Haruskah Mengalah Lagi?

Salma menyiapkan makan malam untuk bertiga. Askara, Azzura, dan dirinya. Afifah belum pulang dari rumah eyangnya. Dia katanya ingin liburan di rumah eyangnya. Jadi dia belum tahu kalau ibunya pulang. Ibunya datang lagi, dan ingin tinggal di rumahnya lagi.

Salma tidak tahu bagaimana nanti reaksi Afifah dan juga keluarga suaminya jika melihat Azzura pulang. Salma tahu, Azzura pulang karena dia sudah lelah. Lelah menanggung sakitnya sendirian, dan dia ingin di sisa hidupnya bersama dengan suami dan anaknya. Ya Azzura ingin Askara kembali menikahinya.

“Tapi kenapa baru sekarang? Di mana tujuh tahun yang lalu? Ke mana dia? Kalau pun sakit, Mas Aska tidak akan meninggalkannya? Dia mungkin akan merawatnya?” batin Salma.

Askara juga sudah memberikan keputusan, kalau dirinya memperbolehkan Azzura tinggal di rumahnya lagi. Meski Azzura sudah diceraikan oleh dirinya, tapi itu karena Askara terpaksa. Semua keluarganya sepakat menyetujui pernikahan dirinya dengan Salma, apalagi saat itu Afifah yang inginkan Salma.

“Salma nanti aku suruh menyiapkan kamar untuk kamu, Ra. Nanti kamu tidur di kamar tamu ya, Ra?” ucap Askara.

“Oh iya, Mas. Di kamar tamu?” jawab Azzura, seakan hatinya tak rela tidur  di kamar tamu, manik matanya menatap lekat kamar utama yang sekarang di pakai Salma dan Azkara.

“Kenapa, Ra?” tanya Askara.

“Tidak apa-apa, Mas. Iya aku akan tidur di kamar tamu. Aku sadar, aku lama meninggalkanmu, dan aku sudah bukan istrimu,” ucap Azzura.

“Tidak usah bahas ini dulu ya, Ra,” ucap Askara.

Salma mendengar percakapan mereka saat di ruang makan. Salma dari tadi di dapur sedang menyiapkan buah. Tidak ia sangka suaminya mengizinkan Azzura menginap di rumahnya lagi. Tanpa disadari Askara membawa masuk duri dalam rumah tangganya. Iya duri, karena Azzura sudah bukan istrinya lagi, sejak Askara memutuskan menikahi Salma, saat itu juga Askara mengurus percerian dirinya dengan Azzura setelah lima tahu meninggalkannya, karena dirinya sudah tidak tahu di mana Azzura berada.

Salma hanya bisa diam, pura-pura tidak mendengar percakapan mereka. Salma menaruh piring yang berisikan buah. Lalu ia duduk di sebelah suaminya.

“Padahal tadi pertama bilang, dia ke sini hanya ingin melihat Mas Aska dan Afifah saja? Kok malah jadinya ingin tinggal di sini? Sudah begitu Mas Aska pakai acara mengiyakan pula? Apa gak lihat bagaimana” batin Salma.

Azzura akhirnya menceritakan semuanya pada Askara dan Salma dia pergi karena apa.  Benar dugaan Salma. Azzura pergi karena berobat di luar negeri. Azzura dibiayai oleh pakde dan budhenya yang ada di Singapura. Kedua orang tua Azzura sudah lama meninggal, dan ibunya meninggal juga karena sakit yang sama, yang sedang diderita Azzura. Azzura memilih pergi, karena dia tidak mau lagi merepotkan suaminya. Dulu suaminya yang membiayai pengobatan ibunya hingga ratusan juta habis. Mau meminta dengan siapa lagi kalau bukan pada Askara? Semua sia-sia, karena ibunya Azzura tidak kuat melawan penyakitnya. Dan, setelah satu tahun Azzura melahirkan Afifah. Penyakit itu muncul di tubuh Azzura lagi, sakit yang sama dengan ibunya.

Azzura tidak ingin merepotkan suaminya, dia tidak mau juga suaminya tahu karena sakit itu perlahan akan merenggut nyawanya. Azzura meminta bantuan kepada pakde dan budhenya yang ada di Singapura. Ia berobat di sana didampingi budhe dan pakdenya.

“Kau saat itu istriku, Azzura. Mau kamu sakit sepert apa, aku akan tetap merawatmu! Kenapa kamu mesti pergi? Dan aku juga tidak pernah tahu siapa bude dan pakde kamu itu. Selama ini kamu tidak pernah cerita kamu punya pakde dan bude di Singapura pada kami? Kamu hanya cerita kamu memiliki ibu saja?”

“Pakde adalah kakak ayahku, Mas. Aku baru tahu saat ibu meninggal, tiba-tiba dia kirim pesan di akun sosial mediaku, aku tidak percaya, akhirnya aku menemui mereka. Aku tidak tahu, dan aku tidak percaya ayah punya kakak kandung? Dan, ternyata mereka terpisah sejak kecil. Ayah ikut ibunya, pakde ikut ayahnya. Aku memang ingin mengenalkan pakde dan bude pada mas, dan semuanya. Belum aku mengenalkan, sakitku kambuh, dan aku berobat sendiri, aku menutupi semuanya, lalu pakde menyarankan aku berobat di Singapura. Pakde memintaku bicara dengan mas dan keluarga mas, tapi aku tidak mau merepotkan mas dan semuanya lagi, karena dengan mas merawat ibu saja sudah habis banyak, ditambah aku yang sama sakitnya. Aku memilih ikut pakde ke Singapura, tapi sama saja, sampai sekarang aku belum terlepas dari sakit itu,” jelas Azzura.

“Mungkin kalau dulu mbak ikut saranku, sebelum menyebar parah, mungkin tidak akan seperti ini,” ucap Salma.

“Maksudmu, Sal?” tanya Askara.

“Dulu Mbak Zura pernah operasi tumor payudara, Mas,” jelas Salma.

“Saat sebelum aku menikah denganmu, mungkin belum mengenal kamu,” ucap Azzura.

Askara mengusap wajahnya dengan kasar. Ia benar-benar tidak mengetahui apa yang terjadi pada Azzura dulu. Iya, sama sekali dia tidak tahu. Dan Azzura pun menutupi semuanya.

Azzura adalah staf kantor di perusahaan Askara. Askara jatuh hati pada pandangan pertama, dan mengangkat dia sebagai Asisten pribadinya, lalu menjalin hubungan dengannya. Sebelum bekerja di perusahaan Askara, Azzura lebih dulu bekerja part time di restoran karena sambil kuliah. Setelah lulus kuliah dia diterima di perusahaan Askara, lalu setelah satu tahun bekerja di sana, dia diangkat menjadi asisten pribadi Askara, karena cara kerja Azzura yang bagus, dan di samping itu Askara sudah jatuh hati dengannya sejak Azzura selesai interview dan berpapasan dengan dirinya.

“Maafkan aku, Mas,” ucap Azzura lirih menahan tangisnya.

Askara menggenggam tangan Azzura. Dia menangis, di depan Azzura. “Kenapa kamu selalu begini, Ra? Kenapa kamu selalu menyembunyikan semuanya sendiri? Kamu kan tahu aku itu suamimu saat itu, Ra?” ucap Askara dengan terisak.

“Aku tidak mau merepotkanmu. Sejak aku belum menikah denganmu, aku sudah terlalu merepotkanmu. Dari melepaskan utang peninggalan ayah, dan pengobatan ibu. Apa aku harus menambah beban yang seperti ini lagi, Mas?” ucap Azzura.

“Apa kamu tidak tahu perasaanku saat itu, Ra? Aku hampir saja mengakhiri hidupku, kalau tidak ada Afifah yang membuatku kuat, aku tidak tahu lagi harus bagaimana? Kamu terlalu kejam, Ra! Kejam pada dirimu sendiri, kejam padaku, dan Afifah!” ucap Askara penuh dengan kekecewaan.

“Maafkan aku, Mas.”

“Sekarang bagaimana aku menjelaskan semua ini pada bunda, ayah, papa, dan semuanya? Juga yang paling penting dengan Afifah. Dia kehilangan kamu, dia sudah tahu kamu ibunya, dia mencari-cari kamu saat bangu tidur, Ra. Kamu tidak ada di tempat tidur, aku tidak mendapati kamu di sisiku, di tempat tidur kita. Kau kejam, Ra!” ucap Askara dengan terisak.

“Iya, aku jahat, Mas. Aku jahat sekali.”

“Sekarang kamu lihat, ada Salma di sisiku. Dia menggantikan peranmu selama ini, dia menjadi ibu untuk Afifah. Afifah yang memintanya, dan sudah aku berikan hatiku padanya, meski tadinya aku tidak bisa. Dan sekarang kamu begini, kembali setelah semuanya berubah. Aku harus apa, Ra?”

“Aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu, Mas. Dengan Afifah, meski kau bukan suamiku lagi. Izinkan itu,” pintanya.

Air mata Salma luruh seketika mendengar permintaan Azzura. Tidak tahu harus bagaimana. Apa akan ada kejadian saat bersama dengan Dimas, kejadian empat tahun lalu yang membuat dirinya terpuruk dengan permintaan Dimas.

“Haruskah aku mengalah lagi?” batin Salma.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

aska yg gak ounya otaklah. sedangkan dia saja sdh cerai. tapi gak menghargai istrnya. seharusnya apapun alasanya. gak etis juga kalau dia menerima azura di sisinya

2024-04-24

1

guntur 1609

guntur 1609

calon oelakor

2024-04-24

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusssbar

2024-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Haruskah Mengalah Lagi?
3 Aku Bukan Siapa-Siapa
4 Aku Tidak Mau Dimadu
5 Aku Bukan Pelakor
6 Aku Tidak Mau Bercerai Lagi
7 Cemburumu Terlalu Berlebihan
8 Mantan Lebih Utama
9 Saatnya Aku Pergi
10 Tutur Batin
11 Haruskan Aku Merelakan?
12 Izinkan Aku Menikahinya
13 Kita Harus Sama-Sama Belajar
14 Inikah Yang Dinamakan Adil?
15 Bertukar Kamar
16 Selamat Menunaikan Tugasmu, Azzura.
17 Bukan Aku Kejam
18 Manusia Tidak Punya Hati
19 Kedatangan Dimas
20 Keluarga Toxic
21 Aku Sangat Mencintai Salma
22 Mereka Belum Tahu Siapa Mantan Suamiku
23 Pulang
24 Hanya Sebatas Belas Kasihan
25 Sebelas Dua Belas
26 Kopi Rasa Air Laut
27 Berbaik Hati Boleh, Tapi Sekadarnya Saja
28 Permintaan Terakhir Azzura Yang Terlalu Banyak
29 Penyesalan Askara
30 Takut Gagal Lagi
31 Seperti Dihipnotis
32 Kehadiranmu Merubah Segalanya
33 Berita Tidak Penting
34 Semoga Tuhan Mengampuni Semua Dosamu
35 Mantan Rasa Teman
36 Dia Calon Suamiku
37 Aku Ini Sedang Sakit, Sal?
38 Resmi Pacaran
39 Kebimbangan Salma
40 Pindah
41 Pamit
42 Menemui Afifah
43 Dua Wanita Yang Aku Cintai
44 Aku Cemburu
45 Tidak Ingin Membuka Luka Lama
46 Ayok Piknik! Biar Gak Panik!
47 Ingin Selalu Bersama
48 Gara-Gara Semut Merah
49 Mengkhawatirkan Salma
50 Afifah Yang Beranjak Remaja
51 Salma Yang Tegas
52 Kekhawatiran Askara dan Salma
53 Sudah Memiliki Anak Gadis
54 Baru Menyadari
55 Mirip Dengan Salma
56 Om Dimas Sakit?
57 Permintaan Afifah
58 Pacar Kecilku
59 Merasa Bersalah
60 Kenalan
61 Aku Mau Putus, Titik!
62 Mimpi Indah
63 Tidak Bisa Tidur
64 Kedatangan Vero
65 Kabar Bahagia Dari Askara dan Salma
66 Mendapat Lampu Hijau
67 Tidak Ingin Ada Perdebatan
68 Istrimu Bukan Seleraku Lagi
69 Vero Yang Kecewa
70 Keluarga Vero Yang Sebenarnya
71 Cedera Karena Jadian
72 Ibarat Kucing Dikasih Ikan Asin.
73 Kartumu Akan Terbuka!
74 Kita Sudah Putus
75 Kegundahan Afifah
76 Melepas Keberangkatan Dimas Ke London
77 Sama-Sama Memakai Cincin
78 My Little Girl
79 Kebahagiaan Salma dan Askara
80 Penerus Alfarizi Bertambah Satu
81 Selalu Merindukanmu
82 Putih Abu-Abu
83 Kejutan Di Pagi Hari
84 Hari Penuh Kejutan
85 Alasan Dimas
86 Mendapat Kado Dari Rafka
87 Izinkan Aku Tetap Mencintaimu
88 Kecurigaan Salma
89 Bolos Kuliah
90 Kedatangan Tamu Asing
91 Semakin Rumit
92 Aku Calon Mertuamu!
93 Resmi Dilamar
94 Afifah Yang Menggemaskan
95 Jangan Panggil Om Lagi
96 Kangen
97 Kedatangan Kania
98 Akhirnya SAH
99 Lebih Suka Memanggil Om
100 Sedang Merajuk
101 Mendahului Kami
102 Sama-Sama Gugup
103 Malam Penuh Perjuangan
104 Penggangu Di Pagi Hari
105 Ayah Mertua Yang Kepo
106 Masih Terasa Sakit
107 Dimas Yang Sedang Terpapar Virus
108 Kita Pulang Saja
109 Sentuhanmu Canduku
110 Yusuf Yang Semakin Sulit Diatur
111 Jangan Dengarkan Kata Orang
112 Siapa Sebenarnya Wanda?
113 Menyusul Dimas
114 Quality Time Bersama Ayah
115 Afifah Yang Berubah
116 Aku Hamil?
117 Suami Siaga
118 Kebahagiaan Dimas Dan Afifah
119 Ekstra Part 1
120 Ekstra Part 2
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Prolog
2
Haruskah Mengalah Lagi?
3
Aku Bukan Siapa-Siapa
4
Aku Tidak Mau Dimadu
5
Aku Bukan Pelakor
6
Aku Tidak Mau Bercerai Lagi
7
Cemburumu Terlalu Berlebihan
8
Mantan Lebih Utama
9
Saatnya Aku Pergi
10
Tutur Batin
11
Haruskan Aku Merelakan?
12
Izinkan Aku Menikahinya
13
Kita Harus Sama-Sama Belajar
14
Inikah Yang Dinamakan Adil?
15
Bertukar Kamar
16
Selamat Menunaikan Tugasmu, Azzura.
17
Bukan Aku Kejam
18
Manusia Tidak Punya Hati
19
Kedatangan Dimas
20
Keluarga Toxic
21
Aku Sangat Mencintai Salma
22
Mereka Belum Tahu Siapa Mantan Suamiku
23
Pulang
24
Hanya Sebatas Belas Kasihan
25
Sebelas Dua Belas
26
Kopi Rasa Air Laut
27
Berbaik Hati Boleh, Tapi Sekadarnya Saja
28
Permintaan Terakhir Azzura Yang Terlalu Banyak
29
Penyesalan Askara
30
Takut Gagal Lagi
31
Seperti Dihipnotis
32
Kehadiranmu Merubah Segalanya
33
Berita Tidak Penting
34
Semoga Tuhan Mengampuni Semua Dosamu
35
Mantan Rasa Teman
36
Dia Calon Suamiku
37
Aku Ini Sedang Sakit, Sal?
38
Resmi Pacaran
39
Kebimbangan Salma
40
Pindah
41
Pamit
42
Menemui Afifah
43
Dua Wanita Yang Aku Cintai
44
Aku Cemburu
45
Tidak Ingin Membuka Luka Lama
46
Ayok Piknik! Biar Gak Panik!
47
Ingin Selalu Bersama
48
Gara-Gara Semut Merah
49
Mengkhawatirkan Salma
50
Afifah Yang Beranjak Remaja
51
Salma Yang Tegas
52
Kekhawatiran Askara dan Salma
53
Sudah Memiliki Anak Gadis
54
Baru Menyadari
55
Mirip Dengan Salma
56
Om Dimas Sakit?
57
Permintaan Afifah
58
Pacar Kecilku
59
Merasa Bersalah
60
Kenalan
61
Aku Mau Putus, Titik!
62
Mimpi Indah
63
Tidak Bisa Tidur
64
Kedatangan Vero
65
Kabar Bahagia Dari Askara dan Salma
66
Mendapat Lampu Hijau
67
Tidak Ingin Ada Perdebatan
68
Istrimu Bukan Seleraku Lagi
69
Vero Yang Kecewa
70
Keluarga Vero Yang Sebenarnya
71
Cedera Karena Jadian
72
Ibarat Kucing Dikasih Ikan Asin.
73
Kartumu Akan Terbuka!
74
Kita Sudah Putus
75
Kegundahan Afifah
76
Melepas Keberangkatan Dimas Ke London
77
Sama-Sama Memakai Cincin
78
My Little Girl
79
Kebahagiaan Salma dan Askara
80
Penerus Alfarizi Bertambah Satu
81
Selalu Merindukanmu
82
Putih Abu-Abu
83
Kejutan Di Pagi Hari
84
Hari Penuh Kejutan
85
Alasan Dimas
86
Mendapat Kado Dari Rafka
87
Izinkan Aku Tetap Mencintaimu
88
Kecurigaan Salma
89
Bolos Kuliah
90
Kedatangan Tamu Asing
91
Semakin Rumit
92
Aku Calon Mertuamu!
93
Resmi Dilamar
94
Afifah Yang Menggemaskan
95
Jangan Panggil Om Lagi
96
Kangen
97
Kedatangan Kania
98
Akhirnya SAH
99
Lebih Suka Memanggil Om
100
Sedang Merajuk
101
Mendahului Kami
102
Sama-Sama Gugup
103
Malam Penuh Perjuangan
104
Penggangu Di Pagi Hari
105
Ayah Mertua Yang Kepo
106
Masih Terasa Sakit
107
Dimas Yang Sedang Terpapar Virus
108
Kita Pulang Saja
109
Sentuhanmu Canduku
110
Yusuf Yang Semakin Sulit Diatur
111
Jangan Dengarkan Kata Orang
112
Siapa Sebenarnya Wanda?
113
Menyusul Dimas
114
Quality Time Bersama Ayah
115
Afifah Yang Berubah
116
Aku Hamil?
117
Suami Siaga
118
Kebahagiaan Dimas Dan Afifah
119
Ekstra Part 1
120
Ekstra Part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!