Mantan Lebih Utama

Pagi harinya, Salma bersikap biasa saja. Ia sudah membulatkan tekadnya untuk tidak mau pusing memikirkan adanya Azzura di tengah rumah tangganya. Salma masih melihat Azzura yang tertidur di sofa dengan memeluk Askara. Suster yang menjaga Azzura juga baru bangun, saat akan membangunkan Azzura, Salma melarangnya, dan menyuruh suster itu bersih-bersih karena akan bergantian denan suster yang satunya.

“Mbak Zura ... bangun sudah pagi.” Salma dengan menahan rasa sakit di hatinya, ia terpaksa membangunkan Azzura, dan sekalian membangunkan Askara.

“Mbak, Mas, bangun sudah pagi,” bisik Salma.

Askara mengerjapkan matanya. Dia melihat Salma yang sudah terlihat cantik, dan tersenyum di depannya. Askara melihat Azzura yang masih memeluknya. Raut wajahnya menjadi canggung, apalagi sampai Salma membangunkannya.

“Mbak Zura, bangun sudah pagi,” ucap Salma.

Azzura melepaskan pelukannya, dia meregangkan otot-ototnya yang kaku, dan kaget dia melihat Salma di depannya. Posisinya Azzura memang masih setengah bersandar di tubuh Askara.

“Mbak, ke kamar ya? Aku periksa dulu, soalnya aku ada seminar nanti jam tujuh harus sudah berangkat,” ucap Salma dengan santai.

“Ah, iya, Sal,” jawab Azzura.

Askara masih tidak enak hati dengan istrinya. Ia masih terdiam, tidak berkata apa-apa. Dia juga bingung kenapa Azzura bisa tidur di pelukannya, dan ada selimut juga.

Salma sudah berada di kamar Azzura. Ia memeriksa keadaan Azzura secara detail. “Mungkin besok atau lusa, ada Dokter Elizabeth yang akan memeriksa mbak. Soalnya besok atau lusa aku harus ke luar kota. Ada seminar juga. Dua hari di Semarang,” ucap Salma.

“Oh iya,” jawab Azzura singkat.

Azzura melihat Salma tidak seperti biasanya yang judes dan pasang wajah benci penuh amarah saat dirinya dekat dengan Askara. Pagi ini, Salma terlihat biasa saja. Dia masih ramah, masih mau mengajak bicara dengan Azzura juga.

“Sus, besok atau lusa, pokoknya dua hari Bu Zura akan ditangani Dokter Elizabeth ya? Saya mau ada seminar. Hari ini juga ada seminar mungkin sampai sore atau malam,” ucap Salma.

“Baik, Dok. Obat sudah disiapkan sampai malam kan,  Dok?” tanya suster tersebut.

“Sudah, Sus. Kalau ada apa-apa telfon saya ya, Sus,” ucap Salma.

“Baik, Dok,” jawabnya.

Salma keluar dari kamar Azzura setelah memeriksa keadaan Azzura. Cukup baik pagi ini. Mungkin karena habis tidur dengan Askara.

“Apa aku harus memberikan kesempatan pada mereka? Apa aku harus merekalan Mas Aska menikahi Azzura? Ah tidak! Aku tidak bisa! Tapi, Azzura hari ini lebih baik. Benar, yang ia butuhkan Askara, bukan obat. Dia butuh saat-saat terakhirnya bersama Mas Aska. Lantas, apa aku tega kalau aku terlalu keras dan egois? Azzura hanya ingin menghabiskan waktu terakhirnya dengan Mas Aska. Itu saja, bukan ingin merebut Mas Aska dariku,” gumam Salma.

Salma kembali ke kamarnya setelah memeriksa Azzura. Dia menyiapkan pakaian kerja suaminya. Meski semalam Askara tidak tidur di kamar, dan memilih tidur di sofa, Salma tidak mempermasalahkannya, dia tidak peduli. Dia tidak mau lagi berdebat dengan suaminya soal Azzura. Dia akan menerima keadaan dengan sebaik-baiknya meski tidak baik untuk dirinya.

“Mas, aku pulang malam sepertinya,” ucap Salma lembut.

“Kenapa, marah? Aku tidur di luar, dan Zura memelukku? Mau marah lagi, terus gak pulang sampai malam? Jangan kekanak-kanakkan, Sal!”

“Kok kamu gitu bilangnya gitu, Mas? Ini ada seminar.” Salma memberikan surat tugas untuk seminar hari ini, dan jadwal selesai sampai pukul lima sore.

“Kamu berangkat sendiri?” tanya Askara.

“Iya sendiri, di situ Cuma aku yang ditunjuk ikut dari rumah sakit,” jawab Salma.

“Mau aku antar, Sal?”

“Gak usah, aku sudah biasa sendiri, Mas? Kasihan Fifah, nanti pulang gak ada kamu,” jawab Salma.

Sebetulnya Salma ingin marah saat tadi Askara bilang seperti itu. Kedengarannya begitu menohok, menyakitkan sekali. Askara seakan menganggap dirinya itu sangat egois. Tapi, Salma menanggapinya dengan biasa, meski hatinya sakit, dan ingin menangis. Baru kali ini Salma mendengar Askara bicara dengan nada seperti itu dan menyudutkan Salma, menganggap Salma yang sepertinya sangat egois.

“Yakin kamu berangkat sendiri, Sal? Ini ke daerah yang naik dan berkelok jalannya, Sal. Jam lima saja sudah turun kabut biasanya,” ucap Askara khawatir.

“Tidak apa-apa, aku sendiri saja,” ucap Salma. “Oh iya mas, mungkin besok aku juga mau seminar lagi. Di Semarang, dua atau tiga hari, ini ada undangannya.” Salma memberikan bukti kalau dirinya juga akan berangkat ke Semarang, untuk seminar.

“Aku antar kamu besok, ya?”

“Dari rumah sakit sediain mobil kok, gak usah diantar, Mas. Mas kerjaan juga sedang banyak, kan? Aku sendiri saja, lagi pula aku biasa sendiri, Mas,” ucap Salma. “Oh iya ini bajunya mas, aku pamit dulu ya, Mas?”pamit Salma dengan mencium tangan Askara. Tidak ada kecupan dari Askara, mungkin dia lupa, karena sudah kecewa sejak tadi pagi dengan dirinya.

Salma langsung keluar dari kamar, menunggu Askara mencium dia atau memeluknya juga percuma. Setelah Salma mencium tangan Askara, Askara malah langsung ambil baju kerja dan memakainya. Padahal Salma berharap Askara akan memeluknya, dan mencium keningnya.

“Lucu, kemarin kamu tahan aku untuk tidak pergi, sekarang karena kamu kecewa aku terlalu cemburu, kamu tidak lagi seromantis kemarin. Salahkah aku cemburu?” gumam Salma.

Salma melihat Afifa sedang bersama Azzura di teras. Afifah sudah siap dengan seragam sekolahnya.

“Sayang, kamu sudah sarapan?” tanya Salma.

“Belum bunda, nanti bareng sama ibu,” jawab Afifah. “Bunda sudah mau berangkat?” tanya Afifah.

“Iya, ini mau berangkat. Bunda ada seminar, jadi bunda harus berangkat pagi, maaf gak bisa antar kamu,” ucap Salma.

“Iya, nanti sama ayah ke sekolahannya. Atau sama pak sopir, katanya ibu mau ikut antar aku sekolah, “ jawab Afifah.

“Oh ya sudah. Bunda berangkat, ya? Kamu sekolah yang pintar, ya?” ucap Salma lalu mengecup pipi Afifah kanan kiri.

“Dah, ibu berangkat, ya?” Salma melambaikan tangannya pada Afifah.

“Mbak aku berangkat, ya?” pamit Salma juga pada Azzura.

“Iya, Sal. Hati-hati,” ucap Azzura.

Salma membuka pintu mobilnya. Sebelum masuk ke dalam mobilnya, ia melihat Askara yang keluar dari dalam. Salma hanya tersenyum pada Askara, lalu melambaikan tangannya pada Askara. Ia tidak menyangka kalau Askara lupa dengan hal yang ia lakukan setiap pagi, sebelum dirinya berangkat kerja atau Salma akan berangkat kerja.

“Keluar dari rumah Mas Aska, aku merasakan memang aku harus keluar dari sana. Keluarganya kembali utuh, sedangkan aku? Aku ini orang baru di hidupnya. Tetap meski Azzura pernah bersalah pada dirinya, Askara akan mudah memaafkan, meski kesalahannya sangat besar. Sedangkan aku? Aku hanya cemburu yang menggebu, sampai marah, meluap-luap karena aku cembuu, aku didiami, aku dituduh mau pergi dari rumah, padahal aku mau seminar, dan dia langsung melupakan hal kecil yang setiap hari ia lakukan padaku. Meski hanya pelukan singkat, dan kecupan singkat, itu adalah mood boosterku. Dan, pagi ini aku tidak mendapatkannya,” gumam Salma.

“Sekarang aku tahu, mantan lebih utama daripada mengutamakan istrinya sekarang,” ucap Salma dengan tersenyum yang diselingi air mata yang menetes di pipinya.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehst

2024-04-03

0

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

Askara bener² g punya hati deh, 😏

Apa akan terjadi sesuatu di perjalanan Salma pulang dri seminar,

2023-04-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Haruskah Mengalah Lagi?
3 Aku Bukan Siapa-Siapa
4 Aku Tidak Mau Dimadu
5 Aku Bukan Pelakor
6 Aku Tidak Mau Bercerai Lagi
7 Cemburumu Terlalu Berlebihan
8 Mantan Lebih Utama
9 Saatnya Aku Pergi
10 Tutur Batin
11 Haruskan Aku Merelakan?
12 Izinkan Aku Menikahinya
13 Kita Harus Sama-Sama Belajar
14 Inikah Yang Dinamakan Adil?
15 Bertukar Kamar
16 Selamat Menunaikan Tugasmu, Azzura.
17 Bukan Aku Kejam
18 Manusia Tidak Punya Hati
19 Kedatangan Dimas
20 Keluarga Toxic
21 Aku Sangat Mencintai Salma
22 Mereka Belum Tahu Siapa Mantan Suamiku
23 Pulang
24 Hanya Sebatas Belas Kasihan
25 Sebelas Dua Belas
26 Kopi Rasa Air Laut
27 Berbaik Hati Boleh, Tapi Sekadarnya Saja
28 Permintaan Terakhir Azzura Yang Terlalu Banyak
29 Penyesalan Askara
30 Takut Gagal Lagi
31 Seperti Dihipnotis
32 Kehadiranmu Merubah Segalanya
33 Berita Tidak Penting
34 Semoga Tuhan Mengampuni Semua Dosamu
35 Mantan Rasa Teman
36 Dia Calon Suamiku
37 Aku Ini Sedang Sakit, Sal?
38 Resmi Pacaran
39 Kebimbangan Salma
40 Pindah
41 Pamit
42 Menemui Afifah
43 Dua Wanita Yang Aku Cintai
44 Aku Cemburu
45 Tidak Ingin Membuka Luka Lama
46 Ayok Piknik! Biar Gak Panik!
47 Ingin Selalu Bersama
48 Gara-Gara Semut Merah
49 Mengkhawatirkan Salma
50 Afifah Yang Beranjak Remaja
51 Salma Yang Tegas
52 Kekhawatiran Askara dan Salma
53 Sudah Memiliki Anak Gadis
54 Baru Menyadari
55 Mirip Dengan Salma
56 Om Dimas Sakit?
57 Permintaan Afifah
58 Pacar Kecilku
59 Merasa Bersalah
60 Kenalan
61 Aku Mau Putus, Titik!
62 Mimpi Indah
63 Tidak Bisa Tidur
64 Kedatangan Vero
65 Kabar Bahagia Dari Askara dan Salma
66 Mendapat Lampu Hijau
67 Tidak Ingin Ada Perdebatan
68 Istrimu Bukan Seleraku Lagi
69 Vero Yang Kecewa
70 Keluarga Vero Yang Sebenarnya
71 Cedera Karena Jadian
72 Ibarat Kucing Dikasih Ikan Asin.
73 Kartumu Akan Terbuka!
74 Kita Sudah Putus
75 Kegundahan Afifah
76 Melepas Keberangkatan Dimas Ke London
77 Sama-Sama Memakai Cincin
78 My Little Girl
79 Kebahagiaan Salma dan Askara
80 Penerus Alfarizi Bertambah Satu
81 Selalu Merindukanmu
82 Putih Abu-Abu
83 Kejutan Di Pagi Hari
84 Hari Penuh Kejutan
85 Alasan Dimas
86 Mendapat Kado Dari Rafka
87 Izinkan Aku Tetap Mencintaimu
88 Kecurigaan Salma
89 Bolos Kuliah
90 Kedatangan Tamu Asing
91 Semakin Rumit
92 Aku Calon Mertuamu!
93 Resmi Dilamar
94 Afifah Yang Menggemaskan
95 Jangan Panggil Om Lagi
96 Kangen
97 Kedatangan Kania
98 Akhirnya SAH
99 Lebih Suka Memanggil Om
100 Sedang Merajuk
101 Mendahului Kami
102 Sama-Sama Gugup
103 Malam Penuh Perjuangan
104 Penggangu Di Pagi Hari
105 Ayah Mertua Yang Kepo
106 Masih Terasa Sakit
107 Dimas Yang Sedang Terpapar Virus
108 Kita Pulang Saja
109 Sentuhanmu Canduku
110 Yusuf Yang Semakin Sulit Diatur
111 Jangan Dengarkan Kata Orang
112 Siapa Sebenarnya Wanda?
113 Menyusul Dimas
114 Quality Time Bersama Ayah
115 Afifah Yang Berubah
116 Aku Hamil?
117 Suami Siaga
118 Kebahagiaan Dimas Dan Afifah
119 Ekstra Part 1
120 Ekstra Part 2
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Prolog
2
Haruskah Mengalah Lagi?
3
Aku Bukan Siapa-Siapa
4
Aku Tidak Mau Dimadu
5
Aku Bukan Pelakor
6
Aku Tidak Mau Bercerai Lagi
7
Cemburumu Terlalu Berlebihan
8
Mantan Lebih Utama
9
Saatnya Aku Pergi
10
Tutur Batin
11
Haruskan Aku Merelakan?
12
Izinkan Aku Menikahinya
13
Kita Harus Sama-Sama Belajar
14
Inikah Yang Dinamakan Adil?
15
Bertukar Kamar
16
Selamat Menunaikan Tugasmu, Azzura.
17
Bukan Aku Kejam
18
Manusia Tidak Punya Hati
19
Kedatangan Dimas
20
Keluarga Toxic
21
Aku Sangat Mencintai Salma
22
Mereka Belum Tahu Siapa Mantan Suamiku
23
Pulang
24
Hanya Sebatas Belas Kasihan
25
Sebelas Dua Belas
26
Kopi Rasa Air Laut
27
Berbaik Hati Boleh, Tapi Sekadarnya Saja
28
Permintaan Terakhir Azzura Yang Terlalu Banyak
29
Penyesalan Askara
30
Takut Gagal Lagi
31
Seperti Dihipnotis
32
Kehadiranmu Merubah Segalanya
33
Berita Tidak Penting
34
Semoga Tuhan Mengampuni Semua Dosamu
35
Mantan Rasa Teman
36
Dia Calon Suamiku
37
Aku Ini Sedang Sakit, Sal?
38
Resmi Pacaran
39
Kebimbangan Salma
40
Pindah
41
Pamit
42
Menemui Afifah
43
Dua Wanita Yang Aku Cintai
44
Aku Cemburu
45
Tidak Ingin Membuka Luka Lama
46
Ayok Piknik! Biar Gak Panik!
47
Ingin Selalu Bersama
48
Gara-Gara Semut Merah
49
Mengkhawatirkan Salma
50
Afifah Yang Beranjak Remaja
51
Salma Yang Tegas
52
Kekhawatiran Askara dan Salma
53
Sudah Memiliki Anak Gadis
54
Baru Menyadari
55
Mirip Dengan Salma
56
Om Dimas Sakit?
57
Permintaan Afifah
58
Pacar Kecilku
59
Merasa Bersalah
60
Kenalan
61
Aku Mau Putus, Titik!
62
Mimpi Indah
63
Tidak Bisa Tidur
64
Kedatangan Vero
65
Kabar Bahagia Dari Askara dan Salma
66
Mendapat Lampu Hijau
67
Tidak Ingin Ada Perdebatan
68
Istrimu Bukan Seleraku Lagi
69
Vero Yang Kecewa
70
Keluarga Vero Yang Sebenarnya
71
Cedera Karena Jadian
72
Ibarat Kucing Dikasih Ikan Asin.
73
Kartumu Akan Terbuka!
74
Kita Sudah Putus
75
Kegundahan Afifah
76
Melepas Keberangkatan Dimas Ke London
77
Sama-Sama Memakai Cincin
78
My Little Girl
79
Kebahagiaan Salma dan Askara
80
Penerus Alfarizi Bertambah Satu
81
Selalu Merindukanmu
82
Putih Abu-Abu
83
Kejutan Di Pagi Hari
84
Hari Penuh Kejutan
85
Alasan Dimas
86
Mendapat Kado Dari Rafka
87
Izinkan Aku Tetap Mencintaimu
88
Kecurigaan Salma
89
Bolos Kuliah
90
Kedatangan Tamu Asing
91
Semakin Rumit
92
Aku Calon Mertuamu!
93
Resmi Dilamar
94
Afifah Yang Menggemaskan
95
Jangan Panggil Om Lagi
96
Kangen
97
Kedatangan Kania
98
Akhirnya SAH
99
Lebih Suka Memanggil Om
100
Sedang Merajuk
101
Mendahului Kami
102
Sama-Sama Gugup
103
Malam Penuh Perjuangan
104
Penggangu Di Pagi Hari
105
Ayah Mertua Yang Kepo
106
Masih Terasa Sakit
107
Dimas Yang Sedang Terpapar Virus
108
Kita Pulang Saja
109
Sentuhanmu Canduku
110
Yusuf Yang Semakin Sulit Diatur
111
Jangan Dengarkan Kata Orang
112
Siapa Sebenarnya Wanda?
113
Menyusul Dimas
114
Quality Time Bersama Ayah
115
Afifah Yang Berubah
116
Aku Hamil?
117
Suami Siaga
118
Kebahagiaan Dimas Dan Afifah
119
Ekstra Part 1
120
Ekstra Part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!