Aku Bukan Siapa-Siapa

Askara masuk ke dalam kamarnya, setelah dari kamar Azzura. Ia melihat Salma yang sedang duduk di tepi ranjang dengan sesekali menyeka air matanya. Askara tahu, hati Salma saat ini hancur, tapi mau bagaimana lagi, Askara juga tidak ingin menolak permintaan Azzura, yang mungkin itu permintaan terakhir dia.

Askara duduk di sebelah Salma. Ia menggenggam tangan Salma lalu menciumnya. “Maafkan aku, Sal,” ucapnya lirih.

“Apa kamu akan menikahinya lagi, Mas? Seperti tadi yang kamu bilang pada Azzura?” tanya Salma.

“Kau mendengarnya?” tanyaku.

Askara memang bilang pada Azzura kalau dia ingin menikahinya lagi. Azzura pun memintanya. Tapi, Askara juga masih memikirkan Salma, Afifah, juga tanggapan keluarganya nanti yang sudah kecewa dengan kepergian Azzura yang tanpa pamit. Menurut Askara sulit untuk menjelaskan pada keluarganya, meski Azzura kabur karena dia ingin berobat.

“Ceraikan aku saja, jika mas akan kembali pada Azzura. Aku rela demi Azzura, dia lebih membutuhkan mas daripada aku,” ucap Salma.

“Aku tidak bisa, Sal. Aku begitu mencintaimu, tidak mungkin aku ceraikan kamu,” ucap Askara.

“Lalu apa kamu mencintai Azzura juga?” tanya Salma. “Aku bodoh, iya jelas kamu masih mencintainya, karena aku tahu kamu menikahiku karena Afifah, supaya dia memiliki orang tua lengkap.”

“Aku memang masih mencintainya, Sal. Dan, aku juga sangat mencintaimu, Salma. Aku tidak mau kehilangan kamu!”

“Lalu apa kamu ingin memiliki dua istri?” tanya Salma.

“Aku akan berlaku adil, Sal. Aku akan adil terhadapmu dan Azzura. Aku janji. Izinkan aku menikahinya lagi, Sal,” pinta Askara.

Salma tidak habis pikir, kedua kalinya ia dipamiti suaminya untuk menikah lagi. Dulu Dimas yang pamit ingin menikahi teman masa kecilnya, dan itu karena permintaan terakhir ayahnya, meski Dimas tidak mencintai Rani. Dan, Salma memilih berpisah daripada harus dimadu. Padahal Dimas bilang dia akan adil pada Salma dan Rani. Tapi, Salma tidak percaya akan hal itu. Tidak ada rumah tangga mulus dengan dua istri, itu menurut Salma. Padahal Dimas sampai sekarng pun masih memberikan nafkah pada Salma, tapi ia berikan pada ibunya Salma, yang mengurus toko rotinya. Toko yang memang Dimas berikan pada Salma. Setiap bulan Dimas masih memeberikan hak Salma, karena Dimas sudah janji, ia masih menganggap Salma adalah tanggung jawabnya, meski tidak ada anak di antara mereka. Apalagi setelah ayah Salma meninggal, Salma adalah tanggung jawab Dimas sepenuhnya.

Tapi, Dimas pun tidak mungkin menolak permintaan ayahnya Rani, yang sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri. Beliau ingin melihat Rani menikah, dan hanya dengan Dimas, karena ayahnya Rani tahu, hanya Dimas yang Rani cintai dari dulu.

Sekarang permintaan itu muncul lagi, dan Salma dengar lagi dari mulut Askara. Laki-laki yang sudah berhasil meyakinkan dirinya untuk melupakan Dimas, dan ia pilih untuk menjadi suaminya, kini meminta dirinya untuk kembali menikahi Azzura. Istri Askara yang selama tujuh tahun meninggalkan Askara dan anaknya.

“Aku mohon, Sal. Ini permintaan terakhir Azzura. Aku janji, aku akan berlaku adil, Sal. Aku janji,” pinta Askara.

“Kata-kata klise yang sering aku dengar, ketika suami ingin menikah lagi. Janji mau adil, tapi kadang kenyataannya nol, tidak sesuai,” ucap Salam meradang. “Bicarakan semua ini dengan keluargamu. Keputusanku tetap satu, aku meminta berpisah, Mas. Aku paham, kamu begitu mencintainya, sedangkan kamu ke aku, hanya hubungan timbal balik yang hanya menguntungkan kamu saja. Kau butuh ibu untuk anakmu, kau juga butuh aku untuk melampiaskan hasratmu yang sudah lama terpedam. Sedangkan aku, kau tak pernah tulus mencintaiku, bukankah begitu, Mas?” ucap Salma.

“Demi Allah aku mencintaimu, Sal. Untuk apa aku melakukannya kalau aku tidak mencintaimu, Salma?” ucap Askara sungguh-sungguh. Salma pun tahu sebetulnya, Askara begitu mencintainya.

“Jika dia tetap di sini tanpa aku nikahi, aku akan risih, Sal. Misal terlalu lama dekat dengannya, atau menyuapinya, apalagi kalau misal dia meminta memelukku, aku akan risih. Kalau aku menikahinya lagi, setidaknya aku bisa membahagiakan orang yang dulu sangat aku cintai di sisa hidupnya. Cintaku ke kamu sungguh begitu besar, Sal. Tapi, aku juga tidak sanggup menolak permintaan terakhirnya?” ucap Askara dengan terisak.

Salma paham posisi Askara saat ini. Dia tidak bisa memilih satu di antara Salma atau Azzura. Salma pun tahu, Askara begitu mencintai dirinya. Mungkin cinta untuk Azzura hanya tinggal serpihan masa lalu yang tertinggal di hatinya.

“Kalau mas mau menikahinya, bicara dengan keluarga besar mas. Tidak usah sampaikan ini semua pada ibu. Aku tidak mau menyakiti hati ibu lagi, jika mendengar kabar aku akan dimadu lagi oleh suamiku. Cukup ibu kecewa dengan Mas Dimas saat itu, jangan dia kecewa denganmu,” ucapku.

“Kau menyetujuinya, Sal?” tanya Askara.

“Aku setuju atau pun tidak, semua itu tidak akan merubah keputusanmu bukan?” jawab Salma.

Salma meringkuk membelakangi Askara. Dia terus menangis, meratapi nasib perkawinannya lagi yang selalu berujung akan dimadu. Salma menjadi ingat saat dulu, saat Dimas pamit akan menikahi Rani, Ucapan Dimas kembali terngiang di telinga Salma saat ini.

“Ini demi ayahnya Rani, Sal. Hanya aku orang yang Rani percaya untuk menjadi suaminya. Begitu pun ayahnya Rani, dia mempercayakan semuanya pada mas, Sal? Kita bisa hidup bersama, mas akan adil untuk itu, mas janji, Sal.”

Ucapan Dimas kembali terngiang lagi, padahal dia sudah melupakan semuanya, dia tidak mau mengingat-ingat lagi. Tapi, hari ini, dia kembali teringat lagi akan hal itu. Dia mengingat semua yang sudah Dimas lakukan padanya saat meminta izin pada dirinya untuk menikahi Rani.

Isak tangis Salma semakin terdengar oleh Askara. Dia memeluk Salma dengan erat. Tak terasa juga air mata Askara menetes dan membasahi leher Salma. Isakan Askara terdengan jelas oleh Salma. Salma tahu, Askara sedang bimbang saat ini. Askara tidak mau memilih di antara Salma atau Azzura. Karena, Askara sudah sangat mencintai Salma, tapi dia tidak tega dengan Azzura.

“Sal, aku mohon jangan tinggalkan aku,” pintanya.

“Kalau mas mau begitu, jangan nikahi Azzura, Mas. Kita rawat bersama, aku dokter spesialis kanker, dan mas tahu itu, kan? Aku akan merawat Azzura, apa pun akan aku lakukan, asal aku tidak dimadu, Mas. Aku tidak mau, aku tidak bisa berbagi suami, Mas. Bukan, bukan aku serakah, tapi aku tidak ingin ibadahku jadi sia-sia karena aku sakit hati. Bukankah pernikahan adalah ibadah terlama kita, Mas? Apa mas ingin ibadah kita terganggu?” ucap Salma.

“Iya, kita rawat Azzura bersama, aku akan bicarakan pada Azzura, dia tetap di sini, tanpa aku nikahi. Terima kasih, kamu masih mau tetap di sini, Sal,” ucap Askara.

“Perlu mas ingat sekali lagi, bahwa aku tidak mau dimadu. Sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau, Mas!” tegas Salma.

“Iya, Sal,” jawab Askara.

Sedikit lega hati Askara. Tapi ia juga masih berpikir bagaimana Azzura. Memang semua ini salah Azzura, tapi melihat kondisi Azzura, dia benar-benar tidak tega.

^^^

Di luar, di dapan kamar Salma dan Askara. Azzura mendengar ucapan Salma. Azzura mendengar bahwa Salma menolak, jika suaminya ingin menikahi Azzura lagi. Azzura sadar, semua ini memang salahnya, dan tidak seharusnya dia kembali mengusik kebahagiaan Askara dan Salma. Tapi ia hanya ingin melihat Askara dan Afifah. Dia ingin sekali menghabiskan waktunya yang sudah tidak lama lagi bersama Askara dan Afifah. Ternyata Askara sudah menikah lagi dan hidpu bahagia.

“Iya, harusnya aku tidak pulang. Harusnya aku tidak usah menemui Mas Aska lagi. Mas Aska sudah bahagia dengan Dokter Salma. Aku dengan tanpa rasa bersalah sedikit pun berani mengusik kebahagiaan mereka. Iya, aku harus pergi dari sini. Aku yakin Salma bisa menjadi ibu dan istri yang baik untuk Mas Aska. Aku sudah mengecewakan Mas Aska dengan aku pergi meninggalkannya tanpa pamit. Sekarang dengan tanpa rasa bersalah aku meminta kembali dengannya? Sungguh aku seperti tak punya hati saja!” gumam Azzura.

Azzura masuk ke dalam kamarnya, ia kembali menata baju-bajunya ke dalam tas jinjing yang ia bawa tadi. Sebelum pergi, ia kembali keluar dari kamarnya. Melihat-lihat setiap sudut rumah Askara yang dulu pernah menjadi saksi perkawiannya dengan Askara. Tatanan ruangannya sudah berbeda jauh. Rak foto saja sudah berganti dengan Foto Salma semua.

“Tidak ada lagi aku di dalam rumah ini. Aku bukan siapa-siapanya lagi. Aku harus peri,” ucap Salma dalam hati.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

laki2 anjing gak ounya otak. kalau keadaanya di balik kau terima gak bodat

2024-04-24

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusssbsr

2024-04-03

0

A Yes

A Yes

nyadar love mbak

2023-08-26

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Haruskah Mengalah Lagi?
3 Aku Bukan Siapa-Siapa
4 Aku Tidak Mau Dimadu
5 Aku Bukan Pelakor
6 Aku Tidak Mau Bercerai Lagi
7 Cemburumu Terlalu Berlebihan
8 Mantan Lebih Utama
9 Saatnya Aku Pergi
10 Tutur Batin
11 Haruskan Aku Merelakan?
12 Izinkan Aku Menikahinya
13 Kita Harus Sama-Sama Belajar
14 Inikah Yang Dinamakan Adil?
15 Bertukar Kamar
16 Selamat Menunaikan Tugasmu, Azzura.
17 Bukan Aku Kejam
18 Manusia Tidak Punya Hati
19 Kedatangan Dimas
20 Keluarga Toxic
21 Aku Sangat Mencintai Salma
22 Mereka Belum Tahu Siapa Mantan Suamiku
23 Pulang
24 Hanya Sebatas Belas Kasihan
25 Sebelas Dua Belas
26 Kopi Rasa Air Laut
27 Berbaik Hati Boleh, Tapi Sekadarnya Saja
28 Permintaan Terakhir Azzura Yang Terlalu Banyak
29 Penyesalan Askara
30 Takut Gagal Lagi
31 Seperti Dihipnotis
32 Kehadiranmu Merubah Segalanya
33 Berita Tidak Penting
34 Semoga Tuhan Mengampuni Semua Dosamu
35 Mantan Rasa Teman
36 Dia Calon Suamiku
37 Aku Ini Sedang Sakit, Sal?
38 Resmi Pacaran
39 Kebimbangan Salma
40 Pindah
41 Pamit
42 Menemui Afifah
43 Dua Wanita Yang Aku Cintai
44 Aku Cemburu
45 Tidak Ingin Membuka Luka Lama
46 Ayok Piknik! Biar Gak Panik!
47 Ingin Selalu Bersama
48 Gara-Gara Semut Merah
49 Mengkhawatirkan Salma
50 Afifah Yang Beranjak Remaja
51 Salma Yang Tegas
52 Kekhawatiran Askara dan Salma
53 Sudah Memiliki Anak Gadis
54 Baru Menyadari
55 Mirip Dengan Salma
56 Om Dimas Sakit?
57 Permintaan Afifah
58 Pacar Kecilku
59 Merasa Bersalah
60 Kenalan
61 Aku Mau Putus, Titik!
62 Mimpi Indah
63 Tidak Bisa Tidur
64 Kedatangan Vero
65 Kabar Bahagia Dari Askara dan Salma
66 Mendapat Lampu Hijau
67 Tidak Ingin Ada Perdebatan
68 Istrimu Bukan Seleraku Lagi
69 Vero Yang Kecewa
70 Keluarga Vero Yang Sebenarnya
71 Cedera Karena Jadian
72 Ibarat Kucing Dikasih Ikan Asin.
73 Kartumu Akan Terbuka!
74 Kita Sudah Putus
75 Kegundahan Afifah
76 Melepas Keberangkatan Dimas Ke London
77 Sama-Sama Memakai Cincin
78 My Little Girl
79 Kebahagiaan Salma dan Askara
80 Penerus Alfarizi Bertambah Satu
81 Selalu Merindukanmu
82 Putih Abu-Abu
83 Kejutan Di Pagi Hari
84 Hari Penuh Kejutan
85 Alasan Dimas
86 Mendapat Kado Dari Rafka
87 Izinkan Aku Tetap Mencintaimu
88 Kecurigaan Salma
89 Bolos Kuliah
90 Kedatangan Tamu Asing
91 Semakin Rumit
92 Aku Calon Mertuamu!
93 Resmi Dilamar
94 Afifah Yang Menggemaskan
95 Jangan Panggil Om Lagi
96 Kangen
97 Kedatangan Kania
98 Akhirnya SAH
99 Lebih Suka Memanggil Om
100 Sedang Merajuk
101 Mendahului Kami
102 Sama-Sama Gugup
103 Malam Penuh Perjuangan
104 Penggangu Di Pagi Hari
105 Ayah Mertua Yang Kepo
106 Masih Terasa Sakit
107 Dimas Yang Sedang Terpapar Virus
108 Kita Pulang Saja
109 Sentuhanmu Canduku
110 Yusuf Yang Semakin Sulit Diatur
111 Jangan Dengarkan Kata Orang
112 Siapa Sebenarnya Wanda?
113 Menyusul Dimas
114 Quality Time Bersama Ayah
115 Afifah Yang Berubah
116 Aku Hamil?
117 Suami Siaga
118 Kebahagiaan Dimas Dan Afifah
119 Ekstra Part 1
120 Ekstra Part 2
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Prolog
2
Haruskah Mengalah Lagi?
3
Aku Bukan Siapa-Siapa
4
Aku Tidak Mau Dimadu
5
Aku Bukan Pelakor
6
Aku Tidak Mau Bercerai Lagi
7
Cemburumu Terlalu Berlebihan
8
Mantan Lebih Utama
9
Saatnya Aku Pergi
10
Tutur Batin
11
Haruskan Aku Merelakan?
12
Izinkan Aku Menikahinya
13
Kita Harus Sama-Sama Belajar
14
Inikah Yang Dinamakan Adil?
15
Bertukar Kamar
16
Selamat Menunaikan Tugasmu, Azzura.
17
Bukan Aku Kejam
18
Manusia Tidak Punya Hati
19
Kedatangan Dimas
20
Keluarga Toxic
21
Aku Sangat Mencintai Salma
22
Mereka Belum Tahu Siapa Mantan Suamiku
23
Pulang
24
Hanya Sebatas Belas Kasihan
25
Sebelas Dua Belas
26
Kopi Rasa Air Laut
27
Berbaik Hati Boleh, Tapi Sekadarnya Saja
28
Permintaan Terakhir Azzura Yang Terlalu Banyak
29
Penyesalan Askara
30
Takut Gagal Lagi
31
Seperti Dihipnotis
32
Kehadiranmu Merubah Segalanya
33
Berita Tidak Penting
34
Semoga Tuhan Mengampuni Semua Dosamu
35
Mantan Rasa Teman
36
Dia Calon Suamiku
37
Aku Ini Sedang Sakit, Sal?
38
Resmi Pacaran
39
Kebimbangan Salma
40
Pindah
41
Pamit
42
Menemui Afifah
43
Dua Wanita Yang Aku Cintai
44
Aku Cemburu
45
Tidak Ingin Membuka Luka Lama
46
Ayok Piknik! Biar Gak Panik!
47
Ingin Selalu Bersama
48
Gara-Gara Semut Merah
49
Mengkhawatirkan Salma
50
Afifah Yang Beranjak Remaja
51
Salma Yang Tegas
52
Kekhawatiran Askara dan Salma
53
Sudah Memiliki Anak Gadis
54
Baru Menyadari
55
Mirip Dengan Salma
56
Om Dimas Sakit?
57
Permintaan Afifah
58
Pacar Kecilku
59
Merasa Bersalah
60
Kenalan
61
Aku Mau Putus, Titik!
62
Mimpi Indah
63
Tidak Bisa Tidur
64
Kedatangan Vero
65
Kabar Bahagia Dari Askara dan Salma
66
Mendapat Lampu Hijau
67
Tidak Ingin Ada Perdebatan
68
Istrimu Bukan Seleraku Lagi
69
Vero Yang Kecewa
70
Keluarga Vero Yang Sebenarnya
71
Cedera Karena Jadian
72
Ibarat Kucing Dikasih Ikan Asin.
73
Kartumu Akan Terbuka!
74
Kita Sudah Putus
75
Kegundahan Afifah
76
Melepas Keberangkatan Dimas Ke London
77
Sama-Sama Memakai Cincin
78
My Little Girl
79
Kebahagiaan Salma dan Askara
80
Penerus Alfarizi Bertambah Satu
81
Selalu Merindukanmu
82
Putih Abu-Abu
83
Kejutan Di Pagi Hari
84
Hari Penuh Kejutan
85
Alasan Dimas
86
Mendapat Kado Dari Rafka
87
Izinkan Aku Tetap Mencintaimu
88
Kecurigaan Salma
89
Bolos Kuliah
90
Kedatangan Tamu Asing
91
Semakin Rumit
92
Aku Calon Mertuamu!
93
Resmi Dilamar
94
Afifah Yang Menggemaskan
95
Jangan Panggil Om Lagi
96
Kangen
97
Kedatangan Kania
98
Akhirnya SAH
99
Lebih Suka Memanggil Om
100
Sedang Merajuk
101
Mendahului Kami
102
Sama-Sama Gugup
103
Malam Penuh Perjuangan
104
Penggangu Di Pagi Hari
105
Ayah Mertua Yang Kepo
106
Masih Terasa Sakit
107
Dimas Yang Sedang Terpapar Virus
108
Kita Pulang Saja
109
Sentuhanmu Canduku
110
Yusuf Yang Semakin Sulit Diatur
111
Jangan Dengarkan Kata Orang
112
Siapa Sebenarnya Wanda?
113
Menyusul Dimas
114
Quality Time Bersama Ayah
115
Afifah Yang Berubah
116
Aku Hamil?
117
Suami Siaga
118
Kebahagiaan Dimas Dan Afifah
119
Ekstra Part 1
120
Ekstra Part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!