aja. Misal siswi itu belum dijemput sama jemputannya, baru deh saya ajak dia buat pulang bareng saya. Seperti kamu ini Ciara," ucap Terry.
"Bedanya kalau saya kan mau berangkat sekolah, bukan pulang," ucap Ciara.
"Nah iya tuh, omong-omong kamu jangan panggil saya pak lagi ya kalau kita lagi berdua kayak gini!" pinta Terry.
"Emangnya kenapa pak?" tanya Ciara keheranan.
"Gapapa, kurang enak aja kalau kamu panggilnya bapak kayak gitu. Panggil nama aja ya seperti dulu?" ucap Terry.
Ciara menggeleng, "Takutnya nanti saya gak sopan kalau panggil nama ke guru saya," ucapnya.
"Kamu gak perlu mikir gitu, saya ini orangnya santai kok. Justru saya suka kalau dipanggil nama sama perempuan yang dekat dengan saya," ucap Terry.
"Emangnya kita dekat ya?" tanya Ciara heran.
Terry terdiam, omongan Ciara serasa menusuk jantungnya dan membuat harapannya pupus. Terry sungguh syok mendengar ucapan Ciara barusan yang bertanya seperti itu, tadinya ia merasa jika Ciara masih mencintai dirinya, tetapi setelah Ciara mengatakan itu dugaannya pun salah.
"Eee gak tahu juga sih kamu anggap kita dekat atau enggak," ucap Terry gugup.
"Hahaha, bapak kenapa lama banget jawabnya? Santai aja kali, saya juga cuma bercanda tanya begitu," ujar Ciara terkekeh kecil.
"Saya bingung aja jawabnya, karena saya juga gak tahu kita dekat apa enggak," ucap Terry.
"Terserah bapak aja mau anggap gimana, intinya hubungan kita sebatas guru dan murid aja. Yaudah, bapak mending fokus nyetir deh!" ucap Ciara.
Terry hanya mengangguk pelan dan fokus menatap ke jalan sesuai yang diperintahkan Ciara, meski ada rasa sakit yang amat sangat di dalam hatinya karena Ciara tidak menganggapnya lebih daripada guru dan murid. Padahal tadinya Terry mengira kalau gadis itu juga masih memiliki rasa padanya.
"Pak, ini kita kenapa lewat sini ya? Perasaan ini bukan jalan ke sekolah deh," tanya Ciara yang merasa aneh saat memperhatikan jalan sekitar.
"Hah? Oh iya, duh maaf saya salah ambil jalan kayaknya! Tapi tenang, ini masih bisa kita belok di depan nanti biar dekat ke sekolah," ucap Terry.
Ciara tersenyum menatap guru magangnya itu sambil menggelengkan kepala, ia tahu apa yang ada di pikiran Terry saat ini sampai-sampai salah mengambil jalan seperti itu.
•
•
Sesampainya di sekolah, Ciara yang baru turun dari mobil bersama Terry pun langsung disambut oleh para murid yang ada disana. Mereka semua tampak meminta maaf pada Ciara karena pernah membully gadis itu disaat ia sedang tertimpa masalah, tentu mereka menyesal telah melakukannya.
Ciara yang memang memiliki hati baik dan pemaaf, sama sekali tidak membenci teman-temannya itu dan malah memaafkan mereka seolah tidak terjadi apapun sebelumnya. Ciara juga senang karena mereka semua mau menyadari kesalahan dan meminta maaf padanya saat ini.
"Ciara, maafin kita semua ya? Kita udah salah ke kamu waktu itu, harusnya kita gak langsung bully kamu sebelum tahu masalahnya," ucap salah seorang dari mereka.
"Iya Ciara, kita benar-benar nyesel banget. Kamu mau kan maafin kita semua?" sahut yang lain.
Ciara tersenyum menatap mereka satu persatu, "Aku senang deh kalau kalian mau mengakui kesalahan kalian kayak gini," ucapnya.
"Ya Ciara, kita kan emang salah jadi wajar kalau kita minta maaf ke kamu," ucap murid itu.
"Terimakasih atas permintaan maaf kalian, dengan senang hati aku maafin kalian semua kok. Aku juga kan gak mau punya musuh, aku lebih suka berteman daripada berantem," ucap Ciara.
"Makasih banyak Ciara, kita beruntung banget bisa punya teman sebaik kamu. Kita juga nyesel udah pernah jahat ke kamu," ucap murid itu.
Terry pun ikut tersenyum melihat para murid-muridnya itu akur dan mau meminta maaf pada Ciara setelah sempat membully gadis itu, ia langsung mendekati mereka dan meminta mereka untuk saling berjabat tangan sebagai tanda perdamaian diantara mereka.
"Nah, bagus nih yang kayak gini, mau mengakui kesalahan dan meminta maaf. Ayo dong salaman juga biar makin afdol!" ucap Terry.
"Iya pak," satu persatu mereka pun mulai bersalaman dengan Ciara disana.
Setelahnya, giliran Anin serta Cleo yang tampak muncul menghampiri mereka. Keduanya pun sangat merasa bersalah karena sudah menjauhi Ciara disaat gadis itu terkena masalah, jujur saja Anin dan Cleo sangat malu untuk menemui Ciara lagi, tetapi tentu mereka ingin meminta maaf pada Ciara kali ini.
"Ciara," lirih Anin memanggil gadis itu.
Ciara pun menoleh ke asal suara, "Anin? Cleo? Kalian mau apa?" tanyanya penasaran.
"Eee kita.." Anin terlihat gugup saat ini.
"Ciara, kita mau minta maaf sama kamu. Sebagai seorang sahabat, kita malah menjauh dari kamu disaat kamu lagi ada masalah dan gak mau bantu kamu. Kita benar-benar nyesel," sahut Cleo.
"Ah iya, bener yang dibilang Cleo. Kita berdua minta maaf ya sama kamu Ciara?" timpal Anin.
Ciara terdiam sesaat mengingat dimana kedua sahabatnya itu sama seperti para siswa yang lain, ya sebenarnya Ciara masih sakit hati atas perbuatan mereka yang malah menjauhinya dan bukan membantunya. Namun, mau gimanapun Ciara tidak mungkin tega membenci mereka.
"Kalian gak perlu minta maaf kayak gini, aku udah maafin kalian kok dari awal. Anggap aja hal itu sudah berlalu," ucap Ciara sambil tersenyum.
Sontak Anin serta Cleo tampak bahagia mendengarnya, mereka tak menyangka jika Ciara sebaik itu pada mereka, padahal sebelumnya mereka sudah menyakiti gadis itu dan meninggalkannya begitu saja. Setelahnya, mereka bertiga saling berpelukan disana dengan sangat erat sebagai tanda kalau mereka sudah berbaikan.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
mika
hiliiih jadi Ciara terlalu naif Thor ,,sdh tau sifat ke gitu 😁 mlh baik ,,itu nm naiffffff
2023-09-26
1